Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH PERUBAHAN SOSIAL, PEMBANGUNAN, DAN

GERAKAN SOSIAL

MATA KULIAH : Dasar- Dasar Ilmu Sosial


DOSEN: Drs. Kiagus Zaenal Mubarok, M.A.P
Ivan Darmawan, S.IP., M.Si.
Ufa Anita Aprilia, S.IP., M.I.Pol.

Di Susun Oleh:
Nama: Nurhaliza Habibu
NPM: 170204227001

Fakultas Ilmu Sosisal dan Ilmu politik


Administrasi Pemerintahan
Universitas Padjadjaran
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah

Pembangunan adalah sebuah proses yang historikal. Sebuah proses yang


terus berjalan dari waktu ke waktu, tidak pernah berhenti, dan perubahan itu
sendiri tidak berubah. Agar segala sesuatunya berubah menjadi lebih baik, seluruh
kultivasi manusia harus selaras. Pembangunan itu sendiri merupakan suatu proses
pemikiran untuk menciptakan suatu kebudayaan atau peradaban manusia. 
Penggunaan paradigma pertumbuhan dan kesejahteraan dalam
pembangunan memiliki implikasi yang sangat meresahkan. Artinya, menimbulkan
distorsi dan krisis lingkungan dengan menguras daya dukung alam, meningkatkan
ketergantungan luar biasa masyarakat terhadap proyek-proyek pembangunan dan
birokrasi, serta menjadi penghambat pembangunan berkelanjutan. Kelemahan-
kelemahan ini menyebabkan beberapa pihak menentang paradigma pembangunan.
Adapun logika yang mendominasi paradigma ini adalah keseimbangan ekologi
manusia, dengan di dukung sumber pembangunan utama adalah informasi dan
prakarsa yang kreatif, yang tidak akan pernah habis dengan tujuan utama
pertumbuhan manusia dengan mengaktualisasi yang
optimal dan potensi manusia. 
Pembangunan warga desa melakukan melalui dua jalur, yaitu jalur
atas (penyusunan pusat dan daerah) dan jalur bawah (swadaya).
Melaksanakan pembangunan pada jalur di lakukan oleh seluruh elemen
warga seperti para wujud masyarakat, wujud agama, organisasi-organisasi
kemasyarakatan, aparatur desa serta lembaga sosial dan agama. Kedua jalur
pembangunan tersebut membutuhkan partisipasi dan dukungan elemen
masyarakat.
Pembangunan berkelanjutan merupakan proses pembangunan yang
berprinsip ''memenuhi kebutuhan kini tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan
generasi masa depan''.Menurut Brundland Report dari PBB,1987, pembangunan
berkelanjutan adalah terjemahan dari bahasa Inggris sustainable developtment
Salah satu faktor yang harus diperhatikan untuk mencapai pembangunan
berkelanjutan adalah perbaikan kerusakan lingkungan tanpa mengurangi
kebutuhan akan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial.
Pasal 10 UU No.23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
menyimpulkan‘pemerintah mempunyai kewajiban menumbuhkan dan
mengembangkan kesadaran masyarakat akan tanggung jawabnya dalam
pengelolaan lingkungan hidupnya melalui penyuluhan bimbingan, pendidikan,
dan penelitian tentang penelitian tentang lingkungan hidup’’. 
Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam masyarakat dalam
hal nilai-nilai sosial, norma dan pola kehidupan manusia yang berbeda. Pada
dasarnya, semua masyarakat di seluruh dunia mengalami perubahan yang dapat
dilihat dengan membandingkan masyarakat pada periode waktu tertentu dengan
masyarakat di masa lalu. Dengan kata lain, masyarakat pada dasarnya terus
berubah.Akan tetapi masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain tidak
selalu sama karena terdapat suatumasyarakat dengan perubahan yang lebih cepat
dibandingkan dengan masyarakat lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perubahan Sosial


Proses perunaham bentuk yang mencangkup segala aspek
kehidupan masyarakat baik terjadi secara alami maupun akibat rekayasa
manusia (Wiryohandoyo). Teori-teori perubahan sosial diwakili oleh para
ahli dengan aksen yang berbeda-beda tergantung perspektif mereka.
Terlepas dari perbedaan pendapat yang jelas, para ahli sepakat bahwa
perubahan masyarakat terkait dengan masyarakat dan budaya serta
dinamikanya.
Ogburn tidak memberikan definisi perubahan sosial, tetapi
memberikan beberapa pemahaman tentang perubahan sosial tersebut. Dia
berpendapat bahwa ruang lingkup perubahan sosial mencakup unsur-unsur
budaya yang berwujud dan tidak berwujud. Yang ia tekankan adalah
besarnya pengaruh unsur-unsur budaya material terhadap unsur-unsur non-
material (Bukukanto, 1990). Dengan pemahaman ini, Ogburn sebenarnya
mengatakan bahwa perubahan sosial pada akhirnya terkait dengan faktor
fisik dan mental manusia.pertautannya dengan dinamika manusia sebagai
suatu totalitas.Perubahan pola pikir, pola perilaku & pola tingkah laris
manusia (yang bersifatrohaniah) lebih akbar ditentukan sang perubahan-
perubahan kebudayaan yang bersifat material.Misalnya, kondisi ekonomi,
geografis, atau biologis (faktor budaya material) menyebabkan perubahan
dalam aspek kehidupan sosial lainnya (pola pikir, sikap, perilaku).Adapun
faktor-faktor pendorong seperti sebagai berikut:

1. Populasi
Jumlah sendiri dari suatu warga tergantung pada pengaruh dua
kekuatan dasar. Kekuatan dasar pertama merupakan jumlah yg
sinkron bagi populasi buat hayati menggunakan syarat yg ideal.
Kekuatan dasar yg ke 2 merupakan adonan aneka macam impak
syarat faktor lingkungan yg kurang ideal yg membatasi
pertumbuhan. Faktor-faktor yg membatasi antara lain ketersediaan
jumlah kuliner yg rendah, pemangsa, persaingan menggunakan
mahkluk hayati sesama spesies atau spesies lainnya, iklim, dan
penyakit
Populasi dari suatu spesies bisa berubah sepanjang waktu. 
Kadangkala
perubahan ini disebabkan oleh peristiwa peristiwa alam, misalnya 
perubahan curah hujan yang bisa menyebabkan beberapa populasi 
meningkat sementara populasi lainnya terjadi penurunan, atau
munculnya penyakit-penyakit baru secara tajam hal ini dapat
mengurangi populasi spesies tumbuhan atau hewan.
2. Bencana alam 
Faktor Alam yang Ada di Sekitar Masyarakat Berubah, alam
mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia.
Alam adalah penyedian bahan-bahan makanan dan pakaian,
penghasil tanaman, disertakan sumber kesehatan dan keindahan.
Pertambahan jumlah penduduk dan berkembangnya teknologi
lambat laun dapat merusak alam. Semakin tinggi
jumlah masyarakat, maka semakin tinggi pula tekanan kepada
alam. Oleh karena itu akan terjadi perusakan alam.
3. Perang
Perang, pecahnya perang di suatu daerah, mempengaruhi
perubahan kepribadian individu sebagai anggota masyarakat yang
tinggal di daerah tersebut. Namun, perang tentu mempengaruhi
semua bagian masyarakat dan membawa perubahan baik besar
maupun kecil.
4. Ilmu pengetahuan
Penemuan-inovasi baru, inovasi baru sebagai suatu faktor
padaperubahan sosial bila output inovasi tadi didayagunakan.
Manakala suatu pengetahuan baru dimanfaatkan untuk
mengembangkan teknologi, biasanya akan disusul oleh perubahan
yang besar (Horton, 2000).
5. Teknologi
Pengaruh kebudayaan masyarakat lain, di era globalisasi sekarang
ini, mempengaruhi kebudayaan masyarakat lain merupakan sutu
hal yang tidakbisa di elakkan lagi. Adanya hubungan kerja sama
antar negara serta sarana komunikasi dan keterangan yg semakin
canggih, misalnya televisi, radio, dan internet memudahkan imbas
kebudayaan rakyat lain masuk pada suatu negara.. Akibatnya
muncul perubahan pada masyarakat yang menerima pengaruh
kebudayaan itu.

 Skala Perubahan

a. Perubahan Mikro
Anggota masyarakat sebagai individu dan anggota masyarakat
sebagai bagian dari kelompok atau organisasi. Dalam kaitan ini, dapat
dikatakan bahwa perubahan sosial khususnya di era pertanian pada awalnya
sebagian besar dilakukan oleh individu-individu yang mampu bertindak dan
berinovasi secara mandiri. Dengan kata lain, individu memainkan peran
penting dalam era pertanian karena merupakan protagonis dari perubahan
sosial. Jenis situasi ini didukung oleh pola hubungan sosial yang lebih spiritual
di mana individu berinteraksi langsung dengan komunitas mereka. Pola
hubungan ini memberikan kesempatan kepada individu untuk berkontribusi
secara langsung pada perubahan sosial. Peran individu mulai berubah di era
industri.
Perubahan masyarakat pada era ini masih didorong oleh individu,
namun peran individu dalam perubahan sosial sedikit berbeda dengan era
sebelumnya. Hubungan kontraktual dengan masyarakat biasanya berhubungan
langsung dengan kelompok-kelompok kecil yang secara langsung
menguntungkan setiap individu. Kelompok-kelompok kecil yang sengaja
dibentuk untuk tujuan ini kemudian disebut organisasi. Dalam sebuah
organisasi, individu berinteraksi dengan individu lain, menjadikan organisasi
sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari dan tempat untuk kreativitas dan
inovasi.

Mendirikan pabrik sebagai tempat seseorang melakukan aktivitas


sehari-hari merupakan contoh individu yang menjadi bagian dari suatu
kelompok/organisasi. Oleh karena itu, organisasi dapat dikatakan sebagai agen
perubahan dan menjembatani hubungan timbal balik antara individu dan
masyarakat.
Deklarasi tersebut juga menegaskan bahwa di era industrialisasi,
perubahan sosial memicu inovasi individu dalam organisasi. Singkatnya,
organisasi memainkan peran penting dalam mentransformasi masyarakat. Pola
perubahan ini berlanjut di era berikutnya (Era Informasi), dalam hal ini istilah
organisasi tentunya tidak terbatas pada organisasi ekonomi yang biasa disebut
korporasi, tetapi pada organisasi keagamaan, pendidikan, kesehatan, juga
mencakup organisasi lain seperti politik, dan berbagai organisasi di industri
lain. Dari sudut pandang ini, secara tidak langsung kita dapat mengatakan
bahwa perubahan komunitas adalah interaksi antara organisasi dan komunitas.
Dengan kata lain, organisasi dan masyarakat saling terkait, dan perubahan
sosial pada akhirnya membutuhkan perubahan organisasi. dan sebaliknya.
Oleh karena itu, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa perubahan organisasi
itu penting.

