Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ORGANIK

“PEMBUATAN SENYAWA ALKANA”

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Laboratorium Praktikum Kimia organik

Disusun Oleh :
Kelompok II (A2)

1. Majdi Anshari al Khairi (170140021)


2. Ira Sahara (170140030)
3. Wika Armadani (170140043)
4. Hijratul Izzati (170140046)
5. Sindi Qistina Asriati (170140113)

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2018
ABSTRAK

Alkana adalah hidrokarbon alifatik jenuh yaitu hidrokarbon dengan rantai terbuka
dan semua ikatan antar atom karbonnya merupakan ikatan tunggal. Dalam
percobaan Pembuatan Senyawa Alkana dapat dilakukan dengan cara, 1 gram
campuran NaOH dan Natrium Benzoat ditambah dengan 4 ml H2O. Yang mana
hasilnya, dalam percobaan I campuran mengendap,larutan jernih dan terdapat
larutan baru, sedangkan dalam percobaan II tidak terdapat larutan baru, larutan
sedikit keruh dan terdapat bau yang tidak menyengat, bedanya cairan pada
percobaan II tidak terdapat laruran baru. Jadi, campuran NaOH dengan natrium
benzoat menghasilkan senyawa benzene yang merupakan turunan bukan alkana.
Agar reaksi menghasilkan senyawa alkana, bahan yang digunakanya itu asam
asetat (CH3COOH) dan NaOH. Reaksi ini akan menghasilkan senyawa alkana
(metana).
Kata kunci: Alkana, Hidrokarbon, dan Ikatan.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 JudulPraktikum : PembuatanSenyawaAlkana


1.2 TanggalPraktikum :24 April 2018
1.3 TujuanPraktikum :Mahasiswadiharapkanmampudanmengerti
tentang :
a. Cara membuat senyawa alkana.
b. Mengetahui sifat dari bahan yang
digunakan.
c. Menuliskan reaksi dan mekanismenya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PengertianAlkanadanTata Nama


Alkana merupakan golongan senyawa yang tergolong senyawa
hidrokarbon jenuh dimana semua ikatannya tunggal. Alkana disebut juga senyawa
alifatik atau asiklik yang artinya adalah senyawa rantai terbuka. Sebagai
hidrokarbon jenuh alkana memiliki jumlah atom H yang maksimum. Alkana juga
dinamakan parafin (dari parum affinis), karena sukar bereaksi dengan senyawa-
senyawa lainnya. Alkana, yang paling sederhana adalah CH 4 atau metana. Tata
nama senyawa alkana menurut IUPAC yaitu memilih dan menentukan rantai
induk (yaitu rantai karbon yang memiliki rantai C panjang). Pemberian nomor
pada rantai karbon tersebut dari ujung kanan hingga ujung kiri atau sebaliknya,
jika terdapat cabang maka usahakan agar cabang tersebut memperoleh nomor
yang kecil. Menuliskan nama mulai dengan namacabang terlebih dahulu (jika
terdapat cabang) pemberian nama cabang tersebut diurutkan secara alfabet (jika
terdapat lebih dari satu cabang alkil). Kemudian diakhiri dengan nama rantai
karbon tersebut posisi cabang dinyatakan dengan awalan angka, antara angka
dengan angka dipisahkan dengan tanda penghubung. Jika gugus cabang yang
sama terletak pada atom karbon yang sama pula maka penulisan harus
digabungkan dengan menggunakan awalan di untuk 2 gugus cabang, tri untuk 3
gugus cabang, dan tetra untuk 4 gugus cabang. Rumus umum dari homolog alkana
adalah CnH2n+2 dimana n menyatakan jumlah atom karbon.(chemistry, 2002).

2.2 Deret Homolog Alkana


Deret homolog alkana adalah suatu golongan atau kelompok senyawa
karbon dengan rumus umum yang sama, mempunyai sifat yang mirip dan antar
suku-suku berturutannya mempunyai beda CH2.

