Anda di halaman 1dari 4

AFL 2 Becoming Indo-Hana Octavia

0306012110030-PSY’21

Perubahan Sosial

Perubahan sosial merupakan fenomena kehidupan yang dialami oleh setiap


masyarakat dimana dan kapan saja. Setiap manusia selama hidupnya pasti mengalami
perubahan dalam berbagai aspek kehidupannya yang terjadi di tengah masyarakat.
Contoh konkritnya adalah, zaman yang kita sedang jalan sekarang pasti telah mengalami
perkembangan yang jauh lebih pesat dibandingkan zaman dulu. Hal ini dapat terlihat baik
dari pergaulan antara sesama anggota masyarakat sehari-hari, kehidupan keluarga,
kegiatan ekonomi, kehidupan beragama, dan seterusnya. Walaupun masing-masing
individu mengalami perubahannya sendiri, tanpa disadari sebenarnya perubahan tersebut
dirasakan juga oleh orang atau masyarakat lain. Namun, hal yang membedakan adalah
kecepatan atau laju terjadinya perubahan tersebut, begitu juga cakupan aspek kehidupan
masyarakat perubahan yang dimaksud.

Perubahan sosial merupakan proses perubahan struktur dalam sebuah masyarakat.


Perubahan tersebut termasuk pola pikir, sikap, dan kehidupan sosialnya untuk
mendapatkan kehidupan yang lebih baik (Sitanggang, 2022). Perubahan sosial selalu
berhubungan dengan manusia, sebab manusia sendiri yang menjalankan perubahan
tersebut dalam masyarakat. Oleh sebab itu, perubahan yang dimaksud adalah perubahan
sosial budaya sebab memang manusia adalah makhluk sosial yang tidak terlepas dari
kebudayaan. Menurut Selo Soemardjan, perubahan sosial adalah perubahan pada
lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem
sosialnya, termasuk nilai-nilai, sikap, dan perilaku di antara kelompok-kelompok dalam
sebuah masyarakat. Sedangkan menurut William Ogburn, perubahan sosial mencakup
unsur-unsur kebudayaan baik yang bersifat materiil maupun immateriil dengan
penekanan yang besar dari unsur-unsur kebudayan yang yang materiil terhadap
unsur-unsur kebudayaan yang imateriil.

Perubahan sosial pada masyarakat biasanya terjadi karena keinginan masyarakat


tersebut sendiri karena menginginkan adanya perubahan. Beberapa faktor yang
menyebabkan adanya perubahan sosial adalah faktor sistematis (keberhasilan yang
ditentukan oleh pemerintahan yang stabil dan sumber daya yang cukup), faktor penemuan
baru (adanya inovasi seperti teknologi smartphone), faktor pengaruh budaya luar (budaya
luar yang mempengaruhi budaya asal), dan lainnya. Beberapa bentuk dari perubahan
sosial adalah seperti dalam pakaian, alat-alat rumah tangga, ekonomi, sistem
kemasyarakatan, bahasa, keyakinan, teknologi, dan lainnya. Perubahan sosial sendiri
memiliki berbagai jenis, mulai dari perubahan yang lambat, cepat, perubahan kecil, besar,
perubahan yang dikehendaki, tidak dikehendaki, dan perubahan struktural yang
merupakan perubahan yang sangat mendasar dan menyebabkan reorganisasi dalam
sebuah masyarakat.

