Anda di halaman 1dari 27

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah Swt karena yang
telah melimpahkan taufik dan rahmat-Nya sehingga bisa menyusun makalah ini
berjudul “Kajian Sosiologi” untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial. Shalawat serta salam senantiasa kita sanjungkan kepada junjungan
kita, Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta semua umatnya hingga kini. Dan
kita semoga termasuk dari golongan yang kelak mendapatkan syafaat- Nya pada hari
kiamat nanti. Aamiin. Kami harap semoga makalah ini dapat memberikan pemahaman
dan wawasan bagi para pembaca mengenai Kajian Sosiologi dalam mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial. Dalam penyusunan modul ini saya juga banyak memperoleh bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, saya menyampaikan terima kasih kepada semua
yang telah berkontribusi dalam penyusunan makalah ini. Dengan terselesaikannya
penyusunan makalah ini semoga dapat bermanfaat bagi saya selaku tim penyusun dan
semua pembaca pada umumnya. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah
ini masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu, penyusun sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca demi perbaikan makalah di masa yang
akan datang.
BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR SOSIOLOGI


1. Definisi Sosiologi
Sosiologi sebagai bagian dari ilmu pengetahuan lahir pada abad XIX yang
dipelopori oleh seorang ahli filsafat Perancis yang bernama AUGUSTE COMTE (
1798 – 1857 ), Dalam salah satu karyanya yang bejudul The Positive Philosophy
yang terbit pada tahun 1838, Comte menyebut kajian tentang kehidupan sosial
manusia dengan kata Sosiologi.
Kata sosiologi berasal dari bahasa latin, yaitu dari kata Socius dan Logos, Socius
berarti teman dan logos berarti berbicara, mengajar, atau ilmu. Sehingga secara
etimologi, sosiologi berarti ilmu tentang teman ( teman mempunyai makna yang
luas tidak sekedar teman dalam kehidupan sehari-hari).
2. Definisi Sosiologi menurut para ahli
a. Auguste Comte
Comte mempunyai pandangan menarik bahwa Sosiologi merupakan Ratu
ilmu-ilmu sosial. Menurut pandangannya berdasarkan hirarkhi ilmu,
Sosiologi menempati kedudukan teratas diatas Astronomi, fisika, kimia dan
biologi.
Menurut Comte Sosiologi adalah studi tentang statika sosial (social statics)
dan dinamik sosial ( social dinamics) . Statika sosial mewakili Stabilitas dan
dinamika sosial mewakili perubahan. Comte menggunakan analogi biologi
untuk menyatakan bahwa hubungan antara statika sosial dengan dinamika
sosial dapat disamakan dengan hubungan antara anatomi dan fisiologi dan
menganggap masyarakat sepeto organisme hidup, atinya masyarakat dapat
dilihat sebagai suatu sistem yang terdiri dari bagian-bagian yang saling
bergantung satu sama lain,
b. Max Weber
Sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakan-tindakan sosial.
Masyarakat meupakan poduk dari tindakan individu-individu yang bebuat
dalam kerangka fungsi nilai, motif, dan kalkulasi rasional.
Weber menyatakan ;ima cii pokok yang menjadi sasaran penelitian ilmu
sosial yang betitik tolak dari konsep dasar tentang tindakan sosial yaitu :
1. Tindakan manusia yang menurut si aktor mengandung makna yang
subjektif
2. Tindakan nyata dan yang bersifat membatin membatin sepenuhnya dan
besifat subjektif.
3. Tindakan yang meliputi pengaruh positif dari suatu situasi, tindakan
yang sengaja diulang serta tindakan dalam bentuk persetujuan secara
diam-diam
4. Tindakan itu diarahkan kepada seseoang atau kepada beberapa individu
5. Tindakan itu memeatikan tindakan orang lain dan terarah kepada orang
lain.
c. Pitiim A Sorokhin
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hal-hal beikut :
1) Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala
social ( gejala ekonomi dengan agama, keluarga dengan moral, hukum
dengan ekonomi, gerak masyarakat dengan politik dsb.
2. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala
non sosial ( gejala geografis dengan gejala biologis dsb )
3. Ciri-ciri umum semua jenis gejala – gejala sosial
d. Roucek dan Werren
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antar manusia dalam
kelompok –kelompok.
e. Soerjono Soekanto
Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi
kemasyaakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk pendapatkan pola
umum kehidupan masyaakat.
f. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses
sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial.

