HIDROKARBON
DAN
MINYAK BUMI
Disusun oleh:
Mia Sri Susanti
Kelas X MM 3
SMK NEGERI 2 TANGERANG SELATAN
A. Pengenalan Senyawa Karbon
Pada awalnya senyawa digolongkan menjadi senyawa organik dan anorganik. Senyawa organik
berasal dari makhluk hidup, sedangkan senyawa anorganik berasal dari alam diluar makhluk
hidup. Namun pada tahun 1828 Frederich Wohler (seorang ahli kimia asal Jerman) berhasil
mematahkan pendapat bahwa senyawa organik berasal dari makhluk hidup dengan
penemuannya yaitu membuat urea tanpa ginjal mamalia melalui pemanasan amonium sianat.
Meski demikian, penggolongan senyawa menjadi senyawa organik dan anorganik tetap
dipertahankan. Penggolongannya kemudian didasarkan pada sifat dan struktur senyawa.
Struktur senyawa organik terdiri dari senyawa dengan rantai-rantai karbon (dikenal juga
dengan senyawa karbon). Hal ini dapat dibuktikan dengan kejadian sehari-hari, misalnya kayu
yang dibakar pada suhu yang tinggi akan menjadi gosong karena pemanasan menyebabkan
senyawa karbon di dalam kayu terurai menjadi karbon yang berwarna hitam.
Adanya unsur karbon dan hidrogen pada sebuah sampel organik secara lebih pasti dapat
ditunjukkan oleh percobaan sederhana seperti uji pembakaran. Pembakaran sampel akan
mengubah karbon (C) menjadi karbondioksida (CO2) dan hidrogen (H) menjadi air (H2O). Selain
karbon dan hidrogen, unsur yang sering terdapat dalam senyawa karbon adalah oksigen,
nitrogen, fosforus, halogen, dan beberapa unsur logam lain.
Atom karbon sendiri memiliki keunikan sebagai berikut:
1. Karbon (Z = 6) terletak pada periode 2 golongan IVA (Posisi ini memberi sifat
keistimewaan pada sifat karbon)
2. Jumlah senyawa karbon sangat banyak melebihi jumlah senyawa yang tidak
mengandung karbon
Sesuai dengan nomor periodenya yaitu 2 maka karbon hanya mempunyai 2 kulit atom
sehingga jari-jari atom relatif kecil dan menimbulkan keuntungan yaitu ikatan kovalen yang
dibentuk karbon akan relatif kuat serta bisa membentuk ikatan rangkap dua atau rangkap tiga.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ikatan kovalen bergantung pada jari-jari atom.
Semakin besar jari-jari atom, semakin lemah ikatan yang dibentuk dan sebaliknya. Sementara
itu ikatan rangkap hanya dapat dibentuk oleh atom yang relatif kecil, yaitu unsur periode
kedua dan beberapa unsur periode ketiga.
Atom karbon memiliki 4 elektron valensi sehingga dapat membentuk ikatan antaratom karbon
berupa ikatan tunggal, rangkap dua, rangkap tiga, serta rantai lingkar/siklik.
Berdasarkan jumlah atom karbon yang
diikatnya, atom karbon dalam suatu
rantai karbon dapat dibedakan atas:
a. Atom karbon primer, yaitu atom c. Atom karbon tersier, yaitu atom
karbon yang terikat langsung pada 1 karbon yang terikat langsung pada 3
atom karbon atom karbon lainnya
b. Atom karbon sekunder, yaitu atom d. Atom karbon kuartener, yaitu atom
karbon yang terikat langsung pada 2 karbon yang terikat langsung pada 4
atom karbon lainnya atom karbon lainnya
B. Hidrokarbon
Hidrokarbon adalah golongan senyawa karbon yang paling sederhana. Hidrokarbon hanya
terdiri dari unsur karbon (C) dan hidrogen (H). Walaupun hanya terdiri dari dua jenis unsur,
hidrokarbon merupakan suatu kelompok senyawa yang besar. Hidrokarbon terdiri atas 3
golongan yaitu Alkana, Alkena, dan Alkuna.
1. Penggolongan Hidrokarbon
Hidrokarbon dibedakan menjadi atas jenuh dan tak jenuh. Jika semua ikatan karbon
merupakan ikatan tunggal ( ̶ C ̶ C ̶ ) maka senyawa hidrokarbon tersebut digolongkan sebagai
hidrokarbon jenuh. Jika terdapat satu saja ikatan rangkap ( ̶ C = C ̶ ) atau ikatan rangkap tiga
( ̶ C ≡ C ̶ ) maka senyawa hidrokarbon tersebut digolongkan sebagai hidrokarbon tak jenuh.
2. ALKANA
Alkana adalah hidrokarbon alifatik jenuh, yaitu hidrokarbon dengan rantai terbuka dan semua
ikatan karbon-karbonnya merupakan ikatan tunggal.
