Anda di halaman 1dari 13

Senyawa 

Hidrokarbon

Senyawa hidrokarbon adalah senyawa yang tersusun dari atom unsur karbon (C)


dan hidrogen (H). Plastik seperti LDPE dan HDPE (polietilena) dan PP (polipropilena) terbuat
dari etena dan propena yang merupakan hasil olahan gas alam. Senyawa etena dan propena
termasuk ke dalam golongan senyawa hidrokarbon.

Berdasarkan bentuk rantai karbon dan jenis ikatannya, senyawa hidrokarbon dikelompokkan


menjadi:

1. Hidrokarbon alifatik,

yaitu hidrokarbon dengan rantai terbuka dengan ikatan tunggal (jenuh) ataupun ikatan rangkap
(tak jenuh).

2. Hidrokarbon alisiklik,

yaitu hidrokarbon dengan rantai tertutup atau melingkar.

3. Hidrokarbon aromatik,

yaitu hidrokarbon rantai melingkar dengan ikatan konjugasi, yaitu ikatan tunggal dan ikatan
rangkap yang berselang-seling.

Kekhasan atom karbon

Adapun kekhasan atom karbon adalah sebagai berikut.

1. Atom karbon memiliki 4 elektron valensi


Berdasarkan konfigurasi elektronnya, atom karbon memiliki 4 elektron valensi atau 4 elektron di
kulit terluarnya. Nah, keberadaan elektron valensi ini yang berperan penting untuk membentuk
ikatan kimia. Setiap atom mampu membentuk kestabilan, termasuk juga atom karbon. 

Untuk mencapai kestabilan, atom ini membutuhkan 4 elektron lain dengan cara membentuk
ikatan kovalen. Hanya atom karbonlah yang mampu membentuk ikatan kovalen 4 buah untuk
mencapai keadaan oktet.

2. Jari-jari atom karbon relatif kecil


Jika dilihat di tabel periodik unsur, atom karbon berada di periode 2. Artinya, atom karbon hanya
memiliki 2 kulit terluar. Dengan demikian, jari-jari atomnya juga pasti kecil. Besar kecilnya jari-
jari atom berpengaruh pada kuat tidaknya ikatan yang terbentuk. Mengingat jari-jari atom karbon
relatif kecil, ikatan kovalen yang terbentuk akan relatif kuat.
3. Atom karbon dapat membentuk rantai karbon
Kehadiran 4 elektron valensi di atom karbon, nampaknya membawa sejuta manfaat bagi umat.
Bagaimana tidak, dengan adanya 4 elektron valensi inilah atom karbon mampu membentuk
ikatan kovalen dengan rantai karbon yang sangat panjang. Baik ikatan kovalen tunggal, rangkap
2, bahkan rangkap 3. Tidak hanya itu, karon juga bisa membentuk rantai siklik atau melingkar.

Jenis Atom Menurut Ikatan Antaratomnya


Berdasarkan jenis ikatan antaratomnya, senyawa yang mengandung karbon bisa dibedakan
menjadi dua, yaitu sebagai berikut.

1. Ikatan jenuh (ikatan tunggal)


Terjadinya ikatan jenuh jika masing-masing atom karbon memberikan sebuah electron. Hal itu
akan membentuk sepasang electron milik bersama. Untuk lebih jelasnya, simak gambar berikut.

2. Ikatan tidak jenuh (ikatan rangkap)


Ikatan jenuh adalah jenis ikatan di mana dua buah atom karbon memberikan lebih dari satu
elektron. Akibatnya, jumlah pasangan elektron yang dimiliki bersama lebih dari satu pasang.

Jenis Karbon berdasarkan Bentuk Rantai Atom Karbonnya


Berdasarkan bentuk rantai atom karbonnya, senyawa hidrokarbon bisa dibagi menjadi tiga, yaitu
sebagai berikut.

1. Rantai karbon alifatik


Rantai karbon alifatik merupakan contoh rantai atom terbuka yang bisa berupa rantai lurus
maupun bercabang. Contoh senyawa yang memiliki rantai karbon alifatik adalah n-butana
dengan rumus molekul C4H10. 

