Anda di halaman 1dari 13

KIMIA ORGANIK.

A. Senyawa hidrokarbon
Hidrokarbon adalah senyawa yang terdiri dari atom karbon (C) dan hidrogen (H).
Seluruh hidrokarbon memiliki rantai karbon dan atom-atom hidrogen yang berikatan dengan
rantai tersebut. Istilah tersebut digunakan juga sebagai pengertian dari hidrokarbon alifatik.
Senyawa hidrokarbon adalah senyawa yang terdiri atas hidrogen dan karbon.
Pembakaran sempurna senyawa hidrokarbon akan menghasilkan uap air (H2O) dan
karbondioksida (CO2) dan pembakaran tidak sempurna senyawa hidrokarbon akan
menghasilkan uap air (H2O), karbon dioksida (CO2), dan karbon monoksida (CO). Sumber
utama senyawa karbon adalah minyak bumi dan batu bara. Adanya uap air dapat dideteksi
dengan menggunakan kertas kobalt biru yang akan menjadi berwarna merah muda dengan
adanya air. Sedangkan adanya gas karbon dioksida dapat dideteksi dengan menggunakan air
barit (Ca(OH)2 atau Ba(OH)2) melalui reaksi:
CO2 (g) + Ca(OH)2 (aq)  CaCO3 (s) + H2O (l)
Senyawa karbon yang pertama kali disintesis adalah urea (dikenal sebagai senyawa
organik) oleh Friederick Wohler dengan memanaskan amonium sianat menjadi urea di
laboratorium.

Karbon organic Karbon anorganik

Di dalam strukturnya terdapat rantai atom Di dalam strukturnya tidak terdapat rantai
karbon. atom karbon.
Struktur molekulnya dari yang sederhana
Struktur molekulnya sederhana
sampai yang besar dan kompleks

Mempunyai isomer Tidak mempunyai isomer

Mempunyai ikatan kovalen Mempunyai ikatan ion

Titik didih/leleh rendah Titik didih/leleh tinggi

Umumnya tidak mudah larut dalam air Mudah larut dalam air
Kurang stabil terhadap pemanasan Lebih stabil terhadap pemanasan

Reaksi umumnya berlangsung lambat Reaksi berlangsung lebih cepat

KEKHASAN ATOM KARBON


Atom karbon memiliki empat elektron valensi dengan rumus Lewis yang ditunjukkan
di samping. Keempat elektron valensi tersebut dapat membentuk empat ikatan kovalen melalui
penggunaan bersama pasangan elektron dengan atom-atom lain. Atom karbon dapat berikatan
kovalen tunggal dengan empat atom hidrogen membentuk molekul metana (CH4). Selain
dapat berikatan dengan atom-atom lain, atom karbon dapat juga berikatan kovalen dengan
atom karbon lain, baik ikatan kovalen tunggal maupun rangkap dua dan tiga, seperti pada
etana, etena dan etuna (lihat pelajaran Tata Nama Senyawa Organik).
Kecenderungan atom karbon dapat berikatan dengan atom karbon lain memungkinkan
terbentuknya senyawa karbon dengan berbagai struktur (membentuk rantai panjang atau
siklik). Hal inilah yang menjadi ciri khas atom karbon. Jika satu atom hidrogen pada metana
(CH4) diganti oleh gugus –CH3 maka akan terbentuk etana (CH3–CH3). Jika atom hidrogen
pada etana diganti oleh gugus –CH3 maka akan terbentuk propana (CH3–CH2–CH3) dan
seterusnya hingga terbentuk senyawa karbon berantai atau siklik.

