Anda di halaman 1dari 26

Pengertian sosial budaya adalah suatu tatanan dan interaksi dalam kehidupan

masyarakat yang meliputi elemen-elemen seperti adat istiadat, pengetahuan,


kepercayaan, juga moral. Sosial budaya yang berkembang dalam suatu
masyarakat dapat mengalami perubahan yang didorong oleh faktor-faktor
seperti globalisasi serta pengaruh dari luar yang antara lain mengakibatkan
terjadinya akulturasi dan asimilasi. Sementara faktor penghambat dalam
perubahan sosial budaya adalah situasi masyarakat yang terisolasi serta sifat
konservatif.
Pengertian Sosial Budaya
1. Secara Umum
2. Menurut Para Ahli
a. Andreas Eppink
b. Burnett
c. Paul Ernest
d. Lewis
e. Lena Dominelli
f. Ki Hajar Dewantara
g. Parsudi Suparlan
h. Koentjaraningrat
i. R. Soekmono
j. Engine Fahri

Perubahan Sosial Budaya


1. Faktor Penyebab
2. Faktor Penghambat
3. Proses Terjadinya
4. Contoh
a. Globalisasi
b. Mobilitas Sosial
c. Kemajuan Teknologi
d. Hak Asasi Manusia
e. Kebijakan Pemerintah

Aspek
1. Kesejahteraan Sosial
2. Ikatan Sosial
3. Tata Nilai dan Pendidikan
Sistem Sosial Budaya Indonesia
1. Fungsi
2. Asas
3. Unsur
4. Pola Pikir dan Pola Tindak
5. Struktur
6. Proses

Pengertian Sosial Budaya

Sumber: setneg.go.id
1. Secara Umum

Sosial budaya atau yang akrab juga disebut kebudayaan secara universal
merupakan suatu tata nilai dalam masyarakat yang berasal dari pola pikir dan
akal budi manusia-manusia yang hidup di dalamnya. Hasilnya berupa
penciptaan akan beragam hal seperti kesenian, kepercayaan, maupun adat
istiadat yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.

2. Menurut Para Ahli

a. Andreas Eppink

Andreas Eppink (1946), seorang ahli berbagai bidang yang menciptakan


model Eppink dan mengembangkan analisis psikologi kebudayaan,
mengemukakan pengertian sosial budaya sebagai segala sesuatu yang berlaku
dalam suatu masyarakat tertentu dan menjadi ciri khasnya.

b. Burnett

Edward Burnett Tylor (1871), seorang ahli antropologi lampau, melalui


bukunya Primitive Culture and Anthropology ia menerangkan bahwa sosial
budaya adalah keseluruhan elemen masyarakat yang berupa adat istiadat,
kesenian, kepercayaan, moral, pengetahuan, berpikir, kemampuan, dan
hukum yang diperoleh seseorang sebagai bagian dari masyarakat yang
bersifat kompleks.

c. Paul Ernest

Paul Ernest, seorang pakar filosofi matematika, menyinggung akan arti sosial
budaya, yakni individu-individu yang membentuk suatu tatanan masyarakat
dan terlibat dalam kegiatan bersama-sama.
d. Lewis

David Lewis (1982) berpendapat bahwa sosial adalah segala sesuatu yang
dihasilkan, diraih, dan ditetapkan dalam interaksi keseharian antar warga
negara dengan pemerintahannya.

e. Lena Dominelli

Seorang pekerja sosial dan profesor sosial politik bernama Lena Dominelli
menjelaskan bahwa sosial budaya adalah bagian yang kurang dari sebuah
ikatan dan interaksi manusia sehingga memerlukan adanya pemakluman atas
hal-hal lemah di dalamnya.

f. Ki Hajar Dewantara

Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia, mengeluarkan


pendapatnya tentang apa itu sosial budaya. Beliau menekankan pada kata
budayanya, yaitu hasil perjuangan manusia baik terhadap alam maupun
waktu yang membuktikan adanya kejayaan dan kesejahteraan dari suatu
masyarakat. Ia bisa berbentuk beragam macam asalkan bisa mencapai
kebahagiaan, kemakmuran, dan kesejahteraan masyarakatnya.