2. Rantai karbon siklik


Jika rantai karbon alifatik bersifat terbuka, berbeda halnya dengan rantai karbon siklik yang
bersifat tertutup. Rantai ini memiliki ikatan rangkap di dalamnya. Rantai karbon siklik dibedakan
menjadi dua berdasarkan komponen penyusunnya.

1. Karbosiklik adalah senyawa karbon siklik yang memiliki satu atom C di rantai
lingkarnya.

1. Heterosiklik adalah senyawa yang memiliki atom lain selain C di dalam rantai sikliknya.

3. Rantai karbon aromatis


Rantai karbon aromatis merupakan salah satu bentuk kekhasan atom karbon yang tidak akan bisa
ditemukan pada atom-atom lain. Pada rantai karbon aromatis, terdapat 6 atom karbon yang
membentuk rantai siklik dengan ikatan rangkap yang berselang-seling. 
Adanya ikatan rangkap yang berselang-seling ini akan memicu terbentuknya awan-awan elektron
di sekeliling ikatan rangkap. Nah, senyawa yang memiliki rantai karbon aromatis disebut sebagai
benzena. Salah satu contoh benzena adalah natrium benzoat yang biasa digunakan sebagai bahan
pengawet makanan.

Atom Primer, Sekunder, Tersier dan kuartener

Pengertian Dan Contoh Atom Karbon Primer, Sekunder, Tersier, dan Kuarterner, Posisi Rantai
Karbon Senyawa Kimia
Pengertian Dan Contoh Atom Karbon Primer, Sekunder, Tersier, dan Kuarterner, Posisi Rantai
Karbon Senyawa Kimia - Senyawa karbon yang paling sederhana adalah hidrokarbon karena
hanya terdiri dari dua unsur, yaitu karbon (C) dan hidrogen (H). Meskipun demikian jumlah
senyawa yang dihasilkan dari kedua unsur ini sangat banyak.

Pengertian Dan Contoh Atom Karbon Primer, Sekunder, Tersier, dan Kuarterner, Posisi Rantai
Karbon Senyawa Kimia - Senyawa karbon yang paling sederhana adalah hidrokarbon karena
hanya terdiri dari dua unsur, yaitu karbon (C) dan hidrogen (H). Meskipun demikian jumlah
senyawa yang dihasilkan dari kedua unsur ini sangat banyak.
Macam-macam atom karbon, yaitu atom karbon primer, sekunder, tersier, dan kuarterner.
Keistimewaan atom karbon yang dapat membentuk ikatan kovalen sebanyak 4 buah dan
kemampuannya dalam membentuk rantai karbon, menyebabkan atom karbon mempunyai
kedudukan yang berbeda-beda. Kedudukan tersebut adalah:

1. Atom karbon primer, adalah atom karbon yang terikat langsung pada 1 atom karbon yang
lain.
2. Atom karbon sekunder, adalah atom karbon yang terikat langsung pada 2 atom karbon
yang lain.

3. Atom karbon tersier, adalah atom karbon yang terikat langsung pada 3 atom karbon yang
lain.

4. Atom karbon kuarterner, adalah atom karbon yang terikat langsung pada 4 atom karbon
yang lain.

Tata Nama Alkana, alkena, alkuna

PEMBAGIAN HIDROKARBON BERDASARKAN JENIS IKATAN


Berdasarkan jenis ikatan, senyawa hidrokarbon dibedakan menjadi 2 jenis,
yaitu hidrokarbon jenuh dan hidrokarbon tak jenuh. Hidrokarbon jenuh merupakan
senyawa hidrokarbon yang terbentuk dari ikatan kovalen tunggal antar atom C.
Senyawa hidrokarbon jenuh merupakan senyawa hidrokarbon paling sederhana. Contohnya
adalah senyawa alkana. Hidrokarbon tak jenuh merupakan senyawa hidrokarbon yang terbentuk
dari minimal satu ikatan rangkap dua atau tiga antar atom C. Senyawa hidrokarbon tak jenuh
rangkap dua disebut dengan senyawa hidrokarbon alkena, sedangkan hidrokarbon tak jenuh
rangkap tiga disebut dengan senyawa hidrokarbon alkuna.

