2
DEFINISI
Kimia organik adalah percabangan studi ilmiah
dari ilmu kimia mengenai struktur, sifat,
komposisi dan reaksi kimia senyawa organik.
Senyawa organik adalah golongan besar
senyawa kimia yang molekulnya mengandung
Karbon (segala senyawa yang berdasarkan
rantai Karbon), umumnya terdiri dari unsur
Karbon dan Hidrogen, dan dapat mengandung
unsur-unsur lainnya seperti: Nitrogen,
Oksigen, Fosfor, Halogen dan Belerang.
3
SENYAWA ORGANIK DALAM
KEHIDUPAN
• Materi : tanaman dan hewan
• Makanan : buah, sayur, daging hewan
• Komponen minyak bumi : gas kompor, minyak
tanah, bensin, solar, avtur dll
• Plastik
• Bahan farmasi : kosmetik dan obat-obatan
• Pakaian dan sebagainya
4
Sel
Makhluk
Hidup
Bahan
Plastik
Farmasi
SENYAWA
ORGANIK
Bahan
Makanan
Bakar
5
Unsur Karbon
Disebut juga zat
arang, merupakan unsur
kimia yang mempunyai
simbol C
Terdapat tiga
macam isotop karbon yang Pada tabel Periodik :
ditemukan secara alami, No. Atom : 6
yakni 12C dan 13C , dan 14C Karbon Golongan : 4A
(radioaktif/5730th)
Senyawa
Senyawa Hidrokarbon Mengandung Gugus
Fungsi Tertentu
7
HIDROKARBON
8
Senyawa Hidrokarbon
• Hidrokarbon adalah senyawa yang terdiri dari
unsur Karbon dan Hidrogen.
Hidrokarbon
Alifatik Aromatik
10
Alkana, Alkena, Alkuna, Sikloalkana
dan Alkadiena
Jumlah Alkana Alkena Alkuna
Sikloalkana /
Atom (1 Ikatan) (2 Ikatan) (3 Ikatan) Alkadiena
Sikloakena
Karbon CnH2n+2 CnH2n CnH2n-2
1 Metana Metena Metuna - -
2 Etana Etena Etuna - -
3 Propana Propena Propuna Siklopropana Propadiena
4 Butana Butena Butuna Siklobutana Butadiena
5 Pentana Pentena Pentuna Siklopentana Pentadiena
6 Heksana Heksena Heksuna Sikloheksana Hekadisena
7 Heptana Heptena Heptuna Sikloheptana Heptadiena
8 Oktana Oktena Oktuna Siklooktana Oktadiena
9 Nonana Nonena Nonuna Siklononana Nonadiena
10 Dekana Dekena Dekuna Siklodekana Dekadiena
11
ALKANA
12
Sifat Fisika Alkana
1. Semua hidrokarbon merupakan senyawa nonpolar sehingga tidak
larut dalam air, dengan massa jenisnya lebih kecil daripada 1.
Pelarut yang baik untuk hidrokarbon adalah pelarut nonpolar,
seperti CCl4 atau sedikit polar (dietil eter atau benzena).
2. Alkana mudah larut dalam pelarut organik.
3. Semakin bertambah jumlah atom C maka Mr ikut bertambah
akibatnya titik didih dan titik leleh semakin tinggi. Alkana rantai
lurus mempunyai titik didih lebih tinggi dibanding alkana rantai
bercabang dengan jumlah atom C sama. Semakin banyak cabang,
titik didih makin rendah.
4. Pada suhu dan tekanan normal, empat alkana yang pertama
berwujud gas. Pentana (C5H12) sampai heptadekana (C17H36)
berwujud cair, sedangkan oktadekana (C18H38) dan seterusnya
berwujud padat. 13
Sifat Kimia Alkana
1. Secara umum, alkana adalah senyawa yang reaktivitasnya
rendah, karena ikatan C antar atomnya relatif stabil dan tidak
mudah dipisahkan. Tidak seperti kebanyakan senyawa organik
lainnya, senyawa ini tidak memiliki gugus fungsional.
