Anda di halaman 1dari 35

BAB 1 : HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI

Subtema 1:
Senyawa Karbon
Subtema 2:
Kekhasan Atom Karbon
Subtema 3:
Alkana, Alkena, Alkuna
Subtema 4:
Reaksi-reaksi Senyawa Hidrokarbon
Subtema 5:
Minyak Bumi dan Energi Alternatif
Subtema 6:
Dampak Pembakaran terhadap Lingkungan

A. Senyawa Karbon
Senyawa karbon mulanya disebut juga senyawa organik karena senyawa-senyawa tersebut hanya dapat
dihasilkan oleh organisme dan tidak dapat dihasilkan di laboratorium. Akan tetapi, pada tahun 1828,
Friederich Wohler berhasil membuat urea (zat organik yang terdapat dalam urin mamalia) dari reaksi
antara senyawa anorganik AgOCN dan NH4Cl, sehingga pendapat bahwa senyawa karbon hanya berasal
dari makhluk hidup menjadi kurang tepat. Akhirnya timbul istilah senyawa karbon organik dan senyawa
karbon anorganik. Adapun perbedaan senyawa karbon organik dengan anorganik adalah sebagai berikut.

Tabel Perbedaan Senyawa Karbon Organik dan Anorganik

No. Karbon Organik Karbon Anorganik


1. Berikatan kovalen Kebanyakan berikatan ionik
2. Rantai panjang Rantai pendek
3. Mempunyai isomer Tidak mempunyai isomer
4. Kereaktifan kecil Kereaktifan besar
5. Mudah terurai pada suhu rendah (pada Dapat terurai pada suhu tinggi (pada
umumnya tidak tahan panas) umumnya tahan panas)
6. Tidak mudah larut dalam air, tetapi larut Mudah larut dalam air
dalam pelarut nonpolar
7. Titik didih dan titik leleh rendah Titik didih dan titik leleh tinggi

Senyawa-senyawa karbon yang hanya terdiri dari hidrogen dan karbon disebut hidrokarbon. Hidrokarbon
terutama digunakan untuk bahan bakar (sumber energi). Hidrokarbon juga digunakan sebagai bahan baku
industri, misalnya plastik, detergen, dan karet sintesis. Untuk mengenali adanya karbon dalam senyawa
karbon dapat dilakukan dengan cara membakar sampel senyawa karbon tersebut. Apabila menghasilkan
zat berwarna hitam berarti mengandung unsur karbon. Unsur karbon dan hidrogen yang terdapat dalam
senyawa karbon juga dapat ditunjukkan dengan uji pembakaran. Pembakaran suatu senyawa karbon
organik akan menghasilkan CO2 dan H2O. Adanya CO2 dapat ditunjukkan dengan mengalirkannya ke
dalam air kapur. Apabila air kapur menjadi keruh, berarti terdapat gas CO 2 karena pembakaran akan
mengubah C menjadi CO2 dan CO2 bereaksi dengan air kapur menurut reaksi:
CO 2(g) +Ca(OH )2 (aq) → CaCO3 (s) + H 2 O (l)

35
MODUL BELAJAR – 11 SMA
Sedangkan pembakaran akan mengubah H menjadi H2O. Air dapat mengubah zat warna kertas kobalt
biru menjadi merah muda (pink). Keberadaan oksigen biasanya diketahui dari selisih massa zat yang
dibakar dengan jumlah massa karbon, hidrogen, dan unsur lainnya.

Latihan Soal

1. Jelaskan yang dimaksud senyawa karbon!


2. Tuliskan beberapa bahan di sekitarmu yang mengandung senyawa karbon!
3. Sebutkan perbedaan antara senyawa karbon organik dan senyawa karbon anorganik! Beri contoh!
4. Jelaskan cara membuktikan adanya unsur karbon dalam senyawa karbon organik!
5. Sebutkan beberapa contoh kegunaan senyawa hidrokarbon dalam kehidupan sehari-hari!

B. Kekhasan Atom Karbon


Atom karbon mempunyai sifat-sifat khas yang menyebabkan dapat terbentuk banyak senyawa karbon.
1. Atom karbon mempunyai kemampuan membentuk 4 ikatan kovalen.
Atom karbon dengan nomor atom 6 mempunyai 4 elektron valensi, sehingga dapat mengikat 4 atom
lainnya melalui ikatan kovalen.
Contoh: CH4

atau
2. Atom karbon mempunyai kemampuan membentuk rantai.
Atom karbon dapat berikatan dengan atom karbon lain, sehingga membentuk rantai atom karbon.
Beberapa rantai yang dapat dibentuk oleh rantai karbon adalah sebagai berikut.
a. Rantai terbuka (alifatis) tak bercabang

Ikatan tunggal ikatan rangkap dua ikatan rangkap tiga

b. Rantai terbuka (alifatis) bercabang

Ikatan jenuh bercabang ikatan tak jenuh bercabang

c. Rantai tertutup (siklis)

Jenuh tak jenuh


3. Posisi atom C dalam rantai karbon
Berdasarkan jumlah atom C yang diikat, terdapat empat kemungkinan posisi atom C dalam rantai
karbon, yaitu:
a. Atom C primer (10), yaitu atom C yang mengikat 1 atom C yang lain
b. Atom C sekunder (20), yaitu atom C yang mengikat 2 atom C yang lain
c. Atom C tersier (30), yaitu atom C yang mengikat 3 atom C yang lain
d. Atom C kuartener (40), yaitu atom C yang mengikat 4 atom C yang lain

36

MODUL BELAJAR – 11 SMA


Latihan Soal

1. Mengapa karbon dapat membentuk 4 ikatan kovalen dengan atom lain?


2. Apakah yang dimaksud hidrokarbon alifatis dan siklis?
3. Gambarkan jenis-jenis ikatan yang mungkin dibentuk oleh atom karbon!
4. Apakah yang dimaksud dengan atom C primer, sekunder, tersier, dan kuartener?
5. Tentukan jumlah atom C primer, sekunder, tersier, dan kuartener pada rumus struktur berikut!

C. Alkana, Alkena, dan Alkuna


Berdasarkan jenis ikatan antaratom karbon, senyawa hidrokarbon dapat dikelompokkan menjadi senyawa
hidrokarbon jenuh dan tak jenuh. Golongan alkana termasuk senyawa hidrokarbon jenuh. Sedangkan yang
termasuk senyawa hidrokarbon tak jenuh adalah golongan alkena (memiliki ikatan rangkap dua) dan
golongan alkuna (memiliki ikatan rangkap tiga).

1. Alkana
Alkana adalah senyawa hidrokarbon yang mempunyai ikatan jenuh, yaitu hidrokarbon yang
mempunyai ikatan tunggal antar atom C (C-C). Rumus umum alkana:

Cn H2n + 2
Alkana memiliki deret homolog (sepancaran), yaitu deretan senyawa yang memiliki rumus umum
sama, gugus sama, sifat kimia sama, sifat fisis meningkat, dan selisih setiap suku CH 2. Pertambahan
ini seperti halnya deret dengan penambah CH2.Dengan demikian golongan alkana yang teratur
penambahan atom C dan atom H-nya disebut deret homolog alkana.

Tabel Deret Homolog Alkana

Suku ke- Rumus Nama Senyawa


Molekul
1 CH4 Metana
2 C2H6 Etana
3 C3H8 Propana
4 C4H10 Butana
5 C5H12 Pentana
6 C6H14 Heksana
7 C7H16 Heptana
8 C8H18 Oktana
9 C9H20 Nonana
10 C10H22 Dekana

Alkil (-R) adalah gugus yang terjadi jika alkana kehilangan satu atom H.

35
MODUL BELAJAR – 11 SMA
Tabel Gugus Alkil

Gugus Alkil Nama Gugus Alkil


-CH3 Metil
-C2H5 Etil
-C3H7 Propil
-C4H9 Butil
-C5H11 Pentil/Amil
-C3H7 Isopropil
-C4H9 Isobutil

a. Tata nama senyawa alkana


Tata nama senyawa alkana mengikuti aturan IUPAC (International Union of Pure and Applied
Chemistry).
1. Awalan normal (n) untuk alkana yang tidak bercabang.
2. Rantai C yang terpanjang disebut rantai utama dan merupakan nama alkana.
3. Penomoran dimulai dari ujung yang paling dekat dengan cabang.
4. Sebutkan nomor atom C tempat cabang berada diikuti nama cabang (sesuai abjad).
5. Jika terdapat dua atau lebih cabang yang gugus alkilnya sejenis, penamaan dinyatakan dengan
awal di, tri, tetra, dan sebagainya.
6. Cabang-cabang yang berbeda disusun sesuai dengan urutan abjad dari huruf awal cabang
tersebut.
7. Penamaan alkana:
Nomor cabang - nama cabang – nama rantai utama

Contoh:
CH3-CH2-CH2-CH2-CH3
n-pentana
b. Sifat fisis senyawa alkana
Berdasarkan jumlah atom C, senyawa alkana mempunyai sifat fisis yang berbeda-beda. Sifat
tersebut antara lain sebagai berikut.

Tabel Sifat Fisis Alkana

Nama Rumus Mr Titik Titik Wujud


Senyawa Molekul Didih Leleh
(0C) (0C)
Metana CH4 16 -163,9 -181,9 Gas
Etana C2H6 30 -88,5 -183,2 Gas
Propana C3H8 44 -42,0 -189,6 Gas
Butana C4H10 58 -0,4 -138,6 Gas
Pentana C5H12 72 36,2 -129,9 Cair
Heksana C6H14 86 69,1 -94,9 Cair
Oktadekana C18H38 254 313,9 28 Padat
Ikosana C20H42 282 343,9 36,9 Padat

1. Semakin besar massa molekul relatif (Mr) dari alkana, maka titik didih semakin besar.
2. Terdapat senyawa dengan rumus molekul sama, tetapi titik didihnya berbeda.
Contoh:
- n-butana (C4H10) titik didihnya -0,40C
- Isobutana (C4H10) titik didihnya -100C
- n-pentana (C5H12) titik didihnya 36,20C
- Isopentana (C5H12) titik didihnya 280C
- Neopentana (C5H12) titik didihnya 90C
36

MODUL BELAJAR – 11 SMA


3. Untuk rantai C bercabang, semakin banyak cabangnya semakin rendah titik didihnya.
4. Sukar larut dalam air (molekul alkana bersifat nonpolar, sedangkan air adalah pelarut yang
polar), tetapi larut dalam pelarut nonpolar, misalnya CCI4.

c. Keisomeran senyawa alkana


Pada sifat fisis senyawa alkana terdapat senyawa dengan rumus molekul sama tetapi mempunyai
rumus bangun berbeda yang disebut isomer. Dalam senyawa alkana, makin panjang rantai
karbon, kemungkinan isomernya makin banyak. Adapun jumlah isomer pada senyawa alkana
adalah sebagai berikut.
1. Metana (CH4) : jumlah isomer 1
2. Etana (C2H6) : jumlah isomer 1
3. Propana (C3H8) : jumlsh isomer 1
4. Butana (C4H10) : jumlah isomer 2
5. Pentana (C5H12) : jumlah isomer 3

2. Alkena
Alkena adalah senyawa hidrokarbon tak jenuh yang memiliki satu ikatan rangkap dua antaratom
karbonnya (-C=C-). Nama lain alkena adalah olevin atau senyawa vinil. Rumus umum senyawa
alkena adalah:

CnH2n Dengan n > 1

Tabel Deret Homolog Alkena

Suku ke- Rumus Nama Senyawa


Molekul
1 C2H4 Etena
2 C3H6 Propena
3 C4H8 Butena
4 C5H10 Pentena
5 C6H12 Heksena
6 C7H14 Heptena
7 C8H16 Oktena
8 C9H18 Nonena
9 C10H20 Dekena

a. Tata nama senyawa alkena


Tata nama senyawa alkena menurut aturan IUPAC adalah sebagai berikut.
1. Pemberian anama pada alkena dengan cara mengganti akhiran –ana pada alkana dengan
akhiran –ena.
2. Tentukan rantai C terpanjang yang mengandung ikatan rangkap.
3. Penomoran dimulai dari salah satu ujung rantai utama yang paling dekat dengan ikatan
rangkap.
4. Posisi ikatan rangkap ditunjukkan dengan awalan angka, yaitu nomor atom karbon yang
berikatan rangkap memiliki nomor terkecil.
5. Jika terdapat dua atau lebih cabang yang gugus alkilnya sejenis, penamaan dinyatakan
dengan awalan di, tri, tetra, dan sebagainya.
6. Cabang-cabang yang berbeda disusun sesuai dengan urutan abjad dari huruf awal cabang
tersebut.
7. Penamaan alkena:
Nomor cabang – nama cabang – nomor ikatan rangkap – nama rantai utama
Contoh:

35
MODUL BELAJAR – 11 SMA
3-etil-4-metil-1-pentena
b. Sifat fisis senyawa alkena
Tabel Sifat Fisis Alkana

Nama Rumus Mr Titik Titik Wujud


Senyawa Molekul Didih Leleh
(0C) (0C)
Etena C2H4 28 -169 -104 Gas
Propena C3H6 42 -185 -48 Gas
Butena C4H8 56 -185 -6 Gas
Pentena C5H10 70 -165 30 Cair
Heksena C6H12 84 -140 63 Cair
1. Senyawa alkena sukar larut dalam air.
2. Pada suhu kamar, tiga suku alkena yang pertama (C2 – C4) berwujud gas, suku-suku berikutnya
(C5 – C17) berwujud cair, dan suku-suku tinggi (C18) berbentuk padat.
3. Semakin panjang rantai karbon, semakin besar titik didih dan titik lelehnya.

c. Keisomeran senyawa alkena


Isomer pada alkena antara lain:
1. Isomer kerangka yaitu kelompok senyawa denga rumus molekul sama tetapi rantai induknya
(kerangka atom) berbeda.
2. Isomer posisi yaitu kelompok senyawa isomer dengan rumus molekul dan rantai induknya
(kerangka atom) sama tetapi posisi ikatan rangkap berbeda.
3. Isomer geometri yaitu kelompok senyawa isomer yang disebabkan oleh perbedaan letak
geometris dari gugus yang terikat pada atom C berikatan rangkap.