3. Objek Sosiologi
Objek kajian sosiologi adalah Masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antar
manusia dan proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam
masyarakat.Oleh karena itu, pada hakekatnya sosiologi mempelajari masyarakat
dan perilaku sosial manusia dengan meneliti kelompok yang dibangunnya.
Kelompok yang dimaksud meliputi keluarga, suku bangsa, komunikasi dan
pemerintahan, berbagai organisasi sosial, organisasi agama, politik,bisnis dsb.
Sosiologi mempelajai perilaku dan interaksi kelompok, menelusuri asal-usul
pertumbuhannya, serta menganalisis pengaruh kegiatan kelompok terhadap para
anggotanya.
Pengertian masyarakat dalam kajian sosiologi adalah sejumlah manusia yang
telah sekian lama hidup bersama dan menciptakan berbagai pergaulan hidup
sehingga membentuk kebudayaan.
Menurut Melville J Herkovits masyarakat adalah kelompok individu yang
diorganisasikan dan mengikuti satu cara hidup tetentu.
Bedasarkan definisi tersebut maka disebut masyaakat apabila memenuhi syarat
sebagai berikut:
1. Adana sejumlah manusia yang hidup bersama dalam waktu yang relatif lama.
Dalam proses hidup bersama tersebut manusia menjadi saling mengerti,
merasa, dan memiliki harapan dan dalam hidup bersama tsb terdapat pula
sistem komunikasi serta peraturan yang mengatur hubungan antar manusia
dalam masyarakat tersebut.
2. Manusia yang hidup bersama tesebut merupakan suatu kesatuan
3. Manusia yang hidup bersama tersebut melahirkan suatu sistem hidup
bersama yang menimbulkan kebudayaan dan sikap anggota masyarakat akan
merasa dirinya terkait dengan kelompok tsb
Secara garis besar terdapat Toga pendapat tentang objek sosiologi yaitu :
a. Individu
b. Kelompok Masyarakat
c. Realitas social
Menurut Meyer Nimkoff Sosiologi terbagi menjadi 7 (tujuh) objek besar yaitu :
1. Faktor dalam kehidupan sosial manusia
2. Kebudayaan
3. Sifat hakiki manusia
4. Kelakuan kolektif
5. Persekutuan hidup
6. Lembaga Sosial
7. Perubahan sosial
4. Sifat Hakekat Sosiologi
1. Sosiologi merupakan ilmu sosial bukan ilmu pengetahuan alam
2. Sosiologi meupakan disiplin ilmu kategoris bukan normatif
3. Sosiologi adalah ilmu pengetahuan murni (pure science)
4. Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang abstrak bukan ilmu konkrit
5. Sosiologi adalah ilmu pengetahuan empiis dan rasional
6. Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang umum bukan ilmu pengetahuan
khusus
5. Ciri-ciri Sosiologi
Sebagai ilmu pengetahuan, sosiologi memiliki ciri-ciri Sbb :
a. Empiris, artinya Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang berdasarkan fakta /
kenyataan sebenarnya dalam masyarakat.
b. Teoritis, artinya sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang berusaha
menyusun teori berdasarkan hasil-hasil observasi dan disusun secara logis
untuk menjelaskan hubungan sebab akibat.
c. Kumulatif, artinya teoi-teori dalam sosiologi disusun dari teoi yang sudah
ada dengan pengembangan dan perluasan sesuai perkembangan masyarakat.
d. Nonetis, artinya sosiologi tidak mempermasalahkan baik atau buuknya suatu
fakta/fenomena dalam masyarakat, tetapi beusaha menjelaskan fakta tersebut
secara logis dan analitis.
6. Tokoh Perintis Sosiologi
a. Auguste Marie Francois Xavier Comte ( 1798 – 1857 )
Comte lahir tanggal 17 Januari 1798 di kota Montpellier, Prancis. Ia diakui
sebagai Bapak Sosiologi karena merupakan orang pertama kali memakai
istilah sosiologi untuk analisisnya terhadap masyarakat manusia. Salah satu
karyanya yang paling terkenal adalah The Positive Philosophy. Menurut
Comte, perkembangan masyarakat terjadi melalui toga tahap :
1) Tahap fiktif / Teologi ( agama ), di mana cara berfikir dan bertindak
manusia masih diwarnai oleh apa yang disebut sebagai fetitisme,
animisme, politeisme, dan monoteisme. Semua gejala sosial dianggap
disebabkan secara langsung oleh roh, dewa atau Yang Mahakuasa.
2) Tahap Metafisika, di mana semua gejala tidak lagi dilihat sebagai hal
yang disebabkan secara langsung oleh roh atau dewa. Dalam tahap
metafisika ini hukum alam, kodrat manusia keharusan mutlak (nasib) dsb
disebut sebagai penyebab. Pada tahap ini orang sudah menggunakan
akal budi untuk mencari penjelasan mengenai keadaan sosial atau alam,
meskipun masih dalam taraf yang sangat sederhana.
3) Tahap Positivisme, diman gejala alam diterangkan dengan akal budi
berdasarkam hukum-hukumnya yang dapat ditinjau, diuji dan dibuktikan
secara ilmiah empiris. Dari tahap inilah yang kemudian mengantarkan
manusia ke era industri seperti sekarang ini.Comte dianggap sebagai
perintis positivisme, Ciri metode positivisme adalah obyek yang dikaji
beupa fakta, bermanfaat, dan mengarah pada kepastian serta kecermatan.
