METODE PENELITIAN
pada penelitian ini ialah data primer, yaitu data yang didapatkan langsung dari
sumber data. Sumber dari data primer tersebut adalah dengan menyebarkan
kuesioner secara langsung yang akan dijawab atau diisi oleh responden yang telah
filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
kuantitatif/ statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah di tetapkan
( Sugiyono, 2019:16-17).
Cimahi Tengah, Kota Cimahi Jawa Barat 40526. Alasan peneliti melakukan
penelitian ini agar bisa mengetahui secara langsung bagaimana kualitas pelayanan
perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Kota Cimahi . Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2022 - Juli 2022.
Jenis variabel yang digunakan pada riset ini ialah variabel independen dan
variabel dependen. Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang
independen atau variabel eksogen adalah variabel yang menjadi sebab munculnya
dalam penelitian ini terdiri bukti fisik, keandalan, daya tanggap, jaminan,
Tabel 3.1
Operasional Variabel X
dalam menghadapi
masalah
3. Layanan yang
diberikan sesuai
dengan yang
dijanjikan
( Daya pajak
2. Kemauan untuk
membantu
pelanggan
3. Kesiapan untuk
menanggapi
permintaan
pelanggan
konsisten
tuntutan tugas
2. Menjaga
kerahasiaan
wajib pajak
3. Karyawan yang
memiliki
pengetahuan untuk
menjawab
pertanyaan
pelanggan
2. Memiliki karyawan
yang mengerti
kebutuhan
pelanggan
pelanggan inginkan.
pelayanan
2. Memiliki karyawan
yang berpenampilan
3. Memiliki materi
terkait
dengan layanan
Tabel 3.2
Operasional Variabel Y
Kriteria
terhadap melaporkan
b.Kepatuhan 1,2,3,4,5
wajib pajak
dalam
membayar
pajak
mendaftarkan pelayanan
diri. pajak
yang telah
mendaftar dan
mempunyai
nomor pokok
wajib pajak
(NPWP)
dalam aktif
pembayaran pajak
tunggakan. berdasarkan
sistem self
assestment
tidak
memiliki
tunggakan
pajak
atau melunasi
pajak terutang
untuk SPT
kembali Surat
. sesuai
dengan
besarnya
pajak terutang
yang
sebenarnya
terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
kesimpulannya. Populasi bukan hanya orang tetapi juga obyek dan benda-benda
alam yang lain. Jumlah populasi yang akan diambil adalah 877. Sampel menurut
Sugiyono (2015:118) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
populasi tersebut. Bila populasi yang akan diambil oleh penulis adalah populasi
dalam jumlah besar dan penulis tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada
populasi, maka penulis bisa menggunakan sampel yang diambil dari populasi
tersebut, tetapi sampel yang diambil dari populasi harus bisa mewakili populasi.
pendekatan menentukan sampel berdasar tolak ukur secara khusus yang telah
ditetapkan. Sampel pada penelitian ini ialah wajib pajak orang pribadi dan wajib
2020. Maka tidak semua wajib pajak ini menjadi objek dalam penelitian ini
karena jumlahnya sangat besar dan guna efisien waktu dan biaya, maka dalam
N
n=
1+ Ne ²
877
=
1+ 877 x(10)²
877
=
9,77
= 89,7
= 90 responden ( Di bulatkan)
Keterangan :
: ukuran populasi
dan total sampel yang digunakan dalam penelitian ini 90 sampel. Dengan
Tabel 3.3
NO JABATAN JUMLAH
1. Pelaksana 18 Teknik
2. Fungsional Penyuluh 2
3. Kasuki 1
4. Account Representative 11
6. Sekretaris 1
1. Guru 3
3. Pensiunan 6
4. Pedagang 6
5. Lainnya 30
TOTAL 90
Pengumpulan Data
dan secara efisien dapat dilakukan untuk memperoleh data yang akurat dan
1. Studi Kepustakaan
2. Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila
tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain. Teknik
3. Kuesioner
yang efisien jika penulis tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa
Data dalam penelitian ini di peroleh dari data primer melalui metode survei
pendapat responden digunakanlah Skala Likert 5 angka yaitu mulai angka 5 untuk
pendapat Sangat Setuju (SS), angka 4 untuk pendapat Setuju (S), angka 3 untuk
pendapat Kurang Setuju (KS), angka 2 untuk pendapat Tidak Setuju (TS) dan
Pada penelitian ini skala yang digunakan adalah skala ordinal. Skala ini
pengukur pada penelitian ini yang sesuai dengan skala ordinal ialah skala Likert.