Bentuk cis Bentuk trans

3. Alkuna
Alkuna adalah senyawa hidrokarbon tak jenuh yang mengandung satu ikatan rangkap tiga (-C≡C-).
Alkuna termasuk golongan hidrokarbon alifatik tak jenuh. Adapun deret homolog dari alkuna adalah
sebagai berikut.

Tabel Deret Homolog Alkena

Suku ke- Rumus Molekul Nama Senyawa


1 C2H2 Etuna
2 C3H4 Propuna
3 C4H6 Butuna
4 C5H8 Pentuna
5 C6H10 Heksuna
6 C7H12 Heptuna
7 C8H14 Oktuna
8 C9H16 Nonuna
9 C10H18 Dekuna

Rumus umum senyawa alkuna adalah:

CnH2n-2 dengan n > 1

a. Tata nama senyawa alkuna


Tata nama dari senyawa alkuna mirip dengan alkena hanya akhiran –ena diubah menjadi –una.
Contoh:
36

MODUL BELAJAR – 11 SMA


b. Sifat fisis senyawa alkuna

Tabel Sifat Fisis Alkana

Nama Rumus Titik Titik Wujud


Senyawa Molekul Didih Leleh
(0C) (0C)
Etuna C2H2 -85 -181 Gas
Propuna C3H4 -23 -103 Gas
Butuna C4H6 8 -126 Gas
Pentuna C5H8 40 -90 Cair
Heksuna C6H10 71 -132 Cair

1. Sifat fisis alkuna hampir sama dengan alkana dan alkena, yaitu suku rendah berwujud gas,
suku sedang berwujud cair, dan suku tinggi berwujud padat.
2. Alkuna merupakan senyawa nonpolar sehingga tidak larut dalam air, tetapi larut dalam
pelarut nonpolar.
3. Titik didih alkuna semakin tinggi dengan bertambahnya jumlah atom karbon (rantai makin
panjang). Adanya rantai cabang pada alkuna dapat menurunkan titik didih.
c. Keisomeran senyawa alkuna
Seperti alkena, alkuna juga memiliki isomer posisi, tetapi alkuna tidak memiliki isomer geometri.
Alkuna paling rendah yang memiliki isomer adalah butuna. Akibat pengaruh ikatan rangkap,
isomer posisi alkuna mengalami dua jenis pergeseran penataan atom, yaitu:
1. Isomer posisi dimana perubahan posisi dialami oleh ikatan rangkap.
2. Isomer posisi dimana perubahan posisi dialami oleh rantai cabang.

Latihan Soal
1. Jelaskan berdasarkan sifat alkana, mengapa bensin membentuk lapisan di atas permukaan air!
2. Bagaimana hubungan antara Massa molekul relatif dengan titik didih alkana?
3. Bandingkan titik didih n-butana dengan iso-butana, juga n-pentana dengan iso-pentana!
4. Apakah pentena mempunyai isomer geometri? Tuliskan rumus struktur dan beri namanya!
5. Tulislah rumus struktur dari senyawa berikut!
a. 4-etil-4-metil-2-heksuna
b. 4,5-dietil-5-metil-1-heptuna

D. Reaksi-reaksi Senyawa Hidrokarbon


Reaksi-reaksi yang terdapat dalam senyawa hidrokarbon adalah sebagai berikut.
1. Substitusi
Reaksi substitusi adalah reaksi pertukaran suatu atom dengan atom lain. Reaksi ini banyak terdapat
pada senyawa yang berikatan jenuh.
Contoh:

2. Adisi
Reaksi adisi adalah reaksi pengubahan ikatan tak jenuh menjadi ikatan jenuh dengan cara menangkap
atom-atom.
Contoh:

35
MODUL BELAJAR – 11 SMA
Dalam reaksi yang melibatkan asam halida (HF,HCl, HBr, HI) berlaku hukum Mrkovnikov, yaitu
atom H dari asam halida akan menempel pada atom C berikatan rangkap yang memiliki atom H
terbanyak.
Contoh:

3. Eliminasi
Reaksi eliminasi adalah reaksi pengubahan ikatan jenuh menjadi ikatan tak jenuh dengan cara
menghilangkan atom-atom. Reaksi eliminasi merupakan kebalikan dari reaksi adisi.
Contoh:

4. Oksidasi
Reaksi oksidasi atau pembakaran sempurna senyawa hidrokarbon dengan gas oksigen , akan
menghasilkan gas CO2 dan H2O
Contoh:

Latihan soal
1. Apakah yang dimaksud reaksi adisi dan eliminasi?
2. Tuliskan reaksi antara propuna dengan gas hidrogen!
3. Tuliskan reaksi pembuatan asetilena!
4. Tuliskan reaksi pembakaran sempurna senyawa-senyawa berikut!
a. Propana
b. Propena
c. Propuna
5. Tuliskan persamaan reaksi dari 2-metil-2-butena dengan HCl!

E. Minyak Bumi dan Energi Alternatif


Minyak bumi yang dikenal dengan bahan bakar fosil berasal dari sisa-sisa tumbuhan dan hewan laut yang
mengendap dalam jumlah besar pada batuan endapan selama berjuta-juta tahun yang lalu. Dari komponen
minyak bumi dapat dibuat produk-produk yang disebut petrokimia. Selain minyak tanah, bahan bakar
untuk memasak adalah gas LPG (Liquid petrolium gas). Untuk bahan bakar kendaraan bermotor saat ini
menggunakan bensin serta solar. Semua bahan bakar tersebut berasal dari minyak bumi.

Komponen minyak bumi


Minyak bumi merupakan campuran berbagai senyawa hidrokarbon. Komponen utama minyak bumi dapat
berupa alkana, sikloalkana, dan senyawa aromatik.
a. Alkana
Alkana yang terkandung dalam minyak bumi adalah normal oktana dan isooktana.
b. Sikloalkana
Sikloalkana yang terkandung dalam minyak bumi adalah metilsiklopentana dan etilsikloheksana dan
turunannya yang disebut nafta.
c. Senyawa aromatik
Hidrokarbon aromatik yang terkandung dalam minyak bumi adalah metil benzena/toluena

Pengolahan minyak bumi

36

MODUL BELAJAR – 11 SMA


Pengambilan minyak bumi dengan cara pengeboran. Dengan pengeboran, minyak bumi dapat naik
dengan sendirinya karena pengaruh tekanan dari dalam. Apabila tidak dapat naik dengan sendirinya,
maka harus dipompa atau dimasukkan gas (air) dari permukaan tanah (atas). Minyak bumi hasil
pengeboran masih dalam bentuk minyak mentah, sehingga sebelum digunakan harus diolah terlebih
dahulu. Pengolahan minyak bumi dilakukan berdasarkan perbedaan titik didih komponen penyusunnya,
yaitu dengan cara destilasi bertingkat (penyulingan). Pada pengolahan ini minyak bumi dipisahkan
menjadi sejumlah fraksi-fraksi.

Minyak mentah dipanaskan hingga lebih kurang 3500C dan dipompakan ke dalam kolom destilasi.
Sebagian dari minyak menguap dan bergerak ke atas, kemudian berubah menjadi cair. Uap yang tidak
berubah menjadi cair naik ke atas dalam kolom dan kembali berubah menjadi cair pada pelat-pelat di
sebelah atas, demikian seterusnya. Hasil-hasil destilasi minyak bumi sebagai berikut.
Fraksi Minyak Bumi Jumlah Atom C Titik Didih
Gas alam (LNG) C1 – C2 -1600C sampai -880C
Elpiji (LPG) C3 – C4 -400C sampai 00C
Petroleum eter C5 – C6 200C sampai 700C
Bensin C7 – C8 700C sampai 1400C
Nafta C9 – C10 1400C sampai 1800C
Kerosin (minyak tanah) C11 – C13 1800C sampai 2500C
Solar C14 – C16 2500C sampai 3500C
Minyak pelumas C17 – C20 Diatas 3500C
Vaselin dan lilin C21 – C24
Aspal C36 dan seterusnya

Kualitas bensin
Bensin yang banyak mengandung hidrokarbon dengan rantai karbon lurus sangat mudah terbakar,
sehingga dapat menimbulkan knocking (ketukan). Hal ini tidak baik karena mesin cepat panas, sehingga
mesin cepat rusak. Bensin yang baik adalah yang banyak mengandung hidrokarbon dengan rantai
bercabang karena pada pembakarannya tidak menimbulkan knocking. Kualitas bahan bakar motor
ditentukan oleh bilangan oktan, yaitu bilangan yang menunjukkan perbandingan pembakarannya dengan
pembakaran bahan bakar standar yang terdiri dari n-heptana dan iso-oktana (2,2,4-trimetilpentana).
Menurut perjanjian, bilangan oktan n-heptana = 0 dan iso-oktana = 100. Contoh: premium memiliki
bilangan oktan 85, artinya premium terdiri dari 85% iso-oktana dan 15% n-heptana. Semakin tinggi
bilangan oktan, semakin baik kualitas bahan bakar tersebut. Untuk meningkatkan bilangan oktan pada
bensin, ditambahkan tetraetillead (TEL).

Energi Alternatif
Penggunaan sumber energi alternatif akan mengurangi kebergantungan pada negara lain untuk pasokan
minyak. Selain itu, sumber energi alternatif akan membatasi konsumsi sumber energi tak terbarukan,
seperti minyak bumi dan batu bara. Juga mengurangi pencemaran lingkungan dan efek negatif dari
penggunaan sumber daya alam seperti air, udara, hutan, dll. Beberapa sumber energi alteratif yang dapat
berguna untuk masa depan.
1. Tenaga nuklir
Proses reaksi nuklir terkendali bisa menjadi sumber energi alternatif yang memiliki potensi amat
besar. Proses nuklir ini juga dikenal sebagai reaksi fisi. Pada pembangkit tenaga nuklir, panas yang
dihasilkan oleh reaksi fisi digunakan untuk menguapkan air. Uap yang dihasilkan selanjutnya
digunakan untuk menggerakkan generator listrik.
2. Energi biomassa
Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui proses fotosintetis, baik berupa produk
maupun buangan. Contoh biomassa antara lain tanaman, pepohonan, rumput, limbah pertanian,
limbah hutan, tinja, dan kotoran ternak. Selain digunakan untuk tujuan primer serat, bahan pangan,
pakan ternak, minyak nabati, bahan bangunan sebagainya, biomassa juga digunakan sebagai sumber
energi (bahan bakar). Sumber energi biomassa mempunyai beberapa kelebihan, antara lain
merupakan sumber energi yang dapat diperbarui sehingga dapat menyediakan sumber energi secara
berkesinambungan.
3. Gas alam

35
MODUL BELAJAR – 11 SMA
Banyak keuntungan yang didapat dari penggunaan gas alam dibandingkan dengan sumber energi
lain. energi yang dihasilkan gas alam lebih efisien, dan penggunaannya jauh lebih bersih, serta sangat
ramah lingkungan sehingga tidak menimbulkan polusi terhadap lingkungan. Selain itu, gas alam juga
mempunyai beberapa keunggulan antara lain tidak berwarna, tidak berbau, tidak korosif, dan tidak
beracun. Sebelum digunakan sebagai sumber energi, gas alam biasanya dikompresi terlebih dahulu
hingga berubah wujud menjadi cair.

Latihan Soal
1. Bagaimana proses terbentuknya minyak bumi?
2. Sebutkan komponen-komponen utama penyusun minyak bumi!
3. Bagaimana cara pemisahan minyak bumi menjadi fraksi-fraksinya?
4. Apakah yang dimaksud dengan bilangan oktan?
5. Sebutkan produk-produk petrokimia yang digunakan di bidang pangan!