b. Perubahan Makro
Untuk memahami dan memahami perubahan, kita sering belajar
dari masa lalu. Artinya, baik skala mikro (perubahan organisasi) dan skala
makro (perubahan masyarakat) bagaimana proses perubahan bekerja. Kedua
jenis perubahan ini diyakini terkait erat. Mengingat organisasi merupakan
bagian integral dari suatu komunitas, maka perubahan yang terjadi di tingkat
makro tentu akan mempengaruhi perubahan di tingkat mikro.
Di sisi lain, perubahan mikro seperti perubahan organisasi politik seperti
Indonesia pada akhirnya akan mempengaruhi gaya hidup masyarakat
Indonesia. Membahas keduanya karena itu sangat membantu dalam
memahami konteks perubahan umum. Untuk itu, dan untuk memudahkan
pemahaman kita, pembahasan perubahan pada skala makro didahului dengan
pembahasan perubahan organisasi yang disajikan pada subbab berikutnya.
Dalam kaitannya dengan perubahan sosial, sosiolog dan futuris Alvin
Toffler menulis buku trilogi, Future Shock (1970), The Third Wave (1980), dan
Power Shift (1991), menggambarkan terjadinya perubahan struktural. Dalam
kehidupan manusia dan seringkali menimbulkan kejutan budaya bagi mereka yang
tidak siap menghadapinya. Dalam salah satu bukunya, The Third Wave, Toffler It
membagi tahapan perkembangan manusia menjadi tiga gelombang perubahan.
Gelombang Kedua Zaman Industri (Industri Age).
The Third Wave of the Post-Industrial Age atau sering dikenal dengan Era
Informasi (Post-Indutrialization atau Information Age). Transisi dari satu
gelombang ke gelombang lainnya selalu ditandai dengan perubahan, atau lebih
tepatnya lompatan besar. Hal ini membuat karakteristik suatu era berbeda dengan
karakteristik era lainnya.

 Struktur Perubahan Sosial

a. Super Struktur ( Ideologi )


Suprastruktur mencakup semua budaya yang ditentukan oleh ekonomi
tertentu (perbudakan, feodalisme, perdagangan), termasuk agama, politik, hukum,
pendidikan, dan seni. Superstruktur dipahami sebagai ideologi, cara berpikir yang
mencirikan perilaku kelas. Secara harfiah, fondasi ideologi adalah infrastruktur
ekonomi—alat yang digunakannya untuk memproduksi dirinya sendiri,
kekayaannya, dan orang-orang yang memiliki alat produksi.

b. Struktur Sosial
Struktur sosial adalah ciri khas suatu masyarakat yang membedakannya
dengan masyarakat lain, dan berfungsi sebagai sistem rantai yang mengatur segala
aspek kehidupan dan mewujudkan ketertiban dan keselarasan.

c. Insfrastruktur Sosial
Infrastruktur fisik dan sosial adalah pemenuhan kebutuhan fisik dasar
untuk mengatur sistem struktural yang diperlukan untuk keamanan ekonomi
sektor publik dan swasta, sebagai layanan dan fasilitas yang diperlukan untuk
berfungsinya ekonomi (Sulivan, Arthur et al Steven M.S. , 2003) dan Oxford
Dictionary).
Istilah umumnya mengacu pada infrastruktur teknis atau fisik yang
mendukung jaringan elemen infrastruktur seperti: B. Fasilitas seperti jalan raya,
rel kereta api, penjernihan air, bandar udara, kanal, waduk, tanggul, pembuangan
sampah, listrik, telekomunikasi, dan pelabuhan. Selain itu, infrastruktur juga dapat
menunjang kelancaran kegiatan ekonomi masyarakat dan pemerataan arus
produksi barang dan jasa. Misalnya, jalan dapat memfasilitasi pengangkutan
bahan mentah ke pabrik dan kemudian ke pasar hingga mencapai masyarakat.

 Teori Perubahan Sosial

1) Teori evoluasi
Teori perubahan sosial ini menjelaskan bahwa evolusi
mempengaruhi cara orang berorganisasi, terutama dalam kaitannya
dengan sistem kerja. Berdasarkan pandangan ini, Tönnies berpendapat
bahwa masyarakat sedang berubah dari tingkat peradaban yang
sederhana ke tingkat yang lebih kompleks. Dalam teori perubahan
sosial, evolusi dapat dilihat pada transformasi masyarakat. Kita mulai
dengan masyarakat tradisional yang memiliki pola sosial yang sama,
yaitu, pembagian masyarakat menurut usia atau senioritas daripada
pencapaian pribadi individu dalam masyarakat.

