Anda di halaman 1dari 8

PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT AKIBAT ADANYA INDUSTRI

Oleh

Uswatun Nisak

Prodi sosiologi, Fakultas ilmu sosial dan ilmu budaya, Universitas Trunojoyo Madura

ABSTRAK

Setiap masyarakat manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-perubahan. Perubahan tersebut
dapat berupa perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang mencolok. Ada pula perubahan-
perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun yang luas, serta ada pula perubahan-perubahan yang
lambat sekali, akan tetapi ada juga yang berjalan dengan cepat. Perubahan-perubahan hanya akan dapat
ditemukan oleh seseorang yang sempat dalam meneliti susunan dan kehidupan suatu masyarakat pada
suatu waktu dan membandingkannya dengan susunan dan kehidupan masyarakat tersebut pada waktu
yang lampau. Seseorang yang tidak sempat menelaah susunan dan kehidupan masyarakat desa di
Indonesia misalnya akan berpendapat bahwa masyarakat tersebut statis tidak maju dan tidak berubah.
Pernyataan demikian didasarkan pada pandangan sepintas yang tentu saja kurang mendalam dan
kurang teliti. Karena tidak ada satu masyarakat pun yang berhenti pada suatu titik tertentu sepanjang
masa. Orang-orang desa sudah mengenal perdagangan, alat transport modern, bahkan dapat mengikuti
berita-berita mengenai daerah lain melalui radio, televisi dan sebagainya yang kesemuanya itu belum
dikenal sebelumnya.

Masyarakat yang ada di kawasan industri terdiri dari beberapa unsur elemen sosial yang terbentuk
karena adanya perkembangan sebuah proses industrialisasi. Permasalahan yang muncul di dalam
lingkungan masyarakat industri antara lain: hubungan atau interaksi antara atasan-pekerja buruh-
masyarakat sekitar pabrik, adanya perubahan-perubahan yang diakibatkan kehadiran bangunan-
bangunan pabrik yang berada disekitar masyarakat baik yang bersifat sosial, budaya, ekonomi hingga
pengaruh perkembangan yang mengarah pada pemahaman atas sifat yang materialistik.Imbas dari
adanya proses industrialisasi tidak terlepas dari adanya permasalahan-permasalahan yang cenderung
mengarah pada kecemburuan-kecemburuan sosial, baik yang bersifat materialistik maupun yang
diakibatkan dari adanya hubungan atau interaksi yang tidak harmonis dari setiap unsur elemen yang ada
di masyarakat industri dalam bentuk distorsi-distorsi sosial yang mana menurut penulis hal itu
dinamakan sebagai konflik dalam masyarakat industri.Pembangunan dirancang dengan tujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat yang menuntut adanya perubahan sosial budaya sebagai
penghasil dan pendukungnya. Ranjabar (2006: 178-179) menyatakan bahwa, “pembangunan nasional
adalah suatu upaya melakukan transformasi atau perubahan masyarakat, yaitu transformasi dari budaya
masyarakat agraris tradisional menuju budaya masyarakat industri modern dan masyarakat informasi
yang tetap berkepribadian Indonesia”. Dahulu, masyarakat bermata pencaharian di sektor pertanian
sebagai petani dan buruh tani dengan penghasilan yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan
sendiri dan keluarga saja. Mereka hidup rukun, saling gotong royong, dan memiliki solidaritas sosial yang
kuat. Namun, seiring perkembangan jaman teknologi semakin modern.