F. Dampak Pembakaran terhadap Lingkungan


Pembakaran bahan bakar (batu bara, minyak bumi, dan gas alam) dapat menyebabkan pencemaran,
khususnya pencemaran udara. Pencemaran akibat pembakaran bahan bakar disebabkan antara lain
pembakaran tidak sempurna, pengotor dalam bahan bakar, dan bahan aditif dalam bahan bakar. Zat-zat
pencemar yang berasal dari pembakaran bahan bakar diantaranya adalah:
a. Karbon dioksida (CO2)
Sumber: pembakaran sempurna bahan bakar fosil karena bahan bakar fosil mengandung hidrokarbon
Sifat: dapat menyerap radiasi inframerah dari matahari, tidak berwarna, tidak berbau
Akibat: efek rumah kaca, meningkatnya suhu di permukaan bumi (pemanasan global)
b. Karbon monoksida (CO)
Sumber: pembakaran tidak sempurna bahan bakar fosil
Sifat: gas tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna, beracun
Akibat: apabila melebihi ambang batas dapat mengganggu proses pernapasan sebab gas CO mudah
diikat oleh darah (hemoglobin) daripada daya ikat terhadap O2.
c. Oksida belerang (SO2/SO3)
Sumber: pembakaran bahan bakar yang mengandung pengotor yang berupa belerang dan batu bara
Sifat: gas tidak berwarna, berbau, merangsang, menyesakkan
Akibat: mengganggu pernapasan dan merusak selaput lendir hidung, menimbulkan hujan asam
d. Oksida nitrogen (NO dan NO2)
Sumber: pembakaran minyak bumi
Sifat: NO merupakan gas bewarna kekuningan, NO2 merupakan gas berwarna coklat merah
Akibat: menghasilkan asbut (smog), meradang (gangguan paru-paru)
e. Pencemar butiran
Pencemar butiran dapat berupa asap, debu, pasir halus, dan sebagainya.
Akibat: mengganggu daya pandang, memperbesar bahaya dari asbut, mengotori pakaian, bangunan
dan daun, mengganggu pernapasan, mendorong pembentukan awan dan hujan
f. Partikel timah hitam
Sumber: pembakaran bahan bakar yang mengandung TEL
Akibat: keracunan ringan menyebabkan sakit kepala, mudah iritasi, mudah lelah, dan depresi,
keracunan berat menyebabkan kerusakan otak, ginjal,dan hati

Latihan Soal
1. Sebutkan zat-zat berbahaya yang ditimbulkan dari hasil pembakaran bahan bakar!
2. Apakah yang dimaksud smog dan apakah yang menimbulkan smog?
3. Bagaimana gas karbon monoksida meracuni darah dalam tubuh manusia?
4. Jelaskan proses terjadinya hujan asam!

36

MODUL BELAJAR – 11 SMA


5. Langkah-langkah apa saja yang dapat dilakukan untuk menanggulangi pencemaran udara akibat
pembakaran bahan bakar?

TEST KEMAMPUAN

1. Diantara senyawa-senyawa berikut, yang e. 5,4,2


termasuk senyawa hidrokarbon adalah...
a. C2H5OH 7. Hidrokarbon berikut ini yang mempunyai
b. C6H12 lima atom karbon adalah...
c. C6H12O6 a. 2-etilbutana
d. CH3COOH b. 3-etilpentana
e. NaOH c. 2,2-dimetilbutana
d. 2-metilbutana
2. Di bawah ini yang termasuk senyawa e. 2-metilpentana
hidrokarbon golongan alkena adalah...
a. CH4 8. Senyawa yang rumus molekulnya sama
b. C2H6 tetapi rumus strukturnya berbeda disebut...
c. C3H8 a. Isoton
d. C2H4 b. Isomer
e. C4H6 c. Isotop
d. Isobar
3. Kegunaan dari senyawa hidrokarbon bagi e. Isotonis
kehidupan manusia sangat besar, misalnya gas
LPG yang merupakan campuran senyawa 9. Nama yang tepat untuk senyawa berikut
alkana, yaitu... adalah...
a. C3H8 sampai C4H10 (CH3)2CH(CH2)2CHC2H5(CH2)2CH3
b. CH4 sampai C2H5 a. 2-metil-5-etiloktana
c. C12H26 sampai C16H34 b. 4-etil-7-metiloktana
d. Campuran C15H32 c. 4-etil-7,7-dimetilheptana
e. Alkana dengan atom C lebih dari 20 d. 5-etil-2-metiloktana
e. 2,5-dimetiloktana
4. Rumus struktur dari pentana adalah...
a. CH3 – CH3 10. Reaksi antara propena dan bromin dalam
b. CH3 – CH2 – CH3 larutan karbon tetraklorida menghasilkan...
c. CH3 – CH2 – CH2 – CH3 a. 1-bromopropana
d. CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – CH3 b. Siklopropana
e. CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH3 c. 2-bromopropana
d. 1,2-dibromopropana
5. Rumus molekul senyawa oktana adalah... e. 1,1,2,2-tetrabromopropana
a. C6H14
b. C9H20 11. Diketahui reaksi:
c. C7H16
d. C10H22 (I) CH 3 – CH 2 - CCl + KOH → KCl + H 2O
e. C8H18 + CH 3 - CH = CH 2
(II) CH 3 – CH 2 - CH 2OH + Na → ½ H 2
6. Perhatikan struktur dari senyawa berikut. + CH 3 - C H 2 - CH 2ONa
CH3- CH2 - CH - CH2 - CH2 - C(CH3)3
 Reaksi di atas berturut-turut adalah...
C2H5 a. Adisi dan substitusi
Jumlah atom karbon primer, sekunder, tersier, b. Eliminasi dan substitusi
dan kuarterner dalam senyawa tersebut c. Reduksi dan substitusi
adalah... d. Eliminasi dan oksidasi
a. 4,3,2 e. Adisi dan eliminasi
b. 5,3,1
c. 5,3,2 12. Pada adisi markovnikov terhadap propena
d. 5,4,1 dengan HBr akan menghasilkan...

35
MODUL BELAJAR – 11 SMA
a. 1-bromopropana e. SO2 dan NO2
b. 2-bromopropana
c. 2-bromopropena 19. Sikloalkana yang terdapat dalam minyak bumi
d. 2,3-dibromopropana adalah...
e. 3-bromopropana a. Dimetilsiklopentana dan etilsikloheksana
b. Etilsiklopentana dan etilsikloheksana
13. Pada pembakaran sempurna senyawa c. Metilsiklopentana dan etilsikloheksana
hidrokarbon akan dihasilkan... d. Metilsiklopentana dan etilsikloheptana
a. Karbon dioksida dan amonia e. Etilsiklopentana dan etilsikloheptana
b. Karbon monoksida dan uap air
c. Karbon monoksida dan amonia 20. Cara lain memperoleh bensin adalah dengan
d. Karbon dioksida dan uap air memecahkan fraksi yang memiliki atom C
e. Karbon dioksida dan karbon monoksida lebih panjang dari bensin. Cara ini disebut
proses...
14. Residu dari minyak bumi yang digunakan a. Oksidasi
untuk pengerasan jalan adalah... b. Reforming
a. Lilin c. Isolasi
b. Minyak diesel d. Reduksi
c. Vaselin e. Cracking
d. Aspal
e. Pelumas 21. Etena bereaksi dengan air menggunakan
katalisator asam akan membentuk...
15. Kerosin mempunyai rantai atom... a. Etuna
a. C2H6 sampai C6H14 b. Etena
b. C11H24 sampai C14H30 c. Etanol
c. C2H6 sampai C7H16 d. Siklopropana
d. C12H26 sampai C16H34 e. Siklopropanol
e. C2H6 sampai C8H18
22. Suatu gas alkana dibakar sempurna dengan gas
16. Tujuan penambahan MTBE pada bensin oksigen. Volume dari karbon dioksida yang
adalah... terbentuk sama dengan dua kali volume alkana
a. Menambah kemurnian bensin yang dibakar pada kondisi tekanan dan suhu
b. Menaikkan titik didih yang sama. Senyawa alkana tersebut adalah...
c. Memperpanjang rantai atom C a. Pentana
d. Menurunkan titik beku b. Butana
e. Menaikkan bilangan oktan c. Propana
d. Etana
17. Pembakaran tidak sempurna dari minyak bumi e. Metana
akan menghasilkan dampak negatif, yaitu...
a. Pencemaran udara oleh gas CO, yang 23. Alkana disebut juga parafin sebab...
menyebabkan sesak napas a. Atom karbonnya bervalensi 4
b. Pencemaran udara oleh gas CO2, penyebab b. Sukar bereaksi dengan zat lain
efek rumah kaca c. Mudah bereaksi dengan zat lain
c. Pencemaran udara oleh gas CO2, penyebab d. Mempunyai rumus umum CnH2n+2
hujan asam e. Berupa zat cair pada suhu kamar
d. Pencemaran udara oleh partikel logam
berat 24. Isomer struktur dari butena adalah...
e. Pencemaran udara oleh gas NO2, penyebab a. 1-butana
hujan asam b. 2-butuna
c. 2-metil-1-propena
18. Pasangan gas hasil pembakaran yang d. 2-etilbutena
menimbulkan hujan asam adalah... e. 2-metilbutana
a. CO dan CO2
b. CO dan SO2 25. Untuk menentukan adalah ikatan rangkap
c. CO2 dan SO2 digunakan pereaksi bromin. Reaksi yang terjadi
d. CO2 dan NO2 merupakan reaksi...
36

MODUL BELAJAR – 11 SMA


a. Substitusi
b. Eliminasi 2. Tuliskan struktur dari senyawa berikut!
c. Adisi a. 2,3-dimetilpentana
d. Oksidasi b. 3-etil-4-metil-2-pentena
e. Reduksi 3. Tuliskan reaksi antara senyawa berikut dan
tentukan tergolong reaksi substitusi, adisi, atau
eliminasi!
a. CH4 dengan Br2
ESSAI b. CH3CH=CH2 dengan HCl
1. Tentukan atom C primer, sekunder, tersier, dan 4. Jelaskan penyebab knocking pada mesin dan
kuarterner dari struktur di bawah ini! bagaimana cara mengatasinya!
5. Sebutkan zat aditif yang dapat digunakan untuk
meningkatkan nilai efisiensi bensin!

BAB 2 : TERMOKIMIA
Subtema 1:
Asas Kekekalan Energi
Subtema 2:
Entalpi dan Perubahan Entalpi
Subtema 3:
Penentuan Perubahan Entalpi

A. Asas Kekekalan Energi


Energi didefinisikan sebagai kemampuan untuk melalkukan kerja. Energi dapat dibagi dua, yaitu energi
kinetik dan energi potensial. Energi kinetik digunakan pada saat benda bergerak, sedangkan energi potensial
adalah energi yang dikandung oleh benda tersebut

Hukum kekekalan energi menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, tetapi energi
dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain. sedangkan hukum termodinamika pertama menyatakan
bahwa “ Dalam suatu sistem yang mengalami perubahan, maka perubahan energi dalam dari sistem (∆E)
adalah sebanding dengan panas yang diserap atau yang dibebaskan oleh sistem (q) dikurangi dengan kerja
yang dilakukan oleh sistem (W).” Dalam bentuk persamaan, hukum termodinamika pertama dapat ditulis:
∆E = q - W
Sistem dan lingkungan
Sistem didefinisikan sebagai bagian dari semesta yang merupakan fokus kajian dan lingkungan adalah
segala sesuatu di luar sistem yang bukan kajian. Contohnya ke dalam gelas kimia yang berisi air, dilarutkan
20 gram garam dapur. Jika garam dapur ditetapkan sebagai sistem, maka selain dari garam dapur termasuk
lingkungan, seperti air sebagai pelarut, gelas kimia, penutup gelas kimia, dan udara di sekelilingnya.
Berdasarkan interaksinya dengan lingkungan, sistem dibedakan menjadi tiga macam:
1. Sistem terbuka, yaitu jika antara sistem dan lingkungan dapat mengalami pertukaran materi dan energi,
contoh zat dalam wadah terbuka.
2. Sistem tertutup, yaitu jika antara sistem dan lingkungan tidak dapat terjadi pertukaran materi, tetapi
terjadi pertukaran energi. Contoh: gas dalam silinder tertutup.
3. Sistem terisolasi, yaitu jika antara sistem dan lingkungan tidak dapat terjadi pertukaran materi maupun
energi. Contoh: termos

Latihan soal
35
MODUL BELAJAR – 11 SMA
1. Apa yang dimaksud dengan energi?
2. Bagaimana bunyi hukum kekekalan energi?
3. Apakah yang dimaksud dengan sistem dan lingkungan?
4. Sebutkan dan jelaskan macam-macam sistem!
5. Apabila ke dalam tabung reaksi yang berisi air dimasukkan kapur tohor (batu gamping) maka suhu
campuran naik. Pada reaksi tersebut, tentukanlah sistem dan lingkungannya!

B. Entalpi dan Perubahan Entalpi


Reaksi kimia pada umumnya dilakukan dalam sistem terbuka (tekanan tetap). Oleh karena itu, pada setiap
proses yang melibatkan perubahan volum akibat tekanan tetap, ada kerja yang menyertai proses tersebut
meskipun kecil tetapi cukup berarti. Salah satu bentuk energi yang sering ditemukan dalam termokimia
adalah entalpi. Entalpi (H) merupakan banyaknya energi yang dimiliki sistem pada tekanan tetap. perubahan
entalpi (∆H) merupakan selisih entalpi (H) akhir dengan entalpi (H) awal. Pada suatu reaksi kimia, H akhir
merupakan H dari produk sedangkan H awal adalah H dari reaktan sehingga dapat dituliskan:

Suatu perubahan entalpi yang diukur pada keadaan standar (suhu 298,15 K dan tekanan 1 atm) disebut
perubahan entalpi standar (∆H°) yang mempunyai satuan kilo Joule (kJ) dalam Sistem Internasional (SI).
Jenis-jenis perubahan entalpi standar (∆H°):
1. Perubahan entalpi pembentukan standar (∆Hf °)
Adalah perubahan entalpi jika 1 mol senyawa terbentuk dari unsur-unsurnya pada kondisi standar.
Contoh: Perubahan entalpi pembentukan standar dari gas karbondioksida (CO2) adalah –393,5 kJ/mol.
Persamaan termokimianya:
C(s) + O2(g) → CO2(g) ∆Hf ° = –393,5 kJ/mol
2. Perubahan entalpi penguraian standar (∆Hd °)
Adalah perubahan entalpi pada penguraian 1 mol senyawa menjadi unsur-unsurnya, pada keadaan
standar.
Contoh: Perubahan entalpi penguraian H2O adalah +286 kJ/mol.
Persamaan termokimianya:
H2O(l) → H2(g) + O2(g) ∆Hd ° = + 286 kJ/mol
3. Perubahan entalpi pembakaran standar (∆Hc °)
Adalah perubahan entalpi jika 1 mol suatu zat terbakar sempurna pada kondisi standar.
Contoh: Perubahan entalpi pembakaran gas CH4 adalah –802 kJ/mol.
Persamaan termokimianya:
CH4(g) + O2(g) → CO2(g) + 2H2O(g) ∆Hc ° = –802 kJ/mol

Reaksi eksoterm dan reaksi endoterm


Reaksi Eksoterm adalah reaksi yang melepaskan kalor atau menghasilkan energi. Entalpi sistem berkurang
(hasil reaksi memiliki entalpi yang lebih rendah dari zat semula).