2.3 Sifat-sifat Deret Homolog


Adapun sifat-sifat dari deret homolog alkana sebagai berikut:
a. Mempunyai sifat kimia yang mirip.
b. Mempunyai rumus umum yang sama.
c. Perbedaan Mr antara 2 suku berturutannya sebesar 14.
d. Makinpanjangrantaikarbon,makintinggi titik didihnya.

Tabel 2.1 Rumus umum senyawa alkana


Rumus Nama Rumus Nama
CH 4 Metana C 6 H 14 Heksana
C2 H6 Etana C 7 H 16 Heptane
C3 H8 Propane C 8 H 18 Oktana
C 4 H 10 Butane C 9 H 20 Nonana
C 5 H 12 Pentane C 10 H 22 Dekana
(Sumber : Hart, 1990).

2.4 Sifat-sifatAlkana
Alkana memiliki sifat –sifat sebagai berikut :
a. Merupakansenyawa nonpolar, sehinggatidaklarutdalam air.
b. Makin banyak atom C (rantainyamakinpanjang),
makatitikdidihmakintinggi.
c. Padatekanandansuhubiasa, CH4-C4H10berwujud gas, C5H12-
C17H36berwujudcair, diatas C18 H38berwujudpadat.
d. Mudahmengalamireaksisubtitusidengan atom-atom halogen (F2, Cl2,
Br2,atau I2).
e. Dapatmengalamioksidasi (reaksipembakaran)(keenan,1999).

2.5 Isomer Alkana


Alkana yang memiliki rumus molekul sama, tetapi rumus berbeda CH4,
C2H6, C3H8tidakmempunyai isomer.

Tabel 2.2 Jumlah isomer padaalkana


Rumus Jumlah isomer Rumus Jumlah isomer
C4H10 2 C8H18 28
C5H12 3 C9H20 35
C6H14 5 C10H22 75

C7H16 9
(Sumber :A.Hadyana, 1992).

2.6 SumberdanKegunaanAlkana
Alkana adalah komponen utama dari gas alam dan minyak bumi.
Kegunaan alkana sebagai berikut :
1. Bahan bakar, misalnya elpiji, kerosin, bensin, dan solar.
2. Pelarut, berbagai jenis hidrokarbon, seperti petroleum eter dan nafta,
digunakan sebagai pelarut dalam industri dan pencucian kering (dry
cleaning).
3. Sumber hidrogen, gas alam dan gas petroleum merupakan sumber
hidrogen dalam industri, misalnya industri amonia dan pupuk.
4. Pelumas, pelumas adalah alkana suku tinggi (jumlah atom karbon tiap
molekulnya cukup besar, misalnya C18H38).
5. Bahan baku industri, bebagai produk industri seperti plastik, detergen,
karet sintesis, minyak rambut, dan obat gosok dibuat dari minyak bumi
atau gas alam.
6. Bahan baku untuk senyawa organik lain, minyak bumi dan gas alam
merupakan bahan baku utama untuk sintesis berbagai senyawa organik
seperti alkohol dan asam cuka ( Budiyanto,2012)

2.7 SifatFisikdan Kimia Alkana


Adapun sifat fisik dan kimia senyawa alkana antara lain:
1. Sifat Fisik
a. Semua alkana merupakan senyawa polar sehingga sukar larut dalam air.
Pelarut yang baik untuk alkana adalah pelarut non polar, misalnya eter.
Jika alkana bercampur dengan air, lapisan alkana berada diatas, sebab
massa jenisnya lebih kecil daripada 1.
b. Pada suhu kamar, empat suku pertama berwujud gas, suku ke-5 hingga
suku ke-16 berwujud cair, dan suku diatasnya berwujud padat.
c. Semakin banyak atom C, titik didih semakin tinggi. Untuk alkana yang
berisomer (jumlah atom C sama banyak), semakin banyak cabang, titik
didih semakin kecil.

