A. Pendahuluan
Gillin dan Gillin mengatakan perubahan-perubahan sosial sebagai suatu variasi dan
cara-cara hidup yang telah diterima, yang disebabkan baik karena perubahan-perubahan
kondisi geografis, kebudayaan materiil, komposisi penduduk, ideology maupun karena
adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat (Elly: 2006: 50).
Perubahan sosial yang terjadi di Daerah Aro Suka Sumatera Barat, dalam hal ini perubahan
sosial dalam lingkungan, perubahan masyarakat serta perubahan ekonomi, adalah perubahan-
perubahan dimana faktor utamanya adalah pembangunan Industri Plastik sebagai
infrastruktur baru dalam masyarakat, yang kemudian berdampak pada hal-hal lain seperti
jalan, dan pengalihfungsian mayoritas lahan pertanian ke arah industri. Willbert Moore juga
memandang perubahan sosial sebagai “perubahan struktur sosial, pola perilaku, dan interkasi
sosial”. Setiap perubahan yang terjadi di dalam sebuah struktur masyarakat atau perubahan
dalam organisasi sosial (Elly: 2006 : 49). Selo Soemardjan mengatakan perubahan-perubahan
pada lembaga kemasyarakatan didalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi system
sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku di antara
kelompokkelompok dalam masyarakat. Tekanan pada definisi tersebut terletak pada lembaga-
lembaga kemasyarakatan sebagai himpunan pokok manusia, yang kemudian mempengaruhi
segi-segi struktur masyarakat lainnya (Soerjono Soekanto: 2007: 263).
Kemudian Secara singkat Samuel Koening juga mengatakan bahwa perubahan sosial
menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia yang
terjadi karena sebab-sebab intern maupun sebab-sebab ekstern (Soerjono Soekanto: 2007:
263). Pembangunan Industri Plastik mengakibatkan perubahan lingkungan yang disebabkan
oleh kegiatan dinas terkait yang mengakibatkan perubahan sosial, ekonomi, masyarakat,
maupun lingkungan. Dampak pembangunan Industri Plastik bisa negatif bila perubahan yang
ditimbulkannya berupa kerugian, seperti merusak mata pencaharian masyarakat setempat dan
positif, jika memberikan keuntungan. Dampak yang diakibatkan oleh pembangunan Industri
Plastik menjadi penting bila terjadi perubahan kebiasaan atau mata pencaharian masyarakat
setempat. Dampak sosial muncul ketika terjadi aktivitas seperti proyek, program atau
kebijaksanaan yang akan diterapkan dalam suatu masyarakat dan bentuk intervensi (karena
aktifitas biasanya selalu datang dari luar masyarakat), dimana pengaruh tersebut bisa Negatif
bisa pula Positif. Dampak sosial adalah suatu kajian yang dilakukan terhadap, kondisi sosial
ekonomi dan budaya masyarakat akibat dari pelaksanaan suatu kegiatan pembangunan
disuatu wilayah atau area (Sudharto 1997: 23-24). Pembangunan Industri sebagai bagian dari
proses pembangunan Nasional dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang telah
membawa perubahan terhadap kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut meliputi sosial
ekonomi masyarakat dan lingkungan sekitar Industri.
Sosial ekonomi meliputi mata pencaharian penduduk dari sektor pertanian menjadi
sektor industri dan perdagangan, dampak lainnya yaitu terbukanya kesempatan kerja yang
lebih luas baik bagi masyarakat setempat maupun masyarakat pendatang. Industri merupakan
sarana penting untuk menunjang pertumbuhan ekonomi yang berakibat pada tumbuh atau
berkembangnya ekonomi suatu daerah. Namun, Industri juga berdampak pada pengurangan
lahan-lahan yang digunakan. Dampak dari Industri ini seperti dua sisi mata uang yang
berbeda. Di satu sisi Industri bisa berdampak positif bagi masyarakat di satu sisi bisa
berdampak negatif bagi lingkungan sekitar. Bila di liahat dari sasaran pembangunan industry
adalah mamberikan kesejahteraan dan kemakmuran bagi rakyat. Untuk mensejahterakan dan
memakmurkannya, maka mereka diberika pekerjaan dengan upah yang layak (Genting: 2009:
68). Seperti yang sudah diketahui bahwa beberapa daerah mengalami perubahan yang
signifikan. Perubahan yang terjadi bisa bermacam-macam bisa berupa pengurangan lahan
hijau terbuka, rusaknya lingkungan alam akibat limbah Industri/pabrik dan lain-lain. Selain
dampak-dampak buruk yang telah dijelaskan diatas ada juga dampak-dampak positif seperti
terbukanya lapangan pekerjaan, bertambahnya pajak yang dihasilkan pemerintah setempat
dan sebagainya.
