Anda di halaman 1dari 10

Diskusi 2 SOSI4201

Teori Sosiologi Klasik

Teori sosial lahir karena adanya persoalan besar yang dihadapi dalam sebuah
masyarakat. Keingintahuan fenomena yang muncul dalam sebuah masyarakat dan
keinginan untuk menjelaskan bagaimana fenomena tersebut terjadi membuat
orang untuk berteori. Berikan contoh salah satu pemikiran ahli/tokoh terkait
dengan perubahan masyarakat yang dihadapinya.

Jawaban

Izin menjawab Diskusi terkait Teori Perubahan Masyarakat dan Mendapat ahli
terakait Fenomena Perubahan Sosial serta Pembahasan Faktor dan contoh yang
mempengaruhi perubahan sosial pada masyarakat

1. Pengertian Perubahan Sosial

Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan budaya. Perubahan dalam


kebudayaan mencakup semua bagian, yang meliputi kesenian, ilmu pengetahuan,
teknologi, filsafat dan lainnya. Akan tetapi perubahan tersebut tidak
mempengaruhi organisasi sosial masyarakatnya.

Ruang lingkup perubahan kebudayaan lebih luas dibandingkan perubahan sosial.


Namun demikian dalam prakteknya di lapangan kedua jenis perubahan
perubahan tersebut sangat sulit untuk dipisahkan (Soekanto, 1990).

Perubahan sosial dapat diartikan sebagai segala perubahan pada lembaga-


lembaga sosial dalam suatu masyarakat. Perubahan-perubahan pada lembaga-
lembaga sosial itu selanjutnya mempunyai pengaruhnya pada sistem-sistem
sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, pola-pola perilaku ataupun sikap-
sikap dalam masyarakat itu yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial.

Masih banyak faktor-faktor penyebab perubahan sosial yang dapat disebutkan,


ataupun mempengaruhi proses suatu perubahan sosial. Kontak-kontak dengan
kebudayaan lain yang kemudian memberikan pengaruhnya, perubahan
pendidikan, ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan
tertentu, penduduk yang heterogen, tolerasi terhadap perbuatan-perbuatan yang
semula dianggap menyimpang dan melanggar tetapi yang lambat laun menjadi
norma-norma, bahkan peraturan-peraturan atau hukum-hukum yang bersifat
formal.
Perubahan itu dapat mengenai lingkungan hidup dalam arti lebih luas lagi,
mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola keperilakuan,
strukturstruktur, organisasi, lembaga-lembaga, lapisan-lapisan masyarakat,
relasi-relasi sosial, sistem-sistem komunikasi itu sendiri. Juga perihal kekuasaan
dan wewenang, interaksi sosial, kemajuan teknologi dan seterusnya.

Pengertian Perubahan Sosial Menurut Para Ahli


Gillin and Gillin
Perubahan sosial merupakan suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah
diterima, baik yang timbul karena perubahan-perubahan kondisi geografis,
kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi maupun adanya penemuan
baru dalam masyarakat tersebut.

Selo Soemardjan

Perubahan sosial adalah semua perubahan yang terjadi pada lembaga


kemasyarakatan dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya,
dan mencakup didalamnya nilai-nilai dan pola-pola perilaku diantara kelompok-
kelompok yang ada dalam masyarakat.

Faktor Perubahan Sosial


Ada pandangan yang menyatakan bahwa perubahan sosial itu merupakan suatu
respons ataupun jawaban dialami terhadap perubahan-perubahan tiga unsur
utama :

Faktor alam
Faktor teknologi
Faktor kebudayaan
Kalau ada perubahan daripada salah satu faktor tadi, ataupun kombinasi dua
diantaranya, atau bersama-sama, maka terjadilah perubahan sosial. Faktor alam
apabila yang dimaksudkan adalah perubahan jasmaniah, kurang sekali
menentukan perubahan sosial. Hubungan korelatif antara perubahan slam dan
perubahan sosial atau masyarakat tidak begitu kelihatan, karena jarang sekali
alam mengalami perubahan yang menentukan, kalaupun ada maka prosesnya itu
adalah lambat.

Dengan demikian masyarakat jauh lebih cepat berubahnya daripada perubahan


alam. Praktis tak ada hubungan langsung antara kedua perubahan tersebut. Tetapi
kalau faktor alam ini diartikan juga faktor biologis, hubungan itu bisa di lihat
nyata. Misalnya saja pertambahan penduduk yang demikian pesat, yang
mengubah dan memerlukan pola relasi ataupun sistem komunikasi lain yang baru.
Dalam masyarakat modern, faktor teknologi dapat mengubah sistem komunikasi
ataupun relasi sosial. Apalagi teknologi komunikasi yang demikian pesat majunya
sudah pasti sangat menentukan dalam perubahan sosial itu.

Teori Perubahan Sosial

Menurut Sztompka, masyarakat senantiasa mengalami perubahan di semua


tingkat kompleksitas internalnya. Dalam kajian sosiologis, perubahan dilihat
sebagai sesuatu yang dinamis dan tidak linear. Dengan kata lain, perubahan tidak
terjadi secara linear. Perubahan sosial secara umum dapat diartikan sebagai suatu
proses pergeseran atau berubahnya struktur/tatanan didalam masyarakat,
meliputi pola pikir yang lebih inovatif, sikap, serta kehidupan sosialnya untuk
mendapatkan penghidupan yang lebih bermartabat.

Pada tingkat makro, terjadi perubahan ekonomi, politik, sedangkan ditingkat


mezo terjadi perubahan kelompok, komunitas, dan organisasi, dan ditingkat
mikro sendiri terjadi perubahan interaksi, dan perilaku individual. Masyarakat
bukan sebuah kekuatan fisik (entity), tetapi seperangkat proses yang saling terkait
bertingkat ganda (Sztompka, 2004). Alfred (dalam Sztompka, 2004),
menyebutkan masyarakat tidak boleh dibayangkan sebagai keadaan yang tetap,
tetapi sebagai proses, bukan objek semu yang kaku tetapi sebagai aliaran peristiwa
terus-menerus tiada henti.

Diakui bahwa masyarakat (kelompok, komunitas, organisasi, bangsa) hanya dapat


dikatakan ada sejauh dan selama terjadi sesuatu didalamnya, seperti adanya
tindakan, perubahan, dan proses tertentu yang senantiasa bekerja. Sedangkan
Farley mendefinisikan perubahan sosial sebagai perubahan pola prilaku,
hubungan sosial, lembaga , dan struktur sosial pada waktu tertentu. Perubahan
sosial dapat dibayangkan sebagai perubahan yang terjadi didalam atau mencakup
sistem sosial. Oleh sebab itu, terdapat perbedaan antara keadaan sistem tertentu
dalam jangka waktu berlainan.

Parson mengasumsikan bahwa ketika masyarakat berubah, umumnya masyarakat


itu tumbuh dengan kemampuan yang lebih baik untuk menanggulangi masalah
yang dihadapinya. Sebaliknya, perubahan sosial marxian menyatakan kehidupan
sosial pada akhirnya menyebabkan kehancuran kapitalis. Gerth dan Mills (dalam
Soekanto, 1983) mengasumsikan beberapa hal, misalnya perihal pribadi-pribadi
sebagai pelopor perubahan, dan faktor material serta spiritual yang menyebabkan
terjadinya perubahan. Lebih lanjut menurut Soekanto, faktor-faktor yang
menyebabkan perubahan adalah:

Keinginan-keinginan secara sadar dan keputusan secara pribadi.


Sikap-sikap pribadi yang dipengaruhi oleh kondisi-kondisi yang berubah.
Perubahan struktural dan halangan struktural.
Pengaruh-pengaruh eksternal.
Pribadi-pribadi kelompok yang menonjol.
Unsur-unsur yang bergabung menjadi satu.
Peristiwa-peristiwa tertentu.
Munculnya tujuan bersama.
Selanjutnya Bottomore juga mengatakan bahwa perubahan sosial mempunyai
kerangka. Adapun susunan kerangka tentang perubahan sosial, antara lain :

Perubahan sosial itu dimulai pada suatu masyarakat mana yang pertama-tama
mengalami perubahan.
Kondisi awal terjadinya perubahan mempengaruhi proses perubahan sosial dan
memberikan ciri-ciri tertentu yang khas sifatnya.
Kecepatan proses dari perubahan sosial tersebut mungkin akan berlangsung cepat
dalam jangka waktu tertentu.
Perubahan-perubahan sosial memang disengaja dan dikehendaki. Oleh karenanya
bersumber pada prilaku para pribadi yang didasarkan pada kehendak-kehendak
tertentu. Perubahan sosial selalu mendapat dukungan/dorongan dan hambatan
dari berbagai faktor. Adapun faktor-faktor yang mendorong terjadinya perubahan,
adalah:
Kontak dengan kebudayaan lain adalah salah satu proses yang menyangkut dalam
hal ini adalah difusi. Difusi merupakan proses penyebaran unsur-unsur
kebudayaan dari perorangan kepada perorangan lain, dan dari masyarakat kepada
masyarakat lain. Dengan difusi, suatu inovasi baru yang telah diterima oleh
masyarakat dapat disebarkan kepada masyarakat luas di dunia sebagai tanda
kemajuan.
Sistem pendidikan yang maju.
Sikap menghargai hasil karya dan keinginan-keinginan untuk maju.
Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang.
Sistem terbuka dalam lapisan-lapisan masyarakat. Sistem terbuka memungkinkan
adanya gerakan mobilitas sosial vertikal secara luas yang berarti memberi
kesempatan perorangan untuk maju atas dasar kemampuan-kemampuanya.
Penduduk yang heterogen. Masyarakat-masyarakat yang terdiri dari kelompok-
kelompok sosial yang memiliki latar belakang, ras, dan ideologi yang berbeda
mempermudahkan terjadinya kegoncangan yang mendorong terjadinya proses
perubahan.
Selain itu, perubahan sosial juga mendapatkan hambatan-hambatan. Adapun
faktor-faktor penghambat tersebut adalah:

Kurangnya hubungan dengan masyarakat-masyarakat lain.


Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat.
Sikap masyarakat yang masih tradisional.
Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat sekali atau
vested interest.
Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan.
Prasangka terhadap hal-hal yang asing atau baru.
Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis.
Adat atau kebiasaan.

Teori Sebab-Sebab Terjadinya Perubahan Sosial


Beberapa teori yang menjelaskan sebab-sebab terjadi perubahan sosial antara lain
sebagai berikut:

Teori Evolusi (Evolutionary Theory)


Teori ini berpijak pada teori evolusi Darwin dan dipengaruhi oleh pemikiran
Herbert Spencer. Tokoh yang berpengaruh pada teori ini ialah Emile Durkheim
dan Ferdinand Tonnies. Durkheim berpendapat bahwa perubahan karena evolusi
memengaruhi cara pengorganisasian masyarakat, terutama yang berhubungan
dengan kerja. Adapun Tonnies memandang bahwa masyarakat berubah dari
masyarakat sederhana yang mempunyai hubungan yang erat dan kooperatif,
menjadi tipe masyarakat besar yang memiliki hubungan yang terspesialisasi dan
impersonal.

Tonnies tidak yakin bahwa perubahan- perubahan tersebut selalu membawa


kemajuan. Dia melihat adanya fragmentasi sosial (perpecahan dalam masyarakat),
individu menjadi terasing, dan lemahnya ikatan sosial sebagai akibat langsung
dari perubahan sosial budaya ke arah individualisasi dan pencarian kekuasaan.
Gejala itu tampak jelas pada masyarakat perkotaan. Teori ini masih belum
memuaskan banyak pihak karena tidak mampu menjelaskan jawaban terhadap
pertanyaan mengapa masyarakat berubah. Teori ini hanya menjelaskan proses
perubahan terjadi.

Teori Konflik (Conflict Theory)


Menurut teori ini, konflik berasal dari pertentangan kelas antara kelompok
tertindas dan kelompok penguasa sehingga akan mengarah pada perubahan
sosial. Teori ini berpedoman pada pemikiran Karl Marx yang menyebutkan bahwa
konfl ik kelas sosial merupakan sumber yang paling penting dan berpengaruh
dalam semua perubahansosial. Ralf Dahrendorf berpendapat bahwa semua
perubahan sosial merupakan hasil dari konflik kelas di masyarakat. la yakin bahwa
konflik atau pertentangan selalu menjadi bagian dari masyarakat. Menurut
pandangannya, prinsip dasar teori konflik (konflik sosial dan perubahan sosial)
selalu melekat dalam struktur masyarakat.

Teori Fungsional (Functional Theory)


Teori fungsional berusaha melacak penyebab perubahan sosial sampai pada
ketidakpuasan masyarakat akan kondisi sosialnya yang secara pribadi
memengaruhi mereka. Teori ini berhasil menjelas kan perubahan sosial yang
tingkatnya moderat. Konsep kejutan budaya menurut William F. Ogburn berusaha
menjelaskan perubahan sosial dalam kerangka fungsional. Menurutnya, meskipun
unsur-unsur masyarakat saling berhubungan satu sama lain, beberapa unsurnya
bisa saja berubah dengan sangat cepat, sementara unsur lainnya tidak.
Ketertinggalan tersebut menjadikan kesenjangan sosial dan budaya di antara
unsur-unsur yang berubah sangat cepat dan unsur yang berubah lambat.
Kesenjangan ini akan menyebabkan adanya kejutan sosial dan budaya pada
masyarakat.

Ogburn menyebutkan perubahan teknologi biasanya lebih cepat daripada


perubahan budaya nonmaterial, seperti kepercayaan, norma, nilai-nilai yang
mengatur masyarakat sehari-hari. Oleh karena itu, dia berpendapat bahwa
perubahan teknologi seringkali menghasilkan kejutan budaya yang pada
gilirannya akan memunculkan pola- pola perilaku yang baru meskipun terjadi
konfl ik dengan nilai-nilai tradisional.

Contohnya, ketika alat-alat kontrasepsi pertama kali diluncurkan untuk


mengendalikan jumlah penduduk dalam program keluarga berencana (KB),
banyak pihak menentang program tersebut karena bertentangan dengan nilai-
nilai agama serta norma yang berlaku di masyarakat pada waktu itu. Meskipun
demikian, lambat laun masyarakat mulai menerima program KB tersebut karena
dapat bermanfaat untuk mencegah pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali.

Teori Siklus (Cyclical Theory)


Teori ini mempunyai perspektif (sudut pandang) yang menarik dalam melihat
perubahan sosial karena beranggapan bahwa perubahan sosial tidak dapat
dikendalikan sepenuhnya oleh siapapun, bahkan orang-orang yang ahli sekalipun.
Dalam setiap masyarakat, terdapat siklus yang harus diikutinya. Kebangkitan dan
kemunduran suatu peradaban (budaya) tidak dapat dielakkan dan tidak
selamanya perubahan sosial membawa kebaikan. Oswald Spengler
mengemukakan teorinya bahwa setiap masyarakat berkembang melalui empat
tahap perkembangan seperti pertumbuban manusia, yaitu masa kanak-kanak,
remaja, dewasa, dan tua.

Ia merasa bahwa masyarakat Barat telah mencapai masa kejayaannya pada masa
dewasa, yaitu selama zaman pencerahan (renaissance) abad ke-15. Sejak saat itu,
peradaban Barat mulai mengalami kemunduran dan menuju ke masa tua. Tidak
ada yang dapat menghentikan proses tersebut, seperti yang terjadi pada
peradaban Babilonia di Mesir, Yunani, dan Romawi yang terus mengalami
kemunduran sampai akhirnya runtuh. Teori-teori yang berkaitan dengan arah
perubahan sosial telah diringkas Moore dalam bentuk diagram-diagram
sederhana, yaitu sebagai berikut.

Proses Perubahan Sosial


Proses perubahan sosial terdiri dari tiga tahap barurutan : (1) invensi yaitu proses
di mana ide-ide baru diciptakan dan dikembangkan, (2) difusi, ialah proses di
mans ide-ide baru itu dikomunikasikan ke dalam Sistem sosial, dan (3)
konsekwensi yakni perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem social sebagai
akibat pengadopsian atau penolakan inovasi. Perubahan terjadi jika penggunaan
atau penolakan ide baru itu mempunysi akibat. Karena itu perubahan sosial adalah
akibat komunikasi sosial.

Beberapa pengamat terutama ahli anthropologi memerinci dua tahap tambahan


dalam urutan proses di atas. Salah satunya ialah pengembangan inovasi yang
terjadi telah invensi sebelum terjadi difusi. Yang dimaksud ialah proses
terbentuknya ide baru dari suatu bentuk hingga menjadi suatu bentuk yang
memenuhi kebutuhan audiens penerima yang menghendaki. Kami tidak
memaaukkan tahap ini karena ia tidak selalu ada. Misalnya, jika inovasi itu dalam
bentuk yang siap pakai. Tahap terakhir yang terjadi setelah konsekwensi, adalah
menyusutnya inovasi, ini menjadi bagian dari konsekwensi.

Yang memicu terjadinya perubahan dan sebaliknya perubahan sosial dapat juga
terhambat kejadiannya selagi ada faktor yang menghambat perkembangannya.
Faktor pendorong perubahan sosial meliputi kontak dengan kebudayaan lain,
sistem masyarakat yang terbuka, penduduk yang heterogen serta masyarakat yang
berorientasi ke masa depan. Faktor penghambat antara lain sistem masyarakat
yang tertutup, vested interest, prasangka terhadap hal yang baru serta adat yang
berlaku.

Perubahan sosial dalam masyarakat dapat dibedakan dalam perubahan cepat dan
lambat, perubahan kecil dan besar serta perubahan direncanakan dan tidak
direncanakan. Tidak ada satu perubahan yang tidak meninggalkan dampak pada
masyarakat yang sedang mengalami perubahan tersebut. Bahkan suatu penemuan
teknologi baru dapat mempengaruhi unsur-unsur budaya lainnya. Dampak dari
perubahan sosial antara lain meliputi disorganisasi dan reorganisasi sosial,
teknologi serta cultural.

Penyebab Perubahan Sosial


Dari Dalam Masyarakat
Mobilitas Penduduk
Mobilitas penduduk ini meliputi bukan hanya perpindahan penduduk dari desa ke
kota atau sebaiiknya, tetapi juga bertambah dan berkurangnya penduduk.

Penemuan-penemuan baru (inovasi)


Adanya penemuan teknologi baru, misalnya teknologi plastik. Jika dulu daun jati,
daun pisang dan biting (lidi) dapat diperdagangkan secara besar-besaran maka
sekarang tidak lagi.

Suatu proses sosial perubahan yang terjadi secara besar-besaran dan dalam jangka
waktu yang tidak terlalu lama sering disebut dengan inovasi atau innovation.
Penemuan-penemuan baru sebagai sebab terjadinya perubahan-perubahan dapat
dibedakan dalam pengertian-pengertian Discovery dan Invention.

Discovery adalah penemuan unsur kebudayaan baru baik berupa alat ataupun
gagasan yang diciptakan oleh seorang individu atau serangkaian ciptaan para
individu. Discovery baru menjadi invention kalau masyarakat sudah mengakui
dan menerapkan penemuan baru itu.

Pertentangan masyarakat
Pertentangan dapat terjadi antara individu dengan kelompok atau antara
kelompok dengan kelompok.

Terjadinya Pemberontakan atau Revolusi


Pemberontakan dari para mahasiswa, menurunkan rezim Suharto pada jaman
orde baru. Munculah perubahan yang sangat besar pada Negara dimana sistem
pemerintahan yang militerisme berubah menjadi demokrasi pada jaman
refiormasi. Sistem komunikasi antara birokrat dan rakyat menjadi berubah
(menunggu apa yang dikatakan pemimpin berubah sebagai abdi masyarakat).

Dari Luar Masyarakat


Peperangan
Negara yang menang dalam peperangan pasti akan menanamkan nilai-nilai sosial
dan kebudayaannya.

Lingkungan
Terjadinya banjir, gunung meletus, gempa bumi, dll yang mengakibatkan
penduduk di wilayah tersebut harus pindah ke wilayah lain. Jika wilayah baru
keadaan alamnya tidak sama dengan wilayah asal mereka, maka mereka harus
menyesuaikan diri dengan keadaan di wilayah yang baru guna kelangsungan
kehidupannya.

Kebudayaan Lain
Masuknya kebudayaan Barat dalam kehidupan masyarakat di Indonesia
menyebabkan terjadinya perubahan.

Faktor-Faktor Pendorong dan Penghambat Perubahan Sosial


Faktor-faktor Pendorong
Intensitas hubungan/kontak dengan kebudayaan lain
Tingkat Pendidikan yang maju
Sikap terbuka dari masyarakat
Sikap ingin berkembang dan maju dari masyarakat
Faktor-faktor Penghambat
Kurangnya hubungan dengan masyarakat luar
Perkembangan pendidikan yang lambat
Sikap yang kuat dari masyarakat terhadap tradisi yang dimiliki
Rasa takut dari masyarakat jika terjadi kegoyahan (pro kemapanan)
Cenderung menolak terhadap hal-hal baru
Bentuk Perubahan Sosial
Perubahan Evolusi dan Perubahan Revolusi
Berdasarkan cepat lambatnya, perubahan sosial dibedakan menjadi dua bentuk
umum yaitu perubahan yang berlangsung cepat dan perubahan yang berlangsung
lambat. Kedua bentuk perubahan tersebut dalam sosiologi dikenal dengan revolusi
dan evolusi.

Perubahan evolusi
Perubahan evolusi adalah perubahan-perubahan sosial yang terjadi dalam proses
lambat, dalam waktu yang cukup lama dan tanpa ada kehendak tertentu dari
masyarakat yang bersangkutan. Perubahan-perubahan ini berlangsung mengikuti
kondisi perkembangan masyarakat, yaitu sejalan dengan usaha-usaha masyarakat
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

Dengan kata lain, perubahan sosial terjadi karena dorongan dari usaha-usaha
masyarakat guna menyesuaikan diri terhadap kebutuhan-kebutuhan hidupnya
dengan perkembangan masyarakat pada waktu tertentu. Contoh, perubahan sosial
dari masyarakat berburu menuju ke masyarakat meramu.

Perubahan revolusi
Perubahan revolusi merupakan perubahan yang berlangsung secara cepat dan
tidak ada kehendak atau perencanaan sebelumnya. Secara sosiologis perubahan
revolusi diartikan sebagai perubahan-perubahan sosial mengenai unsur-unsur
kehidupan atau lembaga- lembaga kemasyarakatan yang berlangsung relatif cepat.

Dalam revolusi, perubahan dapat terjadi dengan direncanakan atau tidak


direncanakan, dimana sering kali diawali dengan ketegangan atau konflik dalam
tubuh masyarakat yang bersangkutan. Revolusi tidak dapat terjadi di setiap situasi
dan kondisi masyarakat.

Perubahan dikehendaki (direncanakan) dan tidak dikehendaki (tidak


direncanakan)
Perubahan yang dikehendaki (direncanakan)
Perubahan sosial dapat berlangsung karena dikehendaki atau direncanakan
(intended change), dan dapat pula tidak dikehendaki atau tanpa suatu
perencanaan (unintended change).

Perubahan yang dikehendaki (direncanakan) adalah perubahan-perubahan yang


diperkirakan atau yang telah direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang
hendak mengadakan perubahan di dalam masyarakat. Pihak-pihak yang
menghendaki suatu perubahan dinamakan agent of change, yaitu seseorang atau
sekelompok orang yang mendapat kepercayaan dari masyarakat sebagai
pemimpin satu atau lebih lembaga-lembaga kemasyarakatan. Oleh karena itu,
suatu perubahan yang direncanakan selalu di bawah pengendalian dan
pengawasan agent of change.

Perubahan yang tidak dikehedaki (tidak direncanakan)


Perubahan yang tidak direncanakan biasanya berupa perubahan yang tidak
dikehendaki dan terjadi di luar jangkauan masyarakat. Karena terjadi di luar
perkiraan dan jangkauan, perubahan ini sering membawa masalah-masalah yang
memicu kekacauan atau kendala-kendala dalam masyarakat. Oleh karenanya,
perubahan yang tidak dikehendaki sangat sulit ditebak kapan akan terjadi.

Perubahan berpengaruh besar dan berpengaruh kecil


Perubahan berpengaruh besar
Suatu perubahan dikatakan berpengaruh besar jika perubahan tersebut
mengakibatkan terjadinya perubahan pada struktur kemasyarakatan, hubungan
kerja, sistem mata pencaharian, dan stratifikasi masyarakat. Sebagaimana tampak
pada perubahan masyarakat agraris menjadi industrialisasi, pada perubahan ini
memberi pengaruh secara besar-besaran terhadap jumlah kepadatan penduduk di
wilayah industri dan mengakibatkan adanya perubahan mata pencaharian.

Perubahan berpengaruh kecil


Perubahan-perubahan berpengaruh kecil merupakan perubahan- perubahan yang
terjadi pada struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau berarti
bagi masyarakat.

Sumber : BMP Teori Sosiologi Klasik dan Forum Diskusi Teori Sosiologi Klasik

Anda mungkin juga menyukai