DERET HOMOLOG SENYAWA HIDROKARBON


Sebelum membahas tata nama senyawa hidrokarbon alkana, alkena, dan alkuna, hal yang harus
diketahui adalah deret homolog. Dalam senyawa hidrokarbon, rangkaian atau deret homolog
adalah deret senyawa hidrokarbon dengan rumus umum yang sama, biasanya bervariasi menurut
satu parameter – seperti panjang rantai karbon. Contoh deret senyawa hidrokarbon tersebut
adalah alkana berantai lurus (parafin), senyawa hidrokarbon tak jenuh yaitu alkena dan alkuna.
Contoh senyawa lain adalah turunan senyawa alkana seperti alkohol, eter, asam karboksilat,
aldehida, keton, sikloalkana, maupun ester.

Berikut disajikan deret homolog senyawa hidrokarbon alkana, alkena, dan alkuna.


Sifat Fisik dan Kimia Alkana, Alkena, Alkuna, Senyawa Kimia

Sifat Fisik dan Kimia Alkana, Alkena, Alkuna, Senyawa Kimia - Berikut ini adalah materi
lengkapnya :

1. Sifat Senyawa Alkana

a. Sifat Fisik Alkana

1) Semua hidrokarbon merupakan senyawa nonpolar sehingga tidak larut dalam air. Jika


suatu hidrokarbon bercampur dengan air, maka lapisan hidrokarbon selalu di atas sebab massa
jenisnya lebih kecil daripada 1. Pelarut yang baik untuk hidrokarbon adalah pelarut nonpolar,
seperti CCl4 atau atau sedikit polar (dietil eter atau benzena).

2) Alkana mudah larut dalam pelarut organik. [1]

Semakin bertambah jumlah atom C maka Mr ikut bertambah akibatnya titik didih dan titik leleh
semakin tinggi. Alkana rantai lurus mempunyai titik didih lebih tinggi dibanding alkana rantai
bercabang dengan jumlah atom C sama. Semakin banyak cabang, titik didih makin rendah. 

3) Pada suhu dan tekanan biasa, empat alkana yang pertama (CH4 sampai C4H10  berwujud gas.
Pentana (C5H12) sampai heptadekana (C17H36) berwujud cair, sedangkan oktadekana (C18H38) dan
seterusnya berwujud padat.

Alkana lebih ringan dari air. 

b. Sifat Kimia Alkana

1) Alkana dan sikloalkana tidak reaktif, cukup stabil apabila dibandingkan dengan senyawa
organik lainnya. Oleh karena kurang reaktif, alkana kadang disebut paraffin (berasal dari bahasa
Latin: parum affins, yang artinya "afinitas kecil sekali"). [2]

2) Pembakaran/oksidasi alkana bersifat eksotermik (menghasilkan kalor). Pembakaran alkana


berlangsung sempurna dan tidak sempurna. Pembakaran sempurna menghasilkan
gas CO2 sedang pembakaran tidak sempurna menghasilkan gas CO. [1] Itulah sebabnya alkana
digunakan sebagai bahan bakar. Secara rata-rata, oksidasi 1 gram alkana menghasilkan energi
sebesar 50.000 joule.

3) Jika direaksikan dengan unsur-unsur halogen (F2, Cl2, Br2, dan I2), maka atom-atom H pada
alkana mudah mengalami substitusi (penukaran) oleh atom-atom halogen.
4)Senyawa alkana rantai panjang dapat mengalami reaksi eliminasi. Reaksi eliminasi adalah
reaksi penghilangan atom/gugus atom untuk memperoleh senyawa karbon lebih sederhana. [1]
Contoh pada reaksi eliminasi termal minyak bumi dan gas alam

2. Sifat Senyawa Alkena

a. Sifat Fisik Alkena

1) Alkena memiliki sifat fisika yang sama dengan alkana. Perbedaannya yaitu, alkena sedikit
larut dalam air. Hal ini disebabkan oleh adanya ikatan rangkap yang membentuk ikatan π.
Ikatan π tersebut akan ditarik oleh hidrogen dari air yang bermuatan positif sebagian.

