Anda di halaman 1dari 30

Senyawa Organik

TRIA OKTAVIANI
10320012
Kimia Organik

Kimia organic
Dasar yang digunakan dalam
merupakan istilah yang pengolompokan tersebut adalah
digunakan pada awal asal-usul atau sumber penghasil
perkembangan ilmu senyawa. Senyawa-senyawa yang
kimia (abad ke 18) berasal dari tumbuhan atau hewan
yang ditandai dengan dikelompokan dalam senyawa
adanya organic (kata organic berkaitan
pengolompokan
dengan kata organisme yang
senyawa-senyawa
kimia menjadi dua artinya makhluk hidup),
golongan besar yaitu sedangkan yang berasal dari
senyawa organic dan mineral (bukan mahkhluk
senyawa anorganik. hidup)dikelompokan dalam
senyawa anorganik.
Senyawa Organik

Senyawa Organik adalah golongan besar senyawa kimia


yang molekulnya mengandung karbon, kecuali karbida,
karbonat dan oksida karbon.
Studi mengenai senyawa organik disebut kimia organik .
Banyak diantara senyawa organik seperti protein, lemak,
dan karbohidrat merupakan komponen penting dalam
biokimia.
Perbedaan antara senyawa organik dengan senyawa
anorganik

No. Senyawa organik Senyawa anorganik

1 Penyusun utamanya adalah Penyusun utamanya bukan


karbon karbon
2 Semuanya berikatan secara Sebagian berikatan ion ,yang
kovalen lain berikatan kovalen
3 Umumnya tidak tahan terhadap Umumnya tahan terhadap panas
panas
4 Sebagian besar tidak larut dalam Sebagian besar larut dalam air
air
5 Dapat membentuk rantai yang Tidak membentuk rantai yang
panjang panjang
6 Reaksinya relatif lambat Reaksinya relatif cepat
HIDROKARBON

Hidrokarbon adalah
sebuah senyawa yang
terdiri dari unsur atom
karbon (C) dan atom
hidrogen (H). Seluruh
hidrokarbon memiliki
rantai karbon dan
atom-atom hidrogen
yang berikatan dengan
rantai tersebut. Istilah
tersebut digunakan
juga sebagai
pengertian dari
hidrokarbon alifatik.
KLASIFIKASI HIDROKARBON :

JENUH :
* ALKANA

ALIFATIK
TAK JENUH :
*ALKENA
*ALKUNA
HIDROKARBON

HETEROSIKLIK

SIKLIK ALISIKLIK

KARBOSIKLIK

AROMATIK
1. ALKANA

Alkana adalah hidrokarbon yang rantai C nya hanya


terdiri dari ikatan kovalen tunggal saja. sering disebut
sebagai hidrokarbon jenuh karena jumlah atom
Hidrogen dalam tiap-tiap molekulnya maksimal.
Memahami tata nama Alkana sangat vital, karena
menjadi dasar penamaan senyawa-senyawa karbon
lainnya.

Rumus umumnya: CnH2n+2
Sifat - Sifat Alkana

 Hidrokarbon jenuh (tidak ada ikatan atom C rangkap sehingga jumlah


atom H nya maksimal)
 Disebut golongan parafin karena affinitas kecil (sedikit gaya gabung)
 Sukar bereaksi
 Titik didih makin tinggi bila unsur C nya bertambah dan bila jumlah atom
C sama maka yang bercabang mempunyai titik didih yang lebih rendah
 Sifat kelarutan : mudah larut dalam pelarut non polar
 Merupakan sumber utama gas alam dan petrolium (minyak bumi)
Tata Nama Alkana
 Nama alkana didasarkan pada rantai C terpanjang sebagai rantai utama. Apabila ada
dua atau lebih rantai yang terpanjang maka dipilih yang jumlah cabangnya terbanyak
 Cabang merupakan rantai C yang terikat pada rantai utama. di depan nama
alkananya ditulis nomor dan nama cabang. Nama cabang sesuai dengan nama alkana
dengan mengganti akhiran ana dengan akhiran il (alkil).
 Jika terdapat beberapa cabang yang sama, maka nama cabang yang jumlah C nya
sama disebutkan sekali tetapi dilengkapi dengan awalan yang menyatakan jumlah
seluruh cabang tersebut. Nomor atom C tempat cabang terikat harus dituliskan
sebanyak cabang yang ada (jumlah nomor yang dituliskan = awalan yang
digunakan), yaitu di = 2, tri = 3, tetra =4, penta = 5 dan seterusnya.
 Untuk cabang yang jumlah C nya berbeda diurutkan sesuai dengan urutan abjad ( etil
lebih dulu dari metil ).
 Nomor cabang dihitung dari ujung rantai utama yang terdekat dengan cabang.
Apabila letak cabang yang terdekat dengan kedua sama dimulai dari :
 Cabang yang urutan abjadnya lebih dulu ( etil lebih dulu dari metil )
 Cabang yang jumlahnya lebih banyak ( dua cabang dulu dari satu cabang ).
Kegunaan Alkana