Dampak-dampak tersebut memberikan perubahan secara langsung maupun tidak
langsung bagi kehidupan sosial masyarakat setempat. Perubahan-perubahan tersebut juga
terjadi di Daerah Aro Suka Sumatera Barat. Daerah Aro Suka Sumatera Barat masuk pada
wilayah pemerintahan Kabupaten Solok Provinsi Sumatera Barat. nagari ini seperti
kebanyakan nagari lain di tanah Sumatera yang subur pada awalnya adalah nagari dengan
lahan sawah yang luas. Dengan keadaan alam yang seperti itu, maka mayoritas penduduk di
nagari ini pada saat itu berprofesi sebagai petani. Pada zaman itu, sudah ada jalan aspal yang
bisa digunakan mobil-mobil dan kendaraan lainnya untuk dilewati. Selain itu, daerah ini juga
cukup dekat dengan Ibu Kota Sumatera Barat yaitu Kota Padang. Dengan arus globalisasi
yang cukup pesat maka mulai muncul industriindustri modern. Dampak dari globalisasi ini
juga terjadi di Daerah Aro Suka Sumatera Barat. Ketika pada awalnya mayoritas lahan
dipakai sebagai lahan pertanian maka mulai berganti sedikit demi sedikit menjadi lahan-lahan
industri dengan dibangunnya pabrik-pabrik modern. Menurut pengakuan salah satu tokoh,
pabrik yang pertama dibangun di Daerah Aro Suka Sumatera Barat adalah pabrik plastik.
Pabrik ini memproduksi beberapa produk-produk yang berbahan dari plastik daur ulang.
Produk-produk tersebut berupa alat-alat rumah tangga sehari-hari yang dibutuhkan seperti
ember, gayung, dan lain-lain. Dengan adanya pabrik ini, maka lahan persawahan pun menjadi
semakin berkurang. Akibatnya masyarakat sekitar mulai berganti profesi dari seorang petani
menjadi berbagai profesi lain.
Perubahan sosial adalah hal yang tidak bisa dihindarkan dari kehidupan
bermasyarakat. Karena manusia merupakan makhluk sosial, berbudi, dan selalu merasa tidak
puas, perubahan dalam bermasyarakat akan terus terjadi. Meski demikian, kadang ditemukan
pula masyarakat statis yang perubahan di lingkungannya berjalan lebih lambat. Dalam kajian
sosiologi, perubahan sosial dipahami sebagai perubahan kehidupan masyarakat yang
berlangsung tanpa henti. Ini akan terjadi sepanjang masa. Hakikat perubahan ini adalah
keinginan setiap orang untuk selalu berubah agar keadaan menjadi lebih baik sesuai dengan
kebutuhan. Sosiolog Selo Soemarjan merumuskan, pengertian perubahan sosial adalah
perubahan di lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat, yang memengaruhi
sistem sosialnya, termasuk nilai, sikap, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok
dalam masyarakat tersebut. Cakupan perubahan sosial dapat sangat luas. Oleh sebab itu, jika
ingin melihat perubahan sosial di suatu masyarakat, perlu melakukan pengamatan secara
cermat. Hasil pengamatan dibandingkan dengan keadaan masyarakat di masa lalu untuk
mendapatkan gambaran perubahan sosial yang terjadi.
Meski begitu, perubahan sosial memiliki ciri tersendiri yang khas. Setidaknya ada 4
ciri perubahan sosial yang paling umum diketahui. Pertama, setiap masyarakat merasakan
adanya perubahan sosial dalam lingkungannya, baik itu berjalan lambat atau cepat.
Perubahan ini terus-menerus tanpa henti. Kedua, saat perubahan dialami oleh lembaga
kemasyarakatan maka akan terjadi perubahan pula di lembaga-lembaga sosial lain. Ketiga,
disorganisasi dapat terjadi jika perubahan sosial berlangsung sangat cepat dalam suatu
kelompok masyarakat. Namun sifat disorganisasi ini hanya sementara. Keempat, perubahan
dapat terjadi di bidang kebendaan (materi) maupun spiritual. Kedua bidang ini memiliki
kaitan timbal-balik.