2. Oleh karena kurang reaktif, alkana kadang disebut paraffin
(berasal dari bahasa Latin: parum affins, yang artinya "afinitas
kecil sekali").
3. Senyawa alkana bereaksi sangat lemah dengan senyawa polar
atau senyawa ion lainnya. Konstanta disosiasi asam (pKa) dari
semua alkana nilainya diatas 60, yang berarti sulit untuk bereaksi
dengan asam maupun basa.
4. Hal ini terbukti pada minyak bumi, molekul-molekul alkana yang
terkandung didalamnya tidak mengalami perubahan sifat sama
sekali selama jutaan tahun. 14
Sifat Kimia Alkana
15
Sifat Kimia Alkana
16
Sifat Kimia Alkana
17
Tata Nama Senyawa Alkana
1. Penamaan diambil bedasarkan jumlah atom
karbon penyusunnya dan di akhiri dengan
“ana”
2. Jika strukturnya telah diketahui dan
merupakan rantai karbon tak bercabang, di
depan nama tersebut diberi huruf n (dari
kata normal).
Contoh:
CH3-CH2-CH2-CH3 : n-butana
18
Tata Nama Senyawa Alkana
3. Jika rantai karbonnya bercabang, tentukan
dahulu rantai utama (rantai induk), yaitu
rantai atom karbon terpanjang dan diberi
nomor urut dari ujung yang paling dekat
dengan letak cabang.
4. Menetapkan gugus cabang yang terikat pada
rantai utama. Gugus cabang pada alkana
umumnya merupakan alkil. Gugus alkil
merupakan gugus hidrokarbon (alkana) yang
kehilangan sebuah atom hidrogen. Rumus
umum alkil adalah CnH2n+1. Nama gugus alkil
disesuaikan dengan nama alkananya dengan
mengganti akhiran –ana dengan akhiran –il
19
Tata Nama Senyawa Alkana
20
ALKENA
21
SifatSenyawa
Sifat Fisika Alkena
Alkun
1. Alkena memiliki sifat fisika yang sama dengan alkana.
Perbedaannya yaitu, alkena sedikit larut dalam air.
2. Titik leleh dan titik didih alkena hampir sama dengan
alkana yang sesuai, makin bertambah jumlah atom C,
harga Mr makin besar maka titik didihnya makin tinggi.
3. Wujud zat dari alkena tergantung dari massa
molekulnya, pada suhu dan tekanan normal, 3 alkena
yang paling pertama (etena, propena, dan butena)
berwujud gas. Pentena (C5H10) sampai heksadekena
(C16H32) berwujud cair, sedangkan heptadekena (C17H34)
dan seterusnya berwujud padat.
22
SifatSenyawa
Sifat Kimia Alkena
Alkun
1. Alkena jauh lebih reaktif daripada alkana karena adanya
ikatan rangkap. Reaksi alkena terutama terjadi pada
ikatan rangkap tersebut
2. Alkena disebut juga dengan nama olefin dalam kimia
organik, istilah olefin berasal dari kata latin
olein=minyak;ficare=membentuk, merupakan hidrokarb
on tak jenuh dengan sebuah ikatan rangkap dua
antara atom karbon
3. Reaksi pada Alkena diantaranya adalah : reaksi adisi
(penambahan atau penjenuhan), rekasi pembakaran
(oksidasi menggunakan oksigen), reaksi polimerisasi
(penggabungan molekul monomer)
23
TataSifat
Nama Senyawa
Senyawa Alkena
Alkun
1. Penomoran rantai karbon terpanjang dilihat dari
ujung yang terdekat dengan ikatan rangkap,
sehingga atom karbon pada ikatan rangkap
tersebut mempunyai nomor sekecil mungkin.
2. Ketahui letak ikatan rangkap dengan letak karbon
rangkap pertamanya.