HP < HR
HP – HR < 0 H berharga negatif

Reaksi Endoterm adalah reaksi yang menyerap kalor atau memerlukan energi. Entalpi sistem bertambah
(hasil reaksi memiliki entalpi yang lebih tinggi dari zat semula).
HP > HR
HP – HR > 0 H berharga positif

36

MODUL BELAJAR – 11 SMA


Diagram tingkat energi

Latihan soal
1. Sebutkan macam-macam perubahan entalpi standar!
2. Tuliskan persamaan termokimia dari:
a. Pembentukan CO2(g), bila diketahui ∆Hf0 CO2 = -393,5 kJ/mol!
b. Penguraian NH4NO3(s), diketahui ∆Hf0 NH4NO3(s) = -365,6 kJ/mol!
3. Diketahui 2 jenis reaksi:
a. Fe2O3(s) + 3C(s)  2Fe(s) + 3CO(g) ∆H = 621 kJ
b. C(s) + O2(g)  CO2(g) ∆H = -393,5 kJ
Gambarkan diagram tingkat energi untuk kedua reaksi tersebut!
4. Pada pembakaran 0,8 gram gas metana (CH4) dibebaskan kalor sebesar 40,1 kJ. Tentukan ∆H c0 CH4 dan
tuliskan persamaan termokimianya! (Ar C = 12, H = 1)
5. Diketahui entalpi penguraian gas asam sulfida setiap molnya membutuhkan kalor sebesar 20,17 kJ.
Tentukan entalpi pembentukan 1,7 gram asam sulfida! (Ar H = 1, S = 32)

C. Penentuan Perubahan Entalpi


1. Penentuan perubahan entalpi melalui percobaan
Kalorimeter adalah suatu alat untuk mengukur jumlah kalor yang diserap atau dibebaskan sistem. Data
H reaksi yang terdapat pada tabel-tabel pada umumnya ditentukan secara kalorimetri. Kalorimeter
sederhana dapat dibuat dari wadah yang bersifat isolator (tidak menyerap kalor). Sehingga wadah
dianggap tidak menyerap kalor pada saat reaksi berlangsung. Kalorimeter Bom merupakan suatu
kalorimeter yang dirancang khusus sehingga benar-benar terisolasi. Pada umumnya sering digunakan
untuk menentukan perubahan entalpi dari reaksi-reaksi pembakaran yang melibatkan gas. Meskipun
sistem diusahakan terisolasi, tetapi ada kemungkinan sistem masih dapat menyerap atau melepaskan
kalor ke lingkungan, dalam hal ini lingkungan nya adalah kalorimeter sendiri. Jika kalorimeter juga
terlibat dalam pertukaran kalor, maka besarnya kalor yang diserap atau dilepas oleh kalorimeter
(kapasitas kalorimeter, C) harus diperhitungkan. Jumlah kalor yang dilepas atau diserap sebanding
dengan massa, kalor jenis zat, dan perubahan suhu. Hubungannya adalah sebagai berikut:

35
MODUL BELAJAR – 11 SMA
2. Penentuan perubahan entalpi dengan data entalpi pembentukan standar (∆H f0)
Perhitungan ∆H juga dapat dilakukan dengan cara menggunakan data entalpi pembentukan standar
(∆H°f). Kalor pembentukan standar merupakan kalor pembentukan senyawa dari unsur-unsurnya.

Misalnya:

3. Penentuan perubahan entalpi dengan Hukum Hess


Perubahan entalpi kadang sukar diukur atau ditentukan langsung dengan percobaan. Pada tahun 1840
Henry Hess dari Jerman menyatakan, perubahan entalpi reaksi hanya tergantung pada keadaan awal
dan akhir sistem, tidak bergantung pada jalannya reaksi.
Hukum Hess ini dapat digunakan untuk menentukan kalor reaksi yang tidak dapat diketahui secara
langsung.
Contoh:

Jika suatu reaksi berlangsung menurut dua tahap atau lebih, maka kalor reaksi totalnya sama dengan
jumlah kalor tahap reaksinya. Hukum Hess digunakan untuk menghitung ∆H suatu reaksi, berdasarkan
beberapa harga ∆H dari reaksi lain yang sudah diketahui. Hukum Hess dapat dinyatakan dalam bentuk
diagram siklus atau diagram tingkat energi. Diagram siklus untuk reaksi pembakaran karbon adalah
sebagai berikut:

36

MODUL BELAJAR – 11 SMA


Dari siklus reaksi di atas, pembakaran karbon dapat melalui dua lintasan, yaitu lintasan-1 yang langsung
membentuk CO2, sedangkan lintasan-2, mula-mula membentuk CO, kemudian CO2. Jadi H1 = H2 +
H3. Diagram tingkat energi:

4. Penentuan perubahan entalpi dengan Energi Ikatan


Pada dasarnya reaksi kimia terdiri dari dua proses, yaitu pemutusan ikatan antar atom-atom dari
senyawa yang bereaksi (proses yang memerlukan energi) dan penggabungan ikatan kembali dari atom-
atom yang terlibat reaksi sehingga membentuk susunan baru (proses yang membebaskan energi).
Perubahan entalpi reaksi dapat dihitung dengan menggunakan data energi ikatan. Energi ikatan adalah
energi yang diperlukan untuk memutuskan ikatan oleh satu molekul gas menjadi atom-atom dalam
keadaan gas. Harga energi ikatan selalu positif, dengan satuan kJ atau kkal, serta diukur pada kondisi
zat-zat berwujud gas.

Latihan soal
1. Dalam suatu kalorimeter direaksikan 100 mL larutan NaOH 1 M dengan 100 mL larutan HCl 1 M.
Ternyata suhunya naik dari 250C menjadi 310C. Kalor jenis larutan dianggap sama dengan kalor jenis
air yaitu 4,18 J/gK, sedangkan massa jenis larutan dianggap 1 g/ml. Tentukan perubahan entalpi reaksi:
NaOH(aq) + HCl(aq)  NaCl(aq) + H2O(l) !
2. Diketahui ∆Hf0 CO2 = -393,5 kJ/mol, ∆Hf0 C2H5OH = -286,0 kJ/mol, ∆Hf0 C6H12O6 = -1183 kJ/mol.
Hitunglah ∆H reaksi fermentasi berikut: C6H12O6  2C2H5OH + 2CO2
3. Diketahui:
Zn(s) + S(s)  ZnS(s) ∆H = -204 kJ
ZnS(s) + 2O2(g)  ZnSO4(s) ∆H = -777 kJ
Tentukan entalpi pembentukan ZnSO4!
4. Diketahui energi ikatan:
C – H : 413 kJ/mol
C = C : 614 kJ/mol
H – Br : 366 kJ/mol
C – C : 348 kJ/mol
C – Br : 276 kJ/mol
Tentukan besarnya ∆H reaksi untuk reaksi C2H4 + HBr  C2H5Br!

35
MODUL BELAJAR – 11 SMA
5. Tentukan besarnya energi ikatan rata-rata O – H jika diketahui reaksi:
2H2(g) + O2(g)  2H2O(g) ∆H = -484 kJ
Dan energi ikatan rata-rata H – H : 436 kJ/mol, O = O : 495 kJ/mol!

TES KEMAMPUAN

1. Reaksi endoterm adalah... 5. Seorang siswa melakukan percobaan di


a. Entalpi sistem bertambah dan perubahan laboratorium. Ia mengisi 5 buah gelas kimia
entalpi positif dengan 25 ml air yang suhunya 24⁰C. Ke dalam
b. Entalpi lingkungan berkurang dan setiap gelas kimia dimasukkan suatu zat
perubahan entalpi negatif sehingga terjadi perubahan suhu sebagai
c. Entalpi sistem bertambah dan perubahan berikut :
entalpi negatif
d. Entalpi lingkungan bertambah dan
perubahan entalpi positif
e. Entalpi sistem berkurang dan perubahan 25⁰C 21⁰C
entalpi negatif
27⁰C 23⁰C 20⁰C

2. Suatu reaksi kimia dikatakan eksoterm jika II IIII III


III IV
IV V
terjadi perpindahan panas dari...
a. Lingkungan ke sistem Reaksi eksoterm terjadi pada gambar nomor...
b. Reaksi ke lingkungan a. I dan II
c. Lingkungan ke reaksi b. I dan III
d. Sistem ke lingkungan c. II dan V
e. Reaksi ke sistem d. III dan IV
3. Sebuah kristal KNO3 dimasukkan ke dalam e. IV dan V
tabung reaksi, kemudian ditetesi dengan air.
Pada dasar tabung reaksi terasa dingin. Reaksi 6. Besarnya suatu sistem mengalami perubahan
ini dapat digolongkan ... energi. Selama perubahan, sistem menyerap
a. Eksoterm, energi berpindah dari sistem ke kalor sebesar 150 kkal dan melakukan kerja
lingkungan sebesar 120 kkal. Besarnya perubahan energi
b. Eksoterm, energi berpindah dari dalam sistem adalah...
lingkungan ke sistem a. 30 kkal
c. Endoterm, energi berpindah dari sistem ke b. 60 kkal
lingkungan c. 90 kkal
d. Endoterm, energi berpindah dari d. 180 kkal
lingkungan ke sistem e. 270 kkal
e. Endoterm, energi tidak berpindah
7. Diketahui reaksi :
4. Pada reaksi antara urea dan air dalam sebuah S(s) + O2(g)  SO2(g) ∆H = -296,83 kJ.
tabung reaksi, dasar tabung reaksi terasa Besar perubahan entalpi jika massa unsur S
dingin. Reaksi ini dapat digolongkan ... yang dibakar 9,6 gram adalah... (Ar S = 32)
a. Endoterm, energi berpindah dari sistem ke a. -989,433 kJ
lingkungan b. -89,049 kJ
b. Eksoterm, energi berpindah dari sistem ke c. -29,683 kJ
lingkungan d. +89,05 kJ
c. Endoterm, energi berpindah dari e. +32 kJ
lingkungan ke sistem
d. Eksoterm, energi berpindah dari 8. Diketahui kalor pembentukan standar CaCl 2(s)
lingkungan ke sistem adalah -795,8 kJ/mol. Besarnya ∆H reaksi
e. Endoterm, energi berpindah dari untuk mereaksikan 10 gram Ca (Ar Ca = 40)
lingkungan ke sistem adalah...
a. 198,95 kJ
b. 79,58 kJ
36