Tabel 3.4
2 Tidak Setuju(TS) 2
3 Netral(N) 3
4 Setuju(S) 4
3.6 Pengolahan
5 Sangat Setuju(SS) 5
Data dan
Pengukuran Data
Kegiatan dalam pengolahan data adalah mengelompokkan data
dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan
berikut :
telah diisi oleh responden sudah sesuai dengan pedoman yang telah
2. Membuat tabulasi
Tabel 3.5
Positif ( + ) Negatif ( - )
Sangat Setuju 5 1
Setuju 4 2
Ragu-Ragu 3 3
Tidak Setuju 2 4
sebagai berikut :
f
P= x 100 %
n
Keterangan :
P = Persentase
f = Frekuensi jawaban
n = Jumlah responden
Tabel 3.6
1. Uji Validitas
dinyatakan valid jika pertanyaan dalam angket dapat menyatakan sesuatu yang
dapat diukur. Butir pertanyaan pada kuesioner dapat dikatakan valid jika
factorloading >0,70.
2. Uji Reliabilitas
apabila melakukan 2 atau lebih pengukuran terhadap perangkat alat ukur yang
sama (Ghozali, 2016). Butir pertanyaan pada kuesioner dapat dikatakan reliable
hubungan antara variabel yang satu dengan yang lainnya, yang diketahui dengan
nƩXY −( ƩX )( ƩY )
r=
√¿¿¿
Keterangan :
r = Koefisien korelasi
n = Jumlah responden
X = Variabel bebas
Y = Variabel terikat
Tabel 3.7
1. Uji Normalitas
independen berdistribusi normal atau tidak normal. Tidak hanya itu, uji normalitas
juga mampu untuk melihat dalam model regresi, nilai residualnya juga mengikuti
2. Uji Multikolinearitas
ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi, yakni dengan melihat
dari nilai tolerance, dan lawannya yaitu Variance Inflation Factor (VIF). Nilai cut
off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai
tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. Langkah- langkah dalam uji
multikolinearitas yaitu:
multikolinearitas
lebih variabel bebas terhadap satu variabel terikat adalah analisis regresi
Keterangan:
Y = KepatuhanWajib Pajak
α = Konstanta
e = random error
K = Variabel Keandalan
J = Variabel Jaminan
E = Variabel Empati
untuk mengukur pengaruh setiap variabel independen pada penelitian ini secara
parsialadalah 5%. Jika tingkat signifikan < 0,05 dan thitung> ttabel, sehingga H1
3. Uji F
signifikan yang dipakai untuk mengukur pengaruh setiap variabel bebas pada
penelitian ini secara simultan yaitu 5%, dengan menggunakan cara menguji
nilai F.
H0 tidak didukung apabila nilai probabilitas < 0,05 dan akan didukung
pengaruh.
Tabel 3.8
JADWAL PENELITIAN
Tahun 2021
t
1 Observasi Awal
2 Pengajuan Judul
3 Penyusunan Proposal
5 Seminar UP
6 Revisi Seminar UP
7 Pengumpulan data
8 Analisis Data
9 Bimbingan Skripsi
BAB IV
“Kantor Inspeksi Keuangan Bandung” untuk wilayah Jawa Barat, tetapi dalam
pindah ke Tasikmalaya.
Tasikmalaya dan yang masih aktif adalah kelompok Cooperative. Pada tahun
Pada tanggal 1 Januari 1980 Inspeksi Pajak Bandung dibagi menjadi dua
wilayah kerja, yaitu Kantor Inspeksi Pajak Bandung Barat, di jalan Soekarno
Hatta No. 216 Bandung dan Kantor Inspeksi Pajak Bandung Timur, di jalan Kiara
Kantor Inspeksi Pajak lagi yaitu “Kantor Inspeksi Pajak Bandung Tengah” yang
Kantor Inspeksi Bandung menjadi 3 (tiga), yaitu merupakan salah satu dari 72
Kantor Inspeksi pajak di Indonesia yang masuk dalam wilayah VII DJP Jawa
“Kantor Pelayanan Pajak Bandung Tengah” terhitung mulai tanggal 1 April 1989.
Tahun 1989 istilah Kantor Inspeksi Pajak diganti menjadi Kantor Pelayanan
terhitung mulai 1 April 1989, seluruh kantor Inspeksi Pajak di Indonesia diubah
beralamat di Jl. Soekarno Hatta, Kantor Pelayanan Pajak Bandung Timur yang
beralamat di Jl. Ibrahim Adjie No. 37, Kantor Pelayanan Pajak Bandung Tengah
yang beralamat di Jl. Purnawarman No. 21, dan Kantor Pelayanan Pajak Bandung
diantaranya KPP Pratama dimana KPP, Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan
Pratama Majalaya, KPP Pratama Soreang, dan KPP Pratama Cimahi. KPP
Pratama Cimahi terletak di Jalan H. Amir Machmud No. 574, kotak pos 112
Peraturan terbaru yang mengatur terkait Organisasi dan Tata Kerja Instansi
Jenderal Pajak.
1. Visi
Visi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cimahi mengacu pada visi Direktorat
masyarakat.