g. Parsudi Suparlan

Parsudi Suparian, seorang antropolog, berpendapat bahwa budaya adalah


landasan bagi perilaku dan kehidupan manusia pada umumnya karena
budaya merupakan hasil dari akal manusia yang difungsikan untuk
memahami lingkungan sekitar dan pengalaman hidupnya.
h. Koentjaraningrat

Koentjaraningrat, ilmuwan sekaligus penulis buku Pengantar Ilmu


Antropologi (2005), memberikan pengertian tentang kebudayaan, yaitu suatu
tanggapan, gagasan, tindakan, dan karya yang dibuat oleh manusia di dalam
kehidupan bermasyarakat dan bisa dipelajari dan dimiliki nantinya.

i. R. Soekmono

R. Soekmono, arkeolog dan sejarawan, kebudayaan ialah usaha atau hasil


kerja manusia yang berupa pemikiran, benda, atau perilaku manusia semasa
hidupnya.

j. Engine Fahri

Menurut Engine Fahri I., kata sosial berarti inti bagaimana seorang individu
berinteraksi dan melakukan hubungan dengan individu yang lain meskipun
masih ada perdebatan tentang bagaimana mereka melakukan hubungan
tersebut, seberapa intim, dan konflik yang terjadi.

Perubahan Sosial Budaya

Kehadiran makanan siap saji mengubah pola makan beberapa kalangan.


Sumber: vectorstock.com
Seiring berjalannya waktu, kehidupan sosial budaya masyarakat pasti akan
mengalami perubahan. Ini sudah terbukti dari zaman ke zaman, dari
peradaban kuno manusia ke era kerajaan kuno ke kolonialisasi dan hingga
saat ini. Pertama yang akan berubah adalah unsur-unsur sosial seperti fungsi
dan struktur sosial, nantinya akan menyebabkan perubahan sosial.

Selanjutnya, jika tatanan sosial berubah tentu hasil pikiran dan perilaku
manusia, yaitu budaya akan juga terpengaruh dan mengalami perubahan.
Oleh karena itu, keduanya saling mengalami perubahan.

1. Faktor Penyebab

Perubahan sosial budaya tentu dipicu oleh berbagai hal dan faktor-faktor
seperti globalisasi, salah satu faktor yang paling besar. Globalisasi memang
memiliki manfaat untuk lebih menyatukan masyarakat dunia dan terbuka
akan banyak hal. Namun globalisasi turut mengenalkan budaya-budaya asing
yang tidak semua bisa diterima dan dipilah baik oleh banyak orang. Adanya
pengaruh dari luar membuat terjadinya proses difusi, asimilasi, akulturasi,
dan akomodasi. Selain itu, tingkat pendidikan negara yang lebih tinggi dapat
menyebabkan terjadinya gerakan perubahan sosial karena masyarakatnya
akan terus mengarah untuk lebih maju.

Karena banyak sistem pemerintahan tirani yang sudah runtuh, masyarakat


dapat lebih berekspresi di publik sehingga mendorong pula terjadinya
perubahan sosial budaya. Terakhir, populasi penduduk yang heterogen. Ya,
semakin ragam penduduknya, semakin tinggi pula tingkat toleransi karena
pasti akan terjadi kesengitan dan konflik di antara perbedaan tersebut
sehingga mendorong adanya perubahan di masyarakat agar lebih harmonis
atau justru semakin memanas

2. Faktor Penghambat

Kalau ada faktor pendorong dan penyebab, ada juga faktor yang menghambat
terjadinya perubahan sosial budaya. Pada dasarnya, masyarakat dan
pemerintahannya dalam suatu negara jika merasa tidak membutuhkan
adanya perubahan maka bisa saja memang tidak melakukannya.
Masyarakat yang terisolasi dan jarang berhubungan antar individu juga
menghambat proses tersebut. Sikap konservatisme, tradisional, adat yang
kuat, dan penolakan atas hal-hal baru menambah lagi faktor penghambatnya.
Terakhir, pendidikan yang kurang berkembang bisa menjadi faktor
penghambat perubahan sosial budaya.