MODUL BELAJAR – 11 SMA


c. 1,98 kJ d. 474,5 kkal
d. -79,58 kJ e. 118,5 kkal
e. -198,95 kJ
14. Harga ∆Hf0 beberapa senyawa dalam kkal/mol
9. Besarnya kalor yang dibutuhkan oleh 0,5 kg pada 25 0C dan tekanan 1 atm adalah sebagai
air yang suhunya 350C agar air tersebut tepat berikut.
mendidih (1000C) jika kalor jenis air 4,184 Senyawa ∆Hf0
J/g0C adalah... O2(g) 0
a. 209,200 kJ CO2(g) -94,1
b. 195,38 kJ SO2(g) -70,9
c. 153,85 kJ CS2(s) -28,1
d. 135,98 kJ Berdasarkan data di atas, perubahan entalpi
e. 73,220 kJ dari reaksi CS2(s) + O2(g)  CO2(g) + 2SO2(g)
adalah...
10. Dalam suatu reaksi kimia dibebaskan 8,4 kJ a. -264,0 kkal
energi. Kalor ini digunakan untuk memanaskan b. +193,1 kkal
100 cm3 air, maka kenaikan suhunya adalah... c. -207,8 kkal
(kalor jenis air = 4,2 J/g0C) d. +235,5 kkal
a. 4,2 0C e. +136,9 kkal
b. 8,4 0C
c. 16,8 0C 15. Data energi ikatan rata-rata adalah sebagai
d. 20 0C berikut.
e. 30 0C C – H = 99 kkal
C – C = 83 kkal
11. Diketahui reaksi-reaksi sebagai berikut: C = C = 164 kkal
C(s) + ½ O2(g)  CO(g) ∆H = -a kkal H – Cl = 103 kkal
2CO(g) + O2(g)  2CO(g) ∆H = -b kkal C – Cl = 79 kkal
C(s) + O2(g)  CO2(g) ∆H = -c kkal Besarnya perubahan entalpi dari reaksi: CH3-
Menurut hukum Hess, hubungan antara a, b, c CH=CH2 + HCl  CH3-CHCl-CH3 adalah...
diberikan oleh persamaan... a. 36 kkal
a. a = ½ b + c b. 26 kkal
b. c = 2a + ½ b c. 16 kkal
c. 2c = 2a + b d. 8 kkal
d. 2a = c – b e. 6 kkal
e. ½ b = 2a + c
16. Kalor pembentukan gas CO2 dari 1 mol atom C
12. C2H6(g)  2C(g) + 3H2(g) ∆H = 84,68 kJ adalah 94,03 kkal dan kalor pembakaran dari 1
Nilai ∆H tersebut merupakan... mol CO adalah 67,63 kkal. Kalor pembentukan
a. Entalpi pembakaran C2H6 gas CO dari unsur-unsurnya adalah...
b. Entalpi pembakaran H2 a. 47,02 kkal/mol
c. Entalpi penguraian C2H6 b. 10,61 kkal/mol
d. Entalpi pembentukan C c. 41,23 kkal/mol
e. Entalpi pembentukan H2 d. 5,60 kkal/mol
e. 26,40 kkal/mol
13. Diketahui energi ikatan rata-rata C, H, dan O
adalah sebagai berikut. 17. Energi ikatan C – Cl akan ditentukan dengan
C – H = 99 kkal/mol melakukan reaksi adisi berikut:
C – O = 85 kkal/mol CH2 = CH2 + HCl  CH3 – CH2 – Cl ∆H0 =
C = O = 173 kkal/mol -10 kkal
O – H = 111 kkal/mol Bila diketahui energi ikatan (dalam kJ/mol):
Kalor reaksi pada pembakaran 1 mol metanol C = C = 145
menurut reaksi: CH3OH + O2  CO2 +H2O C – C = 81
adalah... C – H = 98
a. 67 kkal H – Cl = 102
b. 415,5 kkal Maka energi ikatan C – Cl adalah...
c. 103,5 kkal a. 70 kkal/mol

35
MODUL BELAJAR – 11 SMA
b. 78 kkal/mol
c. 84 kkal/mol
d. 91 kkal/mol Berdasarkan siklus Hess di atas, maka ∆Hf°
e. 100 kkal/mol CH4 adalah...
a. -571,6 kJ/mol
18. Data entalpi reksi adalah sebagai berikut: b. -74,7 kJ/mol
2H2(g) + O2(g)  2H2O(l) ∆H = -571 kJ/mol c. -393 kJ/mol
2Ca(s) + O2(g)  2CaO(s) ∆H = -1269 kJ/mol d. +74,7 kJ/mol
CaO(s) + H2O(l)  Ca(OH)2(s) ∆H = -64 kJ/mol e. +571,6 kJ/mol
Entalpi pembentukan 3 mol Ca(OH)2(s)
sebesar... 22. Di dalam kalorimeter terdapat zat yang
a. -2952 kJ bereaksi secara eksoterm. Ternyata 450 gram
b. +2952 kJ air yang mengelilinginya mengalami kenaikan
c. -1856 kJ suhu sebesar 30C. Kalor zat yang bereaksi
d. -3966 kJ tersebut sebesar...
e. -2904 kJ a. 3,643 kJ
b. 4,643 kJ
19. Perhatikan persamaan reaksi berikut. c. 5,643 kJ
2C4H10(g) + 13O2(g)  8 CO2(g) + 10H2O(l) ∆H = d. 6,643 kJ
240 kJ/mol e. 7,643 kJ
Pernyataan yang tepat untuk reaksi di atas
adalah... 23. Perhatikan reaksi berikut.
a. Entalpi pembentukan C4H10 = -120 kJ/mol C(s) + O2(g)  CO2(g) ∆H = -394kJ/mol
b. Entalpi pembakaran C4H10 = -120 kJ/mol 2CO(g) + O2(g)  2CO2(g) ∆H = -569kJ/mol
c. Entalpi penguraian C4H10 = -240 kJ/mol Besarnya entalpi pada reaksi pembentukan 35
d. Entalpi pembentukan H2O = -240 kJ/mol gram karbon monoksida (Mr = 28) adalah...
e. Entalpi pembakaran C4H10 = -240 kJ/mol a. 86,9 kJ
b. 93,9 kJ
20. Perhatikan persamaan termokimia berikut: c. 116,9 kJ
I NO(g)  ½ N2(g) + ∆H = d. 136,9 kJ
½ O2(g) +a kJ e. 166,9 kJ
II CH4(g) + 2O2(g)  ∆H =
CO2(g) + 2H2O(g) -b kJ 24. Ke dalam 200 cm3 larutan HCl 1 M dengan
III ½ N2(g) + 3/2 H2(g) ∆H = suhu 250C ditambahkan 200 cm3 larutan
NH3(g) -c kJ NaOH 1 M, suhu tertinggi campuran 370C.
IV NaCl(s)  Na(g) + ∆H = Jika dianggap massa larutan sama dengan
½ Cl2(g) +d kJ massa air dan 1 kalori = 4,2 joule, perubahan
V 1/8 S8(s) + O2(g)  ∆H = entalpi reaksi sebesar...
SO2(g) +e kJ a. 100,8 kJ/mol
Persamaan termokimia yang merupakan reaksi b. 587,8 kJ/mol
pembentukan adalah... c. 640,6 kJ/mol
a. I dan II d. 857,7 kJ/mol
b. III dan IV e. 1157,6 kJ/mol
c. I dan IV
d. III dan V 25. Entalpi pembakaran gas C2H4 = a kJ/mol. Jika
e. II dan V entalpi pembentukan CO2(g) dan H2O(l)
berturut-turut b dan c kJ/mol. Besar entalpi
21. Perhatikan siklus Hess berikut! pembentukan C2H4(g) adalah... kJ/mol.
∆Hf° a. (a + b + c)
C(s) + 2H2(g) + O2(g) CH4(g) + 2O2(g) b. (a – b – c)
c. (-a + 2b + 2c)
d. (a – 2b – 2c)
∆H ꞊ +890,3 kJ
e. (a + 2b + 2c)
∆H ꞊ -965 kJ

36 CO2(s) + 2H2O(g)

MODUL BELAJAR – 11 SMA


ESSAI
1. Tuliskan persamaan termokimiannya, jika diketahui :
a. ΔHfᴼ MgCl2 = - 641 kj/mol
b. ΔHcᴼ C2H2 = -1250 kJ/mol
c. ΔHdᴼ CCl4 = 134 kJ/mol
2. Dalam suatu eksperimen 50 mL ammonium hidroksida (NH4OH) 1,5 M direaksikan dengan 50 mL
larutan asam nitrat (HNO3) 1,5 M. suhu awal kedua larutan tersebut adalah 30ᴼC suhu akhir setelah
bereaksi yaitu 40ᴼC. tentukanlah : (c = 4,2 J/gK , ρ = 1 g/mL)
a. Kalor reaksi penetralannya
b. Perubahan entalpi
c. Termasuk reaksi eksoterm atau endoterm ? jelaskan !
3. Diketahui :
N2 (g) + 3 H2 (g) 2 NH3 (aq) ΔH = - 90 kJ
4 NH3 (aq) + 5 O2 (g) 4 NO (g) + 6 H2O (g) ΔH = -1140 kJ
2 H2 (g) + O2 (g) 2 H2O (g) ΔH = - 560 kJ
Tentukan ΔH pada reaksi : N2 (g) + O2 (g) 2NO (g)!
4. Pada pembakaran metanol (C2H5OH) dibebaskan kalor sebesar 1364 kJ/mol. Jika diketahui :
ΔHfᴼ C2H5OH = - 277 kJ/mol
ΔHfᴼ CO2 = -393 kJ/mol
a. Tuliskan persamaan termokimianya!
b. Hitung ∆Hf0 H2O
5. Jika diketahui energy ikatan rata-rata :
C = C : 607 kJ/mol C – C : 346 kJ/mol
C – H : 413 kJ/mol C – Br : 276 kJ/mol
Br – Br : 193 kJ/mol
Hitunglah perubahan entalpi pada reaksi :
C2H4 (g) + Br2 (g)  BrCH2 – CH2Br

35
MODUL BELAJAR – 11 SMA
BAB 3 : LAJU REAKSI
Subtema 1:
Konsep Laju Reaksi
Subtema 2:
Teori Tumbukan dan Faktor-faktor yang mempengaruhi Laju Reaksi
Subtema 3:
Persamaan laju reaksi

A. Konsep Laju Reaksi


Persamaan reaksi terdiri atas reaktan dan produk. Reaksi berjalan mulai dari reaktan menuju produk.
Reaksi kimia berlangsung dengan kecepatan yang berbeda-beda. Meledaknya petasan, adalah contoh
reaksi yang berlangsung dalam waktu singkat. Proses perkaratan besi, pematangan buah di pohon, dan
fosilisasi sisa organisme merupakan peristiwaperistiwa kimia yang berlangsung sangat lambat. Reaksi
kimia selalu berkaitan dengan perubahan dari suatu pereaksi (reaktan) menjadi hasil reaksi (produk).

Laju reaksi menyatakan laju berkurangnya jumlah reaktan atau laju bertambahnya jumlah produk dalam
satuan waktu. Satuan jumlah zat bermacam-macam, misalnya gram, mol, atau konsentrasi. Sedangkan
satuan waktu digunakan detik, menit, jam, hari, ataupun tahun. Dalam reaksi kimia banyak digunakan zat
kimia yang berupa larutan atau berupa gas dalam keadaan tertutup, sehingga dalam laju reaksi digunakan
satuan konsentrasi (molaritas).

Pada awal reaksi, reaktan ada dalam keadaan maksimum sedangkan produk ada dalam keadaan minimal.
Setelah reaksi berlangsung, maka produk akan mulai terbentuk. Semakin lama produk akan semakin
banyak terbentuk, sedangkan reaktan semakin lama semakin ber- kurang. Konsentrasi reaktan semakin
berkurang, sehingga laju reaksinya adalah berkurangnya konsentrasi R setiap satuan waktu, dirumuskan
sebagai:

Produk semakin bertambah, sehingga laju reaksinya adalah bertambahnya konsentrasi P setiap satuan
waktu, dirumuskan sebagai:

Latihan soal
1. Jelaskan yang dimaksud dengan laju reaksi!
2. Sebutkan contoh-contoh reaksi kimia yang berlangsung cepat dan lambat!
3. Tuliskan ungkapan laju reaksi untuk masing-masing pereaksi dan produk pada reaksi berikut N 2(g) +
3H2(g)  2NH3(g) !
4. Amonia dapat dibuat dari gas nitrogen dan gas hidrogen menurut persamaan:
N2(g) + 3H2(g)  2NH3(g)
Pada suhu dan tekanan tertentu, laju pembentukan NH 3 adalah 2,0 x 10-4 M/s. Berapakah laju
berkurangnya N2 dan H2?
36

MODUL BELAJAR – 11 SMA


5. Berdasarkan eksperimen pada reaksi:
H2O2(aq) + 2HI(aq)  2H2O(l) + I2(aq)
Diketahui bahwa konsentrasi I2 bertambah dari 0 menjadi 0,002 mol/L dalam waktu 10 sekon.
Berapakah laju reaksi pembentukan I2?

B. Teori Tumbukan dan Faktor-faktor yang mempengaruhi Laju Reaksi


Teori tumbukan
Reaksi kimia terjadi karena adanya tumbukan yang efektif antara partikel- partikel zat yang bereaksi.
Tumbukan efektif adalah tumbukan yang mempunyai energi yang cukup untuk memutuskan ikatan-ikatan
pada zat yang bereaksi. Contoh tumbukan yang menghasilkan reaksi dan tumbukan yang tidak menghasilkan
reaksi antara molekul hidrogen (H2) dan molekul iodin (I2).

Tumbukan antara molekul hidrogen (A) dengan iodin (B) dan membentuk molekul HI(AB)

Sebelum suatu tumbukan terjadi, partikel-partikel memerlukan suatu energi minimum yang dikenal
sebagai energi pengaktifan atau energi aktivasi (Ea ). Energi pengaktifan atau energi aktivasi adalah energi
minimum yang diperlukan untuk berlangsungnya suatu reaksi. Sebagai contoh adalah reaksi antara
hidrogen (H2) dengan oksigen (O2) menghasilkan air. Ketika reaksi sedang berlangsung akan terbentuk zat
kompleks teraktivasi. Zat kompleks teraktivasi berada pada puncak energi. Jika reaksi berhasil, maka zat
kompleks teraktivasi akan terurai menjadi zat hasil reaksi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi


1. Konsentrasi
Pada umumnya, reaksi akan berlangsung lebih cepat jika konsentrasi pereaksi diperbesar. Zat yang
konsentrasinya besar mengandung jumlah partikel yang lebih banyak, sehingga partikel-partikelnya
tersusun lebih rapat dibanding zat yang konsentrasinya rendah. Partikel yang susunannya lebih rapat,
akan lebih sering bertumbukan dibanding dengan partikel yang susunannya renggang, sehingga
kemungkinan terjadinya reaksi makin besar.
2. Luas Permukaan
Reaksi kimia dapat terjadi antara reaksi satu fasa maupun beda fasa. Pada reaksi yang berlangsung lebih
dari satu fasa, tumbukan antarpartikel atau reaksi terjadi pada permukaan bidang sentuh. Jika luas
permukaan ini diperbanyak, dengan jalan memperkecil ukuran partikel, maka laju reaksi menjadi lebih
cepat.
3. Suhu
Reaksi kimia terjadi karena adanya tumbukan yang efektif antarpartikel, tumbukan yang terjadi karena
partikel-partikel yang selalu bergerak. Dengan peningkatan suhu, energi kinetik partikel semakin besar.
Hal ini menyebabkan gerak partikel juga semakin besar, sehingga kemungkinan terjadinya tumbukan
yang efektif juga semakin besar. Di samping memperbesar energi kinetik, ternyata peningkatan suhu

35
MODUL BELAJAR – 11 SMA
juga meningkatkan energi potensial suatu zat. Dengan semakin besarnya energi potensial zat, maka
semakin besar terjadinya tumbukan yang efektif, sehingga laju reaksi semakin cepat.