B. Penggolongan Senyawa Hidrokarbon


Berdasarkan jumlah atom karbon yang diikat oleh atom karbon lainnya
a. Atom C primer, adalah atom C yang diikat oleh 1 atom C yang lain.
b. Atom C sekunder, adalah atom C yang diikat oleh 2 atom C yang lain.
c. Atom C tersier, adalah atom C yang diikat oleh 3 atom C yang lain.
d. Atom C kuartener, adalah atom C yang diikat oleh 4 atom C yang lain.

keterangan:
nomor (1) : atom C primer
nomor (2) : atom C sekunder
nomor (3) : atom C tersier
nomor (4) : atom C kuartener

Berdasarkan kerangkanya :
a. Senyawa hidrokarbon rantai terbuka (alifatik), adalah senyawa hidrokarbon yang memiliki
rantai karbon terbuka, baik lurus, bercabang, berikatan Senyawa hidrokarbon rantai terbuka
(alifatik), adalah senyawa hidrokarbon yang memiliki rantai karbon terbuka, baik lurus,
bercabang, berikatan tunggal atau berikatan rangkap 2 atau rangkap 3.
b. Senyawa hidrokarbon rantai tertutup (asiklik), adalah senyawa hidrokarbon yang memiliki
rantai tertutup. Dibagi menjadi dua golongan, yaitu:
 Senyawa hidrokarbon asiklik, yaitu senyawa hidrokarbon dengan rantai tertutup yang
mengandung ikatan jenuh atau tidak jenuh. atau dapat ditulis.
 Senyawaa hidrokarbon aromatik, yaitu senyawa hidrokarbon dengan rantai tertutup yang
membentuk cincin benzena atau terdapat ikatan rangkap dan tunggal yang bergantian. atau
dapat ditulis.

Hidrokarbon berdasarkan klasifikasi tatanama organik terbagi atas :


1. Alkana
Alkana adalah hidrokarbon jenuh yang memiliki struktur paling sederhana.
Hidrokarbon ini seluruhnya terdiri dari ikatan tunggal dan terikat dengan hidrogen. Rumus
umum untuk hidrokarbon tersaturasi adalah CnH2n+2. Hidrokarbon jenuh merupakan komposisi
utama pada bahan bakar fosil dan ditemukan dalam bentuk rantai lurus maupun bercabang.
Hidrokarbon dengan rumus molekul sama tapi rumus strukturnya berbeda dinamakan isomer
struktur.
a. Sifat-sifat Umum Alkana
1. Hidrokarbon jenuh (tidak ada ikatan atom C rangkap sehingga jumlah atom H nya
maksimal)
2. Disebut golongan parafin karena affinitas kecil (sedikit gaya gabung)
3. Sukar bereaksi
4. Bentuk Alkana dengan rantai C1 – C4 pada suhu kamar adalah gas, C4 – C17 pada suhu
adalah cair dan > C18 pada suhu kamar adalah padat
5. Titik didih makin tinggi bila unsur C nya bertambah…dan bila jumlah atom C sama maka
yang bercabang mempunyai titik didih yang lebih rendah
6. Sifat kelarutan : mudah larut dalam pelarut non polar
7. Massa jenisnya naik seiring dengan penambahan jumlah unsur C
8. Merupakan sumber utama gas alam dan petrolium (minyak bumi)

b. Sifat Fisis Alkana


Pada suhu biasa, metana, etana, propana, dan butana berwujud gas; pentena sampai
heptadekana (C17H36) berwujud cair; sedangan oktadekana (C18H38) dan seterusnya
berwujud padat. Alkana tidak larut dalam air. Pelarut yang baik untuk alkana yaitu benzena,
karbontetraklorida, dan alkana lainnya.
Semakin banyak atom C yang dikandungnya (semakin besar nilai Mr), maka:
1. titik didih dan titik lelehnya semakin tinggi (alkana yang tidak bercabang titik didihnya lebih
tinggi; makin banyak cabang, titik didihnya semakin rendah).
2. kerapatannya makin besar
3. viskositas alkana makin naik.
4. volatilitas alkana makin berkurang