2) Fungsionalisme
Teori perubahan sosial ini berpandangan bahwa
ketidakpuasan masyarakat terhadap kondisi sosial secara umum
merupakan penyebab terjadinya perubahan sosial. Dalam teori ini,
Ogburn menambahkan keberadaan bagian masyarakat yang tidak
berubah atau statis. Dengan kata lain, tidak semua aspek masyarakat
dan budaya berubah di tengah perubahan sosial. Dalam teori ini,
Ogburn mengkritik kelompok masyarakat yang melihat kelompok lain
yang tidak mengikuti perubahan sosial sebagai kelompok yang sama
atau tidak setara secara budaya.
Perbandingan antara Kota Kajang Pedalaman dan Kota
Bulukumba. Tentunya hal ini dikarenakan perkembangan teknologi
yang memungkinkan adanya lompatan ke dalam budaya yang ada.
Teori perubahan sosial ini mengasumsikan bahwa kelompok yang puas
dengan status quo tidak akan berubah, dan kelompok yang tidak puas
dengan status quo akan berubah.

3) Teori Konflik
Teori perubahan sosial ini dipengaruhi oleh pandangan para
ahli seperti Karl Marks Dahnlendorff. Dalam teori perubahan sosial
ini, konflik dipandang sebagai sumber perubahan sosial dalam
masyarakat. Teori ini membagi masyarakat menjadi dua kelompok
atau kelas yang berlawanan: borjuasi dan proletariat. Kedua kelompok
sosial dalam masyarakat ini dapat dipandang sebagai pengguna dan
pelayan. Borjuasi memiliki lebih banyak properti dan hak untuk hidup,
dan lebih sedikit, karena proletariat menyebabkan konflik dalam
masyarakat dan membawa revolusi sosial yang mengarah pada
transformasi sosial.

B. Pengertian pembangunan
Menurut Saigiang, pembangunan adalah "dalam konteks
pembangunan nasional, suatu upaya atau rangkaian upaya pertumbuhan
dan perubahan yang direncanakan dengan sengaja dilakukan oleh bangsa,
negara, dan pemerintah menuju modernisasi". Pembangunan sosial adalah
bagian taktik pada penggerakan partisipasi rakyat supaya dalam sektor
pembangunan yang berkelanjutan mampu mempunyai kiprah
menggunakan menghadirkan rakyat yang partisipatif. Tulisan ini
mengungkapkan syarat kekinian yang terjadi dipulau penyengat menjadi
daerah yang strategis pada menjaga kehidupan sosial sebagai lebih baik.

Jenis darma rakyat memakai metode pendekatan obrolan face to face,


observation, & win-win solution yg lalu penulis interpretasikan
menggunakan istilah-istilah yg diuraikan secara deskriptif. Hasil darma
membuat sebuah solusi dalam penguatan partisipasi rakyat pada
pembangunan sosial. Selain itu buat mendukung taktik penemuan
pembangunan sosial, perlunya peningkatan kualitas asal daya insan atau
rakyat mampu berperan aktif menurut 5 sektor (infrastruktur, kesehatan,
budaya, sosial & lingkungan) yg sebagai penekanan primer pada
mendorong penemuan pembangunan sosial berbasis rakyat.
Diharapkan menggunakan adanya taktik penemuan pembangunan
sosial tadi bisa menaikkan kemandirian rakyat pulau penyengat pada
melakukan upaya peningkatan kesejahteraan rakyat menerima imbas
positif yg sudah diimplementasikan menjadi acum
penemuan pembangunan sosial di Kota Tanjungpinang. Ada faktor dari
pembangunan sebagai berikut:

 Faktor Sumber Daya Manusia Dalam Pembangunan


I. Pertumbuhan Ekonomi
Dua kutub yang berlawanan sering dikenali ketika merancang dan
mengimplementasikan pembangunan: pertumbuhan ekonomi dan
talenta besar. Hal ini dikarenakan titik tolak pertimbangan dan
pendekatan modal dasar pembangunan hanya didasarkan pada
pendanaan, khususnya pendanaan pemerintah berupa Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), beban pembangunan dan
ketersediaan lapangan kerja. Penciptaan dianggap hanya sebagai
sub-masalah pembangunan. Dalam menghadapi tantangan-
tantangan ini, sangat penting untuk mempertimbangkan
pendekatan pembangunan, terutama dalam memperluas
kesempatan kerja, memperluas akses ke pendidikan dan layanan
kesehatan, dan bagaimana pendidik dan staf kesehatan dapat
memimpin dan membangun kapasitas mereka.

II. Penduduk Sebagai Modal Pembangunan


Di negara berkembang dengan “surplus labor economy”, modal
pembangunan tidak bisa hanya mengandalkan ketersediaan atau
potensi ketersediaan dana investasi. Pembangunan tersebut tidak
hanya terlalu mahal, tetapi juga menghadapi kendala ketika sumber
investasi dibatasi oleh pemerintah dan pemerintah daerah. Juga,
memiliki populasi yang besar sebagai sumber daya manusia harus
digunakan sebagai keuntungan, bukan sebaliknya. GBHN 1988
menyatakan: Untuk menjamin kelangsungan dan keberhasilan
pembangunan nasional.

III. Konsep Tenaga Kerja


Karena penduduk merupakan modal utama pembangunan,
maka beberapa konsep yang berkaitan dengan pekerjaan perlu
direvisi. Diantaranya adalah istilah-istilah seperti angkatan kerja,
tenaga kerja dan pengangguran. Konsep angkatan kerja yang
demikian berarti tanpa disadari kita mengubah sebagian penduduk
usia kerja menjadi konsumen yang tidak produktif, membebani
angkatan kerja yang produktif. Di Indonesia, rendahnya jumlah
perempuan yang memasuki pasar kerja mengakibatkan rendahnya
partisipasi angkatan kerja dalam kegiatan ekonomi.