Bila pada setiap kenaikan ∆T0C suatu reaksi berlangsung n kali lebih cepat, maka laju reaksi T 2 (v2)
dibandingkan dengan laju reaksi T1 (v1) dirumuskan dengan:

T −T

v=v 0
( 2

(n) ∆T
1
)
4. Katalis
Katalis adalah zat yang berfungsi untuk mempercepat terjadinya suatu reaksi, akan tetapi pada akhir
reaksi didapatkan kembali. Peran katalis adalah menurunkan energi aktivasi, sehingga dengan demikian
suatu reaksi akan lebih mudah melampaui energi aktivasi.

Latihan soal
1. Jelaskan mengapa tidak semua tumbukan dapat menghasilkan reaksi!
2. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi!
3. Mengapa serbuk pualam bereaksi lebih cepat daripada kepingan pualam jika masing-masing bereaksi
dengan HCl 3 M?
4. Pada suhu 300C, reaksi: A(g) + B(g)  C(g) memiliki laju reaksi 3 M/s. Hasil percobaan menunjukkan tiap
kenaikan 200C, laju reaksi menjadi 3 kali lebih cepat. Tentukan laju reaksi pada suhu 500C dan 900C!
5. Tentukan waktu yang digunakan untuk bereaksi suatu zat pada suhu 850C, jika pada suhu 350C suatu zat
bereaksi dengan waktu 32 detik dan diketahui setiap kenaikan 100C , laju reaksi menjadi 2 kali lebih cepat!

C. Persamaan Laju Reaksi


Orde reaksi
Orde reaksi adalah bilangan pangkat (eksponen) yang menyatakan bertambahnya laju reaksi akibat naiknya
konsentrasi.

Persamaan laju reaksi


Reaksi : aA + bB  cC + dD
Persamaan laju reaksi : v = k[A]m[B]n
Dengan : v = laju reaksi
k = tetapan laju reaksi
[A] = konsentrasi A
[B] = konsentrasi B
m = orde reaksi A
n = orde reaksi B
m + n = orde reaksi total

Latihan soal
1. Suatu reaksi dinotasikan sebagai: v = k [A]2[B].
a. Tentukan orde terhadap A!
b. Tentukan orde terhadap B!
c. Tentukan orde totalnya!
d. Laju reaksi jika [A] [B] dinaikkan 4 kali!
2. Diketahui data percobaan suatu reaksi: X + 2Y  Z adalah sebagai berikut:
Percobaan Konsentrasi awal (M) Laju reaksi awal (M/s)
36

MODUL BELAJAR – 11 SMA


X Y
1 0,04 0,2 0,02
2 0,08 0,2 0,04
3 0,12 0,6 0,54
a. Tentukan orde reaksinya!
b. Tentukan persamaan laju reaksinya!
3. Untuk reaksi: NH3(g) + HCl(g)  NH4Cl(g) diperoleh data sebagai berikut:
Percobaan Konsentrasi awal (M) Laju reaksi awal (M/s)
NH3 HCl
1 0,3 0,12 24
2 0,6 0,04 32
3 0,6 0,12 96
a. Tentukan orde reaksi total!
b. Tentukan persamaan laju reaksinya!
c. Tentukan harga k!
4. Diketahui reaksi 2A + B  2AB. Dengan persamaan laju reaksi: v = k [A][B] 2, bagaimana perubahan
laju reaksinya jika:
a. Konsentrasi A diperbesar 2 kali dan konsentrasi B tetap
b. Konsentrasi B diperbesar 2 kali dan konsentrasi A tetap
c. Konsentrasi A dan B masing-masing diperbesar 2 kali
5. Dari percobaan reaksi: 2NO(g) + H2(g)  N2O(g) + H2O(g), diperoleh data sebagai berikut:
Percobaan Konsentrasi awal (M) Laju reaksi awal (M/s)
NO H2
1 6,4 x 10-3 2,2 x 10-3 2,5 x 10-5
-3 -3
2 12,8 x 10 2,2 x 10 1,0 x 10-4
-3 -3
3 6,4 x 10 4,4 x 10 5,1 x 10-5
a. Tentukan persamaan laju reaksinya!
b. Tentukan harga k!
c. Tentukan laju reaksinya jika [NO] dan [H2] masing-masing 0,1 M!

TES KEMAMPUAN

1. Kemolaran adalah...
a. Jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter 3. Laju reaksi adalah...
pelarut a. Penambahan mol hasil reaksi tiap liter tiap
b. Jumlah mol zat terlarut dalam 1000 gram satuan waktu
pelarut b. Pengurangan mol hasil reaksi tiap liter tiap
c. Jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter air satuan waktu
d. Jumlah mol zat terlarut dalam 1000 gram c. Pengurangan mol hasil reaksi tiap satuan
larutan waktu
e. Jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter d. Penambahan mol pereaksi tiap liter tiap
larutan satuan waktu
e. Penambahan mol pereaksi tiap satuan
2. Suatu reaksi mempunyai persamaan laju reaksi watuan
v = [P]2[Q]. Jika konsentrasinya masing-
masing diperbesar 3 kali, maka lajunya 4. Pada reaksi X + 3Y  XY3 diperoleh data:
meningkat... kali. Jika konsentrasi Y dinaikkan dua kali dan X
a. 3 tetap, kecepatan reaksinya naik empat kali.
b. 9 Jika konsentrasi X dan Y masing-masing
c. 15 dinaikkan dua kali, kecepatan reaksinya naik
d. 18 enam belas kali. Rumus kecepatan reaksi yang
e. 27 paling tepat adalah...

35
MODUL BELAJAR – 11 SMA
2
a. v=k [ X ] [ Y ]
3 2
9. Data hasil percobaan, untuk reaksi A + B 
b. v=k [ X ] [ Y ] hasil
2 2 Percobaa Zat yang Waktu Suhu
c. v=k [ X ] [ Y ]
n bereaksi (det) (0C)
3
d. v=k [ X ] [ Y ] 1 serbuk 10 27
3 2 larutan 4 27
e. v=k [ X ] [ Y ] 3 padat 20 27
4 larutan 4 27
5. Dari suatu reaksi ditemukan bahwa kenaikan 5 larutan 4 27
suhu sebesar 100C dapat memperbesar laju Berdasarkan data percobaan 1 dan 3 di atas
reaksi sebesar dua kalinya. Keterangan yang faktor yang mempengaruhi laju reaksi
tepat untuk hal tersebut adalah... adalah...
a. Energi rata-rata partikel yang bereaksi naik a. Konsentrasi
menjadi dua kali b. Luas permukaan
b. Laju rata-rata partikel yang bereaksi naik c. Katalis
menjadi dua kali d. Sifat zat
c. Jumlah partikel yang memiliki energi e. Perubahan suhu
minimum bertambah menjadi dua kali
d. Frekuensi tumbukan naik menjadi dua kali 10. Kenaikan suhu akan memperbesar laju
e. Energi aktivasi naik menjadi dua kali reaksi karena...
a. Kenaikan suhu akan menaikkan energi
6. Laju reaksi untuk reaksi P + Q  R + S adalah pengaktifan zat yang bereaksi
v = k[P]1/2 [Q]2. Perubahan konsentrasi awal P b. Kenaikan suhu akan memperbesar
dan Q yang akan menyebabkan reaksi konsentrasi zat yang bereaksi
berlangsung 12 kali lebih cepat adalah... c. Kenaikan suhu akan memperbesar luas
a. [P] x 3 dan [Q] x 4 permukaan
b. [P] x 9 dan [Q] x 2 d. Kenaikan suhu akan memperbesar
c. [P] x 6 dan [Q] x 2 tekanan
d. [P] x 5 dan [Q] x 7 e. Kenaikan suhu akan memperbesar
e. [P] x 4 dan [Q] x 3 energi kinetik molekul reaksi
7. Perhatikan data-data percobaan berikut: 11. Pernyataan di bawah ini yang benar,
Reaksi [H2] [SO2] Waktu kecuali...
(mol/L) (mol/L) (detik a. Katalisator memperbesar laju reaksi
1 a 4a 36 b. Makin besar energi pengaktifan makin
2 2a 4a 18 cepat reaksi berlangsung
3 4a 4a 9 c. Laju reaksi ditentukan oleh tahap reaksi
4 4a 2a 18 yang berlangsung lambat
5 4a a 36 d. Katalisator tidak mengubah entalpi
Pernyataan yang benar adalah... reaksi
a. Orde reaksi terhadap H2 adalah 2 e. Makin besar konsentrasi pereaksi makin
b. Orde reaksi terhadap SO2 adalah 2 besar frekuensi tumbukan
c. Orde reaksi total adalah 4 12. Dari reaksi NO dan Br diperoleh data
d. Laju reaksi menjadi 4 kali jika [H 2] dan sebagai berikut.
[SO2] dinaikkan 2 kali Perco [NO] [Br2] Laju
e. Rumus laju reaksi v = k [H2]2[SO2]2 baan (mol/ (mol/ reak
8. Pada suatu reaksi, suhu dinaikkan dari 250C L) L) si
menjadi 750C. Jika setiap kenaikan 100C 1 0,1 0,05 6
kecepatan menjadi 2 kali lebih cepat, maka 2 0,1 0,1 12
kecepatan reaksi tersebut di atas menjadi... 3 0,1 0,2 24
a. 8 4 0,2 0,05 24
b. 10 5 0,3 0,05 54
c. 16 Reaksi tersebut reaksi tingkat...
d. 32 a. 0
e. 64 b. 1
36

MODUL BELAJAR – 11 SMA


c. 2 d. Semakin pendek jarak antar partikel
d. 3 e. Semakin besar kemungkinan partikel
e. 4 bertabrakan

13. Setiap 100C suatu reaksi mengalami reaksi 2 18. Pada reaksi antara P dan Q diketahui bahwa
kali lebih cepat. Bila pada suhu 30 0C lajunya laju reaksi v = k [P] 4[Q]. Jika konsentrasi P
a maka jika suhu dinaikkan hingga 100 0C dinaikkan menjadi dua kali semula dan
laju reaksinya menjadi... konsentrasi Q ttetap, maka laju reaksinya
a. 14a menjadi...
b. 28a a. 2 kali semula
c. 32a b. 10 kali semula
d. 62a c. 4 kali semula
e. 128a d. 16 kali semula
e. 8 kali semula
14. Diketahui reaksi S(s) + O2(g)  SO2(g) dalam
bejana 2 liter selama 1 detik terbentuk gas 19. Kenaikan suhu umumnya menaiikkan
SO2(g) sebanyak 0,4 mol, maka kecepatan reaksi kecepatan reaksi. Alasan yang tepat untuk
pembentukan gas SO2 tersebut adalah... menjelaskan hal ini adalah...
a. 0,4 mol/detik a. Energi kinetik dari molekul-molekul
b. 0,2 M/detik menurun
c. 0,2 mol/detik b. Kenaikkan suhu menghasilkan reaksi
d. 0,02 M/detik dapat balik
e. 0,1 M/10 detik c. Kecepatan masing-masing molekul sama
d. Energi kinetik dari molekul-molekul
15. Pada reaksi 2CO(g) + O2(g)  2CO2(g) diperoleh meningkat
data: e. Kenaikkan suhu memperkecil energi
No. Konsentrasi mula-mula Laju reaksi aktivasi
[CO] [O2] (M)
(M) 20. Reaksi antara gas H2 dan gas O2 pada suhu
1 2 x 10-3 2 x 10-3 1 x 10-4 250C berjalan sangat lambat, akan tetapi jika
2 1 x 10 -3
2 x 10 -3
8 x 10-4 ditambahkan serbuk Pt reaksi berjalan cepat.
3 4 x 10 -3
8 x 10 -3
32 x 10-4 Hal ini menunjukkan bahwa laju reaksi
Orde reaksinya adalah... dipengaruhi oleh...
a. 1 a. Suhu
b. 2 b. Tekanan
c. 3 c. Konsentrasi
d. 4 d. Adanya katalis
e. 5 e. Sifat zat

16. Suatu reaksi X + Y  hasil reaksi, persamaan 21. Suatu reaksi tiga kali lebih cepat, jika suhu
laju reaksinya: v = k [X][Y]2 dinaikkan sebesar 150C. Bila pada suhu 100C
Bila pada suhu tetap konsentrasi X dan Y reaksi berlangsung selama 90 menit, maka
masing-masing dinaikkan dua kali dari semula, pada suhu 400C reaksi tersebut berlangsung
laju reaksinya adalah... selama...
a. Tidak berubah a. 30 menit
b. Enam kali lebih besar b. 15 menit
c. Dua kali lebih besar c. 10 menit
d. Delapan kali lebih besar d. 7,5 menit
e. Empat kali lebih besar e. 5 menit