2. Misi
Pajak Pratama Cimahi menempati gedung sendiri yang terletak di Jalan Jenderal
4. Ruang Aula
5. Ruang Dokter
Lantai III : 1. Ruang Kerja Seksi Pengawasan dan Konsultasi I
Struktur organisasi adalah merupakan suatu hal yang penting di KPP Pratama
Cimahi, karena dengan adanya struktur dapat terlihat dengan jelas tanggung jawab
tangung jawab yang jelas diharapkan dapat terciptanya kelancaran kerja sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan di KPP Pratama Cimahi. Struktur organisasi
dimana satu sama lain saling berhubungan, dengan tujuan untuk menciptakan
Sub Bagian Seksi Pelayanan Seksi Penagihan Seksi Seksi Seksi Pengawasan
Umum Ektensifikasi Pengawasan dan dan Konsultasi IV
Perpajakan Konsultasi II
Gambar 4.1
KPP Pratama Sumedang terdiri atas unit kerja. Adapun tugas pokok dari
setiap unit kerja yang ada di KPP Pratama Cimahi adalah sebagai berikut :
b. Keuangan.
c. Tata Usaha.
d. Rumah Tangga.
4. Seksi Pelayanan
c. Penyuluhan perpajakan.
f. Menjawab konfirmasi.
g.
5. Seksi Ekstensifikasi
d. Penguasaan wilayah.
e. Pendataan monografi fiskal.
6. Seksi Penagihan
c. Penagihan aktif.
7. Seksi Pemeriksaan
kewajiban Wajib Pajak, melayani penyelesaian hak Wajib Pajak dan sebagai
tempat konsultasi Wajib Pajak. Jadi Account Repesentatives ini bertugas untuk
menjembatani atau mediator antara Wajib Pajak dan KPP (Kantor Pelayanan
Pajak).
Tugas Seksi Pengawasan dan Konsultasi antara lain :
c. Pengawasan perpajakan.
d. Analisis kepatuhan.
Penjualan Barang Mewah (PPnBM) dan Pajak Tidak Langsung Lainnya (PTLL)
informasi perpajakan.
jenis kelamin, pekerjaan, dan pendidikan yang diajukan pada responden wajib
pajak, sementara untuk kuesioner wajib pajak yaitu jenis kelamin, jabatan, dan
Tabel 4.2
Karakteristik Responden
Jenis Kelamin :
Perempuan 26 48%
Total 54 100%
Pekerjaan :
Pedagang 6 11%
Pensiunan 6 11%
PNS 9 17%
Guru 3 6%
Lainnya 30 56%
Uraian Frekuensi Persentase
Total 54 100%
Pendidikan :
S1 5 9%
S2 3 6%
SMA/SMK 30 56%
Lainnya 16 30%
Total 54
Jenis Kelamin :
Laki-laki 25 69%
Perempuan 11 31%
Total 36 100%
Jabatan :
Pelaksana 18 50%
Fungsional penyuluh 2 6%
Kasuki 1 3%
Sekretaris 1 3%
Total 36 100%
Uraian Frekuensi Persentase
Pendidikan :
D1 12 33%
D3 7 19%
D4 1 3%
S1 12 33%
S2 4 11%
Total 36 100%
bahwa dari responden kelompok wajib pajak sebanyak 28 orang atau 52% terdiri
dari responden laki-laki dan sebanyak 26 orang atau 48% terdiri dari responden
25 orang atau 69% terdiri dari responden laki-laki dan sebanyak 11 orang atau
responden yang bekerja sebagai pedagang dan pensiunan, sebanyak 9 orang atau
17% adalah responden yang bekerja sebagai PNS, sebanyak 3 orang atau 6%
adalah responden yang bekerja sebagai guru, dan sebanyak 30 orang atau 56%
Negara, Kepala Seksi Pengawasan, dan Kasuki. Semntara sebanyak 2 orang atau
responden dengan pendidikan terakhir sarjana (S1) sebanyak 5 orang atau 9%,
responden dengan pendidikan terakhir pasca sarjana (S2) sebanyak 3 orang atau
6%, dan sebanyak 16 orang atau 30% berpendidikan terakhir lainnya daripada
pajak dapat diketahui bahwa pendidikan terakhir D1 sebanyak 12 orang atau 33%,
responden dengan pendidikan terakhir sarjana (S1) sebanyak 12 orang atau 33%,
dan responden dengan pendidikan terakhir pasca sarjana (S2) sebanyak 4 orang
atau 11%
4.5 Analisis Deskriptif
indikator, dan bukti fisik yang terbagi atas 3 indikator. Selanjutnya, terdapat
variabel dependen yaitu kepatuhan wajib pajak yang terbagi atas 9 indikator.