PENDAHULUAN

Latar Belakang Setiap kehidupan manusia senantiasa mengalami perubahan-perubahan. Hal ini terjadi
karena manusia mempunyai kepentingan-kepentingan yang berbeda, dan perubahan ini merupakan
fenomena sosial yang wajar dalam kehidupan manusia baik itu individu maupun kelompok. Perubahan
sosial yang terjadi di dalam masyarakat, dapat terjadi karena proses penyebaran manusia (difusi) dari
individu yang satu ke individu yang lain. Hal ini dikarenakan, proses perubahan sosial tidak saja berasal
melalui proses evaluasi, namun juga dapat terjadi melalui proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan
antar masyarakat. Masyarakat merupakan istilah yang paling penting untuk menyebutkan kesatuan-
kesatuan hidup manusia, baik dalam tulisan ilmiah, maupun dalam bahasan sehari-hari. Dalam Bahasa
Inggris masyarakat disebut society, asal katanya socius yang berarti kawan. Adapun kata masyarakat
berasal dari Bahasa Arab, yaitu syirk, artinya bergaul . Adanya saling bergaul ini bukan hanya ada
bentuk-bentuk aturan hidup, yang disebabkan oleh manusia sebagai perseorangan, melainkan oleh
unsur-unsur kekuatan lain dalam lingkungan sosial yang merupakan kesatuan. Mac Iver, J.L Gillin dan J.P.
Gillin sepakat, bahwa bergaul dan interaksi mempunyai nilai-nilai, norma-norma, cara-cara dan prosedur
yang merupakan 2 kebutuhan bersama sehingga masyarakat merupakan suatu kesatuan hidup manusia
yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu, yang bersifat kontinyu dan terikat oleh
suatu rasa bersama. Hidup bermasyarakat bagi manusia sangat penting, karena manusia tidak dapat
hidup sendiri secara berkelanjutan, dan manusia baru bisa disebut sebagai manusia yang sempurna
apabila ia ternyata dapat hidup bersama dengan manusia lain dalam masyarakat. Artinya bahwa
manusia tidak akan mengetahui fungsinya bagi yang lain jika tidak hidup bersama dalam suatu
masyarakat. Hakikatnya setiap masyarakat dalam kehidupannya pasti mengalami perubahan-
perubahan, dan itu bisa terjadi secara lambat dan juga ada perubahan yang pengaruhnya terbatas, serta
ada pula perubahan-perubahan yang lambat sekali dan ada pula perubahan yang cepat. Perubahan
sosial juga merupakan gejala yang melekat di setiap masyarakat. Perubahan-perubahan yang terjadi di
dalam masyarakat akan menimbulkan ketidak sesuaian antara unsur-unsur sosial yang ada dalam
masyarakat, sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan yang tidak sesuai fungsinya bagi masyarakat
yang bersangkutan. Secara etimologi perubahan sosial berasal dari dua kata yaitu kata perubahan
(change), yang berarti peristiwa yang berhubungan dengan perubahan posisi unsur suatu system hingga
terjadi pada perubahan struktur system .Sedangkan kata sosial menunjuk pada hubungan seorang
individu dengan yang lainnya dari jenis yang sama (Kartasapoetra: 2007: 382). 3 Gillin dan Gillin
mengatakan perubahan-perubahan sosial sebagai suatu variasi dan cara-cara hidup yang telah diterima,
yang disebabkan baik karena perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan materiil, komposisi
penduduk, ideology maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam
masyarakat. Willbert Moore juga memandang perubahan sosial sebagai “perubahan struktur sosial, pola
perilaku, dan interkasi sosial”. Setiap perubahan yang terjadi di dalam sebuah struktur masyarakat atau
perubahan dalam organisasi sosial Selo Soemardjan mengatakan perubahan-perubahan pada lembaga
kemasyarakatan didalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi system sosialnya, termasuk di
dalamnya nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku di antara kelompokkelompok dalam masyarakat. Tekanan
pada definisi tersebut terletak pada lembaga-lembaga kemasyarakatan sebagai himpunan pokok
manusia, yang kemudian mempengaruhi segi-segi struktur masyarakat lainnya (Soerjono Soekanto:
2007: 263). Kemudian Secara singkat Samuel Koening juga mengatakan bahwa perubahan sosial
menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang 4 terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia yang terjadi
karena sebab-sebab intern maupun sebab-sebab. Pembangunan Industri sebagai bagian dari proses
pembangunan Nasional dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang telah membawa perubahan
terhadap kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut meliputi sosial ekonomi masyarakat dan
lingkungan sekitar Industri. Sosial ekonomi meliputi mata pencaharian penduduk dari sektor pertanian
menjadi sektor industri dan 5 perdagangan, dampak lainnya yaitu terbukanya kesempatan kerja yang
lebih luas baik bagi masyarakat setempat maupun masyarakat pendatang. Industri merupakan sarana
penting untuk menunjang pertumbuhan ekonomi yang berakibat pada tumbuh atau berkembangnya
ekonomi suatu daerah. Namun, Industri juga berdampak pada pengurangan lahan-lahan yang
digunakan. Dampak dari Industri ini seperti dua sisi mata uang yang berbeda. Di satu sisi Industri bisa
berdampak positif bagi masyarakat di satu sisi bisa berdampak negatif bagi lingkungan sekitar. Bila di
liahat dari sasaran pembangunan industry adalah mamberikan kesejahteraan dan kemakmuran bagi
rakyat. Untuk mensejahterakan dan memakmurkannya, maka mereka diberika pekerjaan dengan upah
yang layak Seperti yang sudah diketahui bahwa beberapa daerah mengalami perubahan yang signifikan.
Perubahan yang terjadi bisa bermacam-macam bisa berupa pengurangan lahan hijau terbuka, rusaknya
lingkungan alam akibat limbah Industri/pabrik dan lain-lain. Selain dampak-dampak buruk yang telah
dijelaskan diatas ada juga dampak-dampak positif seperti terbukanya lapangan pekerjaan,
bertambahnya pajak yang dihasilkan pemerintah setempat dan sebagainya. Dampak-dampak tersebut
memberikan perubahan secara langsung maupun tidak langsung bagi kehidupan sosial masyarakat
setempat. Ketika pada awalnya mayoritas lahan dipakai sebagai lahan pertanian maka mulai berganti
sedikit demi sedikit menjadi lahan-lahan industri dengan dibangunnya pabrik-pabrik modern. Imbas dari
adanya proses industrialisasi tidak terlepas dari adanya