17. Semakin tinggi konsentrasi zat-zat pereaksi, 22. Data percobaan antara besi dan larutan asam
semakin cepat reaksi berlangsung. Hal ini klorida diperoleh data sebagai berikut.
terjadi karena semakin tinggi konsentrasi... Percobaan Besi 0,03 gram HCl
a. Semakin rendah energi pengaktifan reaksi 1 Serbuk 6M
b. Semakin besar energi yang dihasilkan 2 Serbuk 4M
c. Semakin cepat gerakan antar partikel 3 1 keping 6M

35
MODUL BELAJAR – 11 SMA
4 1 keping 4M e. Menambahkan zat pereaksi pada volum
5 1 keping 2M tetap
Reaksi yang berlangsung paling lambat adalah
percobaan... 24. Energi minimum yang digunakan untuk
a. 1 memulai reaksi disebut...
b. 2 a. Energi pereaksi
c. 3 b. Energi produk reaksi
d. 4 c. Energi pengaktifan
e. 5 d. Energi kimia
e. Energi katalisasi
23. Faktor-faktor berikut yang tidak memperbesar
laju reaksi yaitu... 25. Katalis yang dapat memperlambat laju reaksi
a. Menambahkan katalis pada suhu tetap disebut katalis...
b. Menaikkan suhu a. Anorganik
c. Memperbesar volum pada suhu tetap b. Inhibitor
d. Memperkecil ukuran partikel reaksi c. Enzim
d. Homogen
e. Heterogen

ESSAI

1. Setiap kenaikan suhu 200C, laju reaksi menjadi tiga kali lebih cepat dari semula. Jika pada suhu 20 0C
laju reaksi berlangsung 9 menit, maka laju reaksi pada suhu 800C adalah...
2. Reaksi : 2NO(g) + Cl2(g)  2NOCl(g) pada suhu tertentu mempunyai rumus laju reaksi v = k [NO] 2[Cl2].
Tentukan orde reaksinya!
3. Berdasarkan teori tumbukan, sebutkan dan jelaskan faktor-faktor yang memengaruhi laju reaksi!
4. Diketahui data suatu percobaan dengan reaksi A + B  AB
[A] [B] Laju
(M) (M) reaksi
0,60 0,10 3,2
0,60 0,30 9,6
0,20 0,50 1,0
0,40 0,50 4,0
a. Tentukan orde reaksi total!
b. Tentukan persamaan laju reaksinya!
c. Tentukan harga k!
5. Suatu reaksi akan berlangsung 2 kali lebih cepat daripada semula jika suhunya dinaikkan 10 0C. Pada
suhu 200C reaksi tersebut berlangsung selama 120 menit. Berapa menit reaksi akan berlangsung jika
pada suhu 500C?

BAB 4 : KESETIMBANGAN KIMIA

Subtema 1:
Konsep Kesetimbangan Dinamis
Subtema 2:
Tetapan Kesetimbangan
Subtema 3:
Pergeseran Kesetimbangan
36

MODUL BELAJAR – 11 SMA


A. Konsep Kesetimbangan Dinamis
Keadaan setimbang adalah keadaan yang laju reaksi pembentukan produk sama dengan reaksi
pembentukan reaktan. Berdasarkan arahnya, reaksi dapat dibedakan menjadi reaksi berkesudahan
(irreversible / satu arah) dan reaksi dapat balik (reversibel / dua arah). Pada reaksi irreversible, hasil
reaksi tidak dapat diubah lagi menjadi zat pereaksi. Misalnya, pada reaksi pembakaran kayu atau proses
pengaratan besi. Abu atau arang hasil pembakaran tidak dapat diubah kembali menjadi kayu seperti
semula. Di lain pihak, ada reaksi yang dapat balik, yaitu reaksi yang berlangsung dalam dua arah.
Artinya, zat-zat hasil reaksi dapat bereaksi kembali membentuk zat pereaksi. Sebagai contoh, reaksi
antara timbal (II) sulfat dengan natrium iodida.
 Jika serbuk timbal (II) sulfat direaksikan dengan larutan natrium iodida, terbentuk endapan kuning
dari timbal (II) iodida:
PbSO4 (s) + 2 NaI (aq) → PbI2 (s) + Na2SO4 (aq)
 Sebaliknya, bila endapan timbal (II) iodida direaksikan dengan larutan natrium sulfat , maka akan
terbentuk kembali endapan timbal (II) sulfat yang berwarna putih:
PbI2 (s) + Na2SO4 (aq) → PbSO4 (s) + 2 NaI (aq)
 Kedua reaksi tersebut dapat digabungkan sebagai berikut :
PbSO4 (s) + 2NaI (aq) → PbI2 (s) + Na2SO4 (aq)
Penulisan reaksi bolak balik ditandai dengan dua panah yang arahnya berlawanan. Dengan demikian, pada
reaksi tersebut terjadi proses kesetimbangan dinamis, yaitu proses bolak balik yang lajunya sama untuk
kedua arah.

Kesetimbangan homogen dan heterogen


Kesetimbangan yang semua komponennya satu fase disebut kesetimbangan homogen, sedangkan
kesetimbangan yang terdiri dari dua fase atau lebih disebut kesetimbangan heterogen. Kesetimbangan
homogen dapat berupa sistem gas atau larutan. Kesetimbangan heterogen umumnya melibatkan komponen
padat-gas atau cair-gas.

Latihan soal
1. Kapankah suatu reaksi bolak balik mencapai keadaan setimbang?
2. Bagaimana kita dapat mengetahui bahwa suatu reaksi bolak balik telah mencapai kesetimbangan?
3. Mengapa pada kesetimbangan tidak terjadi perubahan makroskopis?
4. Jelaskan mengapa kesetimbangan kimia disebut keseimbangan dinamis!
5. Tentukan apakah kesetimbangan berikut tergolong kesetimbangan homogen atau heterogen!
a. 3Fe(s) + 4H2O(g) ⇄ Fe3O4(s) + 4H2(g)
b. CH3COO-(aq) + H2O(l) ⇄ CH3COOH(aq) + OH-(aq)

B. Tetapan Kesetimbangan
Komponen-komponen dalam reaksi kesetimbangan memiliki suatu hubungan yang tetap.
A(g) + B(g) ⇄ C(g) + D(g)

[ C ][ D ]
Pada reaksi ini terdapat nilai Q yang dirumuskan: Q=
[ A ][ B ]
Q merupakan aksi massa dari reaksi atau disebut juga quosien reaksi. Perhatikan reaksi berikut.
E(g) + F(g) ⇄ 2G(g)
[ G ]2
Q=
[ E] [ F ]

35
MODUL BELAJAR – 11 SMA
Secara umum, aksi massa Q merupakan perbandingan konsentrasi hasil reaksi terhadap konsentrasi
pereaksi dengan masing-masing konsentrasi dipangkatkan koefisien reaksi. Sebagai contoh, kita
mencampurkan masing-masing 1 mol gas N2 dan H2 dalam wadah bervolume 1 liter pada suhu 3500C.
Reaksi berlangsung, nilai aksi massa;
N2(g) + 3H2(g) ⇄ 2NH3(g)
2
[ NH 3 ]
Q= 3
[ N2] [H 2]
Namun setelah reaksi berjalan, aksi massa terus berlangsung seperti ditunjukkan pada tabel berikut!
Tabel nilai aksi massa
waktu [N2] [H2] [NH3] Q=
2
[ NH 3 ]
3
[ N 2 ][ H 2 ]
t0 1,000 1,000 0 0
t1 0,874 0,622 0,252 0,302
t2 0,814 0,422 0,372 1,97
t3 0,786 0,358 0,428 5,08
t4 0,781 0,343 0,438 6,09
t5 0,781 0,343 0,438 6,09

Menurut hukum kesetimbangan, hasil kali konsentrasi pereaksi dan hasil reaksi yang dipangkatkan
koefisien reaksinya mempunyai harga tetap. Pada reaksi kesetimbangan homogen fase gas:
mA + nB ⇄ pC + qD
persamaan tetapan kesetimbangannya sebagai berikut:
[ C ] p [ D ]q
K c= m n A, B, C, D = fase gas atau larutan
[ A] [B]
Tetapan kesetimbangan parsial (Kp) untuk reaksi:
c d
[ PC ] [ P D ]
aA(g) + bB(g) ⇄ cC(g) + dD(g) adalah : K p = a b
[ P A] [ PB]
hubungan Kc dengan Kp adalah sebagai berikut:
K p =K c ( RT )∆ n
Dimana, R = tetapan gas ideal (0,08205 L.atm.mol-1.K-1)
T = suhu mutlak (K)
∆n = (c + d) – (a + b)

Derajat disosiasi
Derajat disosiasi (α) merupakan ukuran seberapa besar pereaksi digunakan dalam reaksi untuk
menghasilkan produk. dalam reaksi kesetimbangan pereaksi di sebelah kiri tidak pernah habis, sehingga
harga α tidak pernah 100% atau 1.
jumlah mol zat y ang terlarut
α=
jumlah mol zat mula−mula
Harga α : 0 < α < 1 atau 0 < α < 100%

Latihan soal
1. Tuliskan tetapan kesetimbangan untuk reaksi-reaksi berikut ini!
a. CO(g) + H2O(g) ⇄ CO2(g) + H2(g)
b. Na2CO3(s) + SO2(g) + O2(g) ⇄ Na2SO4(s) + CO2(g)
2. Pada suhu tertentu, dalam ruangan 2 L terdapat kesetimbangan : H2(g) + Br2(g) ⇄ 2HBr(g)
Jika mula-mula dimasukkan 0,16 mol gas H 2 dan 0,12 gas Br2 sehingga setelah terjadi kesetimbangan
terdapat 0,08 mol HBr, berapakah harga tetapan kesetimbangannya?
36

MODUL BELAJAR – 11 SMA


3. Dalam suatu ruangan 5 L, 0,5 mol H 2 direaksikan dengan I2 hingga terjadi reaksi kesetimbangan: H 2 + I2 ⇄
2HI. Jika pada saat setimbang harga Kc = 4 dan jumlah HI yang terbentuk 0,4, berapa jumlah mol I 2 yang
harus ditambahkan?
4. Pada suhu 800 K dalam bejana 4 L dicampurkan masing-masing 1 mol gas A dan B, kemudian dipanaskan
hingga membentuk reaksi kesetimbangan: A + B ⇄ AB
Pada saat kesetimbangan terdapat 0,4 mol gas C. Hitung Kc dan Kp!
5. Sebanyak 0,8 mol gas C dipanaskan dalam 1 L sehingga tercapai kesetimbangan: 2C ⇄ A + B
Jika derajat disosiasi C = 25% dan tekanan total 0,5 atm, hitung harga Kp!

C. Pergeseran Kesetimbangan
1. Asas Le Chatelier
Pada dasarnya, suatu reaksi kesetimbangan dapat digeser ke arah yang kita kehendaki dengan
cara mengubah konsentrasi salah satu zat, dengan mengubah suhu, dan dengan mengubah tekanan
atau volume gas. Seberapa besar pengaruh dari faktor-faktor luar tersebut terhadap kesetimbangan,
dapat diramalkan berdasarkan pemahaman terhadap azas Le Chatelier yang dikemukakan oleh Henry
Louis Le Chatelier (1850-1936) berikut: Jika terhadap suatu kesetimbangan dilakukan aksi
(tindakan) tertentu, maka sistem itu akan berubah sedemikian rupa sehingga pengaruh aksi tersebut
akan menjadi sekecil mungkin.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan
o Perubahan konsentrasi
 Jika salah satu konsentrasi zat diperbesar, reaksi akan bergeser dari arah zat tersebut
 Jika salah satu konsentrasi zat diperkecil, reaksi akan bergeser ke arah zat tersebut
o Perubahan suhu
 Jika suhu dinaikkan, reaksi akan bergeser ke arah reaksi endoterm
 Jika suhu diturunkan, reaksi akan bergeser ke arah reaksi eksoterm
o Perubahan tekanan atau volume
 Jika tekanan diperbesar (volume diperkecil), reaksi akan bergeser ke arah jumlah mol gas
yang lebih kecil
 Jika tekanan diperkecil (volume diperbesar), reaksi akan bergeser ke arah jumlah mol gas
yang lebih besar
o Penambahan katalisator
Suatu katalis akan mempercepat reaksi dengan cara menurunkan energi aktivasi. Kehadiran
katalis akan menurunkan energi pengaktifan baik untuk reaksi maju maupun untuk reaksi balik,
sehingga keduanya mempunyai laju yang lebih besar. Perlu diperhatikan bahwa dalam reaksi
kesetimbangan, adanya katalisator tidak mengakibatkan terjadinya pergeseran kesetimbangan,
tetapi hanya mempercepat tercapainya keadaan setimbang. Dengan demikian, penambahan katalis
dilakukan pada awal reaksi (sebelum kesetimbangan tercapai) karena penambahan katalis setelah
tercapai kesetimbangan tidak akan ada gunanya.
3. Reaksi kesetimbangan dalam Industri
a. Reaksi pembuatan amoniak menurut proses Haber Bosch.
N2(g) + 3H2(g) ⇄ 2NH3(g)
Reaksi tersebut berlangsung pada suhu yang rendah dan tekanan tinggi dengan menggunakan
katalisator yang terdiri dari Al2O3, MgO, CaO, dan K2O.
b. Proses kontak (pembuatan asam sulfat)
Reaksi-reaksi pembuatan asam sulfat menurut proses kontak adalah sebagai berikut.
S(s) + O2(g)  SO2(g)
2SO2(g) + O2(g) ⇄ 2SO3(g)
H2SO4(aq) + SO3(g)  H2S2O7(l)
H2S2O7(l) + H2O(l)  H2SO4(aq)
Katalisator yang digunakan adalah V2O5.