2) Titik leleh dan titik didih alkena hampir sama dengan alkana yang sesuai, makin bertambah
jumlah atom C, harga Mr makin besar maka titik didihnya makin tinggi.
b. Sifat Kimia Alkena

Alkena jauh lebih reaktif daripada alkana karena adanya ikatan rangkap. Reaksi alkena terutama
terjadi pada ikatan rangkap tersebut.

Reaksi-reaksi alkena sebagai berikut.

a) Reaksi Adisi (penambahan atau penjenuhan)

Reaksi adisi, yaitu pengubahan ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal dengan cara mengikat
atom lain.

3. Sifat Senyawa Alkuna

a. Sifat Fisik Alkuna


1) Sifat fisika alkuna sama dengan alkana dan alkena. Alkuna juga sedikit larut dalam air.

2) Titik didih alkuna mirip dengan alkana dan alkena. Semakin bertambah jumlah atom C harga
Mr makin besar maka titik didihnya makin tinggi.

b. Sifat Kimia Alkuna

Reaksi- reaksi pada alkuna mirip dengan alkena, hanya berbeda pada kebutuhan jumlah pereaksi
untuk penjenuhan ikatan rangkap.

Alkuna membutuhkan jumlah pereaksi dua kali kebutuhan pereaksi pada alkena untuk jumlah
ikatan rangkap yang sama.
Isomer Alkana, Alkena Dan Alkuna

Isomer Alkana, Alkena Dan Alkuna


Kita sering menjumpai suatu senyawa kimia yang memiliki rumus kimia/ molekul sama tetapi
memiliki rumus struktur molekul berbeda. Hal ini disebabkan karena pada suatu senyawa
tertentu terjadi proses isomerisasi. Ismerisasi merupakan peristiwa terjadi ketika dua senyawa
atau lebih memiliki rumus molekul sama tetapi memiliki struktur ikatan berbeda. Senyawa-
senyawa yang memiliki rumus molekul sama tetapi memiliki struktur ikatan beda disebut isomer.
Adapun jenis-jenis isomer yang terjadi pada senyawa-senyawa kimia meliputi isomer Struktur
(kerangka, posisi dan fungsional) dan geometri (cis dan trans).

1. Isomer Alkana

Struktur alkana dapat berupa rantai lurus atau rantai bercabang. Alkana yang mengandung tiga
atom karbon atau kurang tidak mempunyai isomer seperti CH4, C2H6 dan C3H8 karena hanya
memiliki satu cara untuk menata atom-atom dalam struktur ikatannya sehingga memilki rumus
molekul dan rumus struktur molekul sama. Perhatikan gambar di bawah ini:

Dalam senyawa alkana juga ada yang rumus molekulnya sama, tetapi rumus struktur molekulnya
berbeda. Mulai dari alkana dengan rumus molekul C4H10 mempunyai dua kemungkina struktur
ikatan untuk menata atom-atom karbonnya seperti di bawah ini:
Untuk senyawa-senyawa tersebut disebut isomer. Oleh karena perbedaan hanya pada kerangka
struktur maka isomernya disebut isomer kerangka.

Untuk pentana (C5H12) memiliki tiga kemungkinan struktur ikatan untuk menata atom-atom
karbonnya yaitu:

Kita dapat menyimpulkan dari 2 contoh di atas bahwa semakin bertambah jumlah atom C pada
rumus molekul suatu alkana maka semakin banyak isomernya

2. Isomer Alkena

Pada senyawa alkena, keisomeran dimulai dari senyawa dengan rumus kimia C4H8 sama seperti
senyawa alkana. Jenis isomer yang dapat terjadi pada senyawa alkena yaitu isomer struktur dan
isomer geometri.

