Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

PEMBUATAN SENYAWA ALKANA


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Laporan Praktikum Kimia Organik

DisusunOleh :
Kelompok II (A2)

1. Ahmed Sutoyo NIM. 190140064

2. Indal Luvia NIM. 190140043

3. Sisi Adelia Yuza NIM. 190140033

4. Miftahul Jannah NIM. 190140040

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2020
ABSTRAK
Alkana adalah hidrokarbon alifatik jenuh yaitu hidrokarbon dengan rantai terbuka
dan semua ikatan antar atom karbonnya merupakan ikatan tunggal. Dalam
percobaan Pembuatan Senyawa Alkana dapat dilakukan dengan cara, 1 gram
campuran NaOH dan Natrium Benzoat ditambah dengan 4 ml H2O. Yang mana
hasilnya, dalam percobaan I setelah 01 : 38 menit tampak pada lapisan bawah
terdapat cairan bening, sedangkan dalam percobaan II 01 : 18 menit tampak pada
lapisan bawah terdapat cairan bening, bedanya cairan pada percobaan II tidak
memiliki bau. Jadi, campuran NaOH dengan natrium benzoate menhasilkan
senyawa benzene yang merupakan turunan bukan alkana. Agar reaksi
menghasilkan senyawa alkana, bahan yang digunakan yaitu asam asetat
(CH3COOH) dan NaOH. Reaksi ini akan menghasilkan senyawa alkana (metana).

Kata kunci: Alkana, Hidrokarbon, dan Ikatan.


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Judul Praktikum : Reaksi–reaksi umum senyawa organik


1.2 Tanggal Praktikum : 10 Maret 2020
1.3 Pelaksana Praktikum : 1. Ahmed Sutoyo NIM. 190140064
2. Indal Luvia NIM. 190140043
3. Sisi Adelia Yuza NIM. 190140033
4. Miftahul Jannah NIM. 190140040
1.4 Tujuan Praktikum :1.pembuatan senyawa hidrokarbon alifatis
jenuh(alkana)
2.Mengetahui sifat–sifat dari bahan yang
digunakan
3. Menuliskan reaksi danmekanismenya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
.
2.1. PengertianAlkana
Senyawa alkana merupakan hidrokarbon jenuh yang paling sederhana,
merupakan suatu deret senyawa yang memenuhi rumus umum: CnH2n+2 yang
dinamakan alkana.
Alkana adalah hidrokarbon alifatik jenuh yaitu hidrokarbon dengan rantai
terbuka dan semua ikatan antar atom karbonnya merupakan ikatan tunggal.
Komponen utama minyak bumi dan gas alam yang merupakan sumber energi
terbesar, termasuk golongan hidroksida. Seperti tersirat pada namanya,
hidrokarbon banyak mengandung karbon dan hidrogen , ada tiga kelompok
hidrokarbon : jenuh, tak jenuh, dan aromatik. Pembagian ini berdasarkan pada
jenis ikatan karbon-karbon ganda,ganda dua, atau tiga atau keduanya.
Hidrokarbon jenuh dapat berupa asiklik dan siklik, dan dinamakan
berturut-turut alkana dan sikloalkana. Istilah ini untuk alkana kadang- kadang
digunakan juga, yakni parafin.
Tabel 2.1 Penamaan Senyawa Alkana
Suku ke N Rumus molekul Nama
1 1 CH4 Metana
2 2 C2 H6 Etana
3 3 C3 H8 Propana
4 4 C4 H10 Butana
5 5 C5 H12 Pentana
6 6 C6 H14 Heksana
7 7 C7 H16 Heptana
8 8 C8 H18 Okatana
9 9 C9 H20 Nonana
10 10 C10 H22 Dekana

2.2. Sifat Senyawa Alkana

2.1.1 Sifat fisik


Sifat-sifat fisik senyawa alkana antara lain sebagai berikut:
1. Semua alkana merupakan senyawa polar sehingga sukar larut
dalamair.Pelarut yang baik untukalkanaadalahpelarutnonpolar, misalnya
eter. Jika alkana bercampur dengan air, lapisan alkana
beradadiatas,sebabmassajenisnyalebihkecildaripada1.
2. Pada suhu kamar, empat suku pertama berwujud gas, suku ke 5 hingga
suku ke 16 berwujud cair, dan suku diatasnya berwujud padat.
3. Semakin banyak atom C, titik didih semakin tinggi. Untuk alkana yang
berisomer (jumlah atom C sama banyak), semakin banyak cabang, titik
didih semakin kecil.