Dari tabel tiga suku pertama alkana, dapat kita simpulkan dari rumus molekul bahwa dari 2
senyawa yang berurutan berbeda sebesar CH2. Selain itu, perbandingan jumlah atom C dengan
atom H dalam alkana selalu sama dengan n : (2n + 2). Oleh karena itu, rumus umum alkana
dapat dinyatakan dengan = CnH2n+2
Suatu kelompok senyawa karbon dengan rumus umum yang sama dan sifat yang
bermiripan disebut satu homolog (deret sepancaran) dan Alkana merupakan suatu
homolog.
Alkena adalah hidrokarbon alifatik tak jenuh dengan satu ikatan rangkap ̶ C = C ̶ . Senyawa
yang mempunyai dua ikatan rangkap disebut alkadiena, senyawa yang mempunyai tiga ikatan
rangkap disebut alkatriena, dan seterusnya.
4. ALKUNA
Alkuna adalah hidrokarbon alifatik tidak jenuh dengan satu ikatan karbon rangkap tiga ̶ C ≡ C ̶ .
Senyawa yang punya 2 ikatan karbon rangkap tiga disebut alkadiuna, sedangkan senyawa yang
punya 1 ikatan karbon rangkap dua dan 1 ikatan karbon rangkap tiga disebut alkenuna.
Berdasarkan rumus molekul pada tabel diatas, dapat disimpulkan rumus umum alkuna adalah
CnH2n-2. Alkuna mengikat 4 atom H lebih sedikit dibandingkan dengan alkana yang sesuai. Oleh
karena itu Alkuna lebih tidak jenuh dibandingkan Alkena.
Sumber dan Kegunaan Alkuna
Alkuna yang mempunyai nilai ekonomis penting hanyalah etuna (C2H2). Nama lain dari etuna
adalah asetilena. Dalam industri, asetilena dibuat dari metana melalui pembakaran tak
sempurna.
4CH4 (g) + 3O2 (g) → 2C2H2 (g) + 6H2O (g)
Dalam jumlah sedikit, asetilena dapat dibuat dari reaksi batu kalsium karbida (karbid) dengan
air.
CaC2 + 2H2O → Ca(OH)2 + C2H2
Pembuatan gas karbid dari batu karbid ini digunakan oleh tukang las. Gas karbid sendiri
berbau tidak sedap. Namun sebenarnya gas asetilena murni tidak berbau busuk bahkan sedikit
harum. Bau busuk itu terjadi karena gas asetilena dibuat dari batu karbid yang tidak murni,
tetapi mengandung campuran diantaranya adalah gas Fosfin (PH3) yang berbau tidak sedap
dan beracun.
Sumber energi yang banyak digunakan sebagai bahan bakar memasak, kendaraan bermotor,
dan industri berasal dari minyak bumi, gas alam, dan batu bara. Ketiga jenis bahan bakar
tersebut berasal dari pelapukan sisa-sisa organisme sehingga disebut bahan bakar fosil.
Minyak dan gas yang terbentuk meresap dalam batuan yang berpori bagaikan air dalam batu
karang. Minyak dan gas terdapat pula bermigrasi dari suatu daerah ke daerah lain, kemudian
terkonsentrasi jika terhalang oleh suatu lapisan yang kedap. Walaupun minyak bumi dan gas
alam terbentuk di dasar lautan, banyak sumber minyak dan gas yang terdapat di daratan.
Hal itu terjadi karena pergerakan kulit bumi sehingga sebagian lautan menjadi daratan.
Adapun batu bara dipercaya berasal dari pohon-pohon dan pakis yang terkubur sekitar tiga
juta tahun lalu, mungkin karena gempa atau letusan gunung berapi.
Minyak bumi adalah suatu campuran kompleks yang sebagian besar terdiri atas hidrokarbon.
Hidrokarbon yang terkandung dalam minyak bumi terutama adalah alkana, dan sikloalkana.
Komponen lainnya adalah hidrokarbon aromatic, sedikit alkena, dan berbagai senyawa karbon
yang mengandung oksigen, nitrogen dan belerang. Komposisi minyak bumi sangat bervariasi
dari satu daerah ke daerah lainnya.
Gas alam terdiri dari alkana suku rendah, yaitu metana, etana, propana, dan butana dengan
metana sebagai komponen utamanya. Selain itu terdapat juga gas lain seperti CO2 dan H2S.
Beberapa sumur gas juga mengandung Helium. Etana dalam gas alam biasanya dipisahkan
untuk keperluan industry. Propana dan butana juga dipisahkan kemudian dicairkan untuk
menghasilkan LPG. Metana terutama digunakan sebagai bahan bakar, sumber hidrogen, dan
bahan pembuatan metanol.
Batu bara juga mengandung hidrokarbon suku tinggi dan senyawa belerang.