3. Proses Terjadinya

Menurut Alvin L. Bertrand, terjadinya perubahan sosial budaya dimulai dari


kontak antar individu, kelompok, atau masyarakat lalu mereka saling
berkomunikasi dan akhirnya membentuk sebuah interaksi serta hubungan.
Pertukaran pikiran dan pendapat menambah wawasan kebudayaan baru.

Proses penyebarannya disebut difusi yang nantinya akan mendorong


terciptanya asimilasi, akulturasi, dan akomodasi. Difusi bisa terjadi dengan
hubungan saling menguntungkan antar pihak atau simbiotik, secara damai
masuk ke pihak tersebut, dan ada yang bisa disebarkan melalui jalan perang,
kekerasan, dan paksaan. Kebudayaan tersebut bisa menyatu tanpa
menghilangkan kekhasan budayanya atau akulturasi dan membuat
kebudayaan baru atau asimilasi. Lalu masyarakat akan mengalami fase
akomodasi atau proses penerimaan budaya baru dan lokal tersebut.

4. Contoh

a. Globalisasi

Globalisasi membuat dunia lebih terkoneksi. Sumber:


soapboxie.com
Selain menjadi faktor, globalisasi adalah contoh dari perubahan sosial budaya.
Secara umum, ia berarti memudahkan seluruh dunia untuk berinteraksi dan
menyebarkan apapun. Pengaruh asing masuk ke suatu negara dan sebaliknya,
negara tersebut juga menaruh pengaruhnya ke yang lain. Alhasil, budaya
asing bisa masuk dan menjadi budaya baru bagi masyarakat, bercampur
dengan budaya yang ada sebelumnya, atau bahkan menghilangkan budaya
lama dan menggantikannya dengan budaya asing.

Degradasi bangsa juga bisa luntur berkat globalisasi karena tingkah laku
masyarakat dapat berubah pesat seperti contoh zaman 1900-an adalah eranya
radio dan televisi sedangkan kini masyarakat aktif menggunakan ponselnya
atau gaya busana dari tahun ke tahun yang berubah menyesuaikan dengan
tren dan mode terkini.

b. Mobilitas Sosial

Banyak orang yang pindah ke kota dan mengadu nasib di sana.

Sumber: medium.com
Mobilitas sosial adalah pergerakan sosial budaya seseorang, sekelompok
orang, hingga masyarakat. Tidak hanya bergerak secara posisi dan lokasi,
tetapi juga adanya gerakan atau transformasi secara tata kehidupan bersosial.
Contohnya warga desa yang semakin terdorong untuk menjadi kaya melihat
banyaknya kesempatan di kota-kota besar dengan menawarkan gaji yang
tinggi atau warga desa yang semulanya berpegang teguh pada kebersamaan
dan gotong-royong, bisa berubah karena kehadiran sikap materialistis dan
individualis yang dibawa oleh orang-orang kota.

Contoh lainnya seperti seorang guru dipindahtugaskan dari sekolah A ke


sekolah B dengan kondisi lingkungan yang berbeda drastis. Ia tetap akan
menjadi guru tetapi harus bergerak dan menyesuaikan dengan sekolah
barunya. Intinya, ia ada yang bergerak untuk meninggikan atau merendahkan
derajatnya yang disebut mobilitas vertikal dan ada yang bergerak dari suatu
kelompok atau lingkungan ke yang lainnya atau disebut juga mobilitas
horizontal.

c. Kemajuan Teknologi

Sumber: thebottomline.as.ucsb.edu
Teknologi yang semakin maju tidak dapat dipungkiri lagi dan akan
mendorong terjadinya perubahan perilaku dalam masyarakat. Dahulu orang
berkomunikasi hanya melalui mulut ke mulut dan surat menyurat. Kini
menyebarkan pesan, pendapat, ide, karya, dan pikiran bisa menggunakan
media sosial dengan mudah. Surat tidak lagi menggunakan kertas, tetapi bisa
menggunakan elektronik seperti surel atau email dan aplikasi chat. Kalau
tidak bisa bertemu atau jarak jauh, bisa menelpon suara dan video.