permasalahan-permasalahan yang cenderung mengarah pada kecemburuan-kecemburuan sosial, baik


yang bersifat materialistik maupun yang diakibatkan dari adanya hubungan atau interaksi yang tidak
harmonis dari setiap unsur elemen yang ada di masyarakat industri dalam bentuk distorsi-distorsi
sosial yang mana menurut penulis hal itu dinamakan

sebagai konflik dalam masyarakat industri. Pembangunan dirancang dengan tujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat yang menuntut adanya perubahan sosial

budaya sebagai penghasil dan pendukungnya. Ranjabar (2006: 178-179) menyatakan bahwa,
“pembangunan nasional adalah suatu upaya melakukan transformasi atau perubahan masyarakat,
yaitu transformasi dari budaya masyarakat agraris tradisional menuju budaya masyarakat industri
modern dan masyarakat informasi yang tetap berkepribadian Indonesia”. Dahulu, masyarakat
bermata pencaharian di sektor pertaniansebagai petani dan buruh tani dengan penghasilan yang
hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan keluarga saja. Mereka hidup rukun, salingmgotong
royong, dan memiliki solidaritas sosial yang kuat. Namun, seiring perkembangan jaman teknologi
semakin modern. Sebagaimana yang diungkapkan Susilo (2012: 19), bahwa lingkungan sekarang ini
masuk pada kondisi krisis dan rusak dimana-mana. Tidak hanya krisis lingkungan fisik, seperti krisis
air, tanah, udara dan iklim namun juga krisis lingkungan biologis dan krisis lingkungan social dan itu
diakibatkan perilaku manusia dalam usaha memenuhi kebutuhan hidup ekonomisnya yang tidak
memperhatikan keseimbangan karena mengikuti nafsu manusia yang tidak pernah puas akhirnya
lingkungan menjadi korban. Industrialisasi yang bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat, justru
pada kenyataanya industrialisasi membawa dampak negative bagi masyarakat. Tidak hanya dampak
social, ekonomi, budaya namun juga dampak terhadap lingkungan. Pembangunan industrialisasi
menciptakan keterasingan pada masyarakat, karena kebanyakan masyarakat tidak mampu
beradaptasi dengan iklim industrialisasi khususnya masyarakat yang memiliki pendidikan rendah dan
juga life skill rendah mereka tidak mampu bergejolak dalam dunia industri

