Anda di halaman 1dari 28

Laporan Praktikum Kimia Organik II

Alkana, Alkena, dan Alkuna

A. Judul Percobaan:
Alkana, Alkena, dan Alkuna
B. Hari/tanggal Percobaan:
Senin, 04 Maret 2019, 07.30 WIB
C. Hari/tanggal Selesai Percobaan:
Senin, 04 Maret 2019, 12.00 WIB
D. Tujuan Percobaan:
1. Membedakan jenis reaksi yang terjadi pada alkana, alkena, dan alkuna
2. Mengetahui sifat alkana dan alkuna yang dapat di bakar
E. Dasar Teori
Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa organik yang paling
sederhana, yang hanya mengandung dua unsur yaitu karbon dan hidrogen.
Misalnya metana (CH4) dan etilena (CH2=CH2) (Fessenden & Fessenden,
1986).
Berdasarkan jumlah atom C lain yang terikat pada satu atom C dalam
rantai karbon, maka atom C dibedakan menjadi:
1. Atom C primer, yaitu atom C yang mengikat satu atom C yang lain.
2. Atom C sekunder, yaitu atom C yang mengikat dua atom C yang lain.
3. Atom C tersier, yaitu atom C yang mengikat tiga atom C yang lain.
4. Atom C kwartener, yaitu atom C yang mengikat empat atom C yang lain.
Berdasarkan bentuk rantai karbonnya, dibedakan menjadi 3:
1. Hidrokarbon alifatik: senyawa hidrokarbon dengan rantai lurus/ terbuka
yang jenuh (ikatan tunggal/alkana) maupun tidak jenuh (ikatan rangkap/
alkena dan alkuna).
2. Hidrokarbon alisiklik: senyawa hidrokarbon dengan rantai melingkar/
tertutup (cincin).
3. Hidrokarbon aromatik: senyawa hidrokarbon dengan rantai melingkar
(cincin) yang mempunyai ikatan antar atom C tunggal dan rangkap secara
selang-seling/ bergantian (konjugasi).
Berdasarkan ikatan yang ada dalam rantai C-nya, senyawa hidrokarbon
alifatik dibedakan menjadi 3:

1
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkana, Alkena, dan Alkuna

1. Alkana
a. Pengertian
Hidrokarbon yang paling sederhana adalah alkana, yaitu
hidrokarbon yang hanya mengandung ikatan kovalen tunggal
(Wilbraham, 1992). Alkana merupakan senyawa hidrokarbon jenuh
atau hidrokarbon alifatik jenuh. Hidrokarbon adalah senyawa organik
yang molekulnya tersusun dari unsur karbon dan hidrogen. Alifatik
artinya ujung rantai tidak saling bertemu sedangkan jenuh artinya
semua ikatan karbon-karbon adalah ikatan tunggal. Alkana yang paling
sederhana adalah metana yang memiliki satu atom C dengan rumus
kimia CH4 (Hart dkk, 2003).
Alkana termasuk senyawa alifatik dengan kata lain alkana
adalah sebuah rantai karbon panjang dengan ikatan-ikatan tunggal
yang sukar bereaksi dengan senyawa-senyawa lain. Rumus umum
alkana adalah CnH2n+2, alkana yang paling sederhana adalah metana
dengan rumus CH4 atau paraffin (Oxtoby dkk, 2001).
Sebagai hidrokarbon jenuh, semua atom karbon dalam alkana
mempunyai empat ikatan tunggal dan tidak ada pasangan elektron
bebas. Semua elektron terikat kuat oleh kedua atom. Akibatnya,
senyawa ini cukup stabil dan disebut juga parafin yang berarti kurang
reaktif. Alkana memiliki rantai lurus berarti dari tiap atom karbon dari
alkana akan terikat pada tidak lebih dari dua atom karbon lain. Suatu
rantai cabang alkana mengandung paling sedikit sebuah atom karbon
yang terikat pada tiga atau lebih atom karbon lain (Fessenden &
Fessenden, 1986).
b. Tata Nama Alkana
1) Nama alkana didasarkan pada rantai C terpanjang sebagai rantai
utama. Apabila ada dua atau lebih rantai yang terpanjang maka
dipilih yang jumlah cabangnya terbanyak
2) Cabang merupakan rantai C yang terikat pada rantai utama,
didepan nama alkana dituliskan nomor dan nama cabang. Nama

2
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkana, Alkena, dan Alkuna

cabang sesuai dengan nama alkana dengan mengganti akhiran dari


-ana menjadi berakhiran -il (alkil)
3) Jika terdapat beberapa cabang yang sama, maka nama cabang yang
jumlah C-nya sama disebutkan sekali tetapi dilengkapi dengan
awalan yang menyatakan jumlah seluruh cabang tersebut. Nomor
atom C tempat cabang terikat harus dituliskan sebanyak cabang
yang ad, yaitu di untuk dua, tri untuk tiga dan seterusnya.
4) Untuk cabang yang jumlahnya berbeda diurutkan sesuai dengan
urutan abjad, contohnya etil terlebih dahulu kemudian metil.
5) Nomor cabang dihitung mulai dari ujung rantai utama yang
terdekat dengan cabang, contoh senyawa alkana:
CH3 CH2 CH CH2 CH2 CH CH3