Berteman juga mudah dengan bantuan media sosial. Mengakses pendidikan


dapat dengan mudah berkat internet, apalagi di situasi pandemi yang terjadi
saat ini.

d. Hak Asasi Manusia

Penampilan fisik tidak memengaruhi hak kita sebagai manusia. Sumber:


voicesofyouth.org
Akibat kekejaman yang dilakukan oleh berbagai pihak, muncul yang namanya
Hak Asasi Manusia atau HAM sebagai produk untuk melawannya. Perubahan
satu ini bertujuan untuk memanusiakan lagi manusia seperti hakikat yang
diberikan sang pencipta. Berkat perubahan ini, kini manusia memiliki
HAM-nya masing-masing. Contohnya adalah penindasan kaum negro atau
orang kulit hitam oleh banyak polisi Amerika Serikat yang menimbulkan
gerakan Black Lives Matter untuk memperjuangkan hak mereka untuk hidup
layaknya orang lain.

e. Kebijakan Pemerintah

Perubahan sosial budaya memengaruhi kebijakan pemerintah dan sebaliknya.


Sumber: beritadiy.pikiran-rakyat.com

Apa yang dikeluarkan pemerintah seperti kebijakan, ketetapan, aturan,


pernyataan, hukum, dan lainnya dapat menentukan terjadinya perubahan
sosial budaya sekaligus produk dari suatu perubahan sosial budaya. Kebijakan
dirumuskan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada dan mencapai
tujuan bersama. Jadi perubahan sosial budaya bisa dilakukan terlebih dahulu
atau bisa terjadi setelah kebijakan ditetapkan. Contohnya seperti mahasiswa
tidak diberikan keringanan biaya kuliah akibat pandemi yang membuat
mereka berdemonstrasi agar para petinggi universitas melakukan
penyesuaian. Lalu para petinggi tersebut merespon dengan kebijakan baru,
yaitu memberikan keringanan dan bantuan bersyarat.
Aspek Infografis tentang aspek sosial budaya.

Sumber: indonesiabaik.id

Menurut Indonesiabaik.id, aspek sosial budaya masyarakat dapat dilihat


dengan menelusuri sisi kesejahteraan sosial, ikatan sosial, serta tata nilai dan
pendidikan.

1. Kesejahteraan Sosial

Cara melihat aspek kesejahteraan sosial adalah berdasarkan persepsi


penggunaan teknologi informasi dan komunikasi atau TIK dalam keseharian
mereka, terutama untuk mendorong produktivitas dan usaha kerja. Tentu
jawabannya akan berbeda, di kota akan terbantu dengan adanya TIK
sedangkan penduduk desa dan pesisir kurang merasakan dampak
produktivitasnya. Lalu lihat juga cara pengguna ponsel menghabiskan
uangnya untuk pulsa dan berbelanja daring melalui e-commerce.

2. Ikatan Sosial

Aspek yang kedua adalah ikatan sosial, yaitu bagaimana masyarakat saling
berhubungan dan berkomunikasi. Kita bisa menelitinya dengan cara
menelaah media sosialnya, aplikasi berbalas pesannya, preferensi komunikasi
tatap muka atau melalui daring, dan lain-lain.

3. Tata Nilai dan Pendidikan

Sudut pandang yang terakhir adalah melalui tata nilai dan pendidikan
masyarakat. Rendahnya pendidikan dapat memicu perubahan sosial yang
buruk terutama dalam penggunaan teknologi karena tidak bisa meliterasi diri
dan menyaring mana informasi yang baik dan kredibel mana yang tidak.

Sistem Sosial Budaya Indonesia

Mari kita terjun ke sistem sosial budaya Indonesia yang berlandaskan


Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

1. Fungsi

Fungsi atau tujuan utama adanya sistem sosial budaya di Indonesia adalah
untuk pembangunan nasional. Sistem sosial budaya Indonesia bermula dari
keluarga hingga ke tingkat kehidupan berbangsa dan bernegara. Adanya
sebuah sistem sosial budaya di keluarga adalah untuk menjadi tempat
tumbuh kembangnya individu secara alami. Sistem pertama yang akan
berlaku setelah lahirnya seorang individu adalah keluarganya sendiri.