Untuk menganalisis variabel tersebut diambil dari skor rata-rata setiap indikator
pada setiap variabel yang mencerminkan persepsi responden pada setiap variabel
rendah adalah 1 untuk jawaban ”sangat tidak setuju” dan skor paling tinggi adalah
4.5.1 Keandalan
data dari hasil pengumpulan dan pengolahan data yang dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 4.3
Petugas pajak f 0 2 9 36 43 90
cepat tanggap
dalam
membantu Sangat
1 2, 10, 40, 47, 4,29
menyelesaika % 0,0 100 Baik
2 0 0 8
n persoalan
yang dihadapi
wajib pajak
Semua wajib f 0 0 8 14 68 90
pajak dilayani
kebutuhannya
informasi 0 0 7 3
yang
dibutuhkan
Skala Kuisioner Skor Sko Persentas
No
Pernyataan ST T aktua r e
. N S SS
S S l idea Skor
l aktual
secara
lengkap jelas
Petugas pajak f 0 0 10 31 49 90
memberikan
Sangat
4 kemudahan 0, 11, 34, 54, 4,38
% 0,0 100 Baik
dalam 0 1 4 4
pelayanan
Baik
paling tinggi yakni sebesar 4,62 dan termasuk dalam kategori sangat baik, yakni
penyataan “Semua wajib pajak dilayani dengan baik dan sesuai dengan
kebutuhannya”, dan rata-rata skor paling rendah yakni sebesar 4,29 dan termasuk
dalam kategori sangat baik, yakni pernyataan “Petugas pajak cepat tanggap dalam
diperoleh rata-rata dari variabel keandalan yakni sebesar 4,47 dan termasuk dalam
berdasarkan data dari hasil pengumpulan dan pengolahan data yang dapat dilihat
Tabel 4.4
Solusi yang f 0 0 3 26 61 90
diberikan atas
keluhan wajib
oleh petugas
pajak
terhadap 0 3 2 4
Skala Kuisioner Skor Sko Persentas
No
Pernyataan ST T aktua r e
. N S SS
S S l idea Skor
l aktual
aparat pajak
yang cepat
dan tanggap
dalam
Petugas pajak f 0 0 15 36 39 90
menguasai
peraturan
perpajakan
Sangat
3 dengan baik 0, 16, 40, 43, 4,22
% 0,0 100 Baik
untuk 0 7 0 3
menyelesaika
pekerjaannya
pakaian 0 7 6
dengan rapi
Skala Kuisioner Skor Sko Persentas
No
Pernyataan ST T aktua r e
. N S SS
S S l idea Skor
l aktual
sesuai dengan
aturan kantor
Sangat
Skor Rata-rata Variabel 4,33
Baik
pernyataan di atas mengenai daya tanggap, dapat diketahui bahwa rata-rata skor
paling tinggi yakni sebesar 4,59 dan termasuk dalam kategori sangat baik, yakni
pertanyaan “Solusi yang diberikan atas keluhan wajib pajak telah dipenuhi
kebutuhannya oleh petugas pajak”, dan rata-rata skor paling rendah yakni sebesar
4,13 dan termasuk dalam kategori baik, yakni pertanyaan “Petugas pajak memakai
pakaian dengan rapi sesuai dengan aturan kantor pajak”. Sedangkan diperoleh
rata-rata dari variabel daya tanggap yakni sebesar 4,33 dan termasuk dalam
menunjukkan adanya daya tanggap yang sangat baik di Kantor Pelayanan Pajak
4.5.3 Jaminan
Berikut disajikan tabel distribusi frekuensi variabel jaminan berdasarkan
data dari hasil pengumpulan dan pengolahan data yang dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 4.5
Aparat pajak f 0 1 10 56 23 90
menjaga
kerahasiaan
1 1, 11, 62, 25, 4,08 Baik
informasi dan % 0,0 100
1 1 2 6
data wajib
pajak.
Petugas pajak f 0 1 13 35 41 90
sudah bekerja
secara
profesional Sangat
2 1, 14, 38, 45, 4,24
untuk % 0,0 100 Baik
1 4 9 6
meningkatkan
kepercayaan
wajib pajak
Skala Kuisioner Skor Sko Persentas
No
Pernyataan ST T aktua r e
. N S SS
S S l idea Skor
selalu
menindaklanju
Sangat
3 ti pengaduan 2, 28, 61, 4,44
% 0,0 7,8 100 Baik
dari 2 9 1
masyarakat
dengan cepat
Sangat
Skor Rata-rata Variabel 4,25
Baik
pernyataan di atas mengenai jaminan, dapat diketahui bahwa rata-rata skor paling
tinggi yakni sebesar 4,44 dan termasuk dalam kategori sangat baik, yakni
dengan cepat”, dan rata-rata skor paling rendah yakni sebesar 4,08 dan termasuk
informasi dan data wajib pajak”. Sedangkan diperoleh rata-rata dari variabel
jaminan yakni sebesar 4,25 dan termasuk dalam kategori sangat baik. Hasil ini
jaminan yang sangat baik di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kota Cimahi.