3. Penamaan rantai alkena itu mirip dengan alkana,
dan kata “ana” diganti dengan “ena”
4. Beri nomor pada atom karbon, ketahui letak lokasi
dan nama gugusnya, ketahui letak ikatan rangkap,
lalu terakhir namai rantai utamanya.
24
ALKUNA
25
SifatSenyawa
Sifat Fisika Alkuna
Alkun
1. Sifat fisika alkuna sama dengan alkana dan
alkena. Alkuna juga sedikit larut dalam air.
2. Titik didih alkuna mirip dengan alkana dan
alkena. Semakin bertambah jumlah atom C
harga Mr makin besar maka titik didihnya
makin tinggi.
26
SifatSenyawa
Sifat Kimia Alkuna
Alkun
1. Reaksi- reaksi pada alkuna mirip dengan alkena,
hanya berbeda pada kebutuhan jumlah
pereaksi untuk penjenuhan ikatan rangkap.
2. Alkuna membutuhkan jumlah pereaksi dua kali
kebutuhan pereaksi pada alkena untuk jumlah
ikatan rangkap yang sama
27
TataSifat
Nama Senyawa
Senyawa Alkuna
Alkun
1. Penomoran rantai karbon terpanjang dilihat dari
ujung yang terdekat dengan ikatan rangkap,
sehingga atom karbon pada ikatan rangkap
tersebut mempunyai nomor sekecil mungkin.
2. Ketahui letak ikatan rangkap dengan letak karbon
rangkap pertamanya.
3. Penamaan rantai alkuna itu mirip dengan alkena,
dan kata “ena” diganti dengan kata “una”
4. Beri nomor pada atom karbon, ketahui letak lokasi
dan nama gugusnya, ketahui letak ikatan rangkap,
lalu terakhir namai rantai utamanya.
28
AROMATIK
29
Senyawa Aromatik
• Senyawa aromatik merupakan kelas
Hidrokarbon yang mencakup enam anggota
dan memiliki cincin karbon tak jenuh (ikatan
rangkap dua) di mana elektron valensi ikatan
pi terdelokalisasi atau terkonjugasi.
• Senyawa ini bersifat stabil dan melimpah baik
dalam bentuk alami maupun sintetisnya.
Nama aromatik diambil berdasarkan pada
aroma kuat yang dihasilkannya
30
Senyawa Aromatik
• Istilah senyawa aromatik digunakan untuk merujuk kepada
kelas senyawa yang mengandung enam karbon seperti
cincin benzena dengan tiga ikatan rangkap dua. Adapun
yang termasuk senyawa aromatik yaitu senyawa benzena
dan senyawa dengan sifat kimia seperti benzena.
• Para kimiawan membagi semua senyawa organik ke dalam
dua kelas yang lebih luas, yaitu senyawa alifatik dan
senyawa aromatik. Berasal dari kata alifatis berarti bersifat
lemak dan aromatik berarti harum. Senyawa alifatik adalah
senyawa rantai terbuka atau senyawa siklik yang sifat
kimianya mirip dengan senyawa rantai terbuka, sedangkan
senyawa aromatik adalah benzena atau senyawa yang sifat
kimianya menyerupai benzena.
31
Sifat Fisika SenyawaAlkun
Sifat Senyawa Aromatik
1. Zat cair tidak berwarna
2. Memiliki bau yang khas
3. Mudah menguap
4. Benzene digunakan sebagai pelarut
5. Tidak larut dalam pelarut polar seperti air tetapi
larut dalam senyawa yang kurang polar seperti
Eter dan Karbontetraklorida (CCl4).
