Lingkungan sosial budaya adalah hubungan timbal balik atau interaksi
antara masyarakat dengan lingkungan. Manusia yang dalam hal ini adalah terdiri dari orang-orang secara individual maupun kelompok dan terbentuk menjadi sebuah masyarakat mempunyai hubungan yang sangat erat dengan lingkungan sekitar. Keduanya saling mempengaruhi. Pengaruh alam terhadap manusia lebih bersifat pasif, sedangkan pengaruh manusia terhadap alam lebih bersifat aktif. Karena, manusia mempunyai kemampuan untuk mengeksploitasi alam sehingga mampu mengubah alam sesuai dengan apa yang dikehendakinya. Semakin tinggi kebudayaan manusia, maka akan semakin beranekaragam kebutuhan hidupnya. Hal tersebut juga akan berpengaruh terhadap perhatian manusia terhadap lingkungan alam. Meskipun, alam tidak memiliki keinginan dan kemampuan aktifuntuk melakukan eksploitasi, namun secara tidak langsung akan terasa pengaruhnya bagi lingkungan dan kehidupan manusia. Lingkungan sosial budaya terdiri dari pola interaksi antara budaya, teknologi dan organisasi sosial, termasuk di dalamnya jumlah penduduk dan perilakunya yang terdapat dalam lingkungansosial tertentu. Sebagaimana diketahui bahwa kebudayaan mengalami perkembangan (dinamis) seiring perkembangan manusia itu sendiri, oleh karenanya tidak ada kebudayaan yang bersifat statis. Setiap masyarakat dalam kehidupannya pasti mengalami perubahan-perubahan. Berdasarkan sifatnya, perubahan yang terjadi bukan hanya menuju ke arah kemajuan, namun dapat juga menuju ke arah kemunduran. Perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat turut mempengaruhi kehidupan masyarakat. Perubahan itu dapat terjadi dalam berbagai bidang kehidupan, tingkah laku termasuk pada hidupnya. Di dalam masyarakat akan terlihat dengan jelas masyarakat yang mendapat pengaruh perubahan sosial budaya dan masyarakat yang tidak mendapat pengaruh. Perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial norma-norma sosial, pola-pola perilaku organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang interaksi sosial. Seperti, contoh sederhana yang dapat kita lihat secara langsung akibat dari perubahan tekhnologi. Sekarang ini sudah jarang sekali kita temukan orang berinteraksi dalam jarak jauh menggunakan via surat, akan tetapi, saat ini yang kita temui adalah semua masyarakat sudah membudaya menggunakan telepon seluler (HP) untuk menjalin komunikasi. Semua kalangan mulai dari yang anak kecil samapai kakek-nenek menggunakan gadget, akibatnya banyak juga bermunculan dampak negative penyalahgunaan gadget. 2. Jenis Lingkungan Sosial di indonesia Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap pembentukan dan perkembangan perilaku individu, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosio psikologis, yang termasuk di dalamnya adalah proses belajar. Se perti yang dijelaskan di awal bahwa lingkungan sosial budaya adalah hubungan timbal balik atau suatu interaksi yang terjadi antara masyarakat dengan lingkungannya, di mana keduanya adalah saling memberikan pengaruh untuk satu sama lain. Dalam hal ini lingkungan sosial dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: 1. Lingkungan Sosial Primer Lingkungan sosial primer adalah lingkungan di mana kumpulan-kumpulan masyarakat yang ada di dalam lingkungan tersebut memiliki hubungan yang erat dan saling mengenal baik. Contohnya, masyarakat-masyarakat di pedesaan atau di daerah pinggir perkotaan kebanyakanadalah termasuk dari lingkungan sosial primer. Karena, di tempat tinggal mereka sifat kebersamaan, gotong royong, kekeluargaan, menjaga silaturahmi masih sangat kental di dalamnya. 2. Lingkungan Sosial Sekunder Lingkungan sosial sekunder adalah kebalikan dari lingkungan sosial primer, lingkungan sosial sekunder adalah lingkugan sosial di mana masyarakat yang ada di dalamnya cenderung individualis, cuek, bersikap acuh tak acuh kepada sesamanya. Contohnya, masyarakat di komplek-komplek perkotaan, mereka cenderung tidak mengenal satu sama lainnya di lingkungan tempat tinggal mereka, tidak peduli akan sesamanya. Nilai-nilai sosial dalam lingkungan sosial sekunder sangat sedikit sekali yang mengamalkan. 