4.5.4 Empati
data dari hasil pengumpulan dan pengolahan data yang dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 4.6
Petugas f 0 0 14 35 41 90
pajak
memberikan
sanksi
Sangat
1 terhadap 15, 45, 4,25
% 0,0 0,0 38,9 100 Baik
wajib pajak 6 6
yang telat
membayar
pajak
memberikan 9 1
perhatian
khusus
No Skala Kuisioner Skor Skor Persentase
Pernyataan
. STS TS N S SS aktual ideal Skor
aktual
terhadap
masalah
yang
dialami
pernyataan di atas mengenai empati, dapat diketahui bahwa rata-rata skor paling
tinggi yakni sebesar 4,25 dan termasuk dalam kategori sangat baik, yakni
pertanyaan “Petugas pajak memberikan sanksi terhadap wajib pajak yang telat
membayar pajak”, dan rata-rata skor paling rendah yakni sebesar 4,15 dan
perhatian khusus terhadap masalah yang dialami wajib pajak terkait pembayaran
pajak”. Sedangkan diperoleh rata-rata dari variabel empati yakni sebesar 4,20 dan
termasuk dalam kategori sangat baik. Hasil ini mengindikasikan bahwa mayoritas
responden menunjukkan bahwa adanya empati yang sangat baik di Kantor
data dari hasil pengumpulan dan pengolahan data yang dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 4.6
Aparat pajak f 0 0 12 36 42 90
berpenampila
n sopan dan
Sangat
1 berbusana 0, 13, 40, 46, 4,29
% 0,0 100 Baik
sesuai 0 3 0 7
tuntunan
tugas
prasarana 1 3 4 1
Skala Kuisioner Skor Sko Persentas
No
Pernyataan ST T aktua r e
. N S SS
S S l idea Skor
l aktual
yang di
kantor KPP
Petugas pajak f 0 2 21 31 36 90
selalu
memberikan
3 2, 23, 34, 40, 4,08 Baik
sosialisasi % 0,0 100
2 3 4 0
terhadap
wajib pajak
Sangat
Skor Rata-rata Variabel 4,22
Baik
pernyataan di atas mengenai bukti fisik, dapat diketahui bahwa rata-rata skor
paling tinggi yakni sebesar 4,31 dan termasuk dalam kategori sangat baik, yakni
pertanyaan “Fasilitas sarana dan prasarana yang di kantor KPP memadai”, dan
rata-rata skor paling rendah yakni sebesar 4,08 dan termasuk dalam kategori baik,
pajak”. Sedangkan diperoleh rata-rata dari variabel bukti fisik yakni sebesar 4,22
dan termasuk dalam kategori sangat baik. Hasil ini mengindikasikan bahwa
mayoritas responden menunjukkan bukti fisik yang sangat baik di Kantor
berdasarkan data dari hasil pengumpulan dan pengolahan data yang dapat dilihat
Wajib pajak f 0 2 19 23 46 90
mendaftarkan diri
sebagai wajib
Sangat
1 pajak secara 2, 21, 25, 51, 4,21
% 0,0 100 Baik
sukarela ke 2 1 6 1
Kantor Pelayanan
Pajak
sesuai dengan 2 6 2 0
ketentuan
perundangundang
Skala Kuisioner Skor Sko Persenta
No
Pernyataan ST T aktu r se
. N S SS
S S al idea Skor
l aktual
an dan
melaporkannya
denganpajak
Wajib tepat f 0 2 12 27 49 90
menyampaikan
SPT ke kantor
Sangat
3 pajak tepat waktu 2, 13, 30, 54, 4,32
% 0,0 100 Baik
sebelum batas 2 3 0 4
akhir
penyampaian SPT
Wajib pajak f 0 0 10 32 48 90
selalu memiliki
Sangat
4 tunggakan pajak 0, 11, 35, 53, 4,37
% 0,0 100 Baik
terutang setiap 0 1 6 3
tahunnya
dilakukan oleh 0 0 7 3
KPP akan
Skala Kuisioner Skor Sko Persenta
No
Pernyataan ST T aktu r se
. N S SS
S S al idea Skor
l aktual
meningkatkan
kepatuhan wajib
pajak dalam
Adanya bunga f 0 0 9 36 45 90
dalam tunggakan
Sangat
6 pajak akan 0, 10, 40, 50, 4,35
% 0,0 100 Baik
menambah beban 0 0 0 0
pajak
Teknologi f 0 0 7 34 49 90
informasi
mempermudah
pelaporan SPT
sehingga Sangat
7 0, 37, 54, 4,42
mendorong wajib % 0,0 7,8 100 Baik
0 8 4
pajak untuk
melapor sebelum
batas waktu
berakhir
mempermudah
0, 18, 35, 45,
wajib pajak untuk % 0,0 100 Baik
0 9 6 6
membayar tepat
waktu
Wajib pajak f 0 0 13 33 44 90
bersedia
membayar Sangat
9 0, 14, 36, 48, 4,30
kewajiban pajak % 0,0 100 Baik
0 4 7 9
serta tunggakan
pajaknya
Sangat
Skor Rata-rata Variabel 4,31
Baik
pernyataan di atas mengenai kepatuhan wajib pajak, dapat diketahui bahwa rata-
rata skor paling tinggi yakni sebesar 4,42 dan termasuk dalam kategori sangat
sehingga mendorong wajib pajak untuk melapor sebelum batas waktu berakhir”,
dan rata-rata skor paling rendah yakni sebesar 4,21 dan termasuk dalam kategori
sangat baik, yakni pertanyaan “Wajib pajak mendaftarkan diri sebagai wajib pajak
variabel kepatuhan wajib pajak yakni sebesar 4,31 dan termasuk dalam kategori