CH3 CH C2H5

CH3

Gambar 1. Struktur 3-etil-2,6-dimetiloktana


c. Sifat-sifat Alkana
1) Sifat Fisika
a) Alkana adalah senyawa nonpolar, dengan gaya antar
molekulnya adalah gaya Van Der Waals sehingga titik lebur
dan titik didih alkana lebih rendah dari senyawa polar
dengan berat molekul sama.
b) Pada suhu kamar alkana dengan 1-4 atom karbon (metana,
etana, propana, dan butana) berwujud gas, 5-17 atom
karbon berwujud cair, dan alkana dengan atom karbon lebih
dari 17 berwujud padat.
c) Alkana tidak larut dalam air, akan tetapi larut dalam pelarut
nonpolar. Semua alkana merupakan senyawa nonpolar
sehingga sukar larut dalam air. Pelarut yang baik untuk
alkana adalah pelarut nonpolar, misalnya eter. Jika alkana
bercampur dengan air, lapisan alkana berada di atas, sebab
massa jenisnya lebih kecil daripada massa jenis air.

3
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkana, Alkena, dan Alkuna

d) Semakin banyak jumlah atom C, titik didih semakin tinggi.


Untuk alkana yang berisomer (jumlah atom C sama banyak),
semakin banyak cabang, titik didih semakin kecil
(Riswiyantoro, 2009).
2) Sifat Kimia
a) Alkana dan sikloalkana tidak reaktif, cukup stabil apabila
dibandingkan dengan senyawa organik lainnya. Alkana
kurang reaktif dan disebut juga paraffin.
b) Alkana umumnya sukar bereaksi dengan senyawa lain.
c) Alkana dapat dibakar sempurna menghasilkan CO2 dan H2O
(uap air) yang menghasilkan pembakaran sempurna dengan
nyala api berwarna biru.
d) Jika alkana direaksikan dengan unsur-unsur halogen (F 2, Cl2,
Br2, I2), atom-atom H pada alkana akan digantikan oleh
atom-atom halogen (Riswiyantoro, 2009).
d. Reaksi-reaksi Alkana
1) Reaksi dengan oksigen (reaksi pembakaran)
Semua alkana dapat bereaksi dengan oksigen pada reaksi
pembakaran, meskipun pada alkana-alkana suku tinggi reaksi akan
semakin sulit untuk dilakukan seiring dengan jumlah atom karbon
yang bertambah. Contohnya pada propana:
CH3 CH2 CH3 (g) + 5O2(g) → 3CO2(g) + 4 H2O(g)
2) Reaksi dengan halogen (Substitusi)
Halogenasi biasanya menggunakan klor dan brom sehingga
disebut juga klorinasi dan brominasi. Halogen lain, fluor bereaksi
secara eksplosif dengan senyawa organik sedangkan iodium tak
cukup reaktif untuk dapat bereaksi dengan alkana.
3) Sulfonasi Alkana
Sulfonasi merupakan reaksi antara suatu senyawa dengan
asam sulfat. Reaksi antara alkana dengan asam sulfat berasap
(oleum) menghasilkan asam alkana sulfonat. dalam reaksi terjadi
pergantian satu atom H oleh gugus –SO3H.

4
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkana, Alkena, dan Alkuna

4) Nitrasi
Reaksi nitrasi analog dengan sulfonasi, berjalan dengan
mudah jika terdapat karbon tertier, jika alkananya rantai lurus
reaksinya sangat lambat.
5) Cracking
Proses pirolisis atau cracking adalah proses pemecahan
alkana dengan jalan pemanasan pada temperatur tinggi, sekitar
10000 C tanpa oksigen, akan dihasilkan alkana dengan rantai
karbon lebih pendek.
e. Kegunaan Alkana
1) Bahan bakar
2) Pelarut
3) Sumber hidrogen
4) Pelumas
5) Bahan baku untuk senyawa organik lain
6) Bahan baku industri
2. Alkena
a. Pengertian
Alkena atau olefin dalam kimia organik adalah hidrokarbon tak
jenuh dengan sebuah ikatan rangkap dua antara atom karbon. Alkena
asiklik yang paling sederhana, yang membentuk satu ikatan rangkap
dan tidak berikatan dengan gugus fungsional manapun, maka akan
membentuk suatu kelompok hidrokarbon (Hart dkk, 2003).
Alkena memilki rumus umum CnH 2n, alkena yang paling
sederhana adalah etena atau etilena (C2H4). Senyawa aromatik
seringkali juga digambarkan seperti alkena siklik, tapi struktur dan
ciri-ciri mereka berbeda sehingga tidak dianggap sebagai alkena (Hart
dkk, 2003).
Alkena mempunyai rumus umum CnH2n. Alkena dan
sikloalkena merupakan hidrokarbon yang memiliki satu atau lebih
ikatan rangkap dua karbon-karbon. Senyawa itu dikatakan tidak jenuh
karena tidak mempunyai jumlah maksimum atom yang sebetulnya