2. Sifat Kimia
a. Pada umumnya alkana sukar bereaksi dengan senyawa lain. Karena
senyawa alkana adalah senyawa yang reaktivitasnya rendah, karena ikatan
C antar atomnya relatif stabil dan tidk mudah dipisahkan dan senyawa
alkana bereaksi sangat lemah dengan senyawa polar atau senyawa ion
lainnya.
b. Dalam oksigen berlebih, alkana dapat terbakar menghasilkan kalor,
karbondioksida, dan air.

2.8 KonformasiAlkana
Bentuk molekul mempengaruhi sifat–sifatnya, sehingga akhir–akhir ini
ahli kimia memperhatikan geometri molekul–molekul. Pada molekul sederhana
seperti etana misalnya, sejumlah struktur dimungkinkan sebagai konsetuensi
adanya notasi ikatan karbon–karbon. Semua penyusunan tersebut dinamakan
konformasi. Dua kemungkinan penting untuk etana dituliskan.
Proyeksi Newan dengan semangat berguna untuk menggambarkan
konformasi. Pada proyeksi Newan, seseorang harus melihat ikatan karbon–karbon
dari salah satu ujung rantai. Ikatan pada karbon didepan bersumber dari pusat
lingkaran, sedangkan ikatan pada karbon dibelakang digambarkan melalui proses
proyeksi kuda–kuda dan dengan model pengisi ruang.
Padaetanadengankonformasibersilang,setiapikatan C-H darisatu atom
karbonmenyilangsudut H- C-H karbon yang
lain.Sedangkanpadakonformasiberimput, setiapikatan C-H
darisatukarbonberjajardenganikatan C-H
berikutnya.Denganmemutussalahsatusebesar 60%,
kitadapatmengubahkonformasibersilangmenjadikompormasiberimpit.Diantaraked
uakonformasiinimasihterdapatbanyakkonformasiantaraetana.
Konformasibersilangdanberimpitpadaetanadinamakan isomer-isomer
rotasi.Karenamerekadapatberubahdaribentuk yang satukebentuk yang lain
denganmemutusikatankarbon-
karbon.Putaranpadaikatantunggaldapatterjadidenganmudah,karenatumpangtindih
orbital sp3diantarakeduakarbontindakan di
pengaruhiolehputaranikatan.Memang,kalorpadasuhukamarcukupbesaruntukmeng
ubahbentuk-
bentukmenyilangdanmerimpitsecaracepat.Karenaalasanini,keduabentuktersebuttid
akdapatdipisahkan
dengansuhukamar.Konformasibersilanglebihdisukai,danpadasuhukaman 99%
darimolekuletanaberadapadapenyusunansilang.Semuaelektronikatanpadakeduakar
bonadalah yang terjauhdalampenyusunansilang.
Isomer-isomer konformasi adalah bahwa keduanya berbeda suhu satu
sama lain karena adanya gerak putaran pada ikatan tunggal dalam satu molekul
yang sama.Sering kali,energi untuk melakukan rotasi selama ini tersedia pada
suhu kamar.Karena itu tidak ada kemungkinan untuk memisahkan konformasi-
konformasi tersebut pada suhu kamar.