PEMBAHASAN

Imbas dari adanya proses industrialisasi tidak terlepas dari adanya permasalahan permasalahan
yang cenderung mengarah pada kecemburuan-kecemburuanmsosial, baik yang bersifat materialistik
maupun yang diakibatkan dari adanya hubungan atau interaksi yang tidak harmonis dari setiap unsur
elemen yang ada di masyarakat industri dalam bentuk

distorsi-distorsi sosial yang mana menurut penulis hal itu dinamakan sebagai konflik dalam
masyarakat industri. Pembangunan dirancang dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
hidup masyarakat yang menuntut adanya perubahan sosial budaya sebagai penghasil dan
pendukungnya. Ranjabar (2006: 178-179) menyatakan bahwa, “pembangunan nasional adalah suatu
upaya melakukan transformasi atau perubahan masyarakat, yaitu transformasi dari budaya
masyarakat agraris tradisional menuju budaya masyarakat

industri modern dan masyarakat informasi yang tetap berkepribadian Indonesia”. Dahulu,
masyarakat bermata pencaharian di sektor pertanian sebagai petani dan buruh tani dengan
penghasilan yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan keluarga saja. Mereka hidup
rukun, saling gotong royong, dan memiliki solidaritas sosial yang kuat. Namun, seiring perkembangan
jaman teknologi semakin modern. Sebagaimana yang diungkapkan Susilo (2012: 19), bahwa lingkungan
sekarang ini masuk pada kondisi krisis dan rusak dimana-mana. Tidak hanya krisis lingkungan fisik,
seperti krisis air, tanah, udara dan iklim namun juga krisis lingkungan biologis dan krisis lingkungan
social dan itu diakibatkan perilaku manusia dalam usaha memenuhi kebutuhan hidup ekonomisnya
yang tidak memperhatikan keseimbangan karena mengikuti nafsu manusia yang tidak pernah puas
akhirnya lingkungan menjadi korban.

Industrialisasi yang bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat, justru pada kenyataanya


industrialisasi membawa dampak negative bagi masyarakat. Tidak hanya dampak social,ekonomi,
budaya namun juga dampak terhadap lingkungan. Pembangunan industrialisasi menciptakan
keterasingan pada masyarakat, karena kebanyakan masyarakat tidak mampu beradaptasi dengan
iklim industrialisasi khususnya masyarakat yang memiliki pendidikan rendah dan juga life skill rendah
mereka tidak mampu bergejolak dalam dunia industri.
industri berkembang pesat terutama setelah revolusi industri di Eropa antara tahun 1750-1850. Pada
saat itu, penggunaan mesin uap sebagai pengganti tenaga manusia mulai marak digunakan sehingga
menghemat banyak biaya. Namun, hal itu justru menimbulkan pengangguran dimana-mana karena
jumlah tenaga kerja tidak sebanding dengan kebutuhan industri akan tenaga kerja. Selain itu, banyak
sekali perubahan sosial dibidang industri. Apa sajakah? Langsung saja kita simak yang pertama:

1. Urbanisasi

Karena industri dikatakan sebagai sebuah kemajuan dan itu berada di daerah perkotaan. Maka banyak
masyarakat desa berbondong-bondong ke kota untuk mencari kehidupan yang ‘katanya’ lebih layak.
Meskipun tidak semuanya beruntung karena tidak semua industri memerlukan banyak tenaga kerja.

2. Persaingan Pendidikan

Karena industri memerlukan tenaga kerja yang sedikit. Persaingan untuk merebut pekerjaan menjadi
meningkat. Mereka berupaya untuk mengejar pendidikan setinggi mungkin untuk dapat bekerja di
tempat yang mereka idamkan.

3. Ketimpangan Antara Desa dan Kota

Karena urbanisasi, banyak warga desa yang meninggalkan pekerjaannya sebelumnya yaitu bertani. Itu
membuat adanya ketimpangan antara agrikultural dengan industri.

4. Gaya Hidup

Gaya hidup yang berkembang akibat industri berkembang adalah gaya hidup praktis. Semuanya ingin
supaya serpa praktis dan cepat. Sehingga banyak orang menjadi malas dalam melakukan sesuatu.

5. Kemajuan di Berbagai Bidang

Industri yang berkembang membuat kemajuan di berbagai bidang. Termasuk bidang tekstil,
pertambangan, ilmu kimia, pangan, perumahan, transportasi, dll.