Selanjutnya naik ke tingkat masyarakat yang menjadi lahan pengkaderan.


Masyarakat adalah tempat bertemu keluarga buatan seperti teman, tetangga,
guru, ketua kelompok, dan pihak lain yang berbeda kepentingan. Terakhir,
tingkat berbangsa dan bernegara. Sistem sosial budaya difungsikan serta
diberlakukan agar pemerintah dan penyelenggara negara selalu
mengedepankan kepentingan publik dan umum.
2. Asas

Asas yang dianut dalam sistem sosial budaya Indonesia antara lain:

1. Asas kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa;


2. Asas merdeka;
3. Asas persatuan dan kesatuan;
4. Asas kedaulatan rakyat; dan
5. Asas adil dan makmur.

Tidak asing bukan? Ini dikarenakan asasnya berlandaskan sila-sila Pancasila.

3. Unsur

Unsur-unsur umum yang dimiliki sistem sosial budaya Indonesia di


antaranya:

1. Sentimen atau perasaan;


2. Pengetahuan;
3. Keyakinan;
4. Norma;
5. Tujuan;
6. Status dan peranan;
7. Tingkatan atau hierarki sosial;
8. Hukum, kebijakan, dan sanksi;
9. Kekuasaan dan pengaruh;
10. Tegangan dan regangan atau ketegasan dan kelonggaran; dan
11. Sarana dan prasarana atau fasilitas umum.

4. Pola Pikir dan Pola Tindak

Dalam pengaplikasiannya, sistem sosial budaya Indonesia bisa ditanam ke


dalam pola pikir dan pola tindak kita sebagai masyarakat tanah air. Pola pikir
sistemnya seperti ini:

1. Negara yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.


2. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara persatuan yang
berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
3. Indonesia adalah negara yang menjunjung kedaulatan rakyat dan
kemusyawaratan perwakilan dalam kehidupan di manapun baik
keluarga hingga masyarakat. Oleh karena itu, demokrasi Pancasila turut
diangkat.
4. Keadilan sosial harus dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia.
5. Menjadi seorang pribadi yang budi pekerti dengan akal pikiran yang
bermoral.

Sedangkan pola tindak masyarakat menurut sistem sosial budayanya seperti


berikut:

1. Bergotong-royong dalam situasi apapun.


2. Prasaja, yaitu berkehidupan secukupnya, hemat, disiplin, cermat, dan
profesional.
3. Musyawarah untuk mufakat dalam mengambil tindakan dan
keputusan.
4. Sikap kesatria, yaitu berani, jujur, setia, mengabdi, berjuang demi
negara, dan pantang menyerah.
5. Hidup dengan dinamis, bisa menyesuaikan dengan zaman tanpa
tergoyahkan prinsip dan pedoman hidupnya.

5. Struktur

Struktur sistem sosial budaya Indonesia merujuk dan mengarah pada


Pancasila yang mengedepankan tata nilai. Tata nilai sudah mencakup
nilai-nilai agama, moral, kebenaran, kepercayaan, material, vital, tata sosial,
dan tata laku.

6. Proses

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Sumber: smakiinberdetak.com


Makanan di Lihat Dari Sisi Budaya

Proses makan pada manusia sering kali dikaitkan dengan aspek sosial budaya.
Urusan makan pada manusia tidaklah sesedarhana memasukkan makanan ke
mulut, seperti yang dilakukan hewan dan makhluk hidup lain. Aspek sosial
budaya makan adalah fungsi makanan dalam masyarakat yang berkembang
sesuai dengan keadaan lingkungan, agama, adat, kebiasaan, dan pendidikan
masyarakat.

Ada beberapa kaitan makanan dengan fungsi sosial budaya.

1. Fungsi Kenikmatan
Salah satu tujuan manusia makan adalah untuk memperoleh kenikmatan.
Kesukaan akan makanan bereda dari satu bangsa dengan bangsa lain dan dari
satu daerah/suku dengan daerah/suku lain. Misalnya, makanan di Negara
tropis biasanya lebih berbumbu dibanding dengan negara yang memiliki
empat musim. Secara umum makanan yang disukai adalah makanan yang
memenuhi selera atau cita rasa, yaitu dalam hal rupa, warna, bau, rasa, suhu,
dan tekstur.

