SOSIOLOGI
KELAS XII
Oleh :
IRWAN, S.Pd
Pada materi sebelumnya kita telah mempelajari faktor pendorong dan penghambat perubahan
sosial, kemudian hari ini kita kan mempelajari materi berikut :
D. Dampak Perubahan Sosial Terhadap Kesenjangan
Sosial di Masyarakat
Perubahan sosial mengakibatkan terjadinya masalah-masalah sosial seperti kejahatan, atau
kenakalan remaja. Meskipun begitu, tidak setiap masalah yang terjadi pada masyarakat
disebut masalah sosial. Menurut Merton (dalam Soekanto), suatu masalah disebut masalah
sosial jika memenuhi beberapa kriteria, yaitu sebagai berikut:
1. Tidak adanya kesesuaian antara ukuran-ukuran dan nilai-nilai sosial dengan
kenyataan-kenyataan serta tindakan-tindakan sosial.
2. Semula ada pendapat keliru yang menyatakan bahwa masalah sosial bersumber secara
langsung pada kondisi-kondisi ataupun proses-proses sosial. Pendapat tersebut tidak
memuaskan dan telah ditinggalkan. Hal pokok di sini bukanlah sumbernya, melainkan
akibat dari gejala tersebut (baik gejala sosial maupun gejala bukan sosial yang
menyebabkan terjadinya masalah sosial.
3. Pihak-pihak yang menetapkan apakah suatu kepincangan merupakan masalah sosial
atau tidak. Dalam hal ini, urutannya sangat relatif.
4. Adanya masalah-masalah sosial yang terbuka dan masalah-masalah sosial yang
tertutup. Masalah sosial tersebut timbul akibat terjadinya kepincangan-kepincangan
masyarakat karena tidak sesuainya tindakan-tindakan dengan norma-norma dan nilai-
nilai masyarakat. Akibat hal tersebut, masyarakat tidak menyukai tindakan-tindakan
yang menyimpang dan berlawanan dengan nilai-nilai yang berlaku.
Masalah sosial merupakan proses terjadinya ketidaksesuaian antara unsur-unsur dalam
kebudayaan suatu masyarakat yang membahayakan kehidupan kelompok-kelompok sosial.
Dengan kata lain, masalah sosial menyebabkan terjadinya hambatan dalam pemenuhan
kebutuhan warga masyarakat. Hal itu berakibat terjadi disintegrasi sosial atau rusaknya ikatan
sosial.
Proses disintegrasi sebagai akibat atau dampak perubahan sosial yang terjadi dalam
masyarakat dapat berbentuk antara lain sebagai berikut :
1. Pergolakan dan Pemberontakan
Proklamasi dikumandangkan sebagai pernyataan kemerdekaan Indonesia dapat
diterima di berbagai daerah walaupun tidak secara bersamaan. Rakyat menyambut dan
mendukungnya. Oleh karena itu, segera dibentuk suatu tatanan dan kehidupan sosial
baru. Rangkaian peristiwa itu disebut revolusi. Adanya pergolakan dan pemberontakan
di berbagai daerah pascakemerdekaan, berlujuan untuk menjatuhkan kedudukan
penguasa pada saat itu, sekaligus menyatakan kelidaksetujuan mereka terhadap ideologi
pemerintah. Beberapa pemberontakan yang terjadi di Indonesia yaitu pemberontakan
PKI di Madiun, pemberontakan DI/TII, pemberontakan Republik Maluku Selatan
(RMS), pemberontakan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di
Sumatera Barat dan Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta) di Sulawesi Utara serta
pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) di Jawa Barat.
3. Kriminalitas
Perubahan sosial yang terjadi dalam kehidupan memberi peluang bagi setiap
orang untuk berubah, tetapi perubahan tersebut tidak membawa setiap orang ke arah
yang dicita-citakan. Hal ini berakibat terjadinya perbedaan sosial berdasarkan
kekayaan, pengetahuan, perilaku, ataupun pergaulan. Perubahan sosial tersebut dapat
membawa seseorang atau kelompok ke arah tindakan yang menyimpang karena
dipengaruhi keinginan-keinginan yang tidak terpenuhi atau terpuaskan dalam
kehidupannya.
Perbuatan kriminal yang muncul di masyarakat secara khusus akan diuraikan
sebagai akibat terjadinya perubahan sosial yang menimbulkan kesenjangan kehidupan
atau jauhnya ketidaksamaan sosial. Akibatnya, tidak semua orang mendapat
kebahagiaan yang sama. Adanya perbedaan tersebut menyebabkan setiap orang
memiliki penafsiran yang berbeda-beda terhadap hak dan kewajibannya. Setiap orang
harus mendapat hak disesuaikan dengan kewajiban yang dilakukan.
4. Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
Bangsa Indonesia yang sedang membangun perlu memiliki sistem administrasi
yang bersih dan berwibawa, bebas dari segala korupsi, kolusi, dan nepotisme. Masalah
korupsi menyangkut berbagai aspek sosial dan budaya maka Bung Hatta (dalam
Mubyarto) mengatakan bahwa korupsi adalah masalah budaya. Apabila hal ini sudah
membudaya di kalangan bangsa Indonesia atau sudah menjadi bagian dari kebudayaan
bangsa akan sulit untuk diberantas. Akibatnya, ha! tersebut akan menghambat proses
pembangunan nasional. Untuk memberantas korupsi, tidak hanya satu atau beberapa
lembaga pemerintahan saja yang harus berperan, tetapi seluruh rakyat Indonesia harus
bertekad untuk menghilangkan korupsi.
5. Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja merupakan disintergasi dari keutuhan suatu masyarakat. Hal
itu karena tindakan yang mereka lakukan dapat meresahkan masyarakat Oleh karena
itu, kenakalan remaja disebut sebagai masalah sosial. Munculnya kenakalan remaja
merupakan gejolak kehidupan yang disebabkan adanya perubahan-perubahan sosial di
masyarakat, seperti pergeseran fungsi keluarga karena kedua orangtua bekerja sehingga
peranan pendidikan keluarga menjadi berkurang. Selain itu, pergeseran nilai dan norma
masyarakat mengakibatkan berkembangnya sifat individualisme. Juga pergeseran
struktur masyarakat mengakibatkan masyarakat lebih menyerahkan setiap
permasalahan kepada yang berwenang. Perubahan sosial, ekonomi, budaya, dan unsur
budaya lainnya dapat mengakibatkan disintegrasi.
E. Modernisasi
Kata modernisasi dengan kata dasar modern berasal dari bahasa latin modernus yang
dibentuk dari kata modo dan ernus. Modo berarti cara dan ernus menunjuk pada adanya
periode waktu masa kini. Modernisasi berarti proses menuju masa kini atau proses menuju
masyarakat modern. Modernisasi dapat pula berarti perubahan dari masyarakat tradisional
menuju masyarakat yang maju. Modernisasi tidak sama dengan westernisasi. Westernisasi
adalah peniruan secara mutlak pengaruh kebudayaan barat yang masuk. Modernisasi pun
bukan sekularisasi. Sekularisasi adalah suatu proses pemisahan antara nilai-nilai keagamaan
dan nilai-nilai duniawi.
Secara garis besar persamaan dan perbedaan ketiga perilaku hidup ini dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
Berikut beberapa pendapat para sosiolog tentang pengertian modernisasi.
1. Koentjaraningrat mendefinisikan modernisasi sebagai usaha untuk hidup sesuai dengan
zaman dan keadaan dunia sekarang.
2. Soerjono Soekanto, modernisasi adalah suatu bentuk dari perubahan sosial yang biasanya
terarah dan didasarkan pada suatu perencanaan (social planning).
3. Astrid S. Susanto, modernisasi adalah suatu proses pembangunan yang memberikan
kesempatan kea rah perubahan demi kemajuan
Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli tersebut, pada dasarnya pengertian
modernisasi mencakup hal-hal berikut.
1) Proses perubahan sosial dari masyarakat yang bersifat tradisional menjadi masyarakat
maju yang ditandai dengan adanya perubahan di segala bidang kehidupan
2) Perubahan peralatan dari yang sederhana ke teknologi yang lebih canggih
3) Perubahan ke arah kemajuan dengan tidak meninggalkan nilai-nilai kepribadian bangsa
yang masih relevan dengan kehidupan sekarang.
Berikut beberapa alasan perlunya modernisasi di suatu negara
1) Membuat hidup lebih praktis dan nyaman
2) Mendapatkan sesuatu lebih banyak (nilai tambah), lebih bermutu, lebih bagus, lebih
hemat tenaga, dan mendapatkan hasil yang maksimal
3) Meningkatkan efisiensi kerja dan meningkatkan produksi
Karakteristik Modernisasi
Menurut Peter Berger (Usman, 2004) modernisasi mempunyai karakteristik berikut :
1) Modernitas telah merusak ikatan solidaritas sosial yang melekat dalam kehidupan
masyarakat tradisional. Hidup sepenanggungan dan kebersamaan semakin menipis,
diganti dengan persaingan untuk memenuhi kebutuhan hidup
2) Terjadi ekspansi pilihan personal (personal choice). Modernisasi telah mengubah
masyarakat tradisional menjadi masyarakat yang individualis. Dalam hal ini manusia
mempunyai kebebasan memilih sesuai yang dikehendaki
3) Terjadi peningkatan keragaman keyakinan. Modernisasi telah membuka peluang
terjadinya rekonstruksi nilai dan norma
4) Terjadi orientasi ke depan dan kesadaran atas waktu. Dalam hal ini modernisasi telah
menggeser masyarakat tradisional yang semula ditandai orientasi kini dan di sini (a
posteriori) menjadi orientasi ke depan (a priori)
Syarat-Syarat Modernisasi
Menurut Soerjono Soekanto, syarat-syarat modernisasi sebagai berikut:
1) Cara berpikir ilmiah (scientific thinking) yang sudah melembaga dan tertanam kuat
dalam kalangan pemerintah maupun masyarakat luas
2) Sistem administrasi negara yang baik dan benar-benar mewujudkan birokrasi
3) Sistem pengumpulan data yang baik, teratur, dan terpusat pada suatu lembaga atau badan
tertentu seperti biro pusat statistik
4) Penciptaan iklim yang menyenangkan (favourable) terhadap modernisasi terutama media
massa
5) Tingkat organisasi yang tinggi, terutama disiplin diri
6) Sentralisasi wewenang dalam perencanaan sosial (social planning) yang tidak
mementingkan kepentingan pribadi atau golongan
Gejala-Gejala Modernisasi
Gejala-gejala modernisasi dapat ditinjau dari berbagai bidang modernisasi kehidupan
manusia sebagai berikut :
1) Bidang budaya, ditandai dengan semakin terdesaknya budaya tradisional oleh masuknya
pengaruh budaya dari luar, sehingga budaya asli semakin pudar
2) Bidang politik, ditandai dengan semakin banyaknya negara yang lepas dari penjajahan,
munculnya negara-negara yang baru merdeka, tumbuhnya negara-negara demokratis,
lahirnya lembaga-lembaga politik, dan semakin diakuinya hak-hak asasi manusia
3) Bidang ekonomi, ditandai dengan semakin kompleksnya kebutuhan manusia akan
barang-barang dan jasa sehingga sektor industri dibangun secara besar-besaran untuk
memproduksi barang
4) Bidang politik, ditandai dengan semakin banyaknya kelompok baru dalam masyarakat,
seperti kelompok buruh, kaum intelektual, kelompok manajer, dan kelompok ekonomi
kelas (kelas menengah dan kelas atas).
Kondisi masyarakat yang serasi dan harmoni adalah kondisi yang diharapkan oleh
semua masyarakat. Menurut Selo Soemardjan yang dimaksud dengan kondisi serasi/harmoni
adalah suatu keadaan di mana lembaga-lembaga kemasyarakatan yang pokok benar-benar
berfungsi dan saling mengisi. Dalam kondisi keserasian adakalanya terganggu misalnya
unsur-unsur baru dan lama bertentangan dan secara bersamaan mempengaruhi nilai-nilai dan
norma-norma yang kemudian akan berpengaruh juga kepada masyarakat. Apabila kondisi
tersebut dapat dipulihkan, maka kondisi tersebut dinamakan penyesuaian (adjusment).
Namun, jika gangguan tersebut tidak bisa dipulihkan, keadaan tersebut dinamakan
ketidakpenyesuaian sosial (maladjusment) dan kondisi ini dapat menimbulkan anomie
(perilaku tanpa arah).