memiliki kepatuhan wajib pajak yang sangat baik di Kantor Pelayanan Pajak
dapat dijadikan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan
suatu instrumen. Valid yang berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur. Kriteria yang digunakan pada penelitian
ini adalah apabila hasil dari nilai r-hitung > r-tabel maka valid. Hasil uji validitas
0,62 0,20
5 - - - - - Valid
2 7
0,73 0,20
6 - - - - - Valid
2 7
0,50 0,20
7 - - - - - Valid
5 7
0,52 0,20
8 - - - - - Valid
3 7
0,55 0,20
9 - - - - - Valid
3 7
Dari tabel 4.8 di atas, diperoleh data yang menyatakan bahwa seluruh
pernyataan valid, karena nilai korelasi (r-hitung) di atas nilai r-tabel sebesar 0,080
sampai 0,830 lebih besar dari nilai rtabel sebesar 0,207, sehingga seluruh
pernyataan pada penelitian ini dapat dikatakan valid dan data dapat digunakan
dalam penelitian ini. Pada variabel keandalan terdapat 4 item yang valid, variabel
daya tanggap terdapat 4 item yang valid, variabel jaminan terdapat 3 item yang
valid, variabel empati terdapat 2 item yang dinyatakan valid, variabel bukti fisik
terdapat 3 item yang dinyatakan valid, dan kepatuhan wajib pajak terdapat 9 item
penelitian dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data serta
untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten. Uji Reiabilitas
digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat ukur yang
digunakan tetap konsisten dan dapat diandalkan jika pengukuran tersebut diulang.
Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap
Tabel 4.9
Uji Reliabilitas
Kepatuhan Wajib
0,895 0,600 Reliabel
Pajak
masing bernilai 0,851, 0,795, 0,724, 0,689, 0,833, dan 0,895. Hal ini
menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,600, berarti semua
jaminan, empaty, bukti fisik, dan kepatuhan wajib pajak dinyatakan reliabel.
estimasi yang BLUE (best linear unbiased estimator). Pengujian asumsi ini terdiri
atas tiga pengujian, yakni uji normalitas, uji heteroskedastisitas dan uji
multikolinearitas.
1. Uji Normalitas
dianalisis. Uji normalitas ini dimaksudkan untuk menguji apakah dalam model
Dalam penelitian ini, uji normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan uji one
Tabel 4.10
Unstandardized
Residual
N 90
Negative -.056
probabilitas tidak signifikan pada 0,05 (0,200 > 0,05) maka hipotesis nol diterima
2. Uji Multikolinearitas
model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya, yaitu variance
inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas
sederhana setiap variabel bebas menjadi variabel terikat dan diregres terhadap
terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai
tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF =
1/tolerance) dan menunjukkan adanya kolinearitas yang tinggi. Nilai cut-off yang
umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF di atas 10.
Tabel 4.11
Collinearity Statistics
masing-masing variabel bebas jauh di bawah 10, yakni keandalan = 2,852, daya
tanggap = 3,268, jaminan = 3,078, empati = 3,290, dan bukti fisik = 2,510. Nilai
tolerance berada di atas 0,10, yaitu variabel keandalan = 0,351, daya tanggap =
0,306, jaminan = 0,325, empati = 0,304, dan bukti fisik = 0,398. Maka dapat
model regresi.
3. Uji Heterokedastisitas
pengamatan lain. Berikut disajikan data hasil uji heteroskedastisitas metode uji
Scatter Plot dengan menggunakan bantuan aplikasi program SPSS 26.0 for
Windows:
Gambar 4.2
tidak membentuk pola-pola tertentu, serta tersebar di atas dan di bawah angka 0
pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi ini tidak terdapat
gejala heteroskedastisitas. Dengan kata lain, model regresi telah memenuhi asumsi
homoskedastisitas.
sebelumnya, dimana pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai persamaan regresi
linear berganda, uji hipotesis (uji t dan uji f) dan koefisien determinasi.
sebagai berikut:
Tabel 4.12
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
1) Konstanta (a)
Nilai konstanta (a) sebesar 3,467 artinya apabila variabel independent dalam
penelitian ini yaitu keandalan, daya tanggap, jaminan, empati, dan bukti fisik
tetap.