Beliau juga memberikan pemikiran bahwa Intelektualitas yang dibangun
manusia harus berdasarkan pada sebuah moralitas, Kesejahteraan,
kebahagiaan, dan kemajuan sosial tergantung pada perkembangan
perasaan altruistik serta pelaksanaan tugas meningkatkan kemanusiaan
sehingga masyarakat yang tertib, maju dan modern dapat terwujud.
b. Emile Durkheim ( 1858 – 1917 )
Dukheim menyatakan bahwa sosiologi meneliti lembaga-lembaga dalam
masyaakat dan proses-poses sosial. Ia adalah salah seorang peletak dasar
sosiologi modern. Dalam sebuah majalah sosiologi yang pertama “ L’annee
Sociologique “ Ia mengadakan pembagian sosiologi atas tujuh seksi yaitu :
1) Sosiologi Umum yang mencakup kepribadian individu dan kelompok
manusia.
2) Sosiologi Agama
3) Sosiologi hukum dan moral yang mencakup organisasi politik, sosial,
perkawinan dam keluarga.
4) Sosiologi tentang kejahatan
5) Sosiologi ekonomi yang mencakup ukuran-ukuran penelitian kelompok
kerja.
6) Sosiologi tentang demografi yang mencakup masyarakat perkotaan dan
pedesaaan.
7) Sosiologi Estetika
Beberapa hasil karyanya yang terkebal adalah :
a) The sosial Division of Labor ( 1893 )
b) The Rules of sosiological Method ( 1895 )
c) The Elementary Forma of Religius Life ( 1912 )
Durkheim menggunakan lima metode untuk mempelajari sosiologi yaitu :
1) Sosiologi harus bersifat ilmiah, dimana fenomena-fenomena sosial harus
dipelajari secara objektif dan menunjukkan sifat kausalitasnya.
a. Sosiologi harus memperlihatkan kaakteristik sendiri yang berbeda
dengan ilmu-ilmu lain.
b. Menjelaskan kenormalan patologi
c. Menjelaskan masalah sosial secara “sosial “ pula.
d. Menggunakan metode komparatif secara sistematis. Metode tersebut
telah diterapkan dalam sebuah penelitian tentang gejala bunuh diri
yang melanda masyarakat Eropa saat itu dengan judul “ Sucide “.
c. Karl Marx ( 1818 – 1883 )
Karl Marx lahir di Trier, Jerman pada tanggal 5 Mei 1818 dan wafat di
London 14 Maret 1883. Beliau terkenal sebagai tokoh Ekonomi Namun
beliau juga merupakan tokoh sosiologi , peran beliau dalam sosiologi
adalah teori kelas dimana ia menyatakan bahwa sejarah masyarakat
manusia adalah sejarah pejuangan kelas , Menuutnya perkembangan
pembagian kerja dalam ekonomi kapitalisme menimbulkan dua kelas yang
tidak sama yaitu :
1. Kaum Borjuis / kapitalis yaitu kelas yang terdii dari orang-orang yang
menguasai modal dan alat-alat produksi.
2. Kaum proleta yaitu kelas yang terdii dari orang-orang yang tidak
mempunyai modal dan alat produksi, sehingga mereka dieksploitasi
demi kepentingan kaum borjuis semata.
d. Herbart Spencer ( 1820 – 1903 )
Dalam bukunya yang berjudul The Pinciples of sociology Herbart Spencer
menguraikan materi sosiologi secara sistematis. Spencer mengatakan bahwa
objek sosiologi yang pokok adalah keluarga, politik, agama, pengendalian
sosial, dan industri Beliau menambahkan assosiasi , masyarakat setempat,
pembagian kerja, stratifikasi sosial,, sosiologi pengetahuan dan ilmu
pengetahuan serta penelitian terhadap kesenian dan keindahan.
Tidak lupa juga dia menekankan bahwa ilmu sosial harus menyoroti
hubungan timbal balik antara unsur-unsur masyarakat misalnya pengaruh
berbagai norma atas kehidupan keluarga, hubungan antar lembaga-
lembaga politik dengan lembaga-lembaga keagamaan Spencer juga
menganggap pentingnya penelitian atas perkembangan masyarakat dan
perbandingan antara masyarakat tersebut.
e. Max Weber ( 1864 – 1920 )
Max Weber lahi di Erfurt, Jeman tgl 21 April 1864 dan wafat di Muich 14
Juni 1920. Menuutnya Sosiologi adalah suatu ilmu yang berusaha
memberikan pengertian tentang aksi-aksi sosial. Beliau seorang Sosiolog
Jerman yang membeikan pengertian mengenai perilaku manusia dan
sekaligus menelaah sebab-sebab terjadinya interaksi sosial. Beliau terkenal
dengan metode “ pengertiannya” ( method of understanding ), ia juga
terkenal dengan teori “ Ideal typus-nya” yaitu suatu konstuksi dalam
pikiran seorang peneliti yang dapat digunakan sebagai suatu alat untuk
menganalisis suatu gejala-gejala dalam masyarakat. Sumbangsih ajaran
beliau adalah Analisis mengenai wewenang, birokrasi, sosiologi agama,
organisasi ekonomi dsb. Karya beliau yang terkenal antara lain :
1. The history of trading Companies Duing the Moddie Ages ( disertasi
1889).
2. Economic and Society ( 1920 )
3. Collected Essay on Sociology og Religion ( 3 Jilid. 1921 )
4. Collected Essay on Sociology and Social Problems ! 1924 )
5. From Max Weber : Essay on Sociology ( diterjemahkan dan diedit
oleh H.H Gerth dan C. Wright Mills, 1946 )
6. The Theory of Social and Economic Organization ( diterjemahkan
oleh Talcott Parsons 1947 )
7. Alex Weber on the Methodology of Social Sciences ( diterjemahkan