2.9 StrukturAlkana
Alkana yang paling
sederhanaadalahmetana.Suatuderetalkanadapatdibentukdenganmemanjangkanrant
aikarbondenganjumlahhidrogen
yangsesuaiuntukmelengkapivalensikarbonnya.Semuaalkanamempunyaipersamaan
CnH2n+2, dengan n menyatakanjumlah atom
karbon,Alkanadenganrantailurusdinamakanalkana
normal.Setiapanggotadarideretinikeanggotaderetberikutnyaselalubertambahdenga
ngugus –CH2,Suatuderetdarisenyawainidinamakanderet
homolog.Senyawadarideretinimempunyaisifat-sifatkimiadanfisika yang serupa,
yangberubahsecarabertahapbiladitambahkan atom karbonpadarantainya. Aturan
IUPAC untukalkana :
1. Nama umum untuk alkana hidrokarbon jenuh asiklik ialah alkana akhiran -
an digunakan untuk semua hidrokarbon jenuh.
2. Alkana tetap tanpa cabang digunakan (setelah empat yang pertama yang
mempunyai nama umum) menurut jumlah atom karbonnya.
3. Untuk alkana dengan rantai cabang,penamaan didasarkan pada penamaan
rantai atom karbon yang terpanjang.
4. Gugus yang menempel pada rantai umum dinamakan subtituen.Subtituen
jenuh yang hanya mengandung karbon dan hidrogen dinamakan gugus
alkil.Namanya berdasarkan nama alkana dengan jumlah atom karbon
yang sama, dan mengganti akhiran-ana menjadi –il.
5. Lokasi gugus ditunjukkandengan nama dan nomor, rantai utama diberi
nomor sedemikian rupa sehingga subtituen yang pertama terletak pada
nomor karbon yang terendah.Bila ada dua gugus identik yang menempel
pada rantai pertama,digunakan awalan di,tri dan tetra.Setiap subtituen
harus di beri nama dan nomor sekalipun dua subtituen yang identik
menempel pada atom karbon yang sama.
6. Tanda baca penting artinya dalam penulisan nama IUPAC.

2.10 SubtituenAlkanadan Halogen


Padaaturan 4
IUPAC,namasubtituenalkildigunakandenganmengubahakhiran -
anadarialkanamenjadi –il.Jadi,gugusalkildengan 2karbondinamakangugus etil,
berasal dari etana(Respati,1982).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 AlatdanBahan

3.1.1 Alat-alat
Alat–alat yang digunakan pada percobaan ini antara lain adalah :
1. Tabung reaksi
2. Penjepit tabung reaksi
3. Rak tabung reaksi
4. Mortal
5. Lampu spirtus
6. Kapas
7. Spatula
8. Kaki tiga
9. Kawat kasa
10. Stopwatch
11. Gelasukur

3.1.2 Bahan-bahan
Bahan–bahan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain :
1. NaOH
2. Natriumbenzoat
3.2 ProsedurKerja
Adapun prosedur kerja pada percobaan ini adalah :
1. Gerus 2 gram Natrium Benzoat dan 2 gram NaOH dalam mortal
2. Kemudian ambil 1 gram ditambahkan 4 ml H 2O campuran tadi dan
masukkan dalam tabung reaksi serta tutup dengan kapas.
3. Panaskan tabung reaksi yang berisi bahan campuran sampai keluar
gelembung (mendidih).
4. Amatilah apakah ada cairan lain dan bagaimana baunya.
5. Diulangi percobaan sekali lagi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 4.1 Hasil pengamatan pembuatan senyawa alkana
No Cara Kerja Sebelum dipanaskan Setelah Dipanaskan
1. - ambil 2 gr NaOH + 2 gr -campuran mengendap - Terdapat larutan
natrium benzoat, - Terdapat gelumbung baru

digerus - larutan keruh - larutan jernih


- ambil 1 gr campuran - Terdapat bau yang
tersebut + 4 ml H2O, tidak menyengat
lalu dipanaskan
- amati yang terjadi
2. - ambil 2 gr NaOH + 2 gr - campuran mengendap -Tidak terdapat
natrium benzoat, - terdapat gelumbung larutan baru

digerus - larutan keruh -Larutan sedikit


- ambil 1 gr campuran keruh
tersebut + 4 ml H2O, -Terdapat bau tetapi
lalu dipanaskan tidak menyengat
- amati yang terjadi