3) Nilai koefisien regresi variabel daya tanggap sebesar 0,502 nilai X2 yang
wajib pajak dengan daya tanggap, yang artinya jika daya tanggap mengalami
4) Nilai koefisien regresi variabel jaminan sebesar 0,586 nilai X3 yang positif
pajak dengan jaminan, yang artinya jika jaminan mengalami kenaikan sebesar
1 satuan maka kepatuhan wajib pajak akan meningkat sebesar 0,586 dengan
5) Nilai koefisien regresi variabel empati diperoleh sebesar 0,767 nilai X4 yang
wajib pajak dengan empati, yang artinya jika empati mengalami kenaikan
sebesar 1 satuan maka kepatuhan wajib pajak akan meningkat sebesar 0,767
6) Nilai koefisien regresi variabel bukti fisik sebesar 0,435 nilai X5 yang positif
pajak dengan bukti fisik, yang artinya jika bukti fisik mengalami kenaikan
ssebesar 1 satuan maka kepatuhan wajib pajak akan meningkat sebesar 0,435
Dengan tingkat signisikansi pada penelitian ini yaitu 0.05. Dasar pengambilan
Jika nilai t hitung < nilai t tabel maka variabel independen tidak
sebagai berikut:
diperoleh nilai thitung sebesar 2,007 dengan nilai signifikansi sebesar 0,001.
Karena thitung > ttabel (2,007 > 1,989) dan nilai signifikansi < tingkat
hubungan positif pada tingkat signifikan 0,05 (5%) atau dengan kata lain,
Karena thitung > ttabel (2,061 > 1,989) dan nilai signifikansi < tingkat
hubungan positif pada tingkat signifikan 0,05 (5%) atau dengan kata lain,
nilai thitung sebesar 2,094 dengan signifikansi sebesar 0,039. Karena thitung >
ttabel (2,094 > 1,989) dan nilai signifikansi < tingkat signifikan (0,039 <
terhadap kepatuhan wajib pajak dengan arah hubungan yang positif pada
tingkat signifikan 0,05 (5%) atau dengan kata lain, variabel jaminan
diperoleh nilai thitung sebesar 2,043 dengan nilai signifikansi sebesar 0,044.
Karena thitung > ttabel (2,043 > 1,989) dan nilai signifikansi < tingkat
hubungan positif pada tingkat signifikan 0,05 (5%) atau dengan kata lain,
Karena thitung > ttabel (2,014 > 1,989) dan nilai signifikansi < tingkat
hubungan yang positif pada tingkat signifikan 0,05 (5%) atau dengan kata
dari tingkat signifikan (alpha) 0,05 maka variabel indepnden berpengaruh secara
lebih besar dari tingkat signifikan 0,05 maka variabel independen tidak
berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Berikut ini output uji
simultan F:
Tabel 4.13
ANOVAa
Sum of Mean
Berdasarkan tabel 4.13 hasil uji simultan dengan Ftabel sebesar 2,323
diperoleh nilai Fhitung sebesar 47,960 dan nilai Prob (F-Statistic) sebesar 0,000.
Karena nilai Fhitung > Ftabel (47,960 > 2,323) dan nilai signifikansi < tingkat
signifikan (0,000 < 0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa keandalan, daya
tanggap, jaminan, empati, dan bukti fisik secara simultan berpengaruh signifikan
Tabel 4.14
Model Summaryb
Dari tabel 4.14 di atas koefisien determinasi dapat dilihat pada R-Square
yaitu sebesar 0,741 atau 74,1% artinya bahwa variabel keandalan, daya tanggap,
jaminan, empati, dan bukti fisik secara simultan mampu memberikan penjelasan
pada variabel kepatuhan wajib pajak sebesar 74,1% sedangkan sisanya sebesar
25,9% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hasil
tanggap, jaminan, empati, dan bukti fisik terhadap kepatuhan wajib pajak kuat.
4.8 Pembahasan
diperoleh sebesar 0,001. Karena thitung > ttabel (2,007 > 1,989) dan nilai
signifikansi < tingkat signifikan (0,048 < 0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa
hubungan positif pada tingkat signifikan 0,05 (5%) atau dengan kata lain,
bahwa variabel keandalan, daya tanggap, jaminan, empati, dan bukti fisik secara
sebesar 74,1% sedangkan sisanya sebesar 25,9% dijelaskan oleh faktor lain yang
tidak diteliti dalam penelitian ini. Hasil koefisien determinasi sebesar 74,1%
artinya tingkat hubungan keandalan, daya tanggap, jaminan, empati, dan bukti
hubungan yang searah antara variabel kepatuhan wajib pajak dengan keandalan,
kepatuhan wajib pajak akan meningkat sebesar 0,406 dengan asumsi bahwa
yang dijanjikan dengan akurat dan terpercaya sesuai yang diharapkan pelanggan
yang tercermin dari ketepatan waktu, layanan yang sama untuk semua orang dan
tanpa kesalahan.