2. Makanan untuk Menyatakan Jati Diri


Makanan sering dianggap sebagai bagian penting untuk menyatakan jati diri
seseorang atau sekelompok orang. Misalnya di Cina, teh dianggap sebagai
minuman untuk menyambut tamu yang datang kerumah mereka. Dan mereka
malu jika minuman tersebut tidak dapat dihidangkan kepada tamu.

3. Fungsi Religi dan Magis


Banyak simbol religi dan magis yang dikaitkan pada makanan. Dalam agama
islam, kambing sering dikaitkan dengan acara – acara penting dalam
kehidupan. Di antaranya, kambing untuk akikah bayi baru lahir, sebagai
hewan kurban, dan sebagainya. Dalam agama katolik, anggur diibaratkan
sebagai darah Kristus, sementara roti adalah tubuhnya.
4. Fungsi Komunikasi
Makanan merupakan media penting bagi manusia dalam berhubungan
dengan manusia lainnya. Di dalam keluarga, kehangatan hubungan
antaranggota terjadi pada waktu makan bersama.

5. Fungsi Status Ekonomi


Saat ini orang yang biasanya memakan junk food berasal dari keluarga kaya
dibanding dengan orang yang makan di warung biasa.

6. Simbol Kekuasaan
Melalui makan juga, seseorang atau sekelompok masyarakat dapat
menunjukkan kekuasaannya terhadap orang atau sekelompok masyarakat
lain. Misalnya, majikan makan makanan yang berbeda dengan makanan yang
dimakan pembantunya.
Di atas merupakan makanan dalam sisi budaya. Hal tersebut di atas biasanya
tidak terlalu di perhatikan oleh semua orang dan lebih banyak orang yang
tidak ingin memperhatikann
II. KONSEP-KONSEP POKOK DALAM SOSIOANTRO GIZI:

FUNGSI SOSIAL PANGAN

Makanan
1. Makanan dan kegiatan makan banyak memiliki makna nonbiologis.
2. Makanan adalah media untuk mengekspresikan persahabatan,
melancarkan hubungan sosial, dan menyatakan perhatian.
3. Makanan dapat pula berfungsi sebagai simbol status atau perbedaan
sosial.
4. Ritual & perayaan juga berpusat pada makanan; bahkan jenis makanan yg
disajikan sering kali melambangkan peristiwa yg dirayakan, spt ketupat
Lebaran atau puding Natal.
5. The rites of the passages, spt upacara slametan di kalangan orang Jawa,
selalu disertai distribusi & konsumsi makanan

Cohen
1. Cohen (1968), mengajukan hipotesis: upacara daur hidup yg penting tsb
menandai perubahan-perubahan dalam berbagai hub & tanggungjwb
sosio ekonomi.
2. Oleh karena makanan umumnya digunakan u/ memberi makna thd
hubungan sosial, mk perubahan dlm hub2 sosial itu ditandai sec simbolik
dgn kegiatan pertukaran & konsumsi makanan
3. Makanan dlm masyarakat sederhana didistribusi kan menurut aturan
rumit, yg mencerminkan nilai-nilai sosial & struktur-struktur sosial.
Empat Pola umum dari identifikasi makanan adanya :
1. Pertukaran dan pembagian makanan secara teratur
2. Saling membantu dan membagi makanan di saat perlu
3. Keengganan membantu dlm hal makanan di antara unit-unit sosial
4. Tidak mengenal pembagian makanan

Menurut Khare (1986)