IV. Reformasi Birokrasi pada Otonomi Daerah


Reformasi birokrasi pada otonomi daerah yaitu reformasi
birokrasi dalam otonomi daerah Mengingat era reformasi saat ini,
birokrasi pemerintah, termasuk birokrasi sektor pendidikan, juga
sedang direformasi sejalan dengan tuntutan perkembangan
reformasi itu sendiri. Birokrasi misalnya. Dunia usaha dan
masyarakat merupakan tiga pilar utama dalam upaya kami
mewujudkan praktik tata kelola yang baik.

Birokrasi sebagai organisasi formal memiliki status dan


fungsi yang berkaitan dengan ketertiban, kompetensi yang
berkaitan dengan status dan kompetensi yang berkaitan dengan
kegiatan, semangat pelayanan publik, dan pemisahan yang jelas
antara kepemilikan organisasi dan pribadi. , Pengawasan agar
sumber daya pribadi dan organisasi tidak dilepaskan dari luar.
Oleh karena itu, suatu birokrasi yang dapat berfungsi secara runtut,
memadai dan bersih untuk melaksanakan perjuangan mewujudkan
cita-cita dan tujuan umum bangsa. Reformasi birokrasi di tingkat
global tercermin dalam perubahan seperti yang diterapkan pada
tahun 1996. Organisasi untuk Kerjasama dan Pembangunan
Ekonomi, yang terdiri dari 24 negara yang mengalami reformasi,
adalah: Kedua, ekonomi global. Ketiga, warga yang tidak puas.
Keempat, karena krisis keuangan

 Tujuan Pembangunan
Menurut Todaro (2006), proses pembangunan wajib mempunyai
tiga tujuan inti:
a. Peningkatan ketersediaan dan ekspansi distribusi banyak sekali
macam barang kebutuhan pokok (pangan, sandang, papan,
kesehatan, proteksi dan keamanan).
b. Peningkatan baku kehidupan yang tidak hanya berupa peningkatan
pendapatan. Tetapi pula mencakup penambahan penyediaan,
lapangan pekerjaan, perbaikan, kualitas pendidikan, dan
peningkatan perhatian atas nilai-nilai kultural dan
kemanusiaan.Dimana semuanya itu tidak hanya untuk
memperbaiki kesejahteraan materiil melainkan juga untuk
menumbuhkan jati diri pribadi bangsa yang bersangkutan.
c. Memperluas pilihan ekonomi dan sosial bagi individu dan seluruh
bangsa melalui kemandirian dari ketergantungan;

 Dualitas Pembangunan
Sebagai konsep netral, peningkatan kualitas hidup manusia.
Ideologi,keyakinan menerapkan model/teori tertentu dalam
melakukan perubahan sosial.Teori
pembangunan,devolopmentalim. Ketiganya tidak dapat dipisahkan.
Karena negara sebagai wadah dengan para pelaku ekonomi yang
tinggal di sana tentu berperan dalam memajukan pembangunan
negara. Ideologi, di sisi lain, mempromosikan pembangunan
berdasarkan keadaan dan karakteristik negara, Contohnya di
Indonesia.

Kemiskinan dan penindasan sudah ada di Indonesia sejak zaman


penjajahan ketika rakyat ditindas dan dipaksa bekerja. Hal itu
berlanjut pada masa Orde Baru ketika Indonesia disebut sebagai
Macan Asia, namun pada kenyataannya kemajuan ekonomi hanya
dirasakan oleh elit politik, Ketimpangan sosial terlihat.

Menghadapi tantangan pembangunan ini, penulis berpendapat


bahwa di negara-negara berkembang seperti Indonesia, negara-
negara dunia ketiga tetap terbelakang karena dominasi asing atau
negara maju, dan sulit mencapai pembangunan ekonomi yang
cepat. hasil untuk negara berkembang sangat buruk dan tidak dapat
dibandingkan dengan negara investor. Karena negara maju
dominan, kontak dan intervensi negara maju di negara dunia ketiga
berarti negara berkembang tidak akan pernah berkembang karena
bergantung pada negara maju. Ketergantungan ini diterapkan
dalam bentuk neokolonialisme dari negara maju ke negara dunia
ketiga tanpa perlu menghapuskan kedaulatannya.

Pertumbuhan ekonomi yang diukur dari sisi pendapatan


pemerintah sangat erat kaitannya dengan perubahan mendasar
dalam struktur ekonomi suatu negara. Pada dasarnya konsep
pertumbuhan atau pembangunan ekonomi bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan dan keterampilan sosial masyarakat.
Yang terjadi saat ini adalah kemajuan di negara lain seringkali
menyebabkan kemunduran di salah satunya, sehingga negara kaya
semakin kaya dan negara miskin semakin miskin.