6. Larut dalam berbagai pelarut organik
7. Benzena dapat membentuk campuran azeotrop
dengan air
8. Densitas : 0,88
32
Sifat Kimia SenyawaAlkun
Sifat Senyawa Aromatik
1. Bersifat toksik karsinogenik (hati-hati
menggunakan benzena sebagai pelarut hanya
digunakan jika tidak ada alternatif lain misalnya
toluena)
2. Merupakan senyawa nonpolar
3. Tidak begitu reaktif tetapi mudah terbakar
dengan menghasilkan banyak jelaga
4. Lebih mudah mengalami reaksi subtitusi dari
pada adisi
33
StrukturSenyawa
Struktur Senyawa Aromatik
Aromatik: :Benzena
Benzena
H H
H C H H C H
C C C C
C C C C
H C H H C H
H H
34
Senyawa Benzena
• Senyawa Benzena pertama kali disintesis
oleh Michael Faraday pada tahun 1825, dari gas
yang dipakai sebagai bahan bakar lampu
penerang. Sepuluh tahun kemudian diketahui
bahwa Benzena memiliki rumus molekul
C6H6 sehingga disimpulkan bahwa Benzena
memiliki ikatan rangkap yang lebih banyak
daripada alkena.
• Benzena juga ditemukan dari residu berminyak
yang tertimbun dalam pipa induk gas di London.
Saat ini sumber utama benzena, benzena
tersubtitusi dan senyawa aromatik adalah
petroleum (minyak bumi)
35
Senyawa Benzena
• Senyawa Benzena pertama kali disintesis
oleh Michael Faraday pada tahun 1825, dari gas
yang dipakai sebagai bahan bakar lampu penerang.
Sepuluh tahun kemudian diketahui bahwa Benzena
memiliki rumus molekul C6H6 sehingga
disimpulkan bahwa Benzena memiliki ikatan
rangkap yang lebih banyak daripada alkena.
• Benzena juga ditemukan dari residu berminyak yang
tertimbun dalam pipa induk gas di London. Saat ini
sumber utama benzena, benzena tersubtitusi dan
senyawa aromatik adalah petroleum (minyak bumi)
36
Tata Nama Senyawa Aromatik
1. Jika terdapat 2 substituen, posisi substituen
dinyatakan dengan :
orto (o) : posisi 1, 2
meta (m) : posisi 1, 3
para (p) : posisi 1, 4
3. Jika terdapat 3 atau lebih, maka penamaan
substituen berdasarkan prioritas penomoran
sebagai berikut :
-COOH > -SO3H > -CHO > -CN > -OH > -NH2 > -
Alkil > -NO2 > -X (Halida/Halogen)
37
Tata Nama Senyawa Aromatik
Br
Br
1
6 2 Br
5 3
Br
4 1,2-Dibromobenzena 1,3-dibromobenzena
atau atau
orto-Dibromobenzena meta-Dibromobenzena
38
Reaksi Senyawa
Reaksi-reaksi Aromatik
Senyawa Aromatik
Reaksi Substitusi Benzena
H Br
H H H H
+ Br2
FeBr3 + HBr
katalis
H H H H
H H
H CH2CH3
H H H H
+ CH3CH2Cl
AlCl3 + HCl
katalis
H H H H
H H
11.4
40
Senyawa Hidrokarbon Aromatik Polisiklik
41
GUGUS
FUNGSIONAL
42
Kimia Gugus Fungsional
43
Alkohol
• Dalam kimia, alkohol (atau alkanol) adalah istilah
yang umum untuk senyawa organik apa pun yang
memiliki gugus Hidroksil (-OH) yang terikat pada
atom karbon, dan ia sendiri terikat pada
atom Hidrogen dan/atau atom Karbon lain.
45
Produksi Etanol Secara Biologis
alkohol dehidrogenase
CH3CH2OH CH3CHO + H2
Tata nama Alkanol/alkil alkohol
1. Tentukan rantai utama dan berikan penomoran atom
C dimulai dari atom C yang paling dekat dengan gugus
OH
2. Tuliskan nama alkana dengan akhiran -ol dengan letak
OH dinyatakan dengan bilangan yang ditulis didepan
nama alkanol.