Konsep perubahan sosial Secara sederhana, perubahan sosial adalah perubahan pada
aspek-aspek kehidupan masyarakat. Aspek yang seperti apa, sih? Semuanya, guys, mencakup
cara hidup atau berperilaku, nilai dan norma, hubungan sosial, hingga perubahan teknologi.
proses perubahan sosial yang bisa terjadi di masyarakat dalam kondisi dan jangka waktu
tertentu:
1. Difusi
Difusi adalah proses penyebaran berbagai unsur pembentuk sosial dan kebudayaan,
yakni berupa ide, keyakinan, dan hal lainnya. Penyebaran ini bisa dilakukan dari individu ke
individu atau kelompok yang lebih besar dari itu. Proses difusi kemudian dibagi menjadi dua,
yakni difusi intramasyarakat dan difusi antarmasyarakat.
2. Akulturasi
Akulturasi adalah proses perubahan sosial yang terjadi karena masuknya suatu
kebudayaan asing kedalam sekelompok masyarakat, sehingga unsur budaya asing itu diterima
dan disesuaikan dengan kebudayaan asli masyarakat tertentu, Budaya asing tersebut masuk
dan bisa diterima masyarakat tergantung bagaimana cara masuk budaya tersebut dan jangka
waktu penyesuaian tertentu.
3. Asimilasi
Asimilasi adalah proses perubahan sosial yang timbul jika ada dua individu atau
kelompok dengan latar budaya yang berbeda kemudian berinteraksi dengan intensi dalam
jangka waktu yang lama. Proses perubahan sosial ini kemudian akan menghilangkan budaya
tersebut atau mengurangi perbedaan antar golongan masyarakat. Asimilasi muncul agar
mencapai suatu tujuan yang sama antar golongan demi kepentingan bersama.
4. Akomodasi
Akomodasi adalah proses perubahan sosial yang menunjukan keseimbangan dalam
hubungan sosial antar golongan yang berkaitan dengan norma atau nilai yang berlaku di
masyarakat.
Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap
disiplin ilmu sosiologi. Khususnya menganai perubahan sosial dan memberikan informasi
bagi penelitian selanjutnya yang membahas masalah yang sama untuk memperkaya hasil
penelitian. Secara praktis, peneliti ini dapat memberikan ganbaran tentang perubahan sosial
yang terus terjadi dalam kehidupan masyarakat seiring dengan perkembangan zaman serta
diharapkan dapat memberi kontribusi positif bagi para mahasiswa, khususnya bagi para
masyarakat umum lainnya.
Manusia sebagai makhluk hidup, tentu saja melakukan perilaku atau perbuatan yang
di inginkan sesuai dengan sikap kemanusiaannya. Sehingga perilaku-perilaku manusia ini di
sebut sebagai perbuatan manusiawi atau perbuatan yang di kuasai manusia yang secara sadar
di bawah pengontrolannya dan dengan sengaja di kehendakinya, atau biasa disebut dengan
perilaku sosial. (Puspoprojo, 1999: 85). Perilaku sosial masyarakat yang nampak di Daerah
Aro Suka Sumatera Barat sebelum maupun sesudah adanya Industri Plastik, dimana
masyarakatnya ketika itu adalah petani (agraris), karena begitu luasnya wilayah nagari
tersebut dan sedikitnya penduduk yang bermukim disana, yang mana saat ini lahan pertanian
sudah banyak yang beralih fungsi menjadi Industri. Ketika itu pula masyarakat memiliki
sikap kekeluargaan dan gotong royong yang sangat tinggi, komunikasi berjalan dengan lancar
dan tidak bersikap individualis dimana saat ini semakin menghilang keberadaannya. Dalam
perubahan sosial, waktu adalah sebagai aspek perubahan sosial, karena waktu tidak hanya
merupakan dimensi universal tetapi menjadi faktor inti dan menentukan. (Sztompka : 2004 :
48). Seperti yang kita ketahui bahwa perubahan waktu adalah salah satu faktor penentu dalam
proses terjadinya dalam perubahan sosial, karena dengan terus menerus seiring berjalanya
waktu ke waktu semua pasti megalami perubahan, perubahan itu mecakup semua yang ada di
dalam dunia ini, itu tidak bisa di pungkiri lagi bahwa semua pasti akan mengalami perubahan
sosial.
Jika dibuat skema, maka kerangka pemikiran ini dapat dilihat sebagai berikut:
Dari tabel diatas dijelaskan bahwa, masyarakat Daerah Aro Suka Sumatera Barat dan Industri
Plastik mempunyai hubungan yang sangat erat dalam menciptakan perubahan sosial di daerah
tersebut. Dengan adanya pembangunan Industri Plastik di Daerah Aro Suka Sumatera Barat
akhirnya masyarakatpun mengalami perubahan sosial dalam berbagai aspek. Dari aspek
perubahan Sosial ekonomi, aspek mata Pencarian, serta aspek perubahan lingkungan. Dengan
adanya Industri Plastik, ketiga aspek tersebut mengalami perubahan yang signifikan.