Dari hasil penelitian ini diperoleh signifikan daya tanggap berdasarkan uji t
diperoleh sebesar 0,042. Karena thitung > ttabel (2,061 > 1,989) dan nilai signifikansi
< tingkat signifikan (0,042 < 0,05). Maka kesimpulannya adalah daya tanggap
berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak dengan arah hubungan
positif pada tingkat signifikan 0,05 (5%) atau dengan kata lain, variabel daya
tanggap berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak pada
Nilai koefisien determinasi sederhana (R²) sebesar 0,741 atau 74,1% artinya
bahwa variabel keandalan, daya tanggap, jaminan, empati, dan bukti fisik secara
sebesar 74,1% sedangkan sisanya sebesar 25,9% dijelaskan oleh faktor lain yang
tidak diteliti dalam penelitian ini. Hasil koefisien determinasi sebesar 74,1%
artinya tingkat hubungan keandalan, daya tanggap, jaminan, empati, dan bukti
hubungan yang searah antara variabel kepatuhan wajib pajak dengan daya
tanggap, yang artinya jika daya tanggap mengalami kenaikan sebesar 1 satuan
maka kepatuhan wajib pajak akan meningkat sebesar 0,502 dengan asumsi
pelayanan yang sebaik mungkin kepada pengguna. Dimensi ini menekankan pada
yang mereka ajukan atau perhatian mereka terhadap masalah-masalah yang ada,
diperoleh sebesar 0,039. Karena thitung > ttabel (2,094 > 1,989) dan nilai signifikansi
< tingkat signifikan (0,039 < 0,05). Maka kesimpulannya adalah jaminan
yang positif pada tingkat signifikan 0,05 (5%) atau dengan kata lain, variabel
jaminan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak pada
Nilai koefisien determinasi sederhana (R²) sebesar 0,741 atau 74,1% artinya
bahwa variabel keandalan, daya tanggap, jaminan, empati, dan bukti fisik secara
sebesar 74,1% sedangkan sisanya sebesar 25,9% dijelaskan oleh faktor lain yang
tidak diteliti dalam penelitian ini. Hasil koefisien determinasi sebesar 74,1%
artinya tingkat hubungan keandalan, daya tanggap, jaminan, empati, dan bukti
hubungan yang searah antara variabel kepatuhan wajib pajak dengan jaminan,
yang artinya jika jaminan mengalami kenaikan sebesar 1 satuan maka kepatuhan
wajib pajak akan meningkat sebesar 0,586 dengan asumsi bahwa variabel
sifat dapatdipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya risiko atau keragu-
raguan.
diperoleh sebesar 0,044. Karena thitung > ttabel (2,043 > 1,989) dan nilai signifikansi
< tingkat signifikan (0,044 < 0,05). maka dapat disimpulkan bahwa empati
positif pada tingkat signifikan 0,05 (5%) atau dengan kata lain, variabel empati
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak pada taraf
keyakinan 95%.
Nilai koefisien determinasi sederhana (R²) sebesar 0,741 atau 74,1% artinya
bahwa variabel keandalan, daya tanggap, jaminan, empati, dan bukti fisik secara
sebesar 74,1% sedangkan sisanya sebesar 25,9% dijelaskan oleh faktor lain yang
tidak diteliti dalam penelitian ini. Hasil koefisien determinasi sebesar 74,1%
artinya tingkat hubungan keandalan, daya tanggap, jaminan, empati, dan bukti
hubungan yang searah antara variabel kepatuhan wajib pajak dengan empati, yang
artinya jika empati mengalami kenaikan sebesar 1 satuan maka kepatuhan wajib
pajak akan meningkat sebesar 0,767 dengan asumsi bahwa variabel independen
lainnya tetap.
ingin perusahaan memahami mereka dan sangat penting bagi perusahaan mereka.
Dari hasil penelitian ini diperoleh signifikan bukti fisik berdasarkan uji t
diperoleh sebesar 0,047. Karena thitung > ttabel (2,014 > 1,989) dan nilai signifikansi
< tingkat signifikan (0,047 < 0,05). Maka kesimpulannya adalah bukti fisik
yang positif pada tingkat signifikan 0,05 (5%) atau dengan kata lain, variabel
bukti fisik berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak
bahwa variabel keandalan, daya tanggap, jaminan, empati, dan bukti fisik secara
sebesar 74,1% sedangkan sisanya sebesar 25,9% dijelaskan oleh faktor lain yang
tidak diteliti dalam penelitian ini. Hasil koefisien determinasi sebesar 74,1%
artinya tingkat hubungan keandalan, daya tanggap, jaminan, empati, dan bukti
Nilai konstan sebesar sebesar 0,435 nilai X5 yang positif menunjukan adanya
hubungan yang searah antara variabel kepatuhan wajib pajak dengan bukti fisik,
yang artinya jika bukti fisik mengalami kenaikan ssebesar 1 satuan maka
kepatuhan wajib pajak akan meningkat sebesar 0,435 dengan asumsi bahwa
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh oleh Parasuraman
bukti fisik berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Bukti
atau memberikan image pelayanan yang akan digunakan oleh penguna untuk
mengevaluasi kualitas.
BAB V
5.1 Simpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan oleh peneliti
Cimahi.
Kota Cimahi.
41
42
Cimahi.
Cimahi.
Cimahi.
5.2 Saran
43
a) Instansi pajak sebagai instansi pemungut pajak dari wajib pajak harus
khususnya bagi pihak wajib pajak akan merasa puas atas pelayanan
yang diberikan aparat pajak juga dapat menyebabkan wajib pajak patuh
baik kepada wajib pajak agar wajib pajak dapat memahami hal-hal yang