Pengolahan minyak bumi dimulai dengan memanaskan minyak rendah (pada suhu sekitar
400°C) kemudian dialirkan ke dalam menara fraksionasi dimana akan terjadi pemisahan
berdasarkan perbedaan titik dan didih. Komponen yang titik didihnya lebih tinggi akan tetap
berupa cairan dan turun ke bawah, sedangkan yang titik didihnya lebih rendah akan menguap
dan naik ke bagian atas melalui sungkup-sungkup yang disebut sungkup gelembung. Semakin
ke atas, artinya suhu semakin rendah sehingga tiap kali komponen dengan titik didih lebih
tinggi naik, akan mengembun dan terpisah, sedangkan komponen yang titik didihnya lebih
rendah akan terus naik ke bagian yang lebih atas lagi. Demikian selanjutnya, sehingga
komponen yang mencapai puncak adalah komponen yang pada suhu kamar berupa gas.
Komponen yang berupa gas itu disebut gas petroleum. Melalui kompresi dan pendinginan, gas
petroleum dicairkan sehingga diperoleh LPG (Liquified Petroleum Gas).
b. Secondary processing
Setelah melakukan distilasi bertingkat, secondary processing dilakukan sebagai proses lanjutan
dari hasil penyulingan pada tahap pertama. Prosesnya meliputi Cracking (meliputi pemecahan
rantai, pembentukan alkil, polimerisasi, reformasi, dan isomerisasi), Proses Ekstrasi
(pembersihan dengan pelarut), Proses Kristalisasi (pemisahan dari pengotornya melalui
perbedaan titik cair), dan Treating (Pembersihan dengan menambahkan NaOH, tanah liat, atau
proses hidrogenasi)
4. BENSIN, NAFTA, DAN GAS ALAM
Bensin adalah suatu jenis bahan bakar minyak yang dimaksudkan untuk kendaraan bermotor.
Sekarang ini terdapat tiga jenis bensin yaitu Premium, Pertamax, dan Pertamax Plus dan
ketiganya memiliki performance yang berbeda. Performance bahan bakar bensin dikaitkan
dengan jumlah ketukan (knocking) yang ditimbulkannya dan dinyatakan dengan nilai oktan.
Ketukan adalah suatu perilaku yang kurang baik dari bahan bakar, yaitu saat pembakaran
terjadi terlalu dini sebelum piston berada pada posisi yang tepat. Ketukan menyebabkan mesin
menggelitik, mengurangi efisiensi bahan bakar, dan merusak mesin.
Untuk menentukan nilai oktan digunakan 2 senyawa sebagai pembanding yaitu isooktana dan
n-heptana. Isooktana menghasilkan ketukan paling sedikit dan diberi nilai oktan 100, n-
heptana menghasilkan ketukan paling banyak dan diberi nilai oktan 0. Suatu campuran yang
80
terdiri dari 80% isooktana dan 20% n-heptana mempunyai nilai oktan sebesar ( x 10 ) +
100
20
( x 0 ) = 80.
100
Pertamax mempunyai nilai oktan 92, berarti mutu bahan bakarnya setara dengan campuran
92% isooktana dan 8% n-heptana. Namun tidak berarti hanya terdiri dari dua senyawa
tersebut, hanya saja performance yang ditimbulkannya setara dengan campuran 92%
isooktana dan 8% n-heptana. Premium mempunyai nilai oktan 88, dan Pertamax plus
mempunyai nilai oktan 94.
Fraksi bensin dari hasil penyulingan memiliki nilai oktan lebih rendah karena sebagian besar
bensin yang dihasilkan terdiri dari alkana rantai lurus yang notabene nilai oktannya rendah.
Nilai oktan bensin sendiri harus ditingkatkan sebelum digunakan dengan cara reforming atau
memberi zat antiketukan untuk mengubah alkana rantai lurus menjadi alkana rantai
bercabang yang nilai oktannya lebih tinggi. Salah satu zat antiketukan yang digunakan di
Indonesia adalah tetraethyl lead (TEL). Penambahan TEL 2-3 ml ke dalam 1 galon bensin akan
menambahkan nilai 15 poin.
Nafta adalah bahan baku berbagai industri seperti plastik, serat sintetis, nilon, karet sintetis,
pestisida, obat, detergen, kosmetik, sebagai pelarut, dll. Nafta sendiri adalah fraksi ringan dari
minyak bumi yang mengandung C6-C10.
Gas Alam dihasilkan dari sumur-sumur bor dan sebagian besar terdiri atas metana. Di
Indonesia, salah satu penghasil utama gas alamnya adalah ladang gas Bontang di Kalimantan.
Bahan bakar fosil biasanya mengandung sedikit belerang dan ketika terjadi pembakaran akan
menghasilkan oksida belerang sebagai pengotornya. Selain itu, telah disebutkan sebelumnya
bahwa bensin ditambahkan bahan aditif yaitu TEL untuk menaikkan nilai oktan. TEL sendiri
menghasilkan oksida timbel yang beracun.
a. CO2 (menimbulkan efek rumah kaca) sulfit yang merusak jaringan dan
b. CO (bersifat racun, menimbulkan menimbulkan rasa sakit)
sakit pada mata, saluran pernafasan, d. Oksida nitrogen (menyebabkan smog
dan paru-paru) (asap kabut))
c. Oksida belerang (menyebabkan hujan e. Partikel timah hitam (menyebabkan
asam, dan apabila terhisap oleh gejala keracunan timbel)
pernafasan akan membentuk asam