c. Sifat Kimia Alkana


Pada dasarnya, reaksi kimia melibatkan pemutusan dan pembentukkan ikatan kimia
zat-zat dalam reaksi. Untuk alkana ada dua hal yang menentukan sifat kimianya, yaitu:
- Alkana memiliki 2 jenis ikatan kimia, yakni ikatan C-C dan C-H . katan C-C dan C-H
tergolong kuat karena untuk memutuskan kedua ikatan tersebut diperlukan energi
masingmasing sebesar 347 kJ/mol untuk C-C dan 413 kJ/mol untuk H-H. Energi tersebut dapat
diperoleh dari panas seperti dari pemantik api pada pembakaran elpiji di atas.
- Alkana memiliki ikatan C-C yang bersifat non polar dan C-H yang dapat dianggap non polar
karena beda keelektronegatifanny yang kecil. Ini yang menyebabkan alkana dapat bereaksi
dengan pereaksi non polar seperti oksigen dan halogen.Sebaliknya, alkana sulit bereaksi dengn
perekasi polar/ionik seperti asam kuat , basa kuat dan oksidator permanganat.
Reaksi alkana dengan oksigen diatas merupakan salah satu dari tiga reaksi alkana akan
dibahas di sini, yakni:
1. Pembakaran Alkana
2. Perengkahan ( Reaksi Eliminasi ) Alkana
3. Reaksi Substitusi Alkana oleh Halogen

Deret Homolog Alkana


Deret homolog adalah suatu golongan/kelompok senyawa karbon dengan rumus umum
yang sama, mempunyai sifat yang mirip dan antar suku-suku berturutannya mempunyai beda
CH2atau dengan kata lain merupakan rantai terbuka tanpa cabang atau dengan cabang yang
nomor cabangnya sama.
Sifat-sifat deret homolog alkana :
o Mempunyai sifat kimia yang mirip
o Mempunyai rumus umum yang sama
o Perbedaan Mr antara 2 suku berturutannya sebesar 14
o Makin panjang rantai karbon, makin tinggi titik didihnya
2. Alkena
Alkena merupakan salah satu hidrokarbon tak jenuh namun cukup reaktif. Gugus fungsi
alkena yang terpenting adalah adanya ikatan rangkap dua (C=C)
1) Sifat-sifat Umum Alkena
 Hidrokarbon tak jenuh ikatan rangkap dua
 Alkena disebut juga olefin (pembentuk minyak)
 Sifat fisiologis lebih aktif (sbg obat tidur –> 2-metil-2-butena)
 Sifat sama dengan Alkana, tapi lebih reaktif
 Sifat-sifat : gas tak berwarna, dapat dibakar, bau yang khas, eksplosif dalam udara (pada
konsentrasi 3 – 34 %)
 Terdapat dalam gas batu bara biasa pada proses “cracking”
2) Sifat Fisika Alkena
Alkena mempunyai sifat tidak larut dalam air, massa jenis lebih kecil dari satu, dan titik
didih bertambah tinggi dengan meningkatnya jumlah atom C. Perhatikan tabel titik didih dan
massa jenis alkana berikut ini.
Alkena memiliki sifat fisika yang sama dengan alkana. Perbedaannya yaitu, alkena
sedikit larut dalam air. Hal ini disebabkan oleh adanya ikatan rangkap yang membentuk ikatan
π. Ikatan π tersebut akan ditarik oleh hidrogen dari air yang bermuatan positif sebagian.
3) Sifat kimia Alkena
Ikatan rangkap yang dimiliki alkena merupakan ciri khas dari alkena yang disebut
gugus fungsi. Reaksi terjadi pada alkena dapat terjadi pada ikatan rangkap dapat pula terjadi
diluar ikatan rangkap. Reaksi yang terjadi pada ikatan rangkap disebut reaksi adisi yang
ditandai dengan putusnya ikatan rangkap (ikatan π) membentuk ikatan tunggal (ikatan α)
dengan atom atau gugus tertentu. Selain sifat-sifat tersebut dapat mengalami reaksi
polimerisasi dan alkena juga dapat bereaksi dengan oksigen membentuk korbondioksida dan
uap air apabila jumlah oksigen melimpah, apabila jumlah oksigen tidak mencukupi maka
terbentuk karbonmonooksida dan uap air.