3. Pola Perubahan Sosial Budaya Lingkungan sosial budaya terdiri dari pola interaksi antara budaya, teknologi dan organisasi sosial, termasuk di dalamnya jumlah penduduk dan perilakunya yang terdapat dalam lingkungan spasial tertentu. Ada beberapa pola-pola perubahan sosial budaya, di antaranya yaitu: 1. Akulturasi Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul di mana suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu yang mereka miliki dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing. Sehingga kebudayaan asing itu lambat laun akan diterima atau diresap dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan asli dari kelompok itu sendiri. 2. Asimilasi Asimilasi adalah pencampuran dua kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli sehingga membentuk kebudayaancampuran. Biasanya golongan yang ikut dalam suatu proses asimilasi adalah suatu golongan mayoritas dan beberapa golongan minoritas. Dalam hal ini golongan minoritas lah yang kebanyakan melakukan atau mengubah sifat khas dari unsur-unsur kebudayaan dan menyesuaikannya dengan kebudayaan golongan mayoritas secara sedemikian rupa sehingga lambat laun kehilangan kebudayaannya, dan masuk ke dalam kebudayaan mayoritas. 3. Difusi Difusi adalah suatu proses penyebaran unsur-unsur budaya dari suatu kelompok ke kelompok lainnya. Difusi berlangsung baik di dalam masyarakat maupun antar masyarakat. Difusi terjadi manakala beberapa masyarakat saling berhubungan. Masyarakat juga dapat mengelakkan diri dari difusi dengan cara mengeluarkan larangan dilakukannya kontak dengan masyarakat lain. difusi disebut sebagai penyebaran unsure-unsur budaya dimana penyebaran unsur-unsur kebudayaan biasanya dibawa oleh sekelompok manusia dari suatu kebudayaan yang melakukan migrasi ke suatu tempat. 4. Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Lingkungan Sosial Budaya Banyak sekali perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat, baik yang menguntungkan atau positif maupun yang tidak menguntungkan atau negatif. Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan lingkungan sosial budaya, yaitu: 1. Faktor Geografis Temperatur yang terlalu tinggi, adanya badai atau gempa bumi, memberi pengaruh pada manusia. Sedikit banyaknya sumber-sumber kekayaan alam akan sangat menentukan jenis kehidupan yang dialami. Meskipun perubahan besar dalam segi lingkungan fisik jarang terjadi, namun bila perubahan seperti itu benar- benar terjadi, maka pengaruhnya sangatlah besar. Misalnya, bencana lumpur Lapindo yang terjadi di Sidoarjo dahulu Sidoarjo merupakan daerah yang sangat tentram dengan banyak industry dan pemukiman yang damai di sana. Namun, setelah terjadi bencana lumpur Lapindo saat ini berubah menjadi lahan tandus penuh lumpur, dan tidak berpenghuni karena semua masyarakat yang awalnya tinggal dan bekerja di sana sekarang telah menyebar mencari tempat lain sehingga mempengaruhi perubahan sosial budaya. 2. Faktor Teknologi Penggunaan alat-alat transportasi dan komunikasi yang canggih banyak memberi kemudahan bagi masyarakat untuk berkomunikasi dan menerima informasi baru dari luar dalam waktu yang relatif singkat sehingga dapat berdampak positif maupun negatif. 3. Faktor Ideologi Ideologi dasar yang terdiri dari keyakinan dan nilai-nilai yang bersifat kompleks dapat dijadikan alat untuk memelihara, tetapi ia akan membantu mempercepat timbulnya perubahan jika keyakinan-keyakinan dan nilai-nilai tersebut tidak lagi dapat memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat. 4. Faktor Kepemimpinan Perubahan-perubahan sosial seringkali dipelopori oleh pemimpin yang kharismatik karena mereka mampu menarik pengikut-pengikut dalam jumlah besar yang akan bergabung dengan mereka dalam gerakan sosial. Contoh: Martin Luther King, Gandhi dan Soekarno-Hatta, gerakan yang dipimpin oleh ketiga orang tersebut berhasil karena pengikut mereka menaruh kepercayaan penuh. 5. Faktor Penduduk Perubahan penduduk itu sendiri merupakan suatu perubahan sosial. Di samping itu, perubahan penduduk juga merupakan faktor penyebab timbulnya perubahan sosial dan budaya. Peningkatan dan penurunan jumlah penduduk secara radikal dapat menjadi penyebab terjadinya perubahan sosial. Pertambahan penduduk berdampak pada pengangguran, kemiskinan, kriminalitas dan sebagainya. Pengurangan jumlah penduduk secara drastis misalnya karena bencana alam dapat mengakibatkan perubahan penduduk di bidang organisasi sosial, seperti dibentuknya relawan-relawan kesetiakawanan sosial.