Konsep tersebut merepresentasikan keretakan antara satu negara


dengan negara lain, dan dampak nyatanya adalah krisis global.
Contohnya adalah pertumbuhan ekonomi China, yang
mempengaruhi negara-negara tetangga. Pemulihan ekonomi China
berdampak besar bagi negara tetangga, dan menimbulkan berbagai
reaksi, sehingga perlu diwaspadai. Reaksi China berorientasi pada
bentuk prediksi pertumbuhan ekonomi China, karena pertumbuhan
dipandang sebagai ekspansi ekonomi. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Theotonio dos Santos bahwa kemajuan di negara maju
mengarah pada kemajuan di negara-negara Dunia Ketiga hanya
sebagai akibat dari ekspansi ekonomi melalui kapitalisme di negara
maju. Alhasil, saat krisis global meletus, China justru memiliki
pertumbuhan ekonomi yang stabil bahkan melampaui Amerika
Serikat. China juga telah melepaskan proteksionisme AS, memicu
perang dagang antara kedua negara dan krisis di negara-negara
tetangga. Salah satu krisis yang dihadapi negara-negara di dunia
akibat pertumbuhan ekonomi China adalah perang dagang dengan
Amerika Serikat, perlambatan ekonomi global, dan sulitnya
ekspansi ekspor Indonesia.

 Pembangunan Berkelanjutan
Sebelum memasuk pada pengertiannya pembangunan
manusia, lebih dahulu dipenuhi kebutuhan manusia secara
keseluruhan. Menurut Gilbert dan Spect (Sukoco, 1991), bahwa
setiap manusia secara universal memiliki sejumlah kebutuhan,
yaitu physical needs, emotional needs, intellectual needs, spiritual
needs dan social needs. Kemudian menurut Selo Soemardjan(1997)
kebutuhan manusia itu terdiri dari tiga, yaitu (1) kebutuhan dasar
hidup (basic needs), di dalamnya mencakup kebutuhan
makan,pakaian, tempat tinggal, dan kesehatan;(2)
keperluan sosial (social needs), mencakup pendidikan, rekreasi,
ransportasi, interaksi internal dan eksternal; dan (3) Kebutuhan
pembangunan seperti tabungan, pelatihan khusus dan akses
informasi.
Pencapaian terhadap jenis jenis kebutuhan tersebut
menggambarkan derajat pemenuhan kebutuhan manusia. Jika
kebutuhan tersebut dapat dipenuhi secara optimal, maka kebutuhan
tersebut terpenuhi atau terpenuhi dengan derajat yang tinggi.
Sebaliknya, apabila manusia kurang bahkan tidakn mampu
memenuhi jenis jenis kebutuhan tersebut, maka derajat pemenuhan
kebutuhannya sedang atau bahkan rendah. Agar insan sanggup
memenuhi kebutuhannya, maka diharapkan pembangunan.
Menurut Budiman (1992), pengertian generik pembangunan
merupakan bisnis buat memajukan kehidupan warga & warganya.
Atau kemajuan yang dicapai oleh sebuah masyarakat (di bidang
ekonomi). Berdasarkan pengertian Pembangunan manusia dengan
demikian dapat didefinisikan sebagai kemajuan yang dibuat oleh
masyarakat manusia untuk memenuhi kebutuhan ekonomi mereka.
Namun demikian pengertian ini dapat diperluas, Pembangunan
manusia dengan demikian dapat didefinisikan sebagai kemajuan
yang dibuat oleh masyarakat manusia untuk memenuhi kebutuhan
ekonomi mereka.

 Pengertian Pembangunan Berkelanjutan


Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang
berkelanjutan dan konsisten dengan menjaga kualitas hidup
(kesejahteraan) masyarakat dengan menjaga kelestarian lingkungan
dan memperhatikan cadangan sumber daya yang ada untuk
kebutuhan masa depan. Oleh karena itu, dalam rangka
melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan, perencanaan
pembangunan kota dan wilayah yang diarahkan pada aspek
berorientasi pasar (ekonomi), sosial, ekologi dan budaya, harus
menjadi prinsip keadilan sekarang dan di masa depan.

 Prinsip Pembangunan Berkelanjutan


a. Equity (Pemerataan)
Pemerataan adalah tujuan utama dari pembangunan berkelanjutan
karena diharapkan dapat mengurangi kesenjangan ekonomi dan
sosial di masyarakat. Selanjutnya, berpegang pada prinsip
kesetaraan memberi semua anggota masyarakat kesempatan yang
sama.
b. Ekonomi
Prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dari perspektif
ekonomi fokus pada peningkatan keterampilan pekerja untuk
meningkatkan daya saing mereka. Daya saing yang lebih baik
untuk pekerjaan yang lebih baik dan pendapatan yang lebih baik
mengarah pada kinerja infrastruktur dasar yang lebih baik (real
estate, sistem air, dll.) dan infrastruktur informasi.
c. Energi
Untuk mencapai pembangunan berkelanjutan, penggunaan energi
harus hemat. Ada beberapa cara yang bisa Anda gunakan untuk
menghemat energi,yaitu:
1. Menggunakan energi yang dapat diperbaharui secara optimal 
2. Menghemat penggunaan sumber-sumber energi yang tersedia.
3. Memprioritasan pembangunan transportasi massal.
d. Ekologi
Ekologi atau lingkungan wajib dilestarikan selama melaksanakan
pembangunan berkelanjutan. Agar pelestarian lingkungan bisa
dilakukan menggunakan maksimal, maka kita bisa melakukan hal-
hal misalnya memakai huma campuran, memastikan permanen
terdapat ruang terbuka hijau, dan menciptakan sistem yang bisa
menciptakan transportasi dan bangunan terintegrasi dengan baik.