oleh E.A Shils dan H.A Finch, 1949 )
f. Selo Soemarjan ( 1915 – 2003 )
Selo Soemardjan lahir di Jogjakarta pada tanggal 23 Mei 1915 dan wafat
di Jakarta tanggal 11 ajuni 2003 Beliau mendapat gelar Bapak Sosiologi
Indonesia, Ia mengajar sosiologi di Universitas Indonesia setelah meraih
gelar doktornya di Univesitas Corneli, Amerika Serikat. Ia adalah pendiri
dan sekaligus dekan petama Fakultas Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan
yang sekarang menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UI. Ia
meneima Bintang Mahaputra Utama dari pemerintah pada tanggal 17
Agustus 1994, Sedangkan pada tanggal 30 Agustus 1994 ia meneima gelar
Ilmuwan Utama Sosiologi. Beberapa hasil karyanya yang terkenal
adalah :
1. Social Changes in Jogjakarta ( 1962 )
2. Gerakan 10 Mei 1963 di Sukabumi ( 1963 )
B. SEJARAH PERKEMBANGAN SOSIOLOGI
Kehidupan bermasyarakat telah ads di zaman prasejarah walaupun secara
sederhana dengan membentuk kelompok-kelompok keluarga. Pihak laki-laki
mengembara, berburu, dan meramu untuk mencari makanan, sedangkan
perempuan mengasuh anak-anak di rumah. Pembagian kerja tersebut
menunjukkan adanya perilaku masing-masing anggota kelompok untuk menjaga
kelangsungan hidupnya.
Beberapa ilmuwan berusaha menemukan suatu sistem pengetahuan yang
mampu menjelaskan adanya hubungan antarmanusia dan perilaku sosial budaya
melalui kehidupan bermasyarakat.
Sftuasi dan kondisi kehidupan masyarakat yang penuh dengan konflik dan tidak
adanya suatu dukungan apa pun tentang sebuah konsep masyarakat. Ketika
masyarakat menghadapi ancaman terhadap hal-hal yang selama ini dianggap sebagai
krisis sosial, maka mulailah orang-orang berpikir tentang sosiologis.
Di Etiopia pertama kali terjadi pemikiran terhadap konsep masyarakat yang
lambat laun melahirkan ilmu yang dinamakan sosiologi tersebut. Hal tersebut
didorong oleh beberapa faktor antara lain karena semakin meningkatnya
perhatian terhadap masyarakat dan adanya perubahanperubahan yang terjadi
dalam masyarakat, khususnya masyarakat Eropa.
Beberapa peristiwa besar yang mengisi lahirnya sosiologi antara lain sebagai
berikut
1. Revolusi Prancis (Revolusi Politik)
Pada masa Revolusi Prancis terjadi perubahan masyarakat yang sangat luar
biasa baik di bidang ekonomi, politik, clan sosial budaya. Semangat
liberalisme muncul di segala bidang antara lain penerapan dalam hukum can
undang-undang. Lambat lawn pembagian masyarakat terhapus dan semua
diberikan hak yang sama dalam hukum.
2. Revolusi Industri (Revolusi Ekonomi)
Revolusi Inclustri terjadi pada abad ke-18. Terdapat manifestasi dari
hiruk pikuknya perekonomian antara lain berkembangnya kapitalisme
perdagangan, mekanisme proses dalam pabrik, terciptanya unit-unit produksi
yang lu gs, terbentuknya kelas buruh, dan terjadinya urbanisasi
Struktur masyarakat mengalami perubahan dengan munculnya kelas
majikan can kelas buruh. Perekonomian dikuasai oleh kelas majikan
sehingga kelas buruh melemah. Kemudian kelas buruh bersatu membentuk
perserikatan.
Auguste Comte berpandangan bahwa perubahan-perubahan tersebut
menimbulkan dampak negatif yaitu terjadinya konflik antarkelas dalam
masyarakat. Terjadinya konflik karena ketidaktahuan masyarakat dalam
mengatasi perubahan akibat revolusi can hukum-hukum yang dapat dipakai
untuk mengatur tatanan sosial masyarakat.
Comte menganjurkan supaya penelitian-penelitian tentang masyarakat
ditingkatkan sebagai sebuah ilmu yang berdiri sendiri. Comte pun
membayangkan suatu penemuan hukum-hukum yang dapat mengatur gejala-
gejala sosial. Namun, Comte belum dapat mengembangkan hukum hukum
sosial sebagai suatu ilmu tersendiri clan hanya memberi istilah "sosiologi" untuk
ilmu tersebut.
Pada tahun 1839, istilah sosiologi muncul pertama kali pada keterangan
sebuah paragraf dalam pelajaran ke-47 Cours de la philosophie (kuliah filsafat)
karya Auguste Comte. Sebelumnya Comte menyebut ilmu pengetahuan
tersebut dengan sebutan fisika sosial. Namun, Adolphe Quetelet telah
menggunakan istilah tersebut dalam studi barunya tentang statistik
kependuclukan. Kemudian, Comte memberi istilah baru yaitu sosiologi yang
berasal dari bahasa Yunani yaitu socius can logos. Dengan clemikian diharapkan
bahwa tujuan sosiologi adalah untuk menemukan hukum-hukum masyarakat can
menerapkan pengetahuan itu demi kepentingan pemerintahan kota yang baik.
A. Perkembangan Sosiologi di Negara-Negara Barat
Jika kita menengok sejarah masyarakat Eropa di abad pertengahan, maka
pada abad itulah terjadi berbagai perubahan besar dalam sistem dan
struktur masyarakat sebagai akibat dari revolusi inclustri. Akan tetapi,
sebenarnya perubahan-perubahan sosial skala besar itu ticlak hanya terjadi