Alkana dapat digunakan sebagai:


 Bahan bakar
 Pelarut
 Sumber hidrogen
 Pelumas
 Bahan baku untuk senyawa organik lain
 Bahan baku industry
2. ALKENA

Alkena adalah senyawa alkana yang kehilangan sepasang


hydrogen dari dua karbon yang berdekatan, sehingga ada ikatan
rangkap antara karbon tersebut. Alkena termasuk golongan
hidrokarbon alifatik tidak jenuh yang cukup reaktif. Istilah tidak
jenuh dalam hal ini menunujukan bahwa kandungan atom
hydrogen didalamnya kurang dari jumlah yang seharusnya, bila
dikaitkan dengan jumlah atom karbonnya.

Rumus umumnya: CnH2n
Sifat-Sifat Alkena

 Hidrokarbon tak jenuh ikatan rangkap dua


 Alkena disebut juga olefin (pembentuk minyak)
 Sifat fisiologis lebih aktif (sebagai obat tidur yaitu 2-metil-2-butena)
 Sifat sama dengan Alkana, tapi lebih reaktif
 Sifat-sifat : gas tak berwarna, dapat dibakar, bau yang khas, eksplosif dalam
udara (pada konsentrasi 3 – 34 %)
 Terdapat dalam gas batu bara biasa pada proses “cracking”
Tata Nama Alkena

Hampir sama dengan penamaan pada Alkana dengan perbedaan :


 Rantai utama harus mengandung ikatan rangkap dan dipilih yang terpanjang. Nama
rantai utama juga mirip dengan alkana dengan mengganti akhiran -ana dengan -
ena. Sehingga pemilihan rantai atom C terpanjang dimulai dari C rangkap ke
sebelah kanan dan kirinya dan dipilih sebelah kanan dan kiri yang terpanjang.
 Nomor posisi ikatan rangkap ditulis di depan nama rantai utama dan dihitung dari
ujung sampai letak ikatan rangkap yang nomor urut C nya terkecil.
 Urutan nomor posisi rantai cabang sama seperti urutan penomoran ikatan cabang
rantai utama.
3. ALKUNA

Alkuna merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh yang memiliki 1


ikatan rangkap 3  (C≡C). Sifat-nya sama dengan Alkena namun lebih
reaktif.

Rumus umumnya: CnH2n-2
 
Tata Nama Alkuna

 Rantai utama harus mengandung ikatan rangkap dan dipilih yang


terpanjang. Nama rantai utama juga mirip dengan alkana dengan mengganti
akhiran -una. Sehingga pemilihan rantai atom C terpanjang dimulai dari C
rangkap ke sebelah kanan dan kirinya dan dipilih sebelah kanan dan kiri
yang terpanjang.
 Nomor posisi ikatan rangkap ditulis di depan nama rantai utama dan
dihitung dari ujung  sampai letak ikatan rangkap yang nomor urut C nya
terkecil.
 Urutan nomor posisi rantai cabang sama seperti urutan penomoran ikatan
cabang rantai  utama.
GUGUS FUNGSIONAL

1. Alkohol
Alkohol adalah senyawa organik di mana kelompok fungsional hidroksil (-
OH) terikat pada atom karbon. Alkohol adalah kelas penting dari molekul
yang banyak digunakan dalam banyak bidang keilmuan, keperluan medis,
dan industri. Alkohol dapat berpartisipasi dalam banyak reaksi kimia.
Alkohol sering mengalami deprotonasi dengan adanya basa kuat. Alkohol
dapat bereaksi dengan asam karboksilat membentuk ester, dan mereka
dapat dioksidasi menjadi aldehid atau asam karboksilat.
Struktur Alkohol (R-OH)
Struktur alkohol adalah mirip dengan air, dengan bentuk melengkung. Susunan
geometris ini mencerminkan efek tolakan elektron. Seperti air, gugus alkohol juga
berisi distribusi simetris muatan antara atom oksigen dan hidrogen, yang mengarah
pada penciptaan dipol.
Tata Nama Alkohol

Ada dua cara penamaan alkohol, yaitu cara trivial dan cara IUPAC.
 Pada cara trivial, alkohol disebut alkil alkohol sehingga dalam pemberian
nama alkohol selalu diawali dengan nama alkil diikuti kata alkohol.
 Pada cara IUPAC, nama alkohol diturunkan dari nama alkana dengan
akhiran –a diganti oleh –ol.
Eter

Eter adalah senyawa yang memiliki dua residu hidrokarbon


yang dapat sama atau berbeda. Seperti ditunjukan berikut
ini :