6. Kesejahteraan Tenaga Kerja Kurang

Revolusi industri membuat sesama industri menjadi semakin bersaing ketat. Hal ini menuntut industri
untuk menghasilkan barang sebanyak-banyaknya dengan biaya yang serendah mungkin. Hal ini
berimbas terhadap para tenaga kerja. Upah menjadi lebih rendah dan jam kerja menjadi diperpanjang.
Para tenaga kerja tidak dapat lari dari industri itu karena mereka akan kesulitan mencari pekerjaan lain
mengingat persaingan untuk mendapatkan pekerjaan sangatlah ketat. Selain itu, wanita dan anak-anak
juga dipekerjakan. Tentu saja ini berdampak pada kesejahteraan tenaga kerja.

Dampak-Dampak Positif Perubahan Sosial Pembangunan dan perkembangan industri mengakibatkan


terjadi perubahanperubahan di berbagai aspek social ekonomi masyarakat, perubahan tersebut meliputi
perubahan mata pencaharian, perubahan jumlah kesempatan, perubahan tingkat pendapatan, dan
perubahan jumlah sarana dan prasarana. Perubahan-perubahan tersebut kemudian menimbulkan
dampak positif maupun negative. Dampak positif pembangunan industri merupakan kondisi perubahan
dalam masyarakat akibat adanya pembangunan industri yang memberikan keuntungan meningkat baik
langsung maupun tidak langsung dari kondisi sebelumnya. 1) Penciptaan Peluang Usaha dan Pekerjaan
Kehadiran industri membawa pengaruh terhadap mata pencaharian penduduk, dimana sebelum adanya
industri sebagian besar masyarakat bermata pencaharian sebagai petani dansebagian lagi terbagi dalam
beberapa mata pencaharian tertentu saja seperti buruh industri batu bara dan sebagainya. Dengan
dibangun dan berkembangnya industri masyarakat mempunyai peluang usaha yang lebih luas. Sektor
pekerjaan lain yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat adalah usaha berdagang, misalnya
masyarakat asli desa membangun warung-warung kecil di rumah yang menyediakan kebutuhan sehari-
hari, selain lebih ekonomis juga mudah untuk di jangkau.

anya eskalasi besar-besaran dalam bidang industri memang memberikan keuntungan untuk banyak
pihak. Dampak positif adanya gedung-gedung tempat kegiatan industri berlangsung ini antara lain
meningkatnya jumlah lapangan kerja, membantu mengatasi permasalahan terkait kemiskinan dan
pengangguran, menambah pendapatan negara, dan sebagainya.

Meskipun demikian, dampak negatifnya terhadap lingkungan pun tak kalah banyak. Terganggungnya
kebersihan dan munculnya berbagai pencemaran lingkungan menjadi akibat utama tumbuhnya industri;
yang tak pelak merugikan masyarakat yang tinggal di daerah sekitarnya.

Pencemaran air dan tanah. Pencemaran pada air dan tanah ini bisa disebabkan oleh limbah-limbah
industri, seperti sampah non-organik dan zat-zat kimia sisa proses produksi yang dibuang secara
sembarangan oleh pihak pemilik industri.

Sampah anorganik yang dibuang di tanah dapat mempengaruhi pertumbuhan organisme di dalam tanah
(yang berperan pada kesuburan tanah); mengakibatkan tanah tidak lagi gembur dan subur sehingga
tanaman enggan tumbuh di atasnya.

Sedangkan sampah, baik padat maupun cair, yang terbuang ke dalam sumber air dapat menimbulkan,
misalnya, bau, perubahan suhu, atau pendangkalan sungai. Di samping itu, air tidak lagi sehat untuk
digunakan. Ketika penduduk sekitar memaksa menggunakan air yang tercampur limbah tersebut,
kemungkinan mereka akan mengalami gangguan pada kesehatannya.

Pencemaran udara. Beberapa jenis industri melibatkan proses produksi yang menghasilkan asap. Tidak
tanggung-tanggung, asap ini membumbung hampir setiap saat apabila pabrik beroperasi sepanjang hari,
24 jam tanpa henti. Asap ini tentu mengandung zat-zat yang sebagian besar berbahaya ketika dihirup.