 Tujuan-Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGS)

1) Kehidupan sehat dan sejahtera dengan menggalakkan hidup sehat


dan mendukung kesejahteraan untuk semua usia.
2) Pendidikan berkualitas dengan memastikan pendidikan berkualitas
yang layak dan inklusif serta mendorong kesempatan belajar
seumur hidup bagi semua orang.
3) Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan.
4) Air bersih dan sanitasi layak dengan menjamin akses atas air dan
sanitasi untuk semua.
5) Energi bersih dan terjangkau dengan memastikan akses pada energi
yang terjangkau, bisa diandalkan, berkelanjutan dan modern untuk
semua.
6) Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi dengan
mempromosikan pertumbuhan ekonom berkelanjutan dan inklusif,
lapangan pekerjaan yang layak untuk semua.
7) Industri, inovasi dan infrastruktur dengan membangun infrastruktur
kuat, mempromosikan industrialisasi berkelanjutan, dan
mendorong inovasi.
8) Mengurangi ketimpangan di dalam dan antar negara.
9) Kota dan komunitas berkelanjutan dengan membuat perkotaan
menjadi inklusif, aman, kuat, dan berkelanjutan.
10) Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab dengan
memastikan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan.
11) Penanganan perubahan iklim dengan mengambil langkah penting
untuk melawan perubahan iklim dan dampaknya.
12) Ekosistem laut, perlindungan dan penggunaan samudera, dan
sumber daya kelautan secara berkelanjutan.
13) Ekosistem darat dengan mengelola hutan secara berkelanjutan,
melawan
14) perubahan lahan menjadi gurun, menghentikan dan merehabilitasi
kerusakan lahan, menghentikan kepunahan keanekaragaman
hayati.
15) Perdamaian, keadilan, dan kelembagaan yang tangguh.
16) Kemitraan untuk mencapai tujuan dengan menghidupkan kembali
kemitraan global demi pembangunan berkelanjutan.

C. Gerakan Sosial
Konsep gerakan sosial secara teoritis adalah gerakan yang dibangun
atas prakarsa masyarakat dan bertujuan untuk menuntut perubahan
institusi dan kebijakan dari pemerintah. Hal ini dianggap sejalan dengan
keinginan sebagian orang, atau tidak lagi konsisten. Jürgen Habermas,
mengutip Pasuk Phongpaichit (2004), mendefinisikan gerakan sosial
sebagai hubungan defensif yang melindungi ruang publik dan pribadi
individu dengan melawan serangan dari sistem negara dan pasar.
Menurut Anthony Giddens dalam karya Fadhillah (2006), gerakan
sosial didefinisikan sebagai upaya kolektif untuk mencapai kepentingan
dan tujuan bersama melalui tindakan kolektif yang terlepas dari intervensi
institusi yang sudah mapan. Lebih khusus lagi, Kaih (2002) menyatakan
bahwa gerakan sosial dapat diartikan sebagai kelompok informal yang
berorganisasi untuk mencapai tujuan sosial, terutama dalam kaitannya
dengan perubahan struktur dan nilai sosial.
Mayer dan Tarrow (1998) memiliki pandangan yang sama, di mana
mereka mendefinisikan gerakan sosial sebagai perlawanan politik oleh
orang-orang biasa yang bergabung dengan kelompok yang lebih
berpengaruh. Dalam bukunya Social Movement Theory, Marcel (2004)
mendefinisikan gerakan sosial sebagai seperangkat keyakinan dan
tindakan tidak terlembaga yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk
mempromosikan atau mencegah peningkatan perubahan sosial. Mayer dan
Tarrow (1998), dalam The Work of The Social Movement Society,
mendefinisikan gerakan sosial inklusif sebagai agenda bersama
berdasarkan tujuan bersama dan solidaritas dalam interaksi terus-menerus
dengan kelompok elit, saingan, musuh, dan penguasa.
Ada dua aspek yang menonjol dari definisi gerakan sosial. Yang
pertama adalah upaya sistematis untuk mengubah institusi melalui gerakan
sosial dengan 'tantangan kolektif'. Tantangan-tantangan ini seringkali
berfokus pada kebijakan publik atau memulai perubahan yang lebih luas
dalam struktur sosial dan politik, institusi, distribusi jaminan sosial, dan
konseptualisasi hak dan kewajiban sosial dan politik. Kedua, gerakan
sosial memiliki tujuan politik terkait dengan perubahan distribusi
kekuasaan dan otoritas.
Tujuan-tujuan politik ini hanya mungkin melalui interaksi yang
berkelanjutan dengan aktor-aktor politik di luar gerakan. Kepala di antara
mereka adalah sekutu politik, pesaing, dan mereka yang berkuasa. Lebih
lanjut, dalam buku Fauzi (2005), Denny JA memaparkan faktor-faktor
yang mempengaruhi lahirnya gerakan sosial.