5
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkana, Alkena, dan Alkuna

dapat ditampung oleh setiap karbon. Alkena seringkali disebut olefin,


suatu istilah lama yang diturunkan dari kenyataan bahwa klor
mengadisi pada etilena yang berbentuk gas (C2H4) membentuk hasil
yang menyerupai minyak (Pine dkk, 1988).
b. Tata Nama Alkena
1) Senyawa induk atau rantai utama diambil rantai lurus atom
karbon terpanjang yang mengandung ikatan rangkap.
2) Akhiran –ana dari nama hidrokarbon alkana padanannya
digantikan dengan akhiran –ena.
3) Posisi ikatan rangkap dinyatakan oleh nomer rendah dari atom
karbon, dimana ikatan itu terletak. Nomor yang menyatakan
posisi ini diletakkan di depan nama senyawaan induknya. Gugus
alkil yang terletak ke senyawaan induk ditandai seperti yang
dilakukan pada hidrokarbon alkana.
4) Jika suatu isomer geometric akan ditandai, nama itu dimulai
dengan cis atau trans (Keenan, 1984).
c. Sifat-sifat Alkena
1) Sifat Fisis
Tabel 1. Sifat fisika alkena
Rumus Sifat Fisika
Senyawa Mr
Molekul Titik didih Wujud
Etena C2H4 28 -103 Gas
Propena C3H6 42 -48 Gas
1-butena C4H8 56 -6 Gas
1-pentena C5H10 70 30 Cair
1-heksena C6H12 84 64 Cair
1-heptena C7H14 98 93 Cair
1-oktena C8H16 112 122 Cair
1-nonena C9H18 126 146 Cair
1-dekena C10H20 171 171 Cair
(Justiana, 2009).
a) Pada suhu kamar, tiga suku yang pertama adalah gas, suku-
suku berikutnya adalah cair dan suku-suku tinggi berbentuk
padat. Jika cairan alkena dicampur dengan air maka kedua
cairan itu akan membentuk lapisan yang saling tidak

6
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkana, Alkena, dan Alkuna

bercampur. Karena kerapatan cairan alkena lebih kecil dari


1 maka cairan alkena berada di atas lapisan air.
b) Sifat fisika alkena berhubungan erat dengan sifat alkana
yang bersesuaian. Alkena berbobot molekul rendah yang
penting dalam industri petrokimia berupa gas. Alkena yang
paling umum terdapat dalam laboratorium kimia berupa zat
cair yang berbau menyengat.
c) Dapat terbakar dengan nyala yang berjelaga karena kadar
karbon alkena lebih tinggi daripada alkana yang jumlah
atom karbonnya sama.
2) Sifat Kimia
a) Alkena jauh lebih reaktif daripada alkana karena adanya
ikatan rangkap. Reaksi alkena terutama terjadi pada ikatan
rangkap tersebut (Riswiyantoro, 2009).
d. Reaksi-reaksi Alkena
1) Reaksi Adisi (penambahan atau penjenuhan)
Reaksi adisi, yaitu pengubahan ikatan rangkap menjadi ikatan
tunggal dengan cara mengikat atom lain. Zat-zat yang dapat
mengadisi alkena adalah gas hidrogen, halogen, dan asam halida.
2) Reaksi Pembakaran (oksidasi dengan oksigen)
Pembakaran sempurna alkena akan menghasilkan gas CO 2
dan H2O.
HC CH (g) + 5O2(g) → 3CO2(g) + 4 H2O(g)
Pembakaran tidak sempurna alkena akan menghasilkan CO
atau kadang-kadang menghasilkan karbon dalam bentuk arang
atau jelaga dan H2O.
HC CH (g) + O2(g) → CO(g) + C(s) + H2O(g)

3) Reaksi Polimerisasi
Reaksi polimerisasi adalah reaksi penggabungan molekul
molekul sederhana (monomer) menjadi molekul besar (polimer).
Contoh: Polimerisasi etena menjadi polietena:

7
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkana, Alkena, dan Alkuna

nCH2=CH2 → –CH2–CH2– → [–CH2–CH2–]n (Fessenden &


Fessenden, 1986).
e. Kegunaan Alkena
1) Dapat digunakan sebagai obat bius (dicampur dengan O2).
2) Untuk memasakkan buah-buahan.
3) Bahan baku industri plastik dan karet sintetik.
3. Alkuna
a. Pengertian
Alkuna adalah hidrokarbon tak jenuh yang memiliki ikatan
rangkap tiga. Salah satunya adalah etuna yang disebut juga sebagai
asetilen dalam perdagangan atau sebagai pengelasan (Hart dkk, 2003).
Alkuna merupakan suatu golongan hidrokarbon alifatik yang
mempunyai gugus fungsi berupa ikatan rangkap tiga karbon-karbon.
Seperti halnya ikatan rangkap pada alkena, ikatan rangkap tiga pada
alkuna juga disebut ikatan tidak jenuh. Ketidakjenuhan ikatan rangkap
tiga karbon-karbon lebih besar dari pada ikatan rangkap dua pada
alkena. Oleh karena itu kemampuannya bereaksi juga lebih besar
(Parlan & Wahjudi, 2003). Alkuna mempunyai rumus umum CnH 2n-2.
Alkuna ialah suatu hidrokarbon dengan satu ikatan ganda tiga,
asetilena ( HC CH ) adalah alkuna tersederhana (Fessenden &
Fessenden, 1986).
b. Tata Nama Alkena
Pemberian nama alkuna dengan sistem IUPAC adalah dengan
mengganti akhiran –ana pada nama alkana terkait dengan akhiran –
una. Untuk molekul alkuna yang rantainya panjang, rantai karbon
terpanjang yang mengandung ikatan ganda tiga diberi nomor dari salah
satu ujung yang memungkinkan ikatan ganda tiga mempunyai nomor
rendah. Posisi ikatan ganda tiga ditunjukkan dengan nomor dari atom
karbon yang berikatan ganda tiga yang lebih rendah.
c. Sifat-sifat Alkena
1) Sifat Fisis

8
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkana, Alkena, dan Alkuna

a) Memiliki massa jenis yang lebih kecil daripada air.