Deret Homolog Alkena


Pemberian nama alkena sesuai dengan pemberian nama alkane hanya mengganti
akhiran –ana dengan –ena. Deret homolog senyawa alkena dapat dilihat di bawah ini.
No. Rumus Nama
1. C2H4 Etena
2. C3H6 Propena
3. C4H8 Butena
4. C5H10 Pentena
5. C6H12 Heksena
6. C7H14 Heptena
7. C8H16 Oktena
8. C9H18 Nonena
9. C10H20 Dekena

3. Alkuna
Alkuna merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh dengan ikatan rangkap tiga (-C≡C-
). Memiliki sifat yang sama dengan alkena namun lebih reaktif. Dan memiliki rumus CnH2n-
2.
a. Ciri – ciri Alkuna
1. Hidrokarbon tak jenuh mempunyai ikatan rangkap tiga
2. Sifat-sifatnya menyerupai alkena, tetapi lebih reaktif
3. Pembuatan : CaC2 + H2O → C2H2 + Ca(OH)2
4. Sifat-sifat :
- Suatu senyawaan endoterm, maka mudah meledak
- Suatu gas, tak berwarna, baunya khas
b. Sifat Fisika Alkuna
Sifat fisik alkuna mirip dengan sifat-sifat alkana maupun alkena, Berdasarkan titik
didihnya, tiga senyawa alkuna terpendek berwujud gas. Alkuna sangat sukar larut dalam air
tetapi larut di dalam pelarut organik seperti karbontetraklorida. Massa jenis alkuna sama
seperti alkana dan alkena lebih dari air. Titik didih alkuna mirip dengan alkana dan alkena.
Semakin bertambah jumlah atom C harga Mr makin besar maka titik didihnya makin tinggi.
c. Sifat Kimia Alkuna
 Adanya ikatan rangkap tiga yang dimiliki alkuna memungkinkan terjadinya reaksi adisi,
polimerisasi, substitusi dan pembakaran.
 reaksi adisi pada alkuna.
 Reaksi alkuna dengan halogen (halogenisasi)
 Perhatikan reaksi di atas, reaksi pada tahap 2 berlaku aturan markonikov.
 Reaksi alkuna dengan hidrogen halida
 Reaksi di atas mengikuti aturan markonikov, tetapi jika pada reaksi alkena dan alkuna
ditambahkan peroksida maka akan berlaku aturan antimarkonikov. Perhatikan reaksi berikut:
 Reaksi alkuna dengan hidrogen
 Polimerisasi alkuna
 Substitusi alkuna Substitusi (pengantian) pada alkuna dilakukan dengan menggantikan satu
atom H yang terikat pada C=C di ujung rantai dengan atom lain.
 Pembakaran alkuna Pembakaran alkuna (reaksi alkuna dengan oksigen) akan menghasilkan
CO2 dan H2O.
 2CH=CH + 5 O2  4CO2 + 2H2O

Deret Homolog Alkuna


Asetilena adalah induk deret homolog alkuna, maka deret ini juga disebut deret
asetilena.

Atom C Rumus Molekul Nama


1 - -
2 C2H2 Etuna
3 C3H4 Propuna
4 C4H6 Butuna
5 C5H8 Pentuna
6 C6H10 Heksuna
7 C7H12 Heptuna
8 C8H14 Oktuna
9 C9H16 Nonuna
10 C10H18 Dekuna

