Anda di halaman 1dari 7

TUGAS

RESUME TEORI PERUBAHAN SOSIAL

Oleh :

Nama : AL-Muarief
NIM : B20121083
Kelas : B Sosiologi
Mata Kuliah : Teori Perubahan Sosial

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TADULAKO
2023
RESUME PERUBAHAN SOSIAL

Kelompok I

A. Teori Perubahan Sosial, Lingkup, Objek dan Kajian


1. Pengertian Ruang Lingkup Sosiologi

Ruang lingkup sosiologi mencakup pengetahuan dasar pengkajian kemasyarakatan.


Menurut buku ada apa Sosiologi yang dilansir Kemdikbud, ruang lingkup sosiologi adalah
semua interaksi sosial yang terjadi antara individu dan individu, individu dan kelompok, atau
antara kelompok dan kelompok.Sosiologi biasanya digunakan untuk mempelajari suatu
fenomena sosial yang terjadi di masyarakat lewat sudut pandang bervariasi. Tidak hanya
mempelajari, ruang lingkup sosiologi juga termasuk merumuskan solusi untuk mengatasi
masalah sosial yang muncul di masyarakat.
Secara etimologinya, Sosiologi berasal dari dua kata latin. Kata ini adalah socius yang
berarti berteman, dan kata logos yang memiliki arti sebagai ilmu. Maka, jika diartikan secara
harfiah, Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan tentang berteman atau berkawan.Dari pengertian
tersebut, ilmu sosiologi dapat juga diartikan sebagai sebuah pengetahuan tentang hubungan antar
masyarakat atau pengetahuan tentang kehidupan bermasyarakat.Melalui bukunya yang berjudul
Cours de la Philosovie Positive, Auguste Comte Perancis memperkenalkan istilah sosiologi
untuk pertama kalinya. Menurut Comte, sosiologi ialah ilmu pengetahuan yang secara khusus
mempelajari tentang hubungan manusia dalam suatu kelompok masyarakat dengan manusia
lainnya.
1. Ruang Lingkup Sosiologi
 Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan
 Sosiologi sebagai ilmu sosial
2. Pengertian Objek Kajian Sosiologi
Obyek studi atau kajian sosiologi adalah manusia ( manusia adalah multidimensi )
namun sosiolodi mempelajari manusia dari aspek sosial yang kita sebut masyarakat, yakni
hubungan antara manusia dan proses sebab akibat yang timbul dari hubungan tersebut. Istilah
masyarakat sering digunakan untuk menyebut kesatuan hidup manusia,misalnya masyarakat
desa, masyarakat kota, masyarakat Bali dan masyarakat lainnya. Masyarakat adalah kesatuan
hidup manusia yang berinteraksi menurut sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinu dan
terikat oleh rasa identitas bersama. Adat istiadat : tata kelakuan yang kekal dan turun-temurun
dari generasi ke generasi lain sebagai warisan sehingga kuat integrasinya dengan pola-pola
perilaku masyarakat.
Menurut American Sociological Association, objek kajian sosiologi adalah berfokus pada
struktur kelompok sosial, organisasi dan masyarakat dan bagaimana orang berinteraksi dalam
struktur ini. Dengan demikian, objek kajian sosiologi adalah kehidupan manusia, proses interaksi
manusia di dalam masyarakat, dan produk dari interaksi sosial manusia di dalam masyarakat.
3. Jenis - jenis Objek Kajian Sosiologi
Dalam sosiologi objek kajian itu mencakup kehidupan sosial seperti tindakan sosial,
hubungan sosial, kepribadian individu, segala macam kelompok, komunitas, organisasi, asosiasi
dan populasi tergolong dalam unit studi sosiologi. Begitu pula dengan perkembangan, struktur
serta fungsi dari seluruh lembaga sosial dasar. Namun, pada dasarnya objek kajian sosiologi
terbagi dalam dua jenis, yaitu:
 Objek Material
 Objek Formal
4. Teori Perubahan Sosial
Teori perubahan sosial adalah konsep yang menjelaskan tentang adanya perubahan
karena ketidaksesuaian antara unsur-unsur sosial di dalam masyarakat yang melahirkan pola
kehidupan baru.Perubahan sosial mencakup beberapa hal-hal sosial di masyarakat. Contohnya
seperti nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, susunan lembaga kemasyarakatan, pelapisan sosial,
kelompok sosial, interaksi sosial, dan pola-pola perilaku.
5. Faktor Penyebab Perubahan Sosial
Faktor-faktor penyebab perubahan sosial bisa dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu
internal dan eksternal:
 Faktor Internal Pemicu Perubahan Sosial Budaya
Faktor internal merupakan faktor-faktor yang berasal dari dalam masyarakat itu sendiri, baik
yang berupa kolektif ataupun individu. Dalam faktor internal terdapat empat hal yang menjadi
penyebab terjadinya perubahan sosial budaya pada masyarakat.
Berikut sejumlah faktor penyebab perubahan sosial budaya dari kategori internal.
1. Perubahan Jumlah Penduduk (Populasi)
2. Adanya Penemuan atau Inovasi Baru
3. Konflik Sosial
4. Terjadinya Pemberontakan dan Revolusi dalam Masyarakat
 Faktor Eksternal Pemicu Perubahan Sosial Budaya
Faktor Eksternal ialah faktor-faktor penyebab perubahan sosial yang berasal dari luar
masyarakat. Faktor-faktor eksternal itu terdiri dari tiga.
1. Perubahan Lingkungan Alam
2. Peperangan
3. Pengaruh Budaya Masyarakat Lain

Kelompok II

B. Pengertian dan Konsep-Konsep Perubahan Sosial


1. Pengertian Perubahan Sosial
Perubahan sosial adalah bentuk peralihan yang merubah tata kehidupan masyarakat yang
berlangsung terus menerus karena sifat sosial yang dinamis dan bisa terus berubah. Karena
pada hakikatnya manusia tidak bisa berhenti pada satu titik tertentu sepanjang masa yang
artinya mereka akan selalu mengalami perubahan. Baik itu perubahan yang cepat atau
lambat, maupun Perubahan yang kecil ataupu besar. Masyarakat memiliki peran penting
terhadap terjadinya perubahan sosial pada jangka waktu tertentu. Masyarakat inilah yang
kemudian akan menghadapi faktor-faktor terjadi perubahan hingga mengalami perubahan
sosial itu sendiri. Setiap insan manusia memiliki sifat dasar yang selalu tidak puas, jadi
wajar jika manusia terus berkembang dan melakukan banyak perubahan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya.

2. Perubahan Sosial Menurut Para Ahli


1. Max Weber
Menurut Max Weber yang juga merupakan ahli sosiologi terkenal mengungkapkan
bahwa perubahan sosial adalah situasi yang terjadi di masyarakat yang diakibatkan
karena ketidaksamaan dengan unsur-unsur sosial yang ada.
2. Gilin
Gillin berpendapat bahwa perubahan sosial adalah cara hidup yang dipengaruhi oleh
kondisi kebudayaan material, kondisi geografis, komposisi penduduk, ideologi dan
dank arena yang dipengaruhi oleh hasil penemuan penemuan baru.
3. Selo Sumardjan
Selo Sumardjan kemudian mendefinisikan lebih sederhana bahwa perubahan sosial
adalah budaya yang terjadi karena perubahan struktur dan fungsi sosial. Jadi perubahan
sosial akan secara otomatis mempengaruhi budaya masyarakat itu sendiri karena
berkaitan dengan kebiasaan masyarakat.

Dan perubahan sosial memiliki 4 teori:


1) Teori Evolusi (Evolution Theory)
2) Teori Konflik (Conflict Theory)
3) Teori Fungsionalis (Functionalist Theory)
4) Teori Siklis (Cyclical Theory)

Kelompok III

C. Fungsi Teori
Dalam setiap kesehariannya manusia tidak akan lepas dari yang namanya teori-teori
berperan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam dunia ilmu pengetahuan,
teori merupakan faktor penting dalam mempelajari sesuatu maupun membangun suatu
pemahaman mengenai suatu hal terutamanya dalam hal ini ialah konteks fenomena sosial.
Fungsi teori secara umumnya dapat dibagi menjadi tiga yang pertama yaitu teori berfungsi
sebagai sistematika ilmu pengetahuan kemudian teori juga berfungsi sebagai eksplanasi,
prediksi dan kontrol sosial dan yang terakhir ialah teori berfungsi untuk mengembangkan suatu
hipotesis di dalam penelitian sosial teori berperan sebagai Kerangka kerja yang digunakan pada
keseluruhan penelitian. Teori digunakan untuk menyusun pertanyaan dalam penelitian juga
teori digunakan untuk menyusun suatu kerangka pemahaman mengenai objek yang diteliti.
Juga di dalam fungsinya dalam ilmu Penantian teori dapat juga digunakan sebagai pembanding
atau tambahan untuk melihat gejala dan teliti secara lebih utuh dan pun dalam pemahaman yang
lebih luas.

Kelompok IV
D. Teori Statika dan Dinamika Sosial
Auguste Comte membagi sosiologi kedalam dua bagian yaitu statika sosial dan dinamika
sosial yang dimana memiliki posisi yang berberda. statika sendiri adalah teori tentang dasar dasar
masyarakat, yang menjadi pembahasan utama dalam hal ini ialah mengenai struktus sosial yang
ada di masyarkat menjadi landsan atau penunjang orde, tertib, dan ketidakstabilan masyarakat.
Kemudian Dinamika sosial merupakan hal-hal yang berubah dari waktu ke waktu, oleh karena
itu dinamika sosial juga membahas perubahan struktur sosial dari waktu ke waktu. Dan dari
penjelasan di atas dapat diketahui bahwa Perubahan sosial memiliki ciri, yaitu: berlangsung
terus-menerus dari waktu ke waktu, apakah direncanakan atau tidak yang terus terjadi tak
tertahankan. Perubahan adalah proses yang wajar dan alamiah sehingga segala sesuatu yang ada
di dunia ini akan selalu berubah. Perubahan akan mencakup suatu sistem sosial dalam bentuk
organisasi sosial yang ada di masyarakat. Perubahan dapat terjadi dengan lambat, sedang, atau
keras, tergantung situasi (fisik, buatan, atau sosial) yang memengaruhinya.

Kelompok V
E. Teori Evolusi Manusia Auguste Comte
Perubahan sosial masyarakat tidak dapat dihindari karena sebagai proses alamiah
manusia akan senantiasa hidup berkembang dan dinamis. Hal ini menjadi perhatian khusus
terhadap kajian sosiologi termasuk Auguste Comte yang menekankan pentingnya kajian sosial
pada dimensi dinamika sosial selain juga perlu mempelajari statika sosial sebagai bahan kajian
sosiologi yang bersifat elementer.
Di dalam teori perubahan sosialnya, Comte mencoba menguraikan perubahan sosial yang
terjadi pada masyarakat manusia ke dalam proses tiga tahap, yaitu Tahap teologis (fiktif),
Metafisis (abstrak) dan Positif (ilmiah). Ketiga tahap ini merupakan hukum yang bersifat
universal untuk mengeneralisasikan perkembangan masyarakat sepanjang sejarahnya.
Kelompok VI
F. Teori Revolusi Sosial
Revolusi adalah perubahan sosial budaya yang berlangsung cepat dan menyangkut
pokok-pokok kehidupan masyarakat. Revolusi terbagi menjadi dua macam, yaitu revolusi
direncanakan dan tidak direncanakan. Keduanya dapat membawa perubahan total dalam
kehidupan masyarakat. Baik dalam bidang ekonomi, politik, budaya, kepribadian manusia, dan
sebagainya.
Secara umum, revolusi adalah perubahan yang terjadi secara cepat serta tidak
direncanakan. Karena tidak adanya rencana inilah yang akhirnya membuat revolusi dapat
memicu adanya ketegangan atau konflik di awal mulainya revolusi.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, revolusi dapat terjadi karena adanya suatu hal baru
ataupun adanya anggapan bahwa sesuatu yang lama tidak berfungsi lagi. Selain itu, kebutuhan
manusia yang tidak terbatas akan membuatnya melakukan suatu hal untuk memenuhi kebutuhan
tersebut.
Sedangakan jika di ambil dari teori dalam memahami revolusi sosial yang di rangkum
theda skocpol dalam bukunya yang berjudul Negara dan Revolusi sosial adalah Revolusi sosial
diartikan sebagai sebuah perubahan yang cepat dan mendasar yang mengubah struktur
masyarakat dan kelas di sebuah negara. Keadaan ini harus dibarengi oleh dua hal, yakni
terjadinya perubahan struktur masyarakat dan perubahan kelas, serta perubahan politik dan
perubahan sosial sehingga kemudian dalam pandangan Skocpol, sebuah revolusi sosial harus
dianalisis dari perspektif struktural dengan perhatian khusus pada konteks internasional dan
perkembangannya di dalam dan luar negeri.
Dalam memahami teori revolusi sosial, disamping teori Marxisme – yang melihat bahwa
revolusi muncul sebagai akibat dari gerakan kelas yang muncul sebagai akibat kontradiksi
struktural – Skocpol membagi tiga kelompok teori revolusi.
 Pertama, teori agregat psikologis, yang melihat revolusi merupakan sebuah motivasi
psikologis rakyat untuk ikut bergabung ke dalam kekerasan politik ataupun gerakan oposisi.
Tedd Gurr dengan bukunya Why Men Rebel merupakan salah satu pemikir dari kelompok
ini.
 Kedua, teori konsensus atau nilai, di mana teori ini menjelaskan bahwa revolusi adalah
sebuah respon kekerasan dari gerakan ideologis terhadap ketimpangan sosial yang ada di
masyarakat. Chalmers Jhonson dengan karyanya Revolutionary Changes termasuk ke dalam
pemikir kelompok ini.
 Ketiga, teori konflik politik, yang melihat bahwa pusat perhatian dari revolusi adalah adanya
konflik yang terjadi antara pemerintah dengan berbagai kelompok yang terorganisir untuk
merebut kekuasaan. Salah satu pemikir di kategorisasi ini adalah Charles Tilly dengan
bukunya From Mobilization to Revolution. Berdasarkan pengelompokkan teori di atas,
Skocpol menggunakan pendekatan Marxisme untuk menganalisis fenomena revolusi sosial.
Di dalam pandangannya, gambaran utama dari sebuah revolusi adalah terjadinya sebuah
konflik kelas.
Menurut Skocpol, untuk memahami revolusi sosial secara jelas, seorang peneliti harus
menggunakan perspektif struktural mengenai realitas sosio-historis sebagai dasar bagi analisis
revolusi sosial. Fokus dari pandangan ini adalah mengenai hubungan, baik hubungan
transnasional maupun hubungan antar kelompok yang ada di negara tersebut. Selain itu, revolusi
sosial juga tidak dapat dilepaskan dari ketidakmerataan penyebaran ekonomi kapitalis
internasional. Dalam hal ini, Skocpol mencoba mengorelasikan antara modernisasi yang
dilakukan secara massif di berbagai negara yang hasilnya tidak serupa dengan modernisasi yang
sebelumnya dilakukan di negara maju. Hal ini kemudian mengakibatkan ketimpangan ekonomi
di berbagai negara tersebut dan keadaan ini kebanyakan berakhir pada revolusi.

Anda mungkin juga menyukai