1. Di India keramahan dlm hub dgn pemberian mknan didasarkan pd
nilai-nilai kewajiban, hadiah, rasa iba.
2. Keramahan yg bersifat wajib dilakukan di lingk kerabat, keramahan sosial
di lingk teman, dan keramahan krn rasa iba di kalangan orang miskin &
cacad.
3. Yang pertama dilembagakan, yg kedua kasual & spontan, smntr yg ketiga
opsional.
4. Dgn dmkn perilaku makan berfgs sbg penunjuk ttg hub sosial & struktur
sosial.
5. Dlm setiap peristiwa makan terjalin banyak makna sosial.
6. Sosialisasi kompleks makna sosial ini dimulai sejak masa kecil, shg
menjadi bgn yg implisit dr perilaku & rutinitas orang dewasa yg dilakukan
tanpa kesadaran penuh. 1.
PRESTISE & STATUS
1. The table is the centre around which all reputations are performed (De la
Reynière, 1968)
2. Secara historis, makanan selalu dihubungkan dgn prestise dan status.
3. Di Perancis hingga abad 19, posisi sosial & konsumsi makanan
berhubungan erat. Seorang pria tdk dinilai dari kekayaannya, ttp dari
pengetahuan dan apresiasinya terhadap the arts of the table.

STATUS AND FOOD BEHAVIOR


1. Menurut Eckstein (1980), status sosial diperoleh melalui 3 cara:
2. Kebebasan dalam memilih bahan makanan yang mahal dan langka untu
memberi kesan kepada orang lain
3. Kebebasan dalam memilih restoran mahal untuk kepuasan pribadi
4. • kebebasan dalam menyiapkan hidangan yang rumit dan makan waktu
(good cook vs good host)

FOOD & FASHION:


1. ASI versus susu formula di Barat
2. Semakin kaya suatu masyarakat, semakin banyak makanan yang
kembangkan ke arah prestise (De Garine, 1976)
STATUS & FOOD OWNERSHIP
1. Pada suku Masai, mas kawin sejumlah 10 ekor sapi hrs dibayarkan kpd
calon mertua u/ mendptkan istri
2. Pada suku Fulani di Nigeria, sapi a/ lambang prestise pria & krn itu hanya
disembelih pd saat2 ttt saja
3. Di Eropa kuno sapi a/ lambang kekayaan

FOOD, FRIENDSHIP & COMMUNICATION


1. Tidak ada kegembiraan dalam makan sendirian (Buddha, 543 SM)
2. Bawang yang dipersembahkan oleh teman sejati itu seperti domba utuh
(Mesir)
3. Seorang pengunjung yang pergi dengan perut kosong karena tidak
menawarkan makanan tidak akan mudah kembali (Uganda)
4. Beri tamu makanan untuk dimakan meski sedang kelaparan (Arab)

MAKANAN DALAM LINGKUNGAN PERGAULAN


1. Menurut Schuchat (1973) kegiatan makan mrp p’alamn sos smt gizi mrp
gejala kesehatan
2. Junk foods dikonsumsi dlm konteks pengalaman sos yg meliputi musik,
kebisingan, & lingk teman2
3. Hidangan di rumah tidak meliputi p’ alaman sos tadi, shg remaja sering
merasa tidak berada di lingknya
MAKANAN SEBAGAI PENGHARGAAN & HUKUMAN
1. Dlm proses sosialisasi, salah satu cara agar anak memp apa yg boleh &
tidak boleh dilakukan a/ melalui sistem penghargaan & penghukuman
2. Anak yg penurut dihadiahi sebatang coklat, smt yg nakal dikurung di
kamarnya
3. Konsep baik & buruk yg dikaitkan dgn makanan melalui pengalaman dini,
mgkn dpt m’nimbulkan masalah makan pd anak2 yg dpt berlangsung
hingga masa dewasa.

HADIAH MAKANAN DAN PEMBAGIAN MAKANAN


1. Makanan secara universal digunakan sbg hadiah, dgn mana si pemberi
dpt mengekspresikan bbg perasaan: prihatin, simpati, trims
2. Dengan makanan kita mengatakan ‘u are loved…u are important…I love
u…’ dsb
3. Hadiah makanan dianggap bernilai krn dibuat sendiri
4. Pesan yg disampaikan terkandung pd nilai eksotik dari makanan
5. Secara umum pemberian hadiah makanan disertai harapan ttt (prinsip
reciprocity)
6. Pertukaran makanan dpt m’ekspresikan persahabatan sambil
m’pertahankan keseimbangan ekonomi ke-2 pihak
7. Membagi2 hasil panen merupakan cara untuk menjamin keamanan
pangan komuniti di masyarakat Indian
FEASTS AND FESTIVALS
1. Kata ‘feast’ merujuk pada pengertian : “a special occasion, commonly
public, on which food is consumed of a different quality and quantity to
that of everyday meals” • Di banyak masyarakat, pesta semacam ini adalah
peristiwa komuniti, tidak ada daftar tamu ekslusif, semua orang boleh
hadir
2. Makanan dalam pesta merupakan makanan yang: • Jarang dikonsumsi; •
Kualitas tinggi;
3. Berharga mahal;
4. Persiapannya sulit & makan wkt