2.1.2 Sifat kimia


Sifat-sifat kimia senyawa alkana antara lain sebagai berikut:
1. Padaumumnyaalkanasukarbereaksidengansenyawalainnya.
2. Dalam oksigen berlebih,alkana dapat terbakar menghasilkan kalor,
karbon dioksida dan uapair.
3. Jika alkana direaksikan dengan unsur – unsur halogen (F2,Cl2,Br2,I2),
atom - atom H pada alkana akan digantikan oleh atom-atom halogen.

2.3 Kelarutan Alkana

Apabila sebuah zat molekul larut dalam air maka terjadi hal–hal seperti
berikut:
1. Gaya tarik antara molekul- molekul zat menjadi hilang. Untuk alkana gaya
tarik tersebut adalah gaya dispersevan derwalls
2. Karena menghilang gaya tarik- menarik maka zat bisa bercampur dengan
molekul- molekulair
2.1 Kelarutan Alkana Dalam SenyawaOrganik
Pada kebanyakan pelarut organik gaya tarik utama antara molekul-
molekul pelarut adalah gaya van der walls, baik gaya dispersi maupun gaya tarik
polar, ini berarti bahwa apabila sebuah alkana larut dalam sebuah pelarut organic
maka gaya tarik van der walls terputus dan diganti dengan gaya van der walls
yang baru (Petrucci,1999).
2.4 Ciri-Ciri Alkana
Ciri- ciri senyawa alkana antara lain sebagai berikut :
1. Merupakanhidrokarbonjenuh(alkanarantailurussikroalkana)
2. Disebut golonganparaffin
3. Sukarbereaksi
4. JumlahatomCsama:terhadappenambahanatomC
5. C18 : Pada T dan P normal adalahpadat
6. Mudah larut dalam pelarut nonpolar
7. Sumber utama gasalam
(Marwati, 2007).

2.5 Tatanama Alkana


Berdasarkan aturan dari IUPAC(nama sistematik):

1. Nama bercabang terdiri dari 2bagian


a. Bagian pertama (dibagian depan) merupakan nama cabang
b. Bagian kedua (dibagian belakang) merupakan nama rantai induk
2. Rantai induk adalah rantai terpanjang dalam molekul, jika terdapat 2 atau
lebih rantai terpanjang, maka harus dipilih yang mempunyai cabang
rantai terbanyak. Induk diberi nama alkiana sesuai dengan panjang rantai.
3. Cabang diberi nama alkil yaitu nama alkana yang sesuai, tetapi dengan
menggantikan akhiran - ana menjadi – il. Gugus alkil mempunyai rumus
umum : CnH2n + 1 dan dilambangkan dengan R
4. Cabang diberi nama alkil yaitu nama alkana yang sesuai, tetapi dengan
menggantikan akhiran-ana menjadi – il. Gugus alkil mempunyai rumus
umum :CnH2n + 1 dan dilambangkan dengan R.
5. Posisi cabang dinyatakan dengan awalan angka. Maka dari itu rantai
induk perlu dinomori. Penomoran dimulai dari salah satu ujung rantai
induk sedemikian rupa sehingga posisi cabang mendapat nomorterkecil.
6. Jika terdapat dua atau lebih cabang sejenis, harus dinyatakan
denganawalandi,tri,tetra,penta,danseterusnya.
7. Cabang-cabang yang berbeda sesuai dengan urutan abjad dari nama
cabang tersebut norma, sekunder, dan tersier harus ditulis dengan
cetakmiring.
8. Jika penomoran ekivalen dari kedua ujung rantai, maka harus dipilih
sehingga cabang yang harus ditulis terlebih dahulu mendapat
nomorterkecil.
Berdasarkan aturan-aturan diatas, penamaan alkana bercabang dapat
dilakukan dengan 3 langkah berikut :
1. Memilih rantai induk yaitu rantai terpanjang yang mempunyai
cabangterbanyak
2. Penomoran dimulai dari salah satu ujung sehingga cabang mendapat
nomo rterkecil
3. Penulisan nama, dimulai dengan nama cabang sesuai dengan urutan
abjad, kemudian diakhiri dengan rantai induk. Posisi cabang dinyatakan
dengan awalan angka. Antara angka dengan angka dipisahkan dengan
tanda koma (,) antara. angka dengan huruf dipisahkan dengan tanda jeda
(-). Atau lebih singkatnya adalah:
1. Jika rantai lurus, nama sesuai dengan jumlah alkana dengan awalan n-
(alkana)

2. Jika rantai cabang:


a. Tentukan rantai terpanjang (sebagai namaalkana)
b. Tentukan rantai cabangnya(alkil)
c. Pemberian nomor dimulai dari atom c yang paling dekat dengan
cabang
d. Alkil – alkil sejenis ditulis dengan awalan di (2), tri (3), dan
seterusnya
e. Alkil tak sejenis ditulis berdasar abjad (butil, etil, dan
seterusnya)atauyangpalingsederhana(mati,etil,propil)
f. Gugusalkilalkanayangtelahkehilangan1atomH CnH2n+1
(Fessenden,19)

2.6 Sumber dan KegunaanAlkana


2.6.1 SumberAlkana
Sumber alkana yang paling banyak adalah minyak bumi, dan gas alam.
Alkana diperoleh dari minyak bumi dengan cara destilasi bertingka. Alkana
merupakan senyawa hidrokarbon jenuh disebut parafin yang mempunyai arti
daya gabung kecil, rantai karbon pada alkana dapat lurus bercabang, alisiklik.