a.      Isomer Struktur

1. Isomer Kerangka/ Rantai

2. Isomer posisi

Isomer posisi adalah isomer yang memiliki perbedaan posisi ikatan rangkap karbon-karbon
dalam molekul yang sama. 
b.      Isomer geometri 

Ikatan rangkap dua karbon-karbon pada alkena tidak dapat memutar (melintir) sebab jika diputar
akan memutuskan ikatan rangkap, tentunya memerlukan energi cukup besar sehingga
mengakibatkan ketegaran diantara ikatan rangkap tersebut. Akibat dari ketegaran, ikatan rangkap
menimbulkan isomer tertentu pada alkena. Pada contoh berikut, ada dua isomer untuk 2-butena
(CH3CH=CHCH3), yaitu cis-2-butena dan trans-2-butena. 

c.      Isomer Fungsional 
           Isomer fungsional pada alkena dimulai dari propena (C3H6) 

3. Isomer Alkuna 

           Pada senyawa alkuna, keisomeran dimulai dari senyawa butuna dengan rumus
kimia (C4H6) memiliki jenis isomer yaitu isomer struktur. Pada pembahasan berikut akan
dijelaskan mengenai isomer struktur senyawa alkuna. Perhatikan dua isomer yang dimiliki
butuna (C4H6) 

a. Isomer Posisi 

 Pada pentuna C5H8 memiliki  3 isomer  seperti di bawah ini:


b.       Isomer kerangka/ rantai 

c.       Isomer Fungsi

Reaksi Adisi, Substitusi, & Eliminasi pada Senyawa Karbon

Reaksi adisi

Yaitu reaksi penggabungan dua atau lebih molekul membentuk suatu produk tunggal yang
ditandai dengan hilangnya ikatan rangkap. Reaksi ini merupakan reaksi karakteristik dari
senyawa tak jenuh seperti alkena dan alkuna. Setelah mengalami reaksi adisi, alkena akan
berubah menjadi senyawa jenuh alkana. Secara umum, reaksi adisi pada alkena dapat
diilustrasikan seperti berikut.

Pada umumnya, reaksi adisi mengikuti aturan Markovnikov. Aturan Markovnikov menyatakan
bahwa pada reaksi adisi hidrogen halida (HX), atom halogen (X) akan terikat pada atom karbon
yang paling sedikit mengikat atom H, sedangkan atom hidrogen (H) akan terikat pada atom
karbon yang paling banyak mengikat atom H (“yang kaya semakin kaya”). Jika atom karbon
yang berikatan rangkap tersebut mempunyai jumlah atom H terikat sama banyak, maka atom X
akan cenderung terikat pada atom karbon dengan gugus alkil yang lebih panjang.

Berikut beberapa contoh reaksi adisi:

Reaksi Substitusi

Yaitu reaksi penggantian atom atau gugus atom dalam suatu molekul dengan atom atau gugus
atom lainnya. Penggantian gugus nukleofil disebut substitusi nukleofilik. Penggantian gugus
elektrofil disebut substitusi elektrofilik. Gugus nukleofil tidak dapat digantikan dengan gugus
elektrofil, demikian juga sebaliknya. Secara umum, reaksi substitusi dapat dituliskan sebagai:

R−Q + PX → R−X + PQ

di mana gugus Q dan X keduanya nukleofil atau keduanya elektrofil.

Berikut beberapa contoh reaksi substitusi.


Reaksi Eliminasi

yaitu reaksi penghilangan dua substituen dari suatu molekul. Pada dasarnya, reaksi eliminasi
dapat dianggap sebagai kebalikan dari reaksi adisi. Reaksi eliminasi biasanya ditandai dengan
berubahnya ikatan tunggal menjadi ikatan rangkap melalui terlepasnya molekul kecil seperti air,
HCl, atau HBr.

Pada umumnya, reaksi eliminasi mengikuti aturan Zaitsev. Aturan Zaitsev menyatakan bahwa
atom H yang tereliminasi merupakan atom H yang terikat pada atom karbon yang paling sedikit
mengikat hidrogen (“yang miskin semakin miskin”).

Berikut beberapa contoh reaksi eliminasi.

Anda mungkin juga menyukai