RITUAL AND SACRIFICE


1. Tindakan repetitif yg dilakukan secara teratur, spt mandi pagi, baca koran,
& sarapan, hingga ritual keagamaan
2. Melibatkan makanan yg berfungsi sbg persembahan
3. Evolusi: manusia – hewan/tanaman – uang – doa
4. Dalam pemberian hadiah si penerima berposisi inferior, dlm
persembahan justru si pemberi yg inferior A
ALASAN PERSEMBAHAN :
1. Sebagai makanan untuk dewa
2. Untuk berdamai dengan dewa
3. Untuk berkomunikasi dengan dewa dengan menyantap persembahan
4. Untuk memperbarui kehidupan
5. Untuk tujuan peramalan
6. Untuk meneguhkan perjanjian
7. Untuk mengusir setan
8. Untuk pertukaran
9. Persembahan makanan m’gbrkan sikap tunduk manusia thd kekuatan Di
Atas
10. Di masy desa pd umumnya dikenal persembahan buah pertama
11. Persembahan: sbg hadiah u/ kekuatan supranatural guna meminimalkan
sikap permusuhannya.
12. Juga sbg komuni antara anggota kelompok & antara mereka dgn dewa
13. Persembahan: sbg perantara antara dewa yg sakral & manusia yg profan

SUMMARY FUNGSI SOSIAL PANGAN


1. Fungsi Gastronomik: Mengisi perut (gaster) yang kosong Dipilih
berdasarkan preferensi/kesukaan Contoh: Orang Eropa suka pangan
lunak Orang Afrika suka pangan yg perlu dikunyah (daging) Orang Asia
suka rasa tertentu dari pangan (beras)
2. Pangan sebagai identitas budaya Dijadikan indikator asal budaya mereka
Contoh: Orang beragama Hindu tidak makan daging Orang eskimo
menyukai daging mentah Orang Jawa suka rasa manis

3. Pangan sebagai fungsi religi dan magis: Dikaitkan dengan


upacara-upacara khusus Contoh: Kambing untuk akikah bagi pemeluk
agama Islam Roti dan anggur punya makna khusus bagi umat Nasrani
Kepala kerbau untuk sedekah laut dll

4. Pangan sebagai fungsi Komunikasi Diberi makna sebagai sarana


komunikasi nonverbal Contoh: Parsel/bingkisan makanan untuk orang2
tertantu Pada hari raya ada kebiasaan mengirim ketupat dll Pangan
khusus (tumpeng) sebagai nadzaring Pangan dari bawahan pada saat
atasan naik pangkat

5. Pangan sebagai lambang status ekonomi: Dikaitkan simbol status dari


status sosial/ ekonomi Nilai gizi pangan kadang tidak diperhitungkan
Contoh: Roti tawar putih untuk orang kaya dan roti yang berwarna untuk
orang miskin Nasi pulen, putih untuk orang kaya Orang kaya lebih banyak
mengkonsumsi gula dan pangan hewani.

6. Pangan sebagai simbol kekuasaan/kekuatan Bermakna


politik/menunjukkan kekuasaan Contoh: Pembedaan jenis makanan
pembantu dan majikan Pembedaan jenis makanan ayah dgn anggota yg
lain Pangan sebagai alat politik antar negara

Sumber :
Kompasiana.com 2018
Selasar.com 2021
KONSEP-KONSEP POKOK DALAM SOSIOANTRO GIZI: FUNGSI SOSIAL PANGAN. Oleh:
Suyatno docplayer.info

Anda mungkin juga menyukai