5. Faktor Pendorong Perubahan Lingkungan Sosial Budaya
Terdapat beberapa faktor yang menjadi pendorong untuk melakukan suatu perubahan lingkungan sosial budaya, yaitu: 1. Kontak dengan Budaya Lain Kontak merupakan proses penyampaian informasi tentang ide, keyakinan, dan hasil-hasil budaya. Adanya kontak dengan budaya lain menjadikan satu kebudayaan bertemu dan saling bertukar informasi. Misalnya kontak dagang antara pedagang nusantara dengan pedagang India, Arab, dan Barat. Kebudayaan mereka saling mempengaruhi yang akhirnya membawa perubahan sosial budaya. Oleh karena itu, seringnya melakukan kontak dengan budaya lain akan mempercepat laju perubahan sosial budaya. 2. Sikap Menghargai Hasil Karya Orang Lain Tidak adanya apresiasi terhadap karya orang lain menjadikan seseorang enggan untuk berkarya. Namun, akan berbeda jika setiap orang menghargai hasil karya orang lain. Setiap orang akan berlomba-lomba menciptakan suatu karya yang bermanfaat bagi masyarakat. Karya-karya inilah yang mendorong munculnya perubahan sosial budaya. 3. Sistem Pendidikan yang Maju Pendidikan mengajarkan seseorang untuk berpikir ilmiah dan objektif. Dengan kemampuan tersebut, seseorang dapat menilai bentuk kebudayaan yang sesuai dengan kebutuhan serta kebudayaan yang tidak sesuai dengan perkembangan zaman. Berbekal pengetahuan itu seseorang melakukan perubahan pada kebudayaan jika dirasa perlu. Oleh karena itu, sistem pendidikan tinggi mampu mendorong munculnya perubahan sosial budaya. 4. Keinginan untuk Maju Tidak ada seorang pun yang puas dengan keadaan sekarang. Mereka umumnya menginginkan sesuatu yang lebih baik dari keadaan saat ini. Oleh karena itu, orang akan melakukan berbagai upaya guna melakukan perubahan hidup yang tentunya ke arah kemajuan. Misalnya seorang pelajar mengikuti kursus komputer untuk menambah pengetahuan dan keterampilan komputer. 5. Toleransi terhadap Perubahan Sikap toleransi dibutuhkan untuk mempercepat laju perubahan sosial budaya dalam masyarakat. Adanya sikap toleransi menjadikan masyarakat lebih mudah menerima halhal baru. Masyarakat akan menerima hal-hal baru yang dirasa membawa kebaikan. 6. Penduduk yang Heterogen Masyarakat yang heterogen memudahkan terjadinya perubahan sosial budaya. Hal ini dapat dilihat pada masyarakat Indonesia. Penduduk Indonesia terdiri atas bermacam-macam suku, ras, dan ideologi. Perbedaan-perbedaan yang ada tidak selamanya membawa keuntungan bagi Indonesia. Perbedaan tersebut dapat menimbulkan konflik jika tidak disertai dengan rasa toleransi yang tinggi. Konflik-konflik inilah yang mendorong munculnya perubahan sosial budaya. 7. Ketidakpuasan Masyarakat terhadap Bidang Kehidupan Tertentu Setiap orang tidak akan pernah puas dengan keadaannya saat ini. Berbagai cara dan upaya mereka lakukan untuk mengubah taraf hidup. Rasa tidak puas terhadap keadaan mendorongnya melakukan berbagai perubahan. Hal ini pun terjadi pada masyarakat Indonesia ketika reformasi digulirkan. Rasa tidak puas terhadap pemerintahan saat itu mendorong masyarakat menuntut perubahan secara total. 8. Sistem Pelapisan Terbuka Sistem pelapisan terbuka memungkinkan terjadinya gerak sosial vertikal yang lebih tinggi. Sistem ini memberi kesempatan kepada seseorang untuk maju. Kesempatan untuk menaiki strata yang lebih tinggi mendorong seseorang melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. 9. Orientasi ke Masa Depan (Visioner) Pandangan yang visioner mendorong seseorang melakukan beragam perubahan. Bagi mereka masa lalu adalah sesuatu yang patut untuk dikenang, bukan sebagai pedoman hidup. Masa depan harus lebih baik dari masa sekarang. Visi inilah yang mendorong seseorang melakukan perubahan. 10. Sikap Mudah Menerima Hal-Hal Baru Suatu perubahan akan berdampak besar jika setiap orang menerima perubahan tersebut. Keadaan ini menjadi berbeda jika tidak ada seorang pun yang menanggapi perubahan tersebut. Perubahan akan berlalu begitu saja tanpa ada masyarakat yang mengikutinya. Oleh karena itu, sikap mudah menerima hal-hal baru mendorong terjadinya perubahan sosial budaya di masyarakat.
6. Ide-Ide Dari Gagasan Masalah Budaya Diindonesia
Di era globalisasi seperti sekarang ini, sudut-sudut dunia seakan-akan sangat dekat di kehidupan kita sehari-hari. Informasi dari sudut dunia manapun sangat mudah untuk kita ketahui. Akibatnya tanpa disadari difusi atau persebaran ide-ide, baik berupa sistem sosial ataupun budaya dari luar masuk ataupun masyarakat luar menyebar dan mungkin ikut terinternalisasi dalam kehidupan suatu masyarakat regional tertentu, seperti masyarakat suatu negara. Persebaran ide-ide tersebut, makin intens karena didukung oleh kemajuan teknologi informasi dan para penyedia informasi yang berlomba-lomba menginovasi diri sebagai penyedia jasa pemberi informasi. Pengaruh yang kompleks tersebut, sudah pasti mempengaruhi kehidupan masyarakat / bangsa suatu negara, tak terkecuali masyarakat dan bangsa Indonesia.