Oleh
1917011059
Kelompok 4
JURUSAN KIMIA
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
Judul Percobaan : Asam Karboksilat Dan Turunannya Analisis Gugus
iKarboksilat
NPM : 1917011059
Jurusan : Kimia
Kelompok : IV (Empat)
Zahrah Khairani
NPM.1657011002
PERTANYAAN PRA-PRAKTIK
Jawab :
1. Analisis menurut bidang kimia adalah penguraian suatu zat menjadi zat-zat
yang lebih sederhana yang menjadi unsur-unsur pembentuknya.
2. Gugus karboksil adalah gugus gabungan dari gugus karbonil dan hidroksil.
Gugus ini terdiri dari 2 atom okseigen, 1 atom karbon, dan 1 atom
hidrogen (-COOH). Gugus karboksil terikat pada suatu gugus. Beberapa
contoh senyawa asam karboksilat yaitu asam asetat, asam propionat, asam
oksalat, asam pentanoat, dan sebagainya.
A. Latar Belakang
Di alam ini banyak terdapat senyawa asam. Asam karboksilat salah satu asam
yang mempunyai peranan sangat penting. Senyawa asam karboksilat termasuk
dalam senyawa organik yang menunjukkan sifat keasaman yang cukup besar.
Asam karboksilat mempunyai rumus umum RCOOH, di mana –COOH
sebagai gugus fungsi karboksilat yang menandai sifat keasaman, sedangkan R
dapat berupa hidrogen, gugus alkil, atau gugus aril. Meskipun yang mengikat
gugus –COOH, asam karboksilat ini dapat berupa gugus alifatik atau aromatik,
jenuh atau tidak jenuh, tersubstitusi atau tidak tersubstitusi. Sifat yang
diperlihatkan oleh gugus –COOH tersebut pada dasarnya sama. Di samping
terdapat asam yang mengandung satu gugus karboksil (asam monokarboksilat),
diketahui juga terdapat asam yang memiliki dua gugus karboksil (asam
dikarboksilat) dan tiga buah gugus karboksil (asam trikarboksilat). Perbedaan
banyaknya gugus –COOH ini tidak mengakibatkan perubahan sifat kimia yang
mendasar.
Bila suatu gugus hidroksil terikat langsung pada suatu atom karbon dari gugus
karbonil maka akan terbentuk suatu gugus fungsi baru yang dinamakan gugus
karboksil. Senyawa-senyawa yang mengandung gugus karbosil bersifat asam,
karena dalam air senyawa-senyawa tersebut sedikit mengalami ionisasi dengan
pelepasan proton dan dapat dinetralisasikan dengan basa. Asam-asam organik
pada umumnya asam lemah dibandingkan dengan asam-asam mineral dan
hanya sedikit berdisosiasi dalam air, tetapi kesanggupannya membentuk
garam-garam yang stabil, bahkan dengan basa lemah natrium bikarbonat,
memberikan sifat-sifat fisika dan kimia yang khas pada senyawa-senyawa itu.
Asam-asam karboksilat bersifat asam lemah karena asam-asam karboksilat
sedikit mengurai di dalam larutan berair. Selain itu, asam-asam karboksilat ini
juga memiliki nilai tetapan disosiasi (Ka) yang kecil, seperti asam formiat yang
nilai Ka-nya hanya 1,28 x 10-4 atau asam asetat dengan nilai Ka yang hanya
berkisar sekitar 1,8 x10-5.
B. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk Memahami reaksi-reaksi gugus
karboksil dalam senyawa.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Suatu asam karboksilat adalah suatu senyawa organik yang mengandung gugus
karboksil, -COOH. Gugus karbuksil mengandung sebuah gugus karbonil dan
sebuah gugus hidroksil; antar-aksi dari kedua gugus ini mengakibatkan suatu
kereaktifan kimia yang unik. Pada umumnya formula dari asam karboksilat adalah
RCOOH yang bersifat asam karena dapat terionisasi dalam larutan menjadi anion
karboksilat, (COO- ) dan sebuah proton. Asam karboksilat dapat mengandung
lebih dari satu gugus –COOH, yakni asam alkanadioat yang mengandung 2 gugus
–COOH, asam alkanatrioat yang mengandung 3 gugus –COOH, dan seterusnya.
Asam karboksilat adalah suatu asam lemah dengan tetapan asam (Ka) atau pKa
(-log Ka) tertentu dengan persamaan ionisasi (Sitorus, 2010).