1. Gerakan sosial lahir dalam kondisi yang memberi peluang. Sama


seperti pemerintah moderat cenderung menawarkan lebih banyak
peluang bagi gerakan sosial untuk muncul daripada pemerintah
yang sangat otoriter.
2. Gerakan sosial muncul dari ketidakpuasan yang meluas dengan
situasi saat ini. .Seperti contohnya urbanisasi. Perubahan dari
masyarakat tradisonal ke masyarakat modern yang tidak diimbangi
dengan persiapan yang matang akan berdampak pada perubahan
sosial yang menimbulkan kesenjangan ekonomi yang semakin
meluas antara si kaya dan kemiskinan, ketidaksetaraan, penyebaran
nilai yang meningkat, dan krisis identitas sosial.
 Ciri-Ciri Gerakan Sosial
1. Berbentuk kolekivitas yang terorganisir
2. Bertujuan melakukan perubahan serta membawa inovasi
3. Ruang lingkup wilayahnya luas
4. Bersifat tidak terbatas
 Objek Perubahan Sosial
1. Politik
2. Mindset masyarakat
3. Tradisi
4. Kesehatan
5. Kesejahteraan
6. Lingkungan
SOAL:
1) Deskripsikan fenomena perubahan sosial yang Anda amati akhir-akhir
ini,baik skala makro maupun mikro?
2) Apa yang di maksud dengan sustaninable Development Goals dan
mengapa penting untuk di terapkan secara konsisten?
3) Gerakan sosial ada yang menggukan cara-cara kekerasan dan non kekeran
berikan contohnya keduanya?

Jawaban:
1) Sebuah fenomena perubahan seperti pandemi Covid-19 yang melanda
setiap negara di dunia untuk memfasilitasi perubahan sosial. Hal ini
karena perubahan sosial mengacu pada pola hubungan, pola perilaku
dan kebiasaan antar individu, kelompok, organisasi, budaya dan
masyarakat. Seperti. Misalnya, perubahan kecil yang sering terjadi
dalam struktur sosial tetapi tidak mempengaruhi masyarakat luas.
2) Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan pembaruan dari
tujuan dan indikator, tujuan universal yang disepakati oleh Negara-
negara Anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa. Program SDGs ini
dengan demikian tidak hanya melanjutkan program MDGs
sebelumnya, tetapi juga sebagai bentuk pengembangan dan
peningkatan. Jadi SDGs ini tentu saja memiliki nilai lebih dan tentu
saja konteks yang lebih luas. Penting untuk di terpkan karna
Pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan secara menyeluruh
yang dapat menopang peningkatan berkelanjutan kesejahteraan
ekonomi masyarakat, keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat,
kualitas lingkungan, dan kualitas hidup dari generasi ke generasi.
3) Contohnya non kekerasan
Gerakan sosial Komunitas Samin menentang pembangunan pabrik
semen di Skorilo, Pati, Jawa Tengah, merupakan gerakan sosial yang
berbeda dengan gerakan sosial yang dilakukan selama ini. Gerakan
sosial ini tidak berbentuk demonstrasi atau aksi anarkis.
Protes pembangunan pabrik semen dilakukan secara damai dengan
menggunakan simbol budaya yang mereka miliki.
Contoh kekerasan:
Kekerasan seksual Perbuatan yang mempermalukan, menghina,
melecehkan dan/atau menyerang tubuh dan/atau kesuburan karena
hubungan kekuasaan dan/atau jenis kelamin yang tidak setara, yang
menyebabkan atau mungkin menyebabkan penderitaan mental
dan/atau fisik. Hal ini dapat mempengaruhi kesehatan reproduksi
seseorang dan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan
yang aman dan optimal.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Pembangunan berkelanjutan, tujuan dari Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, harus
menjadi pedoman bagi peningkatan daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup. Kemampuan alam untuk mempertahankan kehidupan dan menahan zat
yang memberinya makan harus dibatasi. Oleh karena itu, manusia sebagai salah
satu organisme yang merupakan bagian dari lingkungan harus menjaga
lingkungan tempat hidupnya. Praktik pembangunan berkelanjutan yang
memperhatikan ketersediaan sumber daya alam untuk generasi mendatang dapat
meningkatkan kualitas daya dukung dan daya dukung lingkungan. Kebutuhan
manusia terbatas baik kualitas maupun kuantitas sumber daya alam. Sumber daya
tertentu juga memiliki batasan spasial dan temporal. Manusia dapat sangat
dipengaruhi oleh kondisi alam di sekitarnya, dan aktivitas manusia sangat
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, penggunaan
sumber daya alam secara bijaksana diperlukan.Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan Perserikatan Bangsa-Bangsa memastikan bahwa penerapan prinsip-
prinsip ini akan membuat lingkungan lebih tangguh dan kehidupan masa depan
akan memiliki hak atas alam. Ramah Lingkungan Berkelanjutan.

DAFTAR PUSTAKA

Adon Nasrullah Jamaludin, Sosiologi Pembangunan, (Bandung: Pustaka


Setia),hal. 15

Adi, Isbandi, Rukminto, 2005, Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial :
Pengantar Pada Pengertian dan Beberapa Pokok Bahasan, Jakarta : UI-
Press.

Blumenthal, B. & Hapeslagh, P. (1994). Towards a Definition of Corporate

Bungin, Burhan. (ed) 2009. Sosioloogi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan


Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.

Fedro Romadhan Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Raja Haji
https://doi.org/10.33701/cc.v1i1.1626

Marius,J.A.1989.”Peranan Pers Pancasila dalam Pembangunan.” Skripsi Sarjana 
Teologia, Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero, Maumere

Strinati. Dominic, Introduction to Theories of Populer Culture. (Routledge: 2004)

Transformation, Sloan Management Review, 35, 3, pp. 101 – 106

Anda mungkin juga menyukai