Merupakan senyawa non-polar, tidak larut dalam air tetapi
larut dalam pelarut-pelarut organik yang non-polar, seperti
eter, benzena, dan karbon tetraklorida.
b) Semakin banyak jumlah atom dan percabangan atom
semakin tinggi titik didihnya
c) Sifat fisis alkuna, yakni titik didih mirip dengan alkana dan
alkena. Semakin tinggi suku alkena, titik didih semakin besar.
Pada suhu kamar, tiga suku pertama berwujud gas, suku
berikutnya berwujud cair sedangkan pada suku yang tinggi
berwujud padat (Riswiyantoro, 2009).
Tabel 2. Sifat fisis beberapa senyawa alkuna
Nama Senyawa Rumus Molekul Titik didih ˚C
Etuna (asetilena) C2H2 -75
Propuna C3H4 -23
1-butuna C4H6 8,1
2-butuna C4H6 27
(Fessenden & Fessenden, 1986).
2) Sifat Kimia
Reaksi- reaksi pada alkuna mirip dengan alkena, hanya
berbeda pada kebutuhan jumlah pereaksi untuk penjenuhan ikatan
rangkap. Alkuna membutuhkan jumlah pereaksi dua kali
kebutuhan pereaksi pada alkena untuk jumlah ikatan rangkap yang
sama (Hart, 2003).
d. Reaksi-reaksi Alkena
1) Reaksi Adisi Halogen
Alkuna dapat mengalami reaksi adisi oleh halogen
menghasilkan vinil dihalida atau alkil tetrahalida bromin dan klorin
dapat mengadisi pada alkuna sepertihalnya pada alkena. Jika satu
mol halogen mengadisi pada alkuna akan dihasilkan senyawa
dihaloalkena.
2) Reaksi Oksidasi
Apabila alkuna direaksikan dengan larutan kalium
permanganat pada kondisi yang agak netral, terjadi reaksi oksidasi

9
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkana, Alkena, dan Alkuna

dan dihasilkan senyawa α-diketon. Jika reaksi dilakukan dalam


suasana basa atau dipanaskan, terjadi oksidasi pemaksa pisahan
senyawa diketon dan dihasilkan garam-garam karboksilat.
3) Reaksi Pembentukan Asetilida
Reaksi pembentuk asetil tidak hanya terjadi pada alkuna
terminal. Alkuna terminal dapat bereaksi dengan basa kuat seperti
NaNH2, pereaksi Grignard, atau pereaksi organolitium, dan
menghasilkan ion asetilida. Kenyataan ini menunjukkan bahwa
proton asetilenik bersifat asam. Alkuna internal tidak mempunyai
proton asetilenik, sehingga tidak bereaksi dengan basa kuat.
e. Kegunaan Alkena
1) Etuna digunakan untuk mengelas besi dan baja.
2) Untuk penerangan dan sintesis senyawa lain.
F. Alat dan Bahan
a. Alat
1. Gelas ukur 10 mL herma 1 buah
2. Gelas ukur 25 mL herma 1 buah
3. Gelas kimia 100 mL iwaki 100 mL 1 buah
4. Tabung reaksi kecil iwaki 3 buah
5. Tabung reaksi besar iwaki 1 buah
6. Sumbat penutup tabung reaksi 1 buah
7. Pipa bengkok 1 buah
8. Statif dan klem 1 set
9. Spatula 1 buah
10. Bak air 1 buah
11. Pipet tetes 2 buah
12. Lidi dan korek api
13. Selang plastik kecil 1 buah
b. Bahan
1. Air brom 7 mL
2. Gas elpiji
3. Karbit

10
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkana, Alkena, dan Alkuna

4. Aquades
5.

11
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkana, Alkena, dan Alkuna

G. Alur
1. Substitusi Alkana

Gas elpiji 5 mL air brom

Dimasukkan ke dalam tabung reaksi

Dialirkan gas elpiji ke dalam tabung


reaksi sampai warna air brom hilang
Diamati dan dicatat perubahan
warna yang terjadi

Hasil pengamatan

2. Uji Nyala

Gas elpiji

Dinyalakan melalui pembakar bunsen


Diamati warna nyala api

Warna nyala api biru

3. Uji Alkuna

Butiran-Butiran Karbit

Dimasukkan ke dalam tabung reaksi besar A


Dihubungkan dengan pipa bengkok B ke tabung reaksi C
yang ditempatkan terbalik dalam bak D yang berisi air
Ditambahkan air ke dalam tabung reaksi besar A dengan
menggunakan pipet
Ditutup kembali tabung reaksi besar A
Diambil dan dibalik tabung C yang telah terisi penuh
dengan gas
Ditutup dengan tissue
Disulut dengan menggunakan korek api
Diamati dan dicatat yang terjadi

Hasil pengamatan

12
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkana, Alkena, dan Alkuna

4. Reaksi Adisi Alkuna dan Alkena


Butiran-butiran
2 mL air brom
karbit
Dimasukkan ke dalam tabung Dimasukkan ke dalam
reaksi besar A tabung reaksi B
Ditambahkan air ke dalam
tabung reaksi besar A dengan
menggunakan pipet tetes