Perubahan sosial ini sendiri pastinya memiliki dampak positif dan juga dampak
negatif. Dampak positifnya sendiri termasuk kemajuan di berbagai bidang seperti
teknologi yang pastinya sangat berdampak besar bagi kehidupan masyarakat sehari-hari.
Kemudian, di bidang pendidikan dulu tidak semua orang menganggap pendidikan
sebagai sesuatu yang wajib dan penting untuk diambil namun setelah adanya perubahan
sosial pendidikan menjadi sebuah kewajiban semua masyarakat dan apabila tidak
memberikan pendidikan sama dengan melanggar hak asasi manusia. Perubahan sosial
juga berdampak positif pada sistem kemasyarakatan, dimana sulu sistem kekerabatan
hanya cenderung berkumpul dengan kelompoknya saja yaitu orang yang sedarah. Setelah
adanya perubahan sosial, persebaran penduduk sangat dinamis dan tidak harus sedarah
tetapi juga bisa karena berbagai faktor seperti kesamaan hobi, profesi, organisasi, dan
lainnya. Selain itu, pekerjaan yang diambil masyarakat juga menunjukkan adanya
perubahan sosial yang positif. Zaman dulu, mayoritas masyarakat bekerja sebagai petani
namun saat ini, masyarakat lebih banyak bekerja di industri seperti pabrik atau bekerja di
kantor.

Di satu sisi, adanya perubahan sosial juga membawa dampak negatif bagi
masyarakat. Sebagai contoh, sistem ekonomi yang sering mengalami perubahan juga
mempengaruhi perubahan sosial. Nilai tukar rupiah dulu bisa menjadi sekian dolar,
kemudian terjadi krisis moneter yang mempengaruhi kemampuan ekonomi dan daya beli
masyarakat sekitar. Dampak negatif lainnya adalah kehidupan masyarakat menjadi lebih
rasional karena meluasnya pendidikan dan meningkatnya orientasi komersil di kalangan
masyarakat. Hal ni menyebabkan hubungan emosional yang mulai melemah, digantikan
oleh hubungan rasional. Kemudian, orang-orang dalam masyarakat mulai saling kurang
memperhatikan kegiatan sehari-hari dan akibatnya berdampak pada kontrol sosial yang
melemah. Selain itu, banyaknya masalah yang timbul di kalangan masyarakat sekitar
sudah tidak menjadi kepedulian umum di kalangan mereka lagi tidak seperti dulu.

Salah satu bentuk proses perubahan sosial adalah kelompok masyarakat yang
mengalami perubahan sosial meliputi pada semua atau hampir semua aspek
kehidupannya, akan memperlihatkan perubahan yang sangat fundamental atau
menyeluruh, yaitu perubahan dari sistem sosial masyarakat tersebut. Perubahan sosial
yang seperti ini biasanya disebut sebagai change of social system atau perubahan sistem
sosial. Dalam masyarakat seperti ini telah terjadi perubahan aspek-aspek kebudayaan
materialnya seperti gaya berpakaian, tempat tinggal, dan lainnya. Selain itu aspek
normatifnya juga berubah seperti cara bergaul antar warga di masyarakat, antar
perempuan dan laki-laki, antar anggota keluarga, bahkan sampai berubah sistem nilai
yang biasanya dimiliki. Dengan adanya ciri-ciri ini dapat dikatakan bahwa masyarakat
tersebut telah mengalami perubahan sosial secara total.

Apabila dilihat dari sudut pandang psikologi, masyarakat membutuhkan makanan,


pakaian, tempat tinggal, dan pemberdayaan sumber daya manusia dimana hal ini
merupakan kebutuhan pokok dan yang paling dasar manusia. Maslow menuliskan tingkat
kebutuhan manusia, dimana kebutuhan yang paling dasar yang harus dipenuhi adalah
kebutuhan fisiologis. Supaya bisa berjalan dengan baik, manusia membutuhkan makanan
setiap hari, pakaian yang layak, dan memiliki tempat tinggal yang pantas. Soetomo
(2016, 340) menyatakan bahwa semua masyarakat tentu memiliki cita-cita yang sama
yaitu untuk hidup dengan sejahtera. Masyarakat tidak akan khawatir untuk menjalani
kehidupannya karena kebutuhan dasarnya sudah terpenuhi sehingga perubahan sosial
dalam bidang lain akan terpenuhi pula. Selain itu, penting juga untuk aspek ekonomi
untuk dipenuhi sebab hal ini juga menyebabkan sumber daya manusia yang meliputi cara
berpikir, bertindak, gaya hidup, dan bersosialisasi. Apabila hal ini tidak dipenuhi, maka
akan sangat berbeda pada masyarakat yang hidup layak dari segi ekonomi sehingga pada
akhirnya perubahan sosial tidak dapat dihadapi dan dijalani dengan baik prosesnya.

Oleh sebab itu, masyarakat sebagai pihak yang terlibat dalam perubahan sosial
harus dapat menerima dengan bijak dan mengikutinya sesuai dengan arahan yang sesuai
serta memberikan dampak positif. Menurut Prilleltensky, terdapat beberapa hal yang
sebaiknya dilakukan, salah satunya yaitu conscientization yaitu proses dimana seseorang
dapat mencapai insight kesadaran secara penuh mengenai kondisi sosial, ekonomi,
politik, dan budaya yang selama ini mempengaruhi kehidupan mereka sekaligus potensi
yang mereka miliki untuk mentransformasi realita sosial yang ada di lingkungan sekitar.
Proses ini juga merupakan kunci awal untuk bisa memahami perubahan sosial yang
aktual dalam masyarakat.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial dalam


masyarakat bukan merupakan sebuah produk, peristiwa, melainkan sebuah proses. Proses
ini tentunya merupakan hasil keputusan bersama pada sebuah kelompok masyarakat.
Perubahan sosial ini juga tidak dapat dipisahkan dari adanya perubahan kebudayaan
sebab masyarakat sendiri selalu terikat dengan adanya kebudayaan (cara merasa, berpikir,
dan bertindak masyarakat yang bersangkutan). Konsep kebudayaan ini memiliki sifat
yang bekermbang sejalan dengan faktor-faktor yang terjadi di sekelilingnya. Perubahan
dalam kebudayaan ini adalah perubahan dalam berbagai aspek kehidupan yang dapat
diamati seperti yang sudah dijelaskan di atas. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
sebenarnya perubahan sosial ada karena manusia itu sendiri, maka dari itu manusia
berhak untuk menentukan perubahan sosial apa yang ingin baik dilakukan maupun
diterima sebab setiap masyarakat memiliki haknya masing-masing.

Referensi
Diwyarthi, N. D. M. S., Putri, D., Listriani, D. A., Ismainar, H., Hasbi, I., Darmawan, I. P. A., ...
& Bahri, A. S. (2021). Psikologi Sosial.

Fitria, M. (2002). Psikologi Dalam Proses Perubahan Sosial. Buletin Psikologi, 10(1).

Goa, L. (2017). Perubahan sosial dalam kehidupan bermasyarakat. SAPA-Jurnal Kateketik dan
Pastoral, 2(2), 53-67.

Kasnawi, M. T., & Asang, S. (2014). Konsep dan Pendekatan Perubahan Sosial. Teori
Perubahan Sosial: Vol. IPEM4439/M.

Rosana, E. (2011). Modernisasi dan perubahan sosial. Jurnal Tapis: Jurnal Teropong Aspirasi
Politik Islam, 7(1), 46-62.

Takwin, B. (2021). Catatan Editor: Mengkaji perubahan sosial dalam perspektif psikologi sosial.
Jurnal Psikologi Sosial, 19(3), 155-157.

Sitanggang, D. D. K. P. (2022, November 23). 15 Contoh Perubahan Sosial dalam Kehidupan


Sehari-hari. Retrieved April 21, 2023, from detikbali website:
https://www.detik.com/bali/berita/d-6422403/15-contoh-perubahan-sosial-dalam-kehidup
an-sehari-hari

Subkhan, E. (2016). Sejarah & paradigma teknologi pendidikan untuk perubahan sosial.
Prenada Media.

Wahyuningsih, S. (2017). Teori katarsis dan perubahan sosial. Jurnal Komunikasi, 11(1), 39-52.

Anda mungkin juga menyukai