Faktor-faktor Penyebab Perubahan Sosial Perubahan sosial dapat terjadi jika dipicu
oleh faktor-faktor tertentu. Jika dikelompokkan, sejumlah faktor itu bisa dibagi dalam dua
jenis, yakni faktor internal dan eksternal. Faktor internal penyebab perubahan sosial
setidaknya ada empat. Adapun faktor eskternal sedikitnya ada tiga
Faktor Internal Pemicu Perubahan Sosial:
1. Perubahan lingkungan alam fisik Perubahan lingkungan bisa terjadi akibat bencana
banjir, gempa bumi, tsunami, dan sebagainya. Termasuk di dalamnya perubahan alam karena
dirusak oleh manusia sendiri. Kondisi ini membuat manusia akan berpindah ke tempat lain
untuk tetap bertahan hidup. Di tempat yang baru, muncul perubahan sosial dari berbagai sisi.
2. Peperangan Peperangan yang dimenangkan oleh pihak lawan bisa menyebabkan
masyarakat di suatu kawasan harus menerima kebijakan-kebijakan baru dari pemerintahan
pemenang perang. Banyaknya hal baru yang diberlakukan pemenang perang di daerah
talukannya bisa memicu perubahan sosial.
3. Pengaruh kebudayaan masyarakat lain Masuknya pengaruh asing lewat proses
pertukaran budaya atau media massa sering memengaruhi masyarakat lokal. Proses ini bisa
pula memicu perubahan sosial di dalam masyarakat terjadi.
C. Penutup
Perubahan sosial yang terjadi di dalam masyarakat, dapat terjadi karena proses
penyebaran manusia (difusi) dari individu yang satu ke individu yang lain. Hal ini
dikarenakan, proses perubahan sosial tidak saja berasal melalui proses evaluasi, namun juga
dapat terjadi melalui proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan antar masyarakat.
Hakikatnya setiap masyarakat dalam kehidupannya pasti mengalami perubahan-perubahan,
dan itu bisa terjadi secara lambat dan juga ada perubahan yang pengaruhnya terbatas, serta
ada pula perubahan-perubahan yang lambat sekali dan ada pula perubahan yang cepat.
Perubahan sosial juga merupakan gejala yang melekat di setiap masyarakat. Perubahan-
perubahan yang terjadi di dalam masyarakat akan menimbulkan ketidak sesuaian antara
unsur-unsur sosial yang ada dalam masyarakat, sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan
yang tidak sesuai fungsinya bagi masyarakat yang bersangkutan sebagaimana diambil sebuah
contoh penelitian pada Daerah Aro Suka Sumatera Barat.
Perubahan Sosial yang terjadi pada masyarakat baik secara cepat maupun lambat,
lebih baik masyarakat sendiri tetap menjaga nilai - nilai sosial dan tetap menjaga ekosistem
karena dampak perubahan sosial itu dipengaruhi oleh dampaknya Globalisasi dan
Westernisasi dalam mengerjakan sebuah produksi maupun jasa.
Dafar Pustaka
Laurensius Arliman S, Antropologi Hukum, Deepublish, Yogyakarta, 2023.
Laurensius Arliman S, Filsafat Hukum, Deepublish, Yogyakarta, 2023.
Laurensius Arliman S, Pendidikan Kewarganegaraan : Tantangan Warga Negara Milenial Menghadapi
Revolusi Industri 4.0, , Deepublish, Yogyakarta, 2019.
Laurensius Arliman S, Pengaturan Kelembagaan Hak Asasi Manusia Terhadap Anak Di Indonesia,
Disertasi Fakultas Hukum, Universitas Andalas, Padang, 2022.
Laurensius Arliman S, Kajian Naratif Antropologi Dan Pendidikan, Ensiklopedia Education Review,
Nomor 2, Nomor 1, 2020.
Laurensius Arliman S, Participation Non-Governmental Organization In Protecting Child Rights In The
Area Of Social Conflict, Ushuluddin International Conference (USICON) 1, 2017.
Laurensius Arliman S, Penyelesaian Konflik Antar Umat Beragama (Studi Pada Komnas HAM
Perwakilan Sumatera Barat), Padjadjaran Jurnal Ilmu Hukum, Volume 2, Nomor 2, 2015.
Laurensius Arliman, Ernita Arif, Pendidikan Karakter Untuk Mengatasi Degradasi Moral Komunikasi
Keluarga, Ensiklopedia of Journal, Volume 4, Nomor 2, 2022.
Laurensius Arliman S, Pendidikan Karakter Dalam Tinjauan Psikologi, Ensiklopedia of Journal, Volume
3, Nomor 3, 2021.