Wujud dari asam karboksilat tergantung dari jumlah atom C-nya, untuk senyawa
asam karboksilat yang memiliki atom C kurang dari 10, maka wujud zat tersebut
adalah cair pada suhu kamar. Sedangkan asam karboksilat yang memiliki panjang
rantai C 10 atau lebih berwujud padat. Asam karboksilat dengan panjang rantai
1-4 larut sempurna dalam air, sedangkan asam karboksilat dengan panjang rantai
5-6 sedikit larut dalam air dan asam karboksilat dengan panjang rantai lebih dari 6
tidak larut dalam air. Asam karboksilat larut dalam pelarut organik (seperti eter,
alkohol dan benzena). Semua asam karboksilat merupakan asam lemah dengan
Ka= + -1×10-5. Asam karboksilat memiliki titik didih yang tinggi karena dapat
membentuk ikatan hidrogen yang kuat (Istiqomah dkk., 2011).
Klorida asam merupakan senyawa reaktif yang mudah terhidrolisis secara cepat
dengan air. Hasil hidrolisis diperoleh asam karboksilat dan asam klorida.
Senyawa ester terhadap hidrolisis pada suasana netral. Tetapi pada kondisi asam
atau basa mudah terhidrolisis menjadi asam karboksilat dan alkohol.
Amida tidak mengalami hidrolisis pada keadaan netral. Hodrolisis dapat terjadi
pada suhu tinggi dan konsentrasi asam pekat. Hasil hidrolisis berupa asam
karboksilat dan amina.
Klorida asam, asam anhidrid ester, dan amida dapat dideteksi dengan reaksi
hidroksilamin. Hasil reaksi ini berupa asam hidroxamik yang bila direaksikan
dengan ferri klorida membentuk senyawa komplek berwarna merah kebiru-biruan.
Klorida asam dan asam anhidrid bereaksi dengan hidroksil amin secara cepat
dalam suasana asam sedang ester dalam kondisi asam tidak dapat bereaksi dengan
Untuk dapat membedakan kompleks FeCl3 dari asam hidroxamik dan fenol, maka
sebelum dilakukan test perlu terlebih dahulu dideteksi adanya fenol. Keberadaan
fenol dalam campuran ini dapat mengacaukan warna senyawa kompleks yang
diperoleh apakah dari fenol atau dari asam hidroxamik. Jika terdapat fenol dalam
senyawa ini, maka test ini tidak dapat dilakukan (Amri dkk., 2012).
Adapun alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi,
kertas ph, dan pipet tetes.
B. Diagram Alir
4. Pengukuran pH
Larutan yang akan dianalisis
Dilarutkan aquades
Dicek pH menggunakan kertas pH
Diamati dan dicatat
Ditambahkan etanol jika senyawa
belum larut baru ditambah aquades
Hasil
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Data Pengamatan
3. Uji Ester
No. Perlakuan Hasil Keterangan
1. Sampel asam Tercium aroma Terciumnya aroma
karboksilat dimasukkan buah-buahan buah pada hasil akhir
ke dalam tabung reaksi, menandakan
terbentuknya
ditambah etanol,
sneyawa ester karena
ditambah H2SO4, kebanyakan ester
kemudian dipanaskan beraroma buah-
dalam gelas beaker buahan
berisi air, lalu dituang
ke dalam gelas berisi
aquades, dicium aroma
dan dicatat
B. Pembahasan
Asam alkanoat (atau asam karboksilat) adalah golongan asam organik alifatik
yang memiliki gugus karboksil (biasa dilambangkan dengan -COOH). Semua
asam alkanoat adalah asam lemah. Asam karboksilat dapat memiliki lebih dari
satu gugus fungsional. Asam karboksilat bersifat polar. cenderung memiliki
titik didih yang lebih tinggi daripada air. Hal ini disebabkan oleh luas
permukaannya yang besar serta kecenderungan molekulnya membentuk dimer
yang stabil. Asam karboksilat memiliki bau yang menyengat. Asam karboksilat
adalah suatu asam lemah dengan tetapan asam (Ka) atau pKa (-log Ka) tertentu
dengan persamaan ionisasi. Keasaman adalah kecendrungan ionisasi, maka bila
induksi elektronegativitas makin besar senyawa tersebut makin asam (Ka
makin besar atau pKa makin kecil) artinya makin cenderung melepaskan
proton (H+).