Selain asap, debu yang dihasilkan pun bisa mengakibatkan tercemarnya udara bersih.

Adanya pencemaran udara ini, apapun penyebab khususnya, semakin mempersulit masyarakat sekitar
untuk mendapatkan udara bersih untuk bernafas. Berbagai penyakit pernafasan seperti TBC,
pneumonia, dan penyakit berbahaya lainnya pun mengancam.
Polusi suara. Kegiatan di industri-indsutri ini seringkali menimbulkan suara-suara yang mengganggu;
atau bisa disebut dengan polusi suara. Jika intensitasnya tinggi dan jangka waktunya lama, kebisingan ini
dapat menimbulkan gangguan, baik bagi para pekerja maupun masyarakat di dekatnya.

Mengatasi Isu Lingkungan di Kawasan Industri.

Untuk mengatasi pencemaran yang merupakan isu lingkungan paling menarik perhatian di kawasan
industri, dibutuhkan kerjasama yang baik antara berbagai pihak yang terkait; terutama penyelenggara
atau pemilik industri.

Beberapa hal yang perlu diupayakan dalam mencegah dan/atau mengatasi dampak negatif
pembangunan industri antara lain adalah sebagai berikut:

• Pemilihan lokasi pembangunan yang tidak terlampau dekat dengna pemukiman warga
setempat.

• Adanya upaya memperkecil jumlah limbah yang dihasilkan oleh industri tersebut; misalnya
dengan pemilihan bahan baku dan peralatan yang ramah lingkungan.

• Adanya usaha mencegah terjadinya pencemaran lingkungan sekitar. Contohnya, dengan


melakukan pengelolaan limbah secara bijak atau menyediakan tempat penyaluran limbah yang tidak
mengganggu kesehatan lingkungan sekitar.

• Menghijaukan lingkungan di sekitar lokasi pendirian industri. Hal ini bisa dilakukan oleh
penyelenggara industri dan masyarakat sekitar. Seperti yang kita ketahui, pepohonan ataupun tanaman
hijau lainnya mempunyai dampak signifikan dalam menetralkan udara yang kotor, ataupun menjadi
sumber penampungan air bersih.

• Penjagaan kebersihan lokasi industri dan lingkungan sekitarnya; memastikan tidak ada sampah
yang terbuang tidak pada tempatnya.

Setiap pembangunan yang dilaksanakan harus mengacu kepada lima pilar utama. Karena pembangunan
daerah sangat ditentukan oleh potensi yang dimiliki oleh suatu daerah, maka kebijaksanaan yang dibuat
oleh pemerintah harus mengacu kepada potensi daerah yang berpeluang untuk dikembangkan,
khususnya sektor pertanian. Potensi tersebut antara lain: 1) tanaman hortikultura; 2) tanaman
perkebunan; 3) usaha perikanan; 4) usaha peternakan; 5) usaha pertambangan; 6) sektor industri; dan
7) potensi keparawisataan. Pengembangan sektor pertanian dalam arti luas harus diarahkan kepada
sistem agribisnis dan agroindustri, karena pendekatan ini akan dapat meningkatkan nilai tambah sektor
pertanian, yang pada hakekatnya dapat meningkatkan pendapatan bagi pelaku-pelaku agribisnis dan
agroindustri di daerah.

Nah untuk sector industri ini yang dapat mempengaruhi pola sosial dan lingkungan masyarakat,
masyarakat sendiri lebih menjdi mayarakat yang tidak saling tolong menolong lagi seperti adanya
industry ini, banyak hal yang merubah prilaku masyarakat sederhana menjadi masyarakat yang
berkehidupan mewah, masyarakat yang hidupnya boros dan masyarakat yang awalnya masyarakat yang
saling menjujung tinggi rasa persaudaraan dan gotong royong menjadi masyarakat yang individualistis.
Hal itu sangat disayangkan karena hal itu merubah tatanan masyarakat Indonesia yang dulu sangat
menjunjung tinggi rasa gotong royong.

Daftar rujukkan

http://id.wikipedia.org/wiki/Industri

https://www.slideshare.net

https://ejournal.upi.edu.

Anda mungkin juga menyukai