2.6.2 KegunaanAlkana
Kegunaan alkana dalam kehidupan sehari-hari antara lain:
1. Bahanbakar
2. Sumberhidrogen
3. Pelumas
4. Bahan baku untuk senyawa organiklain
5. Bahan bakuindustri
(Fessenden, 1989).

2.7 Reaksi-ReaksiAlkana
Reaksi-reaksi yang terjadi pada alkana antara lain sebagai berikut:

2.7.1 ReaksiPembakaran
Reaksi pembakaran sempurna senyawa hidrokarbon akan menghasilkan
gas karbondioksida dan air, sedangkan pembakaran tidak sempurna akan
menghasilkan gas karbon monoksida dan air. Terjadinya pembakaran sempurna
atau tidak sempurna tergantung pada perbandingan antara konsentrasi (kadar),
senyawa hidrokarbon dengan konsentrasi (kadar oksigen). Reaksinya:
CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2H2O(g)

2.7.2 Reaksi Cracking


Reaksi pemecahan alkana yang dipanaskan pada suhu dan tekanan tinggi
tanpa oksigen. Reaksi ini menyebabkan terjadinya pemutusan rantai karbon pada
alkana atau reaksi pembentukan senyawa tidak jenuh. Reaksinya:

C16H34(l) → C8H18(l) + C8H16(l)

2.7.3 ReaksiSubstitusi
ReaksipenggantiansatuataubeberapaatomHdenganatomatau gugus atom
lain. Reaksinya:
CH4 + Cl2 → CH3Cl + HCl

2.7.4 ReaksiAdisi
Reaksi penambahan atau penjenuhan ikatan rangkap.
1. Adisi hidrogen(hidrogenasi)
2. Adisihalogen
3. Adisi asam halogenida kaidahmarkonikoff.

2.7.5 ReaksiEliminasi
Reaksi elimininasi merupakan suatu reaksi penghilangan atau
penyingkiran beberapa atom atau gugus atom dari senyawa karbon yang lebih
tinggi untuk memperoleh senyawa karbon yang lebih sederhana.

2.7.6 ReaksiPolimerisasi
Polimerisasi adalah proses penggabungan molekul – molekul besar
(polimer).(Respati,1986)
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
Alat – Alat yang digunakan dalam percobaan senyawa senyawa alkana
adalah sebagai berikut :

1. Mortal
2. Tabung reaksi danrak
3. Kaki tiga danperangkatnya
4. Kapas
5. Penjepit tabungreaksi
6. Spatula
7. Lampuspritus

3.1.2. Bahan
Bahan – Bahan yang digunakan dalam percobaan senyawa senyawa alkana
adalah sebagai berikut :
1. NaOH

2. NatriumBenzoat

IV. Prosedur Kerja


Adapun prosedur kerja yang dilakukan sebagai berikut :
1. Digerus 2 gram natrium benzoat dan 2 gramNaOH,
2. Diambil 1 gram campuran tersebut, kemudian ditambahkan dengan 4 ml
H2O lalu dimasukkan kedalam tabung reaksi serta tutup dengankapas,
3. Campuran tersebut dipanaskan sampaimendidih,
4. Diamati apakah ada cairan lain dan bagaimana baunya?
Diulangi percobaan sekalilagi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Berikut adalah hasil percobaan senyawa - senyawa alkana yang dapat dilihat pada
Tabel 4.1
Tabel 4.1 hasil percobaan senyawa - senyawa alkana
NO Prosedur Kerja Hasil pembahasan
1 1. Gerus 2 gram NaPh dan 2 gram 1. Sebelum dipanaskan
natrium benzoat dalam mortal. - Campuran NaOH dan natrium
2. Ambil 1 gram dari campuran benzoat tidak menyatu dengan
NaOH dan natrium benzoat lalu H2O.
masukkan kedalam tabung - Campuran NaOH dan natrium
reaksi dan tamabahkan 4 ml benzoat menggumpal diatas
H2O permukaan H2O
3. Panaskan campuran tersebut - Warna air putih bening
sampai mendidih dan amati 2. Setelah dipanaskan
apakah ada cairan lain dan bau - Terdapat embun ditabung reaksi
- Semakin lama dipanaskan air
berwarna jernih
- Setelah beberapa menit
campuran NaOH dan natrium
benzoat terlarut dalam H2O.
- Terdapat cairan lain diatas
permukaan (seperti minyak).
3. Setelah pemanasan
- Tidak berbau
4. Gerus 2 gram NaPh dan 2 gram 1. Sebelum dipanaskan
natrium benzoat dalam mortal. - Campuran NaOH dan natrium
5. Ambil 1 gram dari campuran benzoat tidak menyatu dengan
NaOH dan natrium benzoat lalu H2O.
masukkan kedalam tabung - Campuran NaOH dan natrium
reaksi dan tamabahkan 4 ml benzoat menggumpal diatas
H2O permukaan H2O
Panaskan campuran tersebut - Warna air putih bening
sampai mendidih dan amati 2. Setelah dipanaskan
apakah ada cairan lain dan bau - Terdapat embun ditabung reaksi
- Semakin lama dipanaskan air
berwarna jernih
- Setelah beberapa menit
campuran NaOH dan natrium
benzoat terlarut dalam H2O.
- Terdapat cairan lain diatas
permukaan (seperti minyak).
3. Setelah pemanasan
Tidak berbau