120O
109O
Alifatik adalah senyawa organik yang tidak mempunyai gugus fenil. Pada
senyawa alifatik, atom karbon dapat saling mengikat dalam bentuk rantai lurus
bercabang maupun bercabang, atau cincin non aromatik (alisiklik), dengan
ikatan tunggal, ganda dan 3 ikatan kovalen. Pada umumnya senyawa alifatik
mudah terbakar sehingga sering digunakan sebagai bahan bakar,
seperti metana untuk bahan bakar kompor dan asetilen untuk pengelasan.
Contoh senyawa alifatik etana, isobutana atau 2-metil-propana, asetilen atau
etuna, dan masih banyak lagi. Sedangkan senyawa aromatik adalah suatu jenis
senyawa hidrokarbon yang berbentuk siklik, planar, memiliki elektron pada
orbital p terkonjugasi dan memenuhi aturan hückel. oleh karena itu, senyawa
ini sering juga disebut sebagai hidrokarbon aromatik atau arena (arene).
Senyawa Aromatis termasuk dalam senyawa siklik tak jenuh yang memiliki
sifat kimia yang sangat berbeda dari alkena terkonjugasi (poliena) sehingga
senyawa ini digolongkan sebagai kelas hidrokarbon yang terpisah dengan
alkena. Contoh senyawa aromatik yang banyak dikenal adalah benzena C6H6,
toluene C₇H₈, chlorobenzene C₆H₅Cl, phenol C₆H₅OH.
Asam oksalat atau oxalic acid adalah senyawa organik yang ditemukan di
dalam berbagai tumbuhan. Beberapa jenis makanan dan minuman yang banyak
mengandung asam oksalat adalah: Sayuran, seperti bayam, bit, kale, ubi, dan
kentang. Kacang-kacangan, seperti kacang tanah, okra, almond, dan mede.
Asam asetat diproduksi dan diekskresikan oleh bakteri-bakteri tertentu,
misalnya dari genus Acetobacter dan spesies Clostridium acetobutylicum.
Bakteri-bakteri ini terdapat pada makanan, air, dan juga tanah, sehingga asam
asetat secara alami diproduksi pada buah-buahan/makanan yang telah basi.
Asam butirat ada di susu (kambing, domba, bison), mentega, keju parmesan,
dan sebagai produk dari fermentasi anaerobik (termasuk kolon), dan
sebagai bau badan. Asam propionat dalam tubuh manusia berasal dari makanan
dan dari sintesis bakteri fermentasi dalam usus. Asam propionat dalam
makanan berasal dari susu dan produk turunan susu seperti yoghurt dan keju,
juga berasal dari bahan tambahan makanan. Asam benzoat berasal dari gum
benzoin (getah kemenyan).
Aplikasi dari asam karboksilat dalam industri farmasi digunakan dalam obat-
obatan seperti aspirin, phenacetin dan lainnya. Industri makanan membutuhkan
asam karboksilat sebagai pengawet dan juga sebagai koagulan dalam
pembuatan karet. Kegunaan Asam Karboksilat sebagai pemberi rasa asam dan
sebagai pengawet makanan. Dalam industri, sebagai bahan baku sintesis serat
dan plastik. Dalam laboratorium, sebagai pelarut dan sebagai pereaksi. Dalam
konsentrasi rendah, sebagai antibakteri dan deodorant alami. Aplikasi uji
lakmus dalam laboratorium biasanya untuk mengetahui derajat keasaman atau
kebasaan suatu larutan. Aplikasi uji sodium bikarbonat
1. Uji Lakmus
Apabila terdapat suau sampel asam karboksilat diuji dengan kertas lakmus
biru akan mengakibatkan kertas berubah warna menjadi merah, hal ini
menandakan bahwa sampel bersifat asam
3. Uji esterifikasi
Amri, A. P. Dkk. 2012. Sintesis 2-Hidroksi Propil Karboksilat dari Asam Lemak.
Jurnal Teknik Pomits.Vol 1 No. (1).
Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Kimia Organik Jilid I. Jakarta:
Erlangga.
Istiqomah, dkk. 2011. Sintesis dan Karakterisasi Porous Carbon Dari Sukrosa
Menggunakan Asam Sulfat dan Asam Nitrat. Jurnal Kimia Sains dan
Aplikasi. Vol 12 No (2).
Uji esterifikasi