Latihan soal
1. Jelaskan tentang azas Le Chatelier!
2. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan!

35
MODUL BELAJAR – 11 SMA
3. Untuk reaksi: 2AB ⇄ 2A + B, ∆H = +234 kJ/mol, kearah mana kesetimbangan akan bergeser jika:
a. Konsentrasi pereaksi ditambah
b. Tekanan diperkecil
c. Volume diperkecil
d. Ditambah katalis
4. Sebutkan proses industri yang melibatkan reaksi kesetimbangan! Jelaskan!
5. Pada sistem kesetimbangan: NO ⇄ ½ N2 + ½ O2 , ∆H = - 90,2 kJ/mol
Kearah mana kesetimbangan bergeser jika:
a. [NO] ditambah
b. [N2] ditambah
c. Suhu dinaikkan
d. Volume diperbesar

TES KEMAMPUAN

1. Suatu reaksi bolak balik mencapai


kesetimbangan apabila... 4. Diketahui reaksi kesetimbangan sebagai
a. Reaksi telah berhenti berikut:
b. Jumlah mol zat-zat di sebelah kiri dan 2SO2(g) + O2(g) ⇄ 2SO3(g) ∆H = -196 kJ
sebelah kanan sama Agar reaksi bergeser ke kanan, maka usaha
c. Salah satu pereaksi habis yang dilakukan adalah...
d. Laju reaksi pada kedua arah sama besar a. Memperbesar tekanan
e. Massa zat-zat hasil reaksi = massa zat-zat b. Memperbesar volume
pereaksi c. Menaikkan suhu
d. Memperkecil tekanan
2. Bila dalam kesetimbangan diberikan aksi maka e. Mengurangi [SO2]
sistem akan mengadakan reaksi dengan
mengurangi aksi tersebut. Pernyataan ini 5. Pembuatan NH3 menurut proses haber
dikenal sebagai... mempunyai persamaan reaksi:
a. Hukum kesetimbangan N2(g) + 3H2(g) ⇄ 2NH3(g) ∆H =
b. Tetapan laju reaksi -188,19 kJ
c. Azas le chatelier Agar reaksi bergeser ke arah NH3, maka
d. Hukum lavoiser perubahan keadaan yang benar adalah...
e. Hukum proust a. Tekanan diperbesar
b. Konsentrasi N2 dan H2 diperkecil
3. Perhatikan reaksi penguraian berikut ini: c. Volume diperbesar
2BaO2(s) ⇄ 2BaO(s) + O2(g) d. Diberi katalisator
Besarnya konstanta kesetimbangan untuk e. Suhu dinaikkan
reaksi tersebut adalah...
2 6. Kesetimbangan dinamis adalah suatu keadaan
[ BaO2 ] dari sistem yang menyatakan bahwa...
a. K= 2
[ BaO ] a. Jumlah mol zat-zat pereaksi sama dengan
2 jumlah mol zat-zat hasil reaksi
[ BaO ] [ O2 ] b. Jumlah partikel setiap zat yang bereaksi
b. K= 2 sama dengan jumlah partikel yang
[ BaO 2 ] terbentuk
[ BaO ] 2 c. Secara makroskopis reaksi berlangsung
c. K= 2 terus
[ BaO2 ] d. Reaksi terus berlangsung ke dua arah yang
d. K= [ O 2 ] berlawanan secara makroskopis
2 e. Zat-zat hasil reaksi tidak bereaksi lebih
[ BaO 2 ] lanjut karena telah mencapai
e. K= 2 kesetimbangan
[ BaO ] [ O2 ]
36

MODUL BELAJAR – 11 SMA


7. Diketahui reaksi sebagai berikut. 12. Dalam suatu bejana yang bervolume 1 liter, 4
N2(g) + 3H2(g) ⇄ 2NH3(g) ∆H = mol gas NO2, membentuk kesetimbangan
-22 kJ sebagai berikut.
Pernyataan di bawah ini yang tidak 2NO2(g)  O2(g) + 2NO(g)
mempengaruhi kesetimbangan di atas adalah... Dalam keadaan setimbang pada suhu tetap,
a. Kenaikan suhu terbentuk 1 mol O2. Tetapan kesetimbangan Kc
b. Penambahan N2 dan H2 adalah...
c. Penambahan tekanan a. 0,5
d. Penambahan jumlah katalisator b. 1,5
e. Pengurangan volume c. 4,0
d. 1,0
8. Reaksi kesetimbangan yang tidak terpengaruh e. 2,0
oleh perubahan tekanan adalah...
a. N2(g) + O2(g) ⇄ 2NO(g) 13. 10 ml AgNO3 0,1 M dicampurkan dengan
b. N2(g) + 3H2(g) ⇄ 2NH3(g) larutan FeCl2 0,1 M hingga terjadi reaksi:
c. CO(g) + 2H2(g) ⇄ CH3OH(g) Ag+(aq) + Fe2+(aq) ⇄ Ag(s) + Fe3+(aq)
d. 2SO3(g) ⇄ 2SO2(g) + O2(g) Ditemukan bahwa keadaan kesetimbangan
e. C2H6(g) ⇄ C2H4(g) + H2(g) konsentrasi ion Ag+ ialah 0,02 M maka
konsentrasi ion Fe3+ dalam kesetimbangan
9. Pada suhu t0C dalam sebuah bejana V liter tersebut adalah...
terdapat kesetimbnagan : 2X(g) ⇄ 3Y(g). Harga a. 0,02 M
Kp suhu tersebut adalah ½ . Bila harga Px = 4 b. 0,03 M
atm, maka harga PY pada suhu tersebut adalah... c. 0,04 M
a. 1,3 atm d. 0,06 M
b. 8,0 atm e. 0,08 M
c. 2,0 atm
d. 32,0 atm 14. Ke dalam 1 liter bejana dimasukkan a mol CO
e. 5,6 atm dan a mol uap H2O. Setelah tercapai
kesetimbangan dihasilkan 0,25 a mol CO2.
10. Empat mol SO3 dimasukkan ke dalam bejana 5 Harga tetapan kesetimbangan K adalah...
liter dan terurai menurut reaksi berikut: 1
2SO3(g) ⇄2SO2(g) + O2(g) a.
16
Jika pada saat kesetimbangan tercapai, masih 1
ada 1 mol SO3 maka harga tetapan b.
kesetimbangan adalah... 9
a. 2,7 1
c.
b. 13,5 8
c. 0,5 1
d. 10,8 d.
e. 5,4 4
11. Pada suhu tertentu dalam ruang 10 Liter 1
e.
terdapat kesetimbangan reaksi berikut ini. 2
2SO3(g) ⇄2SO2(g) + O2(g)
Bila 80 gram SO3 (Ar S = 32, O = 16) 15. Diketahui reaksi : 2SO2(g) + O2(g) ⇄ 2SO3(g) . jika
dipanaskan hingga keadaan setimbang pada tetapan kesetimbangan adalah 0,64, konsentrasi
suhu itu tercapai, ternyata terdapat SO2 dalam kesetimbangan adalah 0,5, dan
perbandingan mol SO3 : O2 = 2 : 1. Tetapan konsentrasi O2(g) adalah 0,6. Maka konsentrasi
kesetimbangan reaksi tersebut adalah... gas SO3 hasil reaksi sama dengan...
a. 25 a. 0,20
b. 2,5 b. 0,31
c. 0,4 c. 0,50
d. 0,04 d. 0,64
e. 0,025 e. 0,70
16. Pada suhu tertentu tetapan kesetimbangan
untuk reaksi: 2HI(g) ⇄ I2(g) + H2(g)

35
MODUL BELAJAR – 11 SMA
adalah 0,49. Jumlah mol hidrogen yang 1
dihasilkan bila 1 mol HI dimasukkan ke dalam a.
2
wadah berukuran 1 liter pada suhu tersebut
adalah...
1
b.
a. 0,50 4
b. 0,45 1
c. 0,41 c.
3
d. 0,29
2
e. 0,25 d.
3
17. Perhatikan kesetimbangan gas di bawah ini: 3
e.
2SO3(g) ⇄2SO2(g) + O2(g) 4
Bila tekanan diperbesar dan suhunya tetap,
maka yang harganya bertambah besar adalah... 22. Proses pembuatan asam sulfat menggunakan
a. Tekanan parsial O2(g) prinsip kesetimbangan yang disebut...
b. Derajat disosiasi a. Bosch
c. Tekanan parsial SO3(g) b. Oswald
d. Tekanan parsial O2(g) dan SO3(g) c. Disosiasi
e. Tetapan kesetimbangan K d. Kontak
e. Haber
18. Pada volume 2 liter terdapat reaksi
kesetimbangan sebagai berikut: 23. Dalam ruang 10 liter dicampurkan gas A dan
N2(g) + 3H2(g) ⇄ 2NH3(g) gas B dengan perbandingan 3 : 2 menurut
Dan saat setimbang ada 4 mol gas N 2, 2 mol reaksi kesetimbangan: A + B ⇄ C + D. Saat
gas H2, dan 4 mol gas NH3. Maka harga K gas A bereaksi 60 % tercapai kesetimbangan.
adalah... Tetapan kesetimbangannya adalah...
a. 0,50 a. 0,07
b. 1,0 b. 0,25
c. 2,0 c. 7
d. 4,0 d. 13,5
e. 5,0 e. 17,5

19. Tetapan kesetimbangan untuk reaksi: 24. Harga Kp pada suhu T untuk reaksi X ⇄ 2Y
PCl5(g) ⇄ PCl3(g) + Cl2(g) adalah ¼. Jika dalam kesetimbangan tekanan
Pada suhu 760 K adalah 0,05. Jika konsentrasi parsial A = 4 atm, maka tekanan parsial B
awal PCl5 0,1 mol/L, maka pada keadaan adalah...
setimbang PCl5 yang terurai adalah... 1
a. 12,5% a.
b. 20,0 % 16
c. 25,0 % 1
b.
d. 33,3% 8
e. 50,0 % 1
20. Pemanasan gas SO3 dalam ruangan tertutup c.
pada temperatur tertentu menghasilkan O2
4
sebanyak 20 % volum. Maka pada kondisi ini d. 1
derajat disosiasi SO3 adalah... e. 2
a. 0,75 25. Perbandingan nitrogen dan hidrogen pada
b. 0,60 reaksi: N2(g) + 3H2(g) ⇄ 2NH3(g) adalah 1 :
c. 0,40 3. Jika hanya 50% gas yang bereaksi dan
d. 0,30 tekanan total P atm, maka tekanan parsial gas
e. 0,25 NH3 pada kesetimbangan adalah...
a. P
21. 321 g NH4Cl (Mr = 53,5) dipanaskan dalam P
b.
ruang 1 liter, sehingga perbandingan antara 2
tekanan NH4Cl dan NH3 adalah 1 : 2 . Pada P
saat tersebut derajat disosiasi adalah... c.
36 3

MODUL BELAJAR – 11 SMA


P P
d. e.
4 6

ESSAI

1. Pengangkutan oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan oleh hemoglobin (Hb) berlangsung reaksi
kesetimbangan:
Hb + O2(aq) ⇄ HbO2
Di dalam paru-paru, reaksi tersebut condong ke kanan, sedangkan dalam jaringan, condong ke kiri. Jelaskan
mengapa demikian!
2. Sebanyak 2 mol N2O4 dipanaskan dalam suatu ruangan 1 liter, sehingga sebagian berubah menjadi NO 2
menurut reaksi kesetimbnagan:
N2O4(g) ⇄ 2NO2(g)
Pada suhu T K tercapai suatu kesetimbangan di mana terdapat 1 mol NO2.
a. Tentukan susunan kesetimbangan!
b. Gambarlah perubahan konsentrasi N2O4 dan NO2 hingga mencapai kesetimbangan!
c. Tentukan nilai tetapan kesetimbangan pada suhu tersebut!
3. Terdapat reaksi kesetimbangan; PCl5(g) ⇄ PCl3(g) + Cl2(g). Fraksi molekul PCl5 yang terdisosiasi untuk
mencapai kesetimbangan adalah α dan tekanan gas total pada kesetimbangan adalah P. Tentukan harga Kp
untuk reaksi kesetimbangan di atas!
4. Di dalam wadah 1 liter, dicampurkan sebanyak 4 mol gas NO dan 0,9 mol gas CO 2. Reaksi kesetimbangan
yang terjadi: NO(g) + CO2(g) ⇄ NO2(g) + CO(g). Bila pada saat kesetimbangan terdapat 0,1 mol gas CO 2,
tentukanlah harga Kc pada reksi tersebut!
5. Pada kesetimbangan : 2SO3(g) ⇄ 2SO2(g) + O2(g) ∆H = +380 kJ/mol
Jika suhu diturunkan, tentukan arah pergeseran reaksi dan perubahan konsentrasi zat-zat yang bereaksi!

35
MODUL BELAJAR – 11 SMA

Anda mungkin juga menyukai