4.2 Pembahasan
Pada percobaan kali ini dilakukan pembuatan senyawa alkana dengan
menggunakan bahan natrium benzoat (C6H5COONa) dan NaOH masing –
masing sebanyak 2 gr digerus dan kemudian diambil 1 gr campuran dari natrium
benzoat (C6H5COONa) dan NaOH diaduk merata lalu ditambahkan 4 ml H2O
dan dipanaskan. Beberapa saat kemudian senyawa yang berada di dalamnya akan
mengalami reaksi oksidasi atau pembakaran yang menghasilkan CO2 dan H2O.
Campuran ini juga menghasilkan campuran cairan seperti minyak dan bau yang
tidakmenyengat sedangkan H2O membentuk gelembung.
Reaksi yang dihasilkan :
C6H5COONa + NaOH → Na2CO3 + C6H6
Pada reaksi dan percobaan ini tidak menghasilkan alkana tetapi
menghasilkan benzena. Selain itu, reaksi dan percobaan ini juga menghasilkan
bau yang tidak menyengat.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan Hasil dan Pembahasan Maka Dapat Disimpulkan Sebagai
Berikut :
1. Natrium benzoat ditambahkan dengan H2O sebanyak 4 ml lalu ditutup
dengan kapas. Pada saat belum dipanaskan terdapat endapan dan setelah
dipanaskan tidak terdapat endapan
2. Pada saat sebelum dipanaskan terdapat gelembung dan setelah selesai
dipanaskan juga terdapat gelembung
3. Pada saat sebelum dipanaskan warna larutannya keruh sedangkan setelah
dipanaskan warna larutannya menjadi bening
4. Sebelum dipanaskan tidak tercium bau sedangkan setelah dipanaskan ada
bau namun tidak menyengat
5. Hasil akhir dari praktikum ini tidak menghasilkan alkana melainkan
menghasilkan benzena
6.2 Saran
Agar reaksi menghasilkan senyawa alkana, bahan yang digunakan yaitu
asam asetat (CH3COOH) dan NaOH. Reaksi ini menghasilkan senyawa
alkana(metana).
DAFTAR PUSTAKA

A. Hadyana pudjuatinadja, ph.d.1992. Kimia Untuk Universitas jilid 1 .


Jakara: Erlangga
Fasseden.1989. Kimia Organik .Jakarta: Erlangga.
Hart.1990. Ki mi aOr gani k. Jakarta: Erlangga.
Petrucci , R.1999. Kimia Dasar .Jakarta: Erlangga.
Respati.1986. Pengantar Kimia Organik .Jakarta: Aksana Baru.
LAMPIRAN B
GAMBAR ALAT

No. Nama dan Gambar Alat Fungsi


1. h T Penjepit tabung reaksi - untuk menjepit tabung reaksi
pada saat dipanaskan dan
memindahkan tabung yang
telah dipanaskan ataupun pada
saat proses pemanasan.

2. Mortar dan pastle - untuk menghaluskan atau


menggerus suatu benda atau
zat.

3. Lampu Spiritus
- Membakar zat atau memanaskan
larutan

4.
Kaki Tiga Untuk menyangga cawan penguap
saat pemanasan
5. Tabung reaksi
- untuk tempat mereaksikan dua
larutan/bahan kimia atau lebih,
serta sebagai tempat
mengembangbiakan mikroba
dalam media cair.

6.
Kawat kasa
- untuk menahan beaker atau labu
ketika proses pemanasan
menggunakan pemanas bunsen
atau pemanas spiritus.

7. Spatula
- untuk mengambil objek

Anda mungkin juga menyukai