4.2 Pembahasan
Dari hasil pengamatan pembuatan senyawa alkana. Pada percobaan
pertama senyawa C6H5COONa (natrium benzoat) ditambahkan dengan NaOH
(natrium hidroksida) sebelum dipanaskan campuran tersebut mengendap, terdapat
gelembung dan larutan menjadi keruh. Setelah dipanaskan larutan menjadi jernih,
terdapat larutan baru dan terdapat bau tetapi tidak menyengat. Penyebab
terjadinya larutan yang jernih tersebut karena senyawa C 6H5COONa dan NaOH
ketika dipanaskan melebur dan berubah menjadi cairan sehingga larutan menjadi
jernih. Pada reaksi tersebut terdapat gelembung, terjadinya gelembung tersebut
berasal dari senyawa padat yang mengandung H2O rendah, sehingga saat
dicampurkan akan menghasilkan H2O yang mengeluarkan gelembung. Terdapat
bau tetappi tidak menyengat disebabkan karena reaksi oksidasi atau pembakaran
yang menghasilkan CO2 sehingga menimbulkan bau yang tidak menyengat.
Reaksi berjalan lambat dikarenakan kedua senyawa tersebut berbentuk padat
sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk dapat bereaksi. Persamaan reaksi
pembuatan senyawa alkana dari natrium benzoat dan NaOH yaitu :
C6H5COONa + NaOH → Na2CO3 + C6H6
Reaksi senyawa tersebut bukan turunan alkana tetapi turunan benzene
Pada percobaan kedua 1 gram NaOH dengan natrium benzoat. Pada
percobaan ini diperoleh hasil yang sedikit berbeda dengan percobaan pertama,
serta bau yang dihasilkan tidak menyengat. Hal ini disebabkan karena beda
perlakuan yang diberikan, namun selebihnya hasil pengamatan sama, karena
perlakuan yang diberikan sama.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkanhasildanpembahasan, dapat disimpulkan sebagaiberikut:
1. Campuran NaOH dengan natrium benzoat menghasilkan senyawa
benzena,
yangmerupakan bukan turunan alkana.
2. Reaksi antara NaOH dan C6H5COONa.
NaOH + C6H5COONa → Na2CO3 + C6H6(benzena)
3. Terdapat gelembung gas pada reaksi tersebut dan juga menghasilkan bau
yang tidak menyengat.

5.2 Saran
Agar pada percobaan selanjutnya mendapatkan
reaksimenghasilkansenyawaalkana, bahan yang lain
dapatdigunakanyaituasamasetat (CH3COOH) danNaOH.
Reaksiiniakanmenghasilkansenyawaalkana (metana).
DAFTAR PUSTAKA
A.Hadyana pudjuatinadja,ph.d.1992. Kimia Untuk Universitas jilid 1.
Jakarta:Erlangga.
Budiyanto,2012.kegunaanAlkana.Diaksespadatanggal 24 April 2014 15.30 WIB

Chemistry,2012.SenyawaAlkana. (http://www.chemistry.org).
Diaksespadatanggal 24 April 2014 pukul 16.45 WIB.
Fasseden. Kimia Organik, 1989. Jakarta: Erlangga.
Hart. 1990.Kimia Organik .Jakarta: Erlangga.
Keenam,A.Hadyana pudjuatinadja,ph.d.1992.Kimia Untuk Universitas jilid
1.Bandung.
Respati.1986. Pengantar Kimia Organik. Jakarta: Aksana Baru.
LAMPIRAN B
GAMBAR ALAT

No Nama/ Gambar alat Fungsi

1. Tabung reaksi Untuk mereaksikan dua atau


lebih zat

2. Rak tabung reaksi Tempat tabung reaksi

3. Penjepit tabung Untuk menjepit tabung reaksi


pada saat pemanasan

4. Mortal Untuk menghaluskan dan


menggerus suatu benda atau
zat

5. Lampu spirtus Untuk memanaskan larutan

6. Kaki tiga Sebagai penyangga pembakar


spirtus

7. Kawat kasa Untuk menahan beaker glass


ketika proses pemanasan

8. Spatula Untuk mengambil bahan kimia


berbentuk padatan
9. Gelas ukur Sebagai alat ukur volume
cairan

10 Stopwatch Untuk mengukur waktu


brjalannya suatu reaksi

11 Kapas Untuk menutup tabung reaksi

Anda mungkin juga menyukai