C. Tata Nama Senyawa


1. Tata Nama Alkana
Tata nama semua senyawa organik terbagi menjadi tata nama sistematik dan tata
nama umum. Tata nama sistematik diatur oleh badan internasional IUPAC (International
Union of Pure and Applied Chemistry). Sedangkan nama umum pemakaiannya sangat
terbatas, karena hanya digunakan untuk senyawa-senyawa dengan rumus molekul sederhana
atau senyawa-senyawa tertentu saja.
Nama yang diberikan pada suatu senyawa organik harus memberikan gambaran yang
jelas mengenai rumus strukturnya demikian pula sebaliknya dari struktur yang ada nama suatu
senyawa organik dapat ditentukan.
Aturan-aturan pemberian nama sistematik alkana bercabang menurut IUPAC
1) Alkana tak bercabang pemberian nama sistematik sesuai gambar di atas
sedangkan untuk nama umum ditambah n (normal) untuk alkana yang tidak
bercabang.
CH3–CH2–CH2–CH3 n-butana
2) Untuk alkana yang rantainya bercabang, rantai utamanya adalah rantai dengan
jumlah atom C terpanjang. Gugus yang terikat pada rantai utama
disebut substituen. Susstituen yang diturunkan dari suatu alkana dengan
mengurangi satu atom H disebut gugus alkil. Gugus alkil memiliki rumus umum -
CnH2n+1 dan dilambangkan dengan –R. Pemberian nama gugus alkil sesuai dengan
nama alkana, tetapi mengganti akhiran -ana pada alkana asalnya dengan akhiran –
il. Nama dan rumus beberapa gugus alkil dapat dilihat pada ( gambar 1)
3) Rantai terpanjang nomori dari ujung yang paling dekat dengan substituen sehingga
rantai cabang memberikan nomor yang sekecil mungkin. Pada pemberian nama,
hanya nomor atom karbon rantai utama yang mengikat substituen dituliskan
kemudian diikuti nama susbstituen. (gambar 2)
4) Jika terdapat lebih dari satu subtituen yang sama, maka nomor masing-masing atom
karbon rantai utama yang mengikat substituen semuanya harus dituliskan. Jumlah
substituen ditunjukan dengan awalan di, tri, tetra, penta, heksa dan seterusnya, yang
berturut-turut menyatakan jumlah substituen sebanyak dua, tiga, empat, lima dan
seterusnya. Penomoran tetap dimulai dari ujung yang paling dekat dengan substituen.
(gambar 3)
5) Jika terdapat dua atau lebih sustituen yang berbeda, maka dalam penulisan nama
disusun berdasarkan urutan abjad huruf pertama dari nama substituen. Penomoran
rantai utama dimulai dari ujung rantai yang nama substituen berdasarkan urutan abjad
lebih awal. awalan di, tri, tetra, penta, heksa dan seterusnya tidak perlu diperhatikan
dalam penentuan urutan abjad.
6) Awalan-awalan sek-, ters- yang diikuti tanda hubung tidak perlu diperhatikan dalam
penentuan urutan abjad. Sedangkan awalan iso dan neo tidak perlu dipisahkan
dengan tanda hubung dan diperhatikan dalam penentuan urutan abjad. Awalam iso
menunjukan adanya gugus –CH(CH3)2 dan awalan neo- menunjukan adanya gugus
–C(CH3)3.

2. Tata Nama Alkena


Pemberian nama untuk senyawa-senyawa alkena berdasarkan sistem IUPAC
mirip pemberian nama pada alkana.Rantai utama alkena merupakan rantai
dengan jumlah atom C terpanjang yang melewati gugus ikatan rangkap dan
atom C yang mengandung ikatan rangkap ditunjukan dengan nomor.
Ikatan rangkap yang dinomori diusahakan memperoleh nomor serendah
mungkin. Pemberian nama pada alkena yaitu mengganti akhiran –ana pada alkana
dengan akhiran –ena dengan jumlah atom C sama dengan alkana. Pemberian nama
untuk alkena bercabang seperti pemberian nama pada alkana.
Alkena-alkena suku rendah nama umum lebih sering digunakan dibanding nama
sistematik. Misalnya :
3. Tatanama Alkuna
Sistem IUPAC
1. Pemberian nama pada alkuna menyerupai tata nama elkana yakni mengganti
akhiran –ana pada alkana terkait dengan akhiran –una.
2. Rantai atom karbon terpanjang adalah rantai atom karbon yang mengandung
ikatan ganda tiga
3. Penomoran dimulai dari salah satu ujung rantai yang memungkinkan ikatan ganda
tiga mempunyai nomor serendah mungkin.
4. Pada penulisan nama, atom C yang mengandung atom ikatan ganda tiga
ditunjukan dengan nomor.
Contoh :
4. Nama Umum
Nama umum digunakan untuk alkuna-alkuna sederhana. Dalam pemberian
nama umum alkuna dianggap sebagai turunan asetilena (C2H2) yang satu atom
hidrogennya diganti oleh gugus akil.
Contoh:
D. Penggunaan Hidrokarbon Dalam Kehidupan
1) Alkana
a) Gas Alam
Hampir 80 % gas alam tersusun dari senyawa alkana yaitu metana (rumus CH4) dan
20% sisanya terdiri dari senyawa alkana lainnya seperti etana, propana, dan juga butana. Gas
alam yang diolah dan dikemas dalam tabung bisa menjadi bahan bakar alternatif selain minyak
bumi. Gas alam yang ditaruh pada suhu minus 160 derajat akan berubah wujud menjadi
cair yang kita kenal dengan Liquified Petroleum Gas (populer dengan nama elpiji). Dalam
bentuk inilah gas alam terasa sekali kegunaanya di kehidupan sehari-hari, mulai dari memasak,
las, bahan bakar kendaraan (BBG), dan lain – lain.
b) Metil Klorida atau Monoklor Metana (CH3Cl)
Seiring dengan kesadaran banyak pihak tentang penggunaan gas freon yang sudah tidak
ramah lingkungan lagi, muncul yang namanya Metil Klorida. Senyawa yang dihasilkan dari
reaksi subtitusi alkana dengan gas klor ini banyak digunakan sebagai pada pendingan kulkas.
Zat ini lebih ramah lingkungan karena tidak merusak ozon.
c) Kloroform (CHCl3)
Kegunaan senyawa alakan berikutnya adalah kloroform. Kloroform merupakan hasil
reaksi subtitusi metana dengan gas klor berlebih. Zat ini berupa cairan yang sering digunakan
sebagai agen anastetik atau pemati rasa atau lebih dikenal dengan nama obat bius. Dalam dunia
medis zat ini sangat penting guna membantu mengurangi rasa sakit saat operasi. Tidak hanya
itu, kloroform pada suhu kamar punya wujud cair sering digunakan sebagai bahan pelarut
organik.
d) Karbon Tetraklorida
Di dalam tabung pemadam kebakaran ada salah satu senyawa alkana yaitu Karbon
Tetraklorida namanya. Zat ini ampuh untuk memadamkan api dengan cepat. Sama dengan
kloroform, zat ini juga bisa dimanfaatkan sebagai pelarut nonorganik.
e) Minyak Tanah
Hampir semua produk olahan minyak bumi tersusun dari senyawa alkana. Salah
satunya yang sering kita manfaatkan adalah minyak tanah. Walaupun sekarang sudah jarang
yang memakai tapi sobat tidak bisa mengelak kalau dulu minyak yang satu ini sangat berguna.
Minyak tanah berasal dari minyak bumi yang difraksinasi sehingga menghasilkan berbagai
produk salah satunya minyak tanah.
f) Butana

Berguna sebagai bahan bakar kendaraan dan bahan baku karet sintesis.

g) Oktana

Komponen utama bahan bakar kendaraan bermotor, yaitu bensin.

2) Alkena
- Etena; digunakan sebagai bahan baku pembuatan plastik polietena
- (PE).Propena, digunakan untuk membuat plastik Beberapa kegunaan monomer dan polimer,
yaitu polimer untuk membuat serat sintesis dan peralatan memasak.
- Dapat digunakan sebagai obat bius (dicampur dengan O2)
- Untuk memasakkan buah-buahan
- Sintesis zat lain (gas alam, minyak bumi, etanol)

3) Alkuna
 Etuna (asetilena) yang sehari-hari dikenal sebagai gas karbit dihasilkan dari batu karbit yang
dengan air :
CaC2 +2H2O→Ca(OH)2 +C2H2
 untuk penerangan
 Sintesis senyawa lain.

E. ISOMER SENYAWA HIDROKARBON


Isomer Alkana, Alkena dan Alkuna
Kita sering menjumpai suatu senyawa kimia yang memiliki rumus kimia/ molekul sama
tetapi memiliki rumus struktur molekul berbeda. Hal ini disebabkan karena pada suatu
senyawa tertentu terjadi proses isomerisasi. Ismerisasi merupakan peristiwa terjadi ketika dua
senyawa atau lebih memiliki rumus molekul sama tetapi memiliki struktur ikatan berbeda.
Senyawa-senyawa yang memiliki rumus molekul sama tetapi memiliki struktur ikatan beda
disebut isomer. Adapun jenis-jenis isomer yang terjadi pada senyawa-senyawa kimia meliputi
isomer Struktur (kerangka, posisi dan fungsional) dan geometri (cis dan trans).
1. Isomer Alkana

Struktur alkana dapat berupa rantai lurus atau rantai bercabang. Alkana yang
mengandung tiga atom karbon atau kurang tidak mempunyai isomer seperti CH4, C2H6 dan
C3H8 karena hanya memiliki satu cara untuk menata atom-atom dalam struktur ikatannya
sehingga memilki rumus molekul dan rumus struktur molekul sama. Perhatikan gambar di
bawah ini:
Dalam senyawa alkana juga ada yang rumus molekulnya sama, tetapi rumus struktur
molekulnya berbeda. Mulai dari alkana dengan rumus molekul C4H10 mempunyai dua
kemungkina struktur ikatan untuk menata atom-atom karbonnya seperti di bawah ini:
Untuk senyawa-senyawa tersebut disebut isomer. Oleh karena perbedaan hanya pada
kerangka struktur maka isomernya disebutisomer kerangka.
Untuk pentana (C5H12) memiliki tiga kemungkinan struktur ikatan untuk menata atom-
atom karbonnya yaitu:
Kita dapat menyimpulkan dari 2 contoh di atas bahwa semakin bertambah jumlah atom
C pada rumus molekul suatu alkana maka semakin banyak isomernya seperti yang tertera
ditabel bawah ini:
Jumlah atom C C4 C5 C6 C7 C8 C9 C10
Rumus molekul C4H10 C5H12 C6H14 C7H16 C8H18 C9H20 C10H22
Jumlah isomer 2 3 5 9 18 35 75

2. Isomer Alkena
Pada senyawa alkena, keisomeran dimulai dari senyawa dengan rumus kimia
C4H8 sama seperti senyawa alkana. Jenis isomer yang dapat terjadi pada senyawa alkena yaitu
isomer struktur dan isomer geometri.
a. Isomer Struktur
1. Isomer Kerangka/ Rantai
2. Isomer posisi
Isomer posisi adalah isomer yang memiliki perbedaan posisi ikatan rangkap karbon-
karbon dalam molekul yang sama.

b. Isomer geometri
Ikatan rangkap dua karbon-karbon pada alkena tidak dapat memutar (melintir) sebab
jika diputar akan memutuskan ikatan rangkap, tentunya memerlukan energi cukup besar
sehingga mengakibatkan ketegaran diantara ikatan rangkap tersebut. Akibat dari ketegaran,
ikatan rangkap menimbulkan isomer tertentu pada alkena. Pada contoh berikut, ada dua isomer
untuk 2-butena (CH3CH=CHCH3), yaitu cis-2-butena dan trans-2-butena.

c. Isomer Fungsional
Isomer fungsional pada alkena dimulai dari propena (C3H6)
3. Isomer Alkuna
Pada senyawa alkuna, keisomeran dimulai dari senyawa butuna dengan rumus kimia
(C4H6) memiliki jenis isomer yaitu isomer struktur. Pada pembahasan berikut akan dijelaskan
mengenai isomer struktur senyawa alkuna. Perhatikan dua isomer yang dimiliki butuna (C4H6)
a. Isomer Posisi
Pada pentuna C5H8 memiliki 3 isomer seperti di bawah ini:

b. Isomer kerangka/ rantai


c. Isomer Fungsi

Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling sederhana.


Dari namanya, senyawa hidrokarbon adalah senyawa karbon yang hanya tersusun dari
atom hydrogen dan atom karbon. Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita temui
senyawa hidrokarbon, misalnya minyak tanah, bensin, gas alam, plastik dan lain-lain. Sampai
saat ini telah dikenal lebih dari 2 juta senyawa hidrokarbon. Untuk mempermudah mempelajari
senyawa hidrokarbon yang begitu banyak, para ahli mengolongkan hidrokarbon berdasarkan
susunan atom-atom karbon dalam molekulnya.
Hidrokarbon pada kehidupan sehari-hari sangatlah penting dan memiliki
kegunaan yang tidak dapat digantkan oleh senyawa lain dalam penggunaan sehari-hari
dalam bidang sandang, pangan serta papan. Dalam penggunaannya pun memiliki peran
tersendiri dalam kegunaannya sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai