Oleh :
Nama : AL-Muarief
NIM : B20121083
Kelas : B Sosiologi
Mata Kuliah : Teori Perubahan Sosial
Kelompok I
Kelompok II
Kelompok III
C. Fungsi Teori
Dalam setiap kesehariannya manusia tidak akan lepas dari yang namanya teori-teori
berperan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam dunia ilmu pengetahuan,
teori merupakan faktor penting dalam mempelajari sesuatu maupun membangun suatu
pemahaman mengenai suatu hal terutamanya dalam hal ini ialah konteks fenomena sosial.
Fungsi teori secara umumnya dapat dibagi menjadi tiga yang pertama yaitu teori berfungsi
sebagai sistematika ilmu pengetahuan kemudian teori juga berfungsi sebagai eksplanasi,
prediksi dan kontrol sosial dan yang terakhir ialah teori berfungsi untuk mengembangkan suatu
hipotesis di dalam penelitian sosial teori berperan sebagai Kerangka kerja yang digunakan pada
keseluruhan penelitian. Teori digunakan untuk menyusun pertanyaan dalam penelitian juga
teori digunakan untuk menyusun suatu kerangka pemahaman mengenai objek yang diteliti.
Juga di dalam fungsinya dalam ilmu Penantian teori dapat juga digunakan sebagai pembanding
atau tambahan untuk melihat gejala dan teliti secara lebih utuh dan pun dalam pemahaman yang
lebih luas.
Kelompok IV
D. Teori Statika dan Dinamika Sosial
Auguste Comte membagi sosiologi kedalam dua bagian yaitu statika sosial dan dinamika
sosial yang dimana memiliki posisi yang berberda. statika sendiri adalah teori tentang dasar dasar
masyarakat, yang menjadi pembahasan utama dalam hal ini ialah mengenai struktus sosial yang
ada di masyarkat menjadi landsan atau penunjang orde, tertib, dan ketidakstabilan masyarakat.
Kemudian Dinamika sosial merupakan hal-hal yang berubah dari waktu ke waktu, oleh karena
itu dinamika sosial juga membahas perubahan struktur sosial dari waktu ke waktu. Dan dari
penjelasan di atas dapat diketahui bahwa Perubahan sosial memiliki ciri, yaitu: berlangsung
terus-menerus dari waktu ke waktu, apakah direncanakan atau tidak yang terus terjadi tak
tertahankan. Perubahan adalah proses yang wajar dan alamiah sehingga segala sesuatu yang ada
di dunia ini akan selalu berubah. Perubahan akan mencakup suatu sistem sosial dalam bentuk
organisasi sosial yang ada di masyarakat. Perubahan dapat terjadi dengan lambat, sedang, atau
keras, tergantung situasi (fisik, buatan, atau sosial) yang memengaruhinya.
Kelompok V
E. Teori Evolusi Manusia Auguste Comte
Perubahan sosial masyarakat tidak dapat dihindari karena sebagai proses alamiah
manusia akan senantiasa hidup berkembang dan dinamis. Hal ini menjadi perhatian khusus
terhadap kajian sosiologi termasuk Auguste Comte yang menekankan pentingnya kajian sosial
pada dimensi dinamika sosial selain juga perlu mempelajari statika sosial sebagai bahan kajian
sosiologi yang bersifat elementer.
Di dalam teori perubahan sosialnya, Comte mencoba menguraikan perubahan sosial yang
terjadi pada masyarakat manusia ke dalam proses tiga tahap, yaitu Tahap teologis (fiktif),
Metafisis (abstrak) dan Positif (ilmiah). Ketiga tahap ini merupakan hukum yang bersifat
universal untuk mengeneralisasikan perkembangan masyarakat sepanjang sejarahnya.
Kelompok VI
F. Teori Revolusi Sosial
Revolusi adalah perubahan sosial budaya yang berlangsung cepat dan menyangkut
pokok-pokok kehidupan masyarakat. Revolusi terbagi menjadi dua macam, yaitu revolusi
direncanakan dan tidak direncanakan. Keduanya dapat membawa perubahan total dalam
kehidupan masyarakat. Baik dalam bidang ekonomi, politik, budaya, kepribadian manusia, dan
sebagainya.