di abad pertengahan, tetapi juga terjadi jauh sebelumnya. Misalnya
ketika di abad ke-4 SM ketika Alexander menaklukkan negara-negara
Yunani, yang akhirnya mengubah sistem negara kota menjadi negara
kekaisaran. Tokoh-tokoh pemikir yang dapat kita catat pada masa ini
misalnya Plato, Aristoteles, Herodotus, Tucydides, Polybios, can
Cicero. Tokoh-tokoh di abad Helenistik inilah yang kemudian
mengedepankan "alam pikiran Yunani".
Pembagian tahap-tahap perkembangan sosiologi dibagi menjadi tiga
tahap sebagai berikut.
a) Masa Sebelum Auguste Comte
Sebelum Auguste Comte memberi Hama sosiologi pada ilmu
kemasyarakatan ada banyak tokoh yang sudah memperbincangkannya.
Tokoh-tokoh pemikir (filsuf) tersebut di antaranya adalah sebagai
berikut.
1) Socrates
Socrates lahir tahun 470 SM can meninggal tahun 399 SM. la
anak dari seorang pematung yang kemudian keahlian itu juga
diwarisinya. Ajaran Socrates yang penting yaitu mengenai
clitekankannya logika sebagai dasar bagi semua ilmu pengetahuan
termasukfilsafat.
Bagi Socrates, kecerdasan merupakan dasar dari semua tabiat
yang baik. Dengan kecerdasan clan pengetahuan menjaclikan
orang bijaksana. Kebajikan adalah sesuatu yang dapat dicapai
dengan kecerdasan manusia. Socrates menganjurkan agar kita
"membangun masyarakat" tersebut berlandaskan/didasarkan ilmu
pengetahuan ilmiah.
2) Plato adalah murid Socrates, yang lahir tahun 429 SM clan
meninggal tahun 347 SM. la berasal dari keluarga bangsawan.
Setelah Socrates meninggal, Plato mengembara ke berbagai negeri
seperti Mesir, Asia Minor, Sicilia, dan Italia. Pada tahun 387 SM is
kembali ke Athena clan mendirikan sekolah yang cliberi nama
Academia. Karena banyak menarik pemuda-pemuda Yunani, Academia
itu dapat disebut sebagai universitas pertama di Eropa. Karya Plato
yang terkenal berjudul The Republic (Negara) dan The Law (Hukum).
Dalam tulisannya The Republic, Plato menyuguhkan kepada kita karya
yang pertama clan terbesar yang bersifat sosiologis
Ajaran Plato tentang masyarakat menerangkan bahwa pada
dasarnya masyarakat itu merupakan bentuk perluasan dari
individu. Dengan kata lain, individu itu paralel dengan masyarakat
(Pemikiran demikian clikenal sebagai pemikiran dari mazhab atau
aliran "organis" atau "biologic'. Plato bertindak sebagai pelopornya).
Karena individu menurut Plato memiliki tiga sifat, maka
masyarakat pun memiliki tiga sifat. Tiga sifat atau elemen itu
adalah nafsu atau perasaan-perasaan, semangat atau kehendak, clan
kecerdasan atau akal
Berdasarkan ketiga elemen tersebut, Plato membedakan adanya
tiga lapisan atau kelas sosial masyarakat yaitu sebagai berikut.
 Bagi yang mengabdikan hidupnya untuk memenuhi nafsu clan
perasaannya seperti halnya memelihara tubuh manusia, maka
dengan demikian juga akan memelihara nafsu dan perasaan
masyarakat. Mereka itulah "kelas pekerja Langan" seperti buruh dan
budak.
 Karena semangat atau kehendak berfungsi melindungi tubuh
manusia, yang berarti harus pula melindungi masyarakat. maka
yang bisa melaksanakan hal itu adalah militer.
 Karena mereka mengembangkan akal d;;n kecerdasan untuk
membimbing tubuh manusia, maka mereka juga bertugas
mengembangkan akal guna memerintah dan memimpin
masyarakat. Mereka ini masuk dalam kelas penguasa.
Lebih jauh Plato juga menunjukkan bahwa kehidupan yang baik
tergantung pada dapat tidaknya pikiran clan kehendak manusia
itu berkembang. Sedangkan pikiran dan kehendak manusia hanya
dapat berkembang jika dalam masyarakat itu terdapat "keadilan".
Akan tetapi, bagaimana keadilan dapat tercapai? Menurut
Plato,keadila u at terca ai melalui tata tertib sosial. Jacli,
kehidupan yang baik adalah tujuan dari keadilan dan keadilan
adalah tujuan dari organisasi sosial (yang bisa menciptakan tertib
sosial).
3) Aristoteles
Aristoteles lahir tahun 384 SM di Macedonia dan meninggal
tahun 322 SM. lbunya merupakan ahli kesehatan Raja Amyntas
II (kakek Alexander Agung). Aristoteles adalah murid Plato.
Pada akhirnya, Aristoteles menjadi guru Alexander Agung, raja
Macedonia itu. Berkat bantuan Alexander Agung itu pula,
Aristoteles mendirikan perpustakaan clan museum yang pertama
kali di Yunani. Karyanya yang terkenal adalah The Politics
dan The Nicomachean Ethics. Dalam menganalisis keadaan
masyarakat, Aristoteles menggunakan "metode incluktif", yaitu
menarik kesimpulan umum dari fakta-fakta yang bersifat khusus.
Ajaran Aristoteles tentang masyarakat terdapat dalam bukunya The
Politics. Dikatakannya bahwa kelompok manusia yang dasar clan
esensial adalah pengelompokan (asosiasi) antara prig dan wanita
untuk memperoleh keturunan, clan asosiasi antara penguasa dengan
yang dikuasai.
Kedua bentuk asosiasi ini bersifat alamiah, tidak disengaja.