R - OH 3 2 1
CH3 -CH2 -CH2-OH
1-Propanol
Alkana dan akhiran -ol
Contoh :
4 3 2 1
CH3 –CH-CH2-CH2-OH 3-metil 1-butanol
CH3
metil
4 3 2 1
CH3 –CH - CH-CH3 3-metil 2-butanol
CH3 OH
metil
OH
1 2 3 4
CH3 –C – CH2 -CH3 2-metil 2-butanol
CH3
metil
Contoh :
OH 1
4 3 2
CH3 –CH-CH-CH2-OH 3-metil 1,2-butanadiol
CH3
metil
CH2 OH
CH OH 1,2,3 –propanatriol (gliserol)
CH2 OH
CH2 OH
CH2 OH 1,2 –etanadiol (glikol)
Eter
50
Sintesis Eter
Dehidrasi Alkohol
Reaksi ini memerlukan temperatur yang tinggi (sekitar 125 °C). Reaksi ini
dikatalisis oleh asam, biasanya asam sulfat. Metode ini efektif untuk
menghasilkan eter simetris, namun tidak dapat digunakan untuk
menghasilkan eter tak simetris. Dietil eter dihasilkan dari etanol
menggunakan metode ini. Eter siklik dapat pula dihasilkan menggunakan
metode ini.
51
Sintesis Williamson
Contoh:
52
Tata Nama Eter (Alkoksi Alkana)
1. Periksalah jenis gugus fungsinya. Jika memiliki gugus –OR,
berarti senyawa tersebut merupakan senyawa eter.
2. Rantai alkil yang jumlah atom C-nya paling sedikit disebut gugus
alkoksi, sedangkan yang jumlahnya paling banyak disebut rantai
induk.
3. Gugus alkoksi diberi nama dengan cara mengganti akhiran -ana
pada alkana menjadi akhiran -oksi, sedangkan rantai induk
diberi nama seperti nama alkana berdasarkan jumlah atom C-
nya.
4. Jika jumlah atom C lebih dari 4, beri nomor pada rantai induk
sedemikian rupa sehingga gugus –OR menempel pada atom C
yang paling kecil. Kemudian, tuliskan nomor, diikuti nama gugus
alkoksi berdasarkan jumlah atom C-nya, dan diakhiri dengan
nama rantai induk.
53
Contoh :
55
Tata Nama Aldehida (Alkanal)
1. Pemberian nama aldehida dilakukan dengan mengganti akhiran
–ana pada nama alkana dengan –al.
2. Tentukan rantai utama (rantai dengan jumlah atom karbon
paling panjang yang terdapat gugus karbonil).
3. Tentukan substituen yang terikat pada rantai utama
4. Penomoran substituen dimulai dari atom C gugus karbonil.
5. Jika terdapat 2/lebih substituen berbeda dalam penulisan harus
disusun berdasarkan urutan abjad huruf pertama nama
substituen.
56
Contoh :
O
H-C-H Metanal; formaldehid
O
CH3 -C-H Etanal; Asetaldehid
O
CH3 – CH2 -C-H Propanal; propionaldehid
4 3
O
2
1
CH3 –CH-CH2-C -H 3-Metil butanal
CH3
metil
Asam Karboksilat
58
Contoh :
O
R–C–O–H
Alkanoat Asam
O
H – C – OH Asam metanoat /Asam formiat
O
CH3 –C -OH Asam etanoat /Asam asetat Asam
cuka
O
CH3 –CH-C –OH Asam 2-metil propanoat
CH3
Contoh :
60
Contoh :
61
Ester (Alkil Alkanoat)
62
Contoh :
O
R–C–O–R
Alkanoat Alkil
O
H – C – O-CH3 Metil metanoat /metil formiat
O
CH3 –C –O-CH3 Metil etanoat /metil asetat
O
CH3 –CH-C –O-CH3- CH3 Etil-2-metil propanoat
CH3
Alkil Amina
64
Haloalkana (Alkil Halida)
65
Kimia dalam Kehidupan: Industri Bahan Bakar Minyak
Minyak Mentah