Secara umum, revolusi adalah perubahan yang terjadi secara cepat serta tidak
direncanakan. Karena tidak adanya rencana inilah yang akhirnya membuat revolusi dapat
memicu adanya ketegangan atau konflik di awal mulainya revolusi.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, revolusi dapat terjadi karena adanya suatu hal baru
ataupun adanya anggapan bahwa sesuatu yang lama tidak berfungsi lagi. Selain itu, kebutuhan
manusia yang tidak terbatas akan membuatnya melakukan suatu hal untuk memenuhi kebutuhan
tersebut.
Sedangakan jika di ambil dari teori dalam memahami revolusi sosial yang di rangkum
theda skocpol dalam bukunya yang berjudul Negara dan Revolusi sosial adalah Revolusi sosial
diartikan sebagai sebuah perubahan yang cepat dan mendasar yang mengubah struktur
masyarakat dan kelas di sebuah negara. Keadaan ini harus dibarengi oleh dua hal, yakni
terjadinya perubahan struktur masyarakat dan perubahan kelas, serta perubahan politik dan
perubahan sosial sehingga kemudian dalam pandangan Skocpol, sebuah revolusi sosial harus
dianalisis dari perspektif struktural dengan perhatian khusus pada konteks internasional dan
perkembangannya di dalam dan luar negeri.
Dalam memahami teori revolusi sosial, disamping teori Marxisme – yang melihat bahwa
revolusi muncul sebagai akibat dari gerakan kelas yang muncul sebagai akibat kontradiksi
struktural – Skocpol membagi tiga kelompok teori revolusi.
Pertama, teori agregat psikologis, yang melihat revolusi merupakan sebuah motivasi
psikologis rakyat untuk ikut bergabung ke dalam kekerasan politik ataupun gerakan oposisi.
Tedd Gurr dengan bukunya Why Men Rebel merupakan salah satu pemikir dari kelompok
ini.
Kedua, teori konsensus atau nilai, di mana teori ini menjelaskan bahwa revolusi adalah
sebuah respon kekerasan dari gerakan ideologis terhadap ketimpangan sosial yang ada di
masyarakat. Chalmers Jhonson dengan karyanya Revolutionary Changes termasuk ke dalam
pemikir kelompok ini.
Ketiga, teori konflik politik, yang melihat bahwa pusat perhatian dari revolusi adalah adanya
konflik yang terjadi antara pemerintah dengan berbagai kelompok yang terorganisir untuk
merebut kekuasaan. Salah satu pemikir di kategorisasi ini adalah Charles Tilly dengan
bukunya From Mobilization to Revolution. Berdasarkan pengelompokkan teori di atas,
Skocpol menggunakan pendekatan Marxisme untuk menganalisis fenomena revolusi sosial.
Di dalam pandangannya, gambaran utama dari sebuah revolusi adalah terjadinya sebuah
konflik kelas.
Menurut Skocpol, untuk memahami revolusi sosial secara jelas, seorang peneliti harus
menggunakan perspektif struktural mengenai realitas sosio-historis sebagai dasar bagi analisis
revolusi sosial. Fokus dari pandangan ini adalah mengenai hubungan, baik hubungan
transnasional maupun hubungan antar kelompok yang ada di negara tersebut. Selain itu, revolusi
sosial juga tidak dapat dilepaskan dari ketidakmerataan penyebaran ekonomi kapitalis
internasional. Dalam hal ini, Skocpol mencoba mengorelasikan antara modernisasi yang
dilakukan secara massif di berbagai negara yang hasilnya tidak serupa dengan modernisasi yang
sebelumnya dilakukan di negara maju. Hal ini kemudian mengakibatkan ketimpangan ekonomi
di berbagai negara tersebut dan keadaan ini kebanyakan berakhir pada revolusi.