Keduanya akan terlihat dalam hubungan antara swami istri,
orang tua-anak, serta antara tuan clan budak atau pembantu di
dalam keluarga. Kenapa manusia secara ilmiah membentuk
kelompok (asosiasi)? Menurut Aristoteles hal tersebut
disebabkan karena manusia pada dasarnya adalah makhluk
sosial. Karena makhluk sosial, maka manusia sekaligus adalah
makhluk yang bermasyarakat. Berdasarkan pengertian ini,
Aristoteles menyatakan bahwa manusia berasosiasi membentuk
keluarga, kemudian keluarga berasosiasi membentuk
dusun/kampung, clan dusun berasosiasi membentuk negara.
Negara tumbuh secara alamiah seperti halnya keluarga clan dusun.
Masyarakat negara yang baik menurutnya dikelola oleh
pemerintah yang ada pembagian fungsi legislatif, eksekutif,
clan yudikatif.
Masih ada banyak tokoh lain yang mengemukakan tentang ilmu
kemasyarakatan sebelum Comte yang tidak dapat diuraikan di sini
satu per satu di antaranya adalah Ibnu Khaldun, seorang ahli
filsafat dari Arab, Thomas More dan N. Machiavelli yang turut
mewarnai ilmu kemasyarakatan pada zaman Renaissance,
Hobbes, John Locke, dan J.J. Rousseau yang ajarannya bersifat
rasionalistis, dan lain-lain.
b) Masa Auguste Comte
Pemikiran sosiologi atau pemikiran mengenai manusia dan masyarakat
sudah dirintis oleh generasi Socrates, Plato, dan Aristoteles di sekitar abad
ke-4 SM. Pada saat itu Yunani mengalami perubahan-perubahan sosial yang
menyangkut struktur maupun sistem kehidupan yang ada.
Pergolakan sosial yang kemudian muncul di abad pertengahan, lama
setelah Eropa tenggelam dalam abad kegelapan. Kalau di Yunani
ditandai dengan munculnya filsuf-filsuf seperti Socrates, Plato, dan
Aristoteles, maka pergolakan di Eropa ditandai dengan munculnya cerdik-
cendekia seperti J.J. Rousseau, Montesquieu, dan John Locke termasuk
kemudian Auguste Comte.
Walaupun demikian Comte telah berhasil memberi istilah untuk ilmu
yang hendak lahir tersebut dengan Hama sosiologi. Sosiologi
berkembang menjadi sebuah ilmu yang berdiri sendiri setelah Emile
Durkheim mengembangkan suatu metodologi sosiologi yang ia
kemukakan melalui bukunya yang berjudul The Rules of Sociological
Method.
Meskipun demikian, Auguste Comte tetap disebut sebagai Bapak
Sosiologi untuk menghormati jasanya terhadap lahirnya sosiologi.
Walaupun Comte yang memunculkan istilah sosiologi, namun istilah
tersebut dipopulerkan oleh Herbert Spencer dalam bukunya yang
berjudul Principles of Sociology. Di dalam buku tersebut, Spencer
mengembangkan sistem penelitian mengenai masyarakat di mana ia
menerapkan teori evolusi organik pada masyarakat manusia serta
mengembangkan teori besar mengenai evolusi sosial yang diterima oleh
masyarakat secara lugs.
Menurut Comte, suatu organ akan lebih sempurna apabila organ
tersebut bertambah kompleks dengan adanya proses pembedaan
(diferensiasi) di setiap bagiannya. Senada dengan hal tersebut,
Spencer memandang masyarakat sebagai suatu sistem yang terdiri
dari bagianbagian yang sating bergantung seperti halnya pada
organisms hidup. Pada dasarnya, evolusi dan perkembangan sosial
akan mempunyai makna apabila ada peningkatan diferensiasi dan
integrasi, peningkatan pembagian kerja, serta suatu transisi dari
homogen ke heterogen dari kondisi yang sederhana ke kondisi yang
kompleks.
Sejak Auguste Comte, metode positif (yaitu menggunakan pendekatan ilmu
alam) dipakai sebagai panutan para ahli sosiologi kemudian. Dalam
pengertian tradisional, metode positif yang digunakan oleh Comte selalu
disebut sebagai "pendekatan ilmu alam". Bahkan menurut Comte, sosiologi
memang merupakan ilmu'lisika sosial". Latar belakang Comte menggunakan
pendekatan ilmu alam dan menyebut sosiologi sebagai fisika sosial adalah
dalam rangka menciptakan sosiologi sebagai ilmu yang mandiri dan lepas
dari campur baur filsafat (sosial) dan psikologi (sosial) pada zamannya.
c) Masa Setelah Auguste Comte
Perkembangan sosiologi dari abad XIX ke abad XX sangat pesat.
Pada kurun waktu ini, perkembangan ditandai oleh munculnya
berbagai aliran berpikir (school of thought) yang sangat bervariasi.
Aliran-aliran itu di antaranya sebagai berikut.
1. Ekologisme, tokohnya Amos H. Hawley, O. Dudley Duncan, dan Leo
F. Schnore.
2. Demografisme, tokohnya N.B. Ryder.
3. Psikologisme dan materialisme, tokohnya George C. Homans.
4. Teknologisme, tokohnya William Fielding Ogburn.
5. Strukturalisme fungsional, tokohnya Robert K. Merton, Talcott
Parsons.
6. Strukturalisme pertukaran, tokohnya Peter M. Blau,
7. Strukturalisme konflik, tokohnya Ralf Dahrendorf, Pierre L. Van den
Berghe, Lewis Coser.
8. Interaksionisme simbolik, tokohnya George Hebert Mead.
9. Atomisme sosial, tokohnya John Finley Scott,

C. SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN


1. Hakikat Ilmu Pengetahuan
Seorang manusia yang terlahir di dunia ini dilengkapi dengan akal budi,
sehingga melalui akal budinya manusia dapat berpikir dan_)Disa
mendapatkan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan terdiri dari dua
komponen yaitu ilmu dan pengetahuan. Umu adalah kumpulan
pengetahuan yang disusun secara sistematis dan diperoleh dari aktivitas
berpikir manusia melalui metode tertentu yang kebenarannya dapat diuji
secara kritis oleh orang lain. Sedangkan pengetahuan adalah kesan dalam
pikiran manusia sebagai hasil penggunaan pancaindranya.
Jacli,jLrn~ungetahuan adalah pengetahuan_ yang tersusun secara sistematis
dengan menggunakan kekuatan pikiran/pemikiran yang selalu dapat
diperiksa, ditelaah, ataupun clikontrol secara kritis oleh siapa pun yang ingin
mengetahuinya.
Berdasarkan pada definisi di atas, maka ilmu pengetahuan mencakup
beberapa unsur (elements) sebagai berikut.
a) Pengetahuan adalah kesan dalam pikiran manusia sebagai hasil
penggunaan pancaindra yang berbeda dengan kepercayaan dan
informasi yang keliru. Pengetahuan berbeda dengan buah pikiran,
karena tidak semua buah pikiran merupakan pengetahuan.
b) Tersusun secara sistematis, tidak semua pengetahuan merupakan
ilmu, karena hanya pengetahuan yang tersusun secara sistematis
saja yang dapat dikatakan sebagai ilmu pengetahuan sehingga jelas
tergambar garis besarnya. Sistematika berarti urut-urutan tertentu dari
unsur-unsur yang merupakan suatu keutuhan.
c) Menggunakan pemikiran, pengetahuan diperoleh dengan
melihat/memandang sendiri fakta/ kenyataan (misalnya radio, televisi,
film, surat kabar, dan lain-lain). Diterima dengan pancaindra, selanjutnya
diolah oleh otak, itulah yang dinamakan pemikiran.
d) Objektif, ilmu pengetahuan harus bisa diketahui/dikontrol oleh
masyarakat umum yang mungkin berbeda dengan yang kita kemukakan.
Seorang ilmuwan harus mampu menjelaskan dengan jujur tentang
pengetahuannya dan rahasia-rahasia yang berkaitan dengan pengetahuan
tersebut tidak boleh disembunyikan, kecuali demi kepentingan negara atau
pemerintah.
Pada dasarnya ilmu pengetanuan muncul karena adanya hasrat
ingin tahu dalam diri manusia clan hasrat ingin tahu tersebut timbul
karena terdapat berbagai macam aspek kehidupan yang masili gelap
(belum diketahui) bagi manusia.Manusia menclapatkan ilmu pengetahuan
melalui berbagai cara yaitu sebagai berikut.
a. Penemuan secara kebetulan yaitu penemuan pengetahuan yang
sitatnya tanpa direncanakan dan diperhitungkan terlebih dahulu.
Meskipun penemuan jenis ini terkadang bermanfaat, namur, tidak
bisa dipakai dalam suatu cara kerja yang ilmiah karena
keadaannya yang tidak pasti ataupun kurang mendekati
Kepastian sehingga munculnya suatu penemuan tidak dapat
diperhitungkan secara berencana clan tidak selalu memberikan
gambaran yang sesungguhnya
b. Penemuan secara coba-coba (trial and error) yaitu suatu penemuan
melalui percobaan clan kesalahan kesalahan. Pada prinsipnya
penemuan semacam ini hampir sama dengan penemuan secara
kebetulan, hanya saja pads penemuan secara cobs-cobs manusia
bersikap lebih aktif untuk mengadakan percobaan-percobaan
meskipun tidak ada pengetahuan yang pasti tentang hasilnya. Suatu
kesalahan clan kegagalan dalam percobaan akan diperbaiki pads
percobaan beriKutnya.
c. Kewibawaan yaitu suatu pengetanuan yang didasarkan pads
penghormatan terhadap pendapat." penemuan yang clihasilkan oleh
seseorang/lembaga tertentu yang dianggap mempunyai
kewibawaan/wewenang, sehingga Serino kali pendapat/penemuan
tersebut tidak diuji terlebih dahulu kebenarannya padahal
kemungkinan terjadinya kesalahan tetaplah ada meskipun hal
tersebut dinyatakan oleh seseorang yang berwibawa.
d. Penemuan melalui usaha-usaha yang bersifat spekulatif yaitu suatu
pengetahuan yang diperoleh dengan jalan memilih salan sate dari
banyak keff iungkinan mengenai suatu hal meskipun pilihan tersebut
tidak didasarkan pads keyakinan apakan pilihan tersebut merupakan
cara yang paling tepat/jawaban yang sebenarnya