Rumus Umum Eter adalah : R – O – R


TATA NAMA ETER

 Menurut Trivial didasarkan pada nama gugus alkil atau alkil yang terikat
pada atom oksigen. Urutan namanya sesuai dengan abjad dan diakhiri kata
–eter .
 Menurut IUPAC, gugus –OR disebut gugus alkoksi sehingga penamaan
senyawa eter dimulai dengan nama gugus alkoksi diikuti oleh nama rantai
utama.
Aldehid

Aldehid adalah salah satu kelompok senyawa karbonil yang memiliki gugus
karbonil yang berikatan dengan atom hidrogen pada ujung induknya.
Aldehid merupakan salah satu kelompok senyawa karbin yang memiliki gugus
karbonil, gugus tersebut terletak diujung rantai karbon induk yang diakhiri
dengan atom hidrogen
Keton
Tata Nama Keton

 Disesuaikan dengan nama alkana asalnya. Namun


akhiran –a pada alkana diganti dengan –on.
 Rantai utama yang mengandung gugus karbonil
dinomori dengan angka terkecil.
Asam Karboksilat

Asam karboksilat atau asam alkanoat merupakan golongan senyawa karbon yang
mempunyai gugus fungsional –COOH yang terikat langsung pada gugus alkil.
Asam karboksilat memiliki rumus umum CnH2nO2 dengan struktur R-COOH.
Asam karboksilat yang mempunyai dua gugus fungsi disebut asam alkanadioat.
Sedangkan, asam yang mempunyai tiga gugus fungsi disebut asam alkanatrioat.
Tata Nama

A. IUPAC
1. Tentukan rantai utama (rantai dengan jumlah atom karbon paling
panjang yang mengandung gugus karboksil).
2. Tentukan substituen yang terikat rantai utama.
3. Penomoran substituen dimulai dari atom C gugus karboksil.
4. Jika terdapat 2/lebih substituen berbeda dalam penulisan harus disusun
berdasarkan urutan abjad huruf pertama nama substituen.
5. Pemberian nama asam karboksilat dilakukan dengan mengganti
akhiran –a pada nama alkana dengan –oat dan penambahan kata
"Asam" pada awal nama senyawanya
6. Awalan di-, tri-, sek-, ters-, tidak perlu diperhatikan dalam penentuan
urutan abjad sedangkan awalan yang tidak dipisahkan dengan tanda
hubung (antara lain : iso-, dan neo-) diperhatikan dalam penentuan
urutan abjad.
Ester

Ester adalah suatu senyawa organik yang terbentuk melalui


penggantian satu (atau lebih) atom hidrogen pada gugus
hidroksil dengan suatu gugus organik (biasa dilambangkan
dengan R').
Ester diturunkan dari asam karboksilat. Sebuah asam
karboksilat mengandung gugus -COOH, dan pada sebuah
ester hidrogen pada gugus ini digantikan dengan sebuah
gugus hidrokarbon dari berbagai jenis.
Ester dapat terhidrolisis dengan pengaruh asam
membentuk alkohol dan asam karboksilat.
TATA NAMA ESTER

Untuk memberi nama senyawa ester


disesuaikan dengan nama asam alkanoat
asalnya, dan kata asam diganti dengan kata
dari nama gugus alkilnya.
SENYAWA AROMATIK

 Senyawa aromatis : turunan benzen (simbol Ar = aril)


 Permulaan abad ke-19 ditemukan senyawa-senyawa
organik yang mempunyai bau (aroma) yang karakteristik
yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (damar benzoin,
cumarin, asam sinamat dll)
SENYAWA AROMATIK

BENZENA =C6H6
 Senyawa aromatis yang paling sederhana
 Berasal dari batu bara dan minyak bumi
 Sifat fisika : cairan, td. 80oC, tak berwarna, tak larut dalam air, larut dalam
kebanyakan pelarut organik, mudah terbakar dengan nyala yang berjelaga
dan berwarna (karena kadar C tinggi)
Pengunaan Benzen :
 Dahulu sebagai bahan bakar motor
 Pelarut untuk banyak zat
 Sintesis : stirena, fenol, nilon, anilin, isopropil benzen, detergen,
insektisida, anhidrida asam maleat, dsb
Sifat Fisik:
*Zat cair tidak berwarna
*Memiliki bau yang khas
*Mudah menguap
*Tidak larut dalam pelarut polar seperti air air,
tetapi larut dalam pelarut yang kurang polar atau nonpolar,
seperti eter dan tetraklorometana
*Titik Leleh : 5,5 derajat Celsius
*Titik didih : 80,1derajat Celsius
*Densitas : 0,88
Sifat Kimia:
*Bersifat kasinogenik (racun)
*Merupakan senyawa nonpolar
*Tidak begitu reaktif, tapi mudah terbakar dengan
menghasilkan banyak jelaga
*Lebih mudah mengalami reaksi substitusi dari pada adisi.
(untuk mengetahui beberapa reaksi subtitusi pada benzena

Anda mungkin juga menyukai