Tabung reaksi besar A dan B


dihubungkan dengan selang plastik
kecil untuk mengalirkan gas dari
tabung reaksi besar A ke B
Gas dialirkan ke tabung reaksi B yang
berisi air brom sampai warna air
brom hilang
Diamati dan dicatat yang terjadi

Hasil pengamatan

13
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkana, Alkena, dan Alkuna

H. Hasil Pengamatan
No. Hasil Pengamatan
Perc Prosedur Percobaan Sebelum Sesudah Dugaan/ Reaksi Kesimpulan
.
1. Substitusi Alkana  Air brom:  Air brom  Propana Terjadi reaksi

Gas elpiji 5 mL air brom larutan setelah CH3 CH2 CH3 + Br2 → substitusi saat gas
berwarna dialiri gas elpiji (propana,
Dimasukkan ke dalam CH3 CH2 CH2
tabung reaksi kuning elpiji: butana, iso butana)
larutan Br + direaksikan dengan
Dialirkan gas elpiji ke dalam
tabung reaksi sampai warna air tidak air brom yang
brom hilang berwarna CH3 CH CH3 ditandai dengan
Diamati dan dicatat perubahan
dan terjadinya perubahan
warna yang terjadi Br + HBr
terdapat warna dan adanya
 Butana
Hasil pengamatan gelembung gelembung
CH3 CH2 CH2 CH3 +

Br2 →

H3C CH2 CH2 CH2

Br

CH3 CH CH2 CH3

+ Br
14
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkana, Alkena, dan Alkuna

+ HBr

 Iso butana
CH3 CH CH3

CH3
+ Br2 →

CH3 CH CH2

CH3 Br +

Br

CH3 C CH3

CH3
+ HBr
2. Uji Nyala  Gas elpiji  Setelah  Propana Gas elpiji berisi

Gas elpiji tidak dinyalakan CH3 CH2 CH3 (g) + propana, butana, iso
berwarna nyala api 5O2(g) → 3CO2(g) + 4 H2O(g) butana mengalami
Dinyalakan melalui pembakar bunsen
Diamati warna nyala api berwarna  Butana reaksi pembakaran
biru CH3 CH2 CH2 CH3 (g sempurna yang
Warna nyala api biru
ditandai dengan
13
)+ O (g) → 4 CO2(g) + nyala api berwarna
2 2
15
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkana, Alkena, dan Alkuna

5H2O(g) biru

 Iso butana
CH3 CH CH3
13
CH3
(g) + 2

O2(g) → 4 CO2(g) + 5H2O(g)


3. Uji Alkuna  Butiran-  Karbit +  Karbit dengan aquades: Gas asetilen yang
Butiran-Butiran Karbit butiran aquades: CaC2(s) + H2O(l) → mudah dibakar
karbit larutan HC CH (g) + Ca(OH)2(aq) melalui reaksi
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
besar A berwarna berwarna  Saat uji nyala terjadi letupan pembakaran dan
Dihubungkan dengan pipa bengkok B ke
abu-abu abu-abu, api yang berwarna jingga: menghasilkan nyala
tabung reaksi C yang ditempatkan
terbalik dalam bak D yang berisi air  Aquades: terdapat Pembakaran tidak sempurna api berwarna jingga,
Ditambahkan air ke dalam tabung reaksi gelembung, HC CH (g) artinya reaksi
cairan + O2(g) →
besar A dengan menggunakan pipet
Ditutup kembali tabung reaksi besar A tidak dan bau CO(g) + C(s) + H2O(g) pembakaran yang
Diambil dan dibalik tabung C yang telah berwarna menyengat terdapat jelaga berlangsung adalah
terisi penuh dengan gas
 Dialirkan pembakaran tidak
Ditutup dengan tissue
Disulut dengan menggunakan korek api ke tabung sempurna
Diamati dan dicatat yang terjadi
reaksi,
tabung

Hasil pengamatan 16
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkana, Alkena, dan Alkuna

reaksi terisi
oleh gas
 Uji nyala
saat api
diletakkan
ke mulut
tabung,
terjadi
letupan dan
nyala api
berwarna
jingga

17
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkana, Alkena, dan Alkuna

4. Reaksi Adisi Alkuna dan Alkena  Air brom:  Karbit +  Karbit dengan aquades: Terjadi reaksi adisi
2 mL air larutan aquades: CaC2(s) + H2O(l) → saat gas karbit
Butiran-butiran karbit
brom
tidak larutan HC CH (g) + Ca(OH)2(aq) (asetilen)
Dimasukkan ke Dimasukkan ke
dalam tabung reaksi dalam tabung berwarna berwarna  Gas direaksikan dengan air direaksikan dengan
besar A reaksi B  Butiran- abu-abu, air brom yang
brom:
Ditambahkan air ke
dalam tabung reaksi butiran terdapat HC CH (g) + Br2 → ditandai dengan
besar A dengan karbit gelembung, terjadinya perubahan
menggunakan pipet HC CH
berwarna dan bau warna dan adanya
tetes
abu-abu menyengat Br Br + Br2 → gelembung
 Aquades:  Gas karbit
Tabung reaksi besar A dan B
cairan dialirkan
dihubungkan dengan selang plastik Br Br
kecil untuk mengalirkan gas dari tidak ke tabung
tabung reaksi besar A ke B berwarna reaksi HC CH
Gas dialirkan ke tabung reaksi B yang
berisi air brom sampai warna air brom berisi air Br Br
hilang brom:
Diamati dan dicatat yang terjadi
larutan

Hasil tidak
pengamatan berwarna

18
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkana, Alkena, dan Alkuna

I. Analisis dan Pembahasan


Percobaan yang dilalukan berjudul “Alkana, Alkena, dan Alkuna”.
Tujuan dari percobaan ini yaitu membedakan jenis reaksi yang terjadi pada
alkana, alkena, dan alkuna, serta mengetahui sifat alkana dan alkuna yang
dapat dibakar. Pada percobaan ini terdiri dari 4 tahap percobaan yaitu:
1. Substitusi Alkana
Percobaan pertama bertujuan untuk mengetahui jenis reaksi yang
terjadi pada alkana yakni reaksi substitusi (halogenasi) dengan cara
merekasikan gas elpiji dengan air brom. Langkah pertama yaitu 5 mL air
brom (larutan berwarna kuning) dimasukkan ke dalam tabung reaksi,
setelah itu merangkai peralatan yang akan digunakan dalam percobaan.
Gas elpiji dialirkan ke dalam tabung reaksi yang berisi air brom dengan
menggunakan pipa. Setelah dialirkan gas elpiji dalam tabung reaksi berisi
air brom, didapatkan bahwa larutan pada tabung reaksi yang awalnya
kuning menjadi tidak berwarna. Gas elpiji berisikan senyawa-senyawa
alkana, akan tetapi yang paling banyak atau paling dominan adalah
propana, butana, dan iso butana, alkana apabila ditambahkan atau
direaksikan dengan halogen (dalam hal ini adalah air brom) maka akan
terjadi reaksi substitusi. Reaksi substitusi adalah terjadi pergantian atau
pertukaran antara atom hidrogen yang terikat pada atom C alkana
digantikan oleh atom dari golongan halogen (Br) sehingga terjadi reaksi
substitusi alkana oleh halogen. Reaksi yang terjadi:
a) Propana
CH3 CH2 CH3 + Br2 →
CH3 CH2 CH2 CH3 CH CH3

Br + Br + HBr
Penjelasan dari reaksi diatas bahwa Br akan masuk atau terikat
dengan atom C dari propana menggantikan atom H, untuk hasil yang
pertama Br berikatan dengan C primer yang terdapat pada propana dan
menghasilkan 1-bromopropana, yang kedua Br berikatan dengan C
sekunder dari propana menghasilkan 2-bromopropana. Atom H pada

19
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkana, Alkena, dan Alkuna

propana yang telah digantikan oleh Br, akan berikatan dengan Br yang
lainnya sehingga membentuk HBr.
b) Butana
CH3 CH2 CH2 CH3 + Br2 →
H3C CH2 CH2 CH2 CH3 CH CH2 CH3

Br + Br + HBr
Penjelasan dari reaksi diatas bahwa Br akan masuk atau terikat
dengan atom C dari butana menggantikan atom H, untuk hasil yang
pertama Br berikatan dengan C primer yang terdapat pada butana dan
menghasilkan 1-bromobutana, yang kedua Br berikatan dengan C
sekunder dari butana menghasilkan 2-bromobutana dan hasil samping
yakni HBr.
c) Isobutana
CH3 CH CH3

CH3
+ Br2 →
Br

CH3 CH CH2 CH3 C CH3

CH3 Br CH3
+ + HBr
Penjelasan dari reaksi diatas bahwa Br akan masuk atau terikat
dengan atom C dari isobutana menggantikan atom H, untuk hasil yang
pertama Br berikatan dengan C primer yang terdapat pada isobutana
dan menghasilkan 1-bromo-2-metilpropana, yang kedua Br berikatan
dengan C sekunder dari butana menghasilkan 2-bromo-2-metilpropana
dan hasil samping yakni HBr.
2. Uji Nyala
Percobaan kedua bertujuan untuk mengetahui sifat dan jenis reaksi
yang terjadi pada gas elpiji (senyawa alkana) yaitu sifat alkana yang dapat
dibakar dan dapat bereaksi dengan oksigen (reaksi pembakaran). Langkah
yang dilakukan gas elpiji dinyalakan melalui pembakar bunsen lalu

20
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkana, Alkena, dan Alkuna

diamati warna nyala api dan didapatkan bahwa warna nyala api gas elpiji
adalah biru. Reaksi yang terjadi:
a) Propana
CH3 CH2 CH3 (g) + 5O2(g) → 3CO2(g) + 4 H2O(g)
b) Butana

CH3 CH2 CH2 CH3 (g)


13
+ O (g) → 4 CO2(g) + 5H2O(g)
2 2
c) Iso butana
CH3 CH CH3
13
CH3
(g) + 2 O2(g) → 4 CO2(g) + 5H2O(g)

Berdasarkan persamaan reaksi diatas, hal tersebut menunjukkan


bahwa gas elpiji yang berisikan senyawa alkana seperti propana, butana,
dan isobutana memilki sifat yang dapat dibakar dan dapat berekasi dengan
oksigen mengalami reaksi pembakaran sempurna menghasilkan gas CO2
dan H2O (uap air) dengan nyala api berwarna biru.
3. Uji Alkuna
Percobaan ketiga bertujuan untuk mengetahui sifat alkuna yang
mudah dibakar dan jenis reaksinya. Langkah yang harus dilakukan adalah
merangkai alat percobaan, menyiapkan tabung reaksi besar yang diisi
dengan butiran karbit (bongkahan berwarna abu-abu) kemudian ditutup
dengan sumbat dan dihubungkan dengan selang plastik ke dalam tabung
reaksi berisi air yang ditempatkan terbalik dalam bak air. Bongkahan
karbit dalam tabung reaksi ditambahkan aquades dengan menggunakan
pipet tetes (tidak direndam karbitnya) kemudian ditutup kembali dengan
sumbat di dapatkan larutan berwarna abu-abu dan terdapat gelembung gas,
dalam tabung reaksi kecil didapatkan air terdesak oleh gas yang dihasilkan
sehingga air keluar dan gas memenuhi tabung reaksi. Gas yang timbul
adalah gas C2H2 yaitu gas etuna atau asetilena yang berbau menyengat.
Gas ini adalah hasil reaksi antara karbit dengan air:
CaC2(s) + H2O(l) → HC CH (g) + Ca(OH)2(aq)
Setelah tabung reaksi terisi penuh oleh gas, maka dilakukan uji
nyala pada gas yang dihasilkan dengan cara tabung reaksi tersebut ditutup

21
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkana, Alkena, dan Alkuna

dengan ibu jari agar gas yang dihasilkan tidak keluar dari tabung reaksi,
kemudian api pada lidi didekatkan pada mulut tabung reaksi Reaksi yang
terjadi:
HC CH (g) + O2(g) → CO(g) + C(s) + H2O(g)
terdapat jelaga
Berdasarkan percobaan didapatkan nyala api yang berwarna jingga,
terdapat jelaga yang berwarna hitam yang menandakan adanya karbon
serta terjadi letupan kecil. Dilihat dari nyala api yang dihasilkan dan
timbulnya jelaga artinya reaksi pembakaran yang terjadi adalah reaksi
pembakaran tidak sempurna yang menghasilkan gas karbonmonoksida,
karbon, dan uap air yang dapat terjadi karena minimnya oksigen. Hal ini
menunjukkan sifat senyawa alkuna dapat dibakar melalui reaksi
pembakaran dengan oksigen.
4. Reaksi Adisi Alkuna dan Alkena
Percobaan keempat bertujuan untuk mengetahui jenis reaksi yang
terjadi pada alkuna dan alkena yaitu reaksi adisi yang didapatkan dengan
cara mereaksikan senyawa alkuna dengan air brom. Langkah pertama yang
dilakukan adalah merangkai alat percobaan, sebanyak 2 mL air brom
(larutan berwarna kuning) dimasukkan ke dalam tabung reaksi kecil,
sedangkan bongkahan karbit (berwarna abu-abu) dimasukkan dalam
tabung reaksi ditambahkan aquades dengan menggunakan pipet tetes
(tidak direndam karbitnya) kemudian ditutup kembali dengan sumbat di
dapatkan larutan berwarna abu-abu dan terdapat gelembung gas. Gas yang
timbul adalah gas C2H2 yaitu gas etuna atau asetilena yang berbau
menyengat. Gas ini adalah hasil reaksi antara karbit dengan air:
CaC2(s) + H2O(l) → HC CH (g) + Ca(OH)2(aq)
Gas yang dihasilkan dilairkan dengan selang plastik ke dalam
tabung reaksi yang telah diisi dengan air brom, didapatkan larutan dalam
tabung reaksi yang semula kuning menjadi tidak berwarna. Reaksi yang
terjadi:

22
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkana, Alkena, dan Alkuna

Br Br

HC CH HC CH

HC CH (g) + Br2 → Br Br + Br2 → Br Br

Perubahan warna pada larutan dalam tabung reaksi menunjukkan


terjadinya reaksi. Berdasarkan reaksi diatas didapatkan bahwa gas etuna
yang merupakan senyawa alkuna dengan rumus molekul C2H2 yang
termasuk hidrokarbon alifatik berupa ikatan rangkap tiga diadisi oleh air
brom (Br2) sehingga didapatkan senyawa alkena 1,2-dibromoetena yang
memiliki ikatan rangkap 2, kemudian senyawa alkena tersebut diadisi
kembali oleh air brom (Br2) menghasilkan senyawa alkana 1,1,2,2-
tetrabromoetena yang memiliki ikatan tunggal sehingga larutan menjadi
tidak berwarna. Reaksi yang terjadi adalah adisi alkuna oleh halogen,
pemutusan ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal.
J. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan yang telah dilakukan
berdasarkan tujuan adalah:
1. Pada substitusi alkana, senyawa alkana dalam gas elpiji (propana, butana,
iso butana) ketika direaksikan dengan air brom terjadi reaksi substitusi
alkana yaitu penggantian atom H yang terikat pada atom C oleh halogen
yaitu Br yang ditandai dengan terjadinya perubahan warna pada air brom
yang awalnya kuning menjadi tidak berwarna.
2. Pada uji nyala, senyawa alkana dalam gas elpiji (propana, butana, iso
butana) ketika dibakar mengalami reaksi pembakaran sempurna yang
ditandai dengan nyala api berwarna biru.
3. Pada uji alkuna, senyawa alkana dan alkuna mudah dibakar, senyawa
alkuna (gas asetilen) ketika dibakar mengalami reaksi pembakaran tidak
sempurna yang ditandai dengan nyala api berwarna jingga dan jelaga
(karbon) serta adanya letupan.
4. Pada reaksi adisi alkuna dan alkena, senyawa alkuna dan alkena ketika
direaksikan dengan air brom terjadi reaksi adisi yaitu pemutusan ikatan

23
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkana, Alkena, dan Alkuna

rangkap menjadi tunggal yang ditandai dengan terjadinya perubahan warna


pada air brom yang awalnya kuning menjadi tidak berwarna.
K. Daftar Pustaka
Fessenden, R.J., & Fessenden, J.S. 1986. Kimia Organik Edisi III. Aloysius
Hadyana Pudjaatmaka, Penerjemah. Jakarta: Erlangga.
Hart, H., Craine, J.E dan Hart, P.J. 2003. Kimia Organik Edisi 1. Suminar
Achmadi, Penerjemah. Jakarta: Erlangga.
Justiana, Sandri. 2009. Chemistry for Senior High School. Jakarta:
Penerbit Yudhistira.
Keenan. 1984. Kimia Untuk Universitas Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Oxtoby, dkk. 2001. Prinsip-prinsip Kima Modern Edisi IV. Suminar Achmadi,
Penerjemah. Jakarta: Erlangga.
Parlan & Wahjudi. 2003. Kimia Organik I. Malang: UM Press.
Pine dkk. 1988. Kimia Organik. Bandung: ITB.
Riswiyantoro, 2009. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.
Wilbraham. 1992. Pengantar Kimia Organik dan Hayati. Bandung: ITB.
L. Lampiran
1. Jawaban pertanyaan
1) Apakah isi dari gas elpiji? Tulis rumus kimianya?
Jawab:
Gas elpiji terdiri gas-gas yang bermacam-macam, namun yang paling
dominan atau paling banyak adalah:
gas propana (C3H8) CH3 CH2 CH3

butana (C4H10) CH3 CH2 CH2 CH3

CH3 CH CH3

CH3
iso butana (C4H10)
2) Gas apakah yang terjadi sewaktu karbit diberi air?
Jawab: gas yang terbentuk sewaktu karbit diberi air adalah gas etuna
yang termausk dalam golongan senyawa alkuna yang memiliki ikatan
rangkap 3, dengan reaksi sebagai berikut:
CaC2(s) + H2O(l) → HC CH (g) + Ca(OH)2(aq)

24
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkana, Alkena, dan Alkuna

3) Tuliskan reaksi-reaksi yang terjadi dari gas tersebut setelah


dimasukkan ke dalam air brom!
Jawab:
Reaksi yang terjadi setelah gas etuna dialirkan dalam tabung reaksi
yang berisi air brom adalah reaksi adisi, dengan persamaan reaksi:
Br Br

HC CH HC CH

HC CH (g) + Br2 → Br Br + Br2 → Br Br

2. Dokumentasi
Foto Keterangan

Peralatan yang digunakan


dalam percobaan

Bahan yang digunakan


dalam percobaan

1. Substitusi Alkana
No. Alur Foto Keterangan
1. 5 mL air brom Air brom:
dimasukkan ke larutan
dalam tabung berwarna
reaksi kuning

25
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkana, Alkena, dan Alkuna

2. Aiar brom dialiri Larutan tidak


dengan gas elpiji berwarna
sampai warna air
brom hilang

2. Uji Nyala
No. Alur Foto Keterangan
1. Nyala api
Gas elpiji
berwarna biru
dinyalakan melalui
pembakar bunsen

3. Uji Alkena
No. Alur Foto Keterangan
1. Merangkai
peralatan untuk
percobaan

2. Butiran karbit Butiran karbit


dimasukkan ke + aquades:
dalam tabung larutan
reaksi besar dan berwarna abu-
dihubungkan abu dan
dengan selang ke gelembung
tabung reaksi berisi yang
air brom, kemudian menandakan
ditambahkan adanya gas,
aqudes dengan gas mendesak
pipet tetes air dalam
tabung reaksi
(tabung reaksi
terisi gas)

26
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkana, Alkena, dan Alkuna

3. Setelah tabung Terjadi


reaksi terisi gas, letupan, timbul
ditutup dan disulut jelaga dan
dengan api pada nyala api
lidi berwarna
jingga

4. Reaksi Adisi Alkuna dan Alkena


No. Alur Foto Keterangan
1. 2 mL air brom Air brom
dimasukkan ke berwarna
dalam tabung kuning
reaksi

2. Merangkai alat Butiran karbit


percobaan, tabung + aquades:
reaksi diisi dengan larutan
karbit kemudian berwarna abu-
ditambahkan abu
dengan aquades
menggunakan pipet
tetes
3. Gas yang Air brom
dihasilkan berwarna
disalurkan dengan kuning
selang plastik ke
dalam tabung
reaksi yang berisi
air brom

27
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Alkana, Alkena, dan Alkuna

4. Diamati perubahan Larutan


yang terjadi berubah
menjadi tidak
berwarna

3. Alur dan hasil pengamatan asli


(dilampirkan)

28

Anda mungkin juga menyukai