2. Ciri Sosiologi sebagai Ilmu Pengetahuan


Ciri-ciri sosiologi sebagai ilmu pengetahuan adalar, sebagai berikut.
a. Sosiologi bersifat empiris yaitu didasarkan pads observasi clan
akal sehat serta hasilnya tidak bersifat spekulatif.
b. Sosiologi bersifat teoretis yaitu selalu berusaha menyusun
abstraksi dari basil-basil observasi
c. Sosiologi bersifat kumulatif yaitu teori-teori sosiologi dibentuk
berclasarkan teori yang sudah ada kemudian diperbaiki, diperluas.
dan diperhalus.
d. Sosiologi bersifat nonetis yaitu t i dak mempersoalkan
baik/buruk suatu fakta tertentu, tetapi untuk menjelaskan fakta
tersebut

D. Metode Sosiologi

Metode adalah cara kerja atau jaian yang ditempuh alam pikiran untuk
mencapai tujuannya- Bag sosiologi, metode sangatlah penting. Metode yang
digunakan dalam sosiologi adalah metode ilmiah. Berikut ini akan diuraikan
beberapa penggglongan metode sosiologi.

1. Metode Kualitatif dan Kuantitatif

a) Metode Kualitatif, menggunakan bahan-bahan yang sukar diukur


dengan angka-angka atau ukuran lain yang eksak. Disebut juga
metode berdasarkan verstehen (Jerman) yaitu pemahaman/pengertian.
Metode kualitatif dalam sosiologi meliputi sebagai berikut.

1) Metode historis, menggunakan analisis atau peristiwa-peristiwa masa


silam untuk menentukan prinsip-prinsip umum. Contoh:
menyelidiki akibat-akibat revolusi secara umum dengan
menggunakan bahan-bahan sejarah yaitu dengan meneliti revolusi-
revolusi yang terjadi pada masa siiam.

2) Metode komparatif, mementingkan perbandingan antara


macam-macam masyarakat dari berbagai aspek untuk
memperoleh persamaan dan perbedaan dalam rangka memberi
petunjuk peri kelakuan masyarakat pada masa silam dan
masa sekarang serta masyarakat yang mempunyai tingkat
peradaban yang berbeda atau yang sama.

3) Metode historis komparatif, kombinasi dari kedua metode


sebelumnya.

4) Metode studi kasus, mempelajari salah satu gejala nyata dalam


kehidupan masyarakat dengan sedalam-dalamnya guna
mendapatkan dalil-dalil umum.

b) Metode Kuantitatif

Menggunakan bahan-bahan keterangan dengan angka-angka


sehingga gejala yang diteliti dapat diukur dengan skaia-skaia.
indeks-indeks, label-label, dan formula-formula yang semuanya
sedikit banyak menggunakan ilmu pasti. Metode kuantitatif
meliputi sebagai berikut

1) Metode statistik, mengukur gejala-gejala sosial secara


matematis untuk mengetahui korelasi/hubungannya.

2) Metode eksperimen, metode dengan menggunakan percobaa n-pe


rcobaan.

3) M etode P enjenisan

Metode penjenisan ini meliputi sebagai berikut.

 Metode induktif, mempelajari suatu gejala yang khusus


untuk mendapatkan kaidah-kaidah dalam wilayah yang
lebih lu g s. Dengan kata lain, metode ini digunakan untuk
memperoleh prinsip-prinsip umum dari observasi/pengamatan
tentang tingkah laku yang sedang dipelajari.

 Metode deduktif , menggunakan kaidah-kaidah yang dianggap


berlaku umum, untuk selanjutnya dipelajari dalam keadaan
khusus. Dengan kata lain, metode ini merupakan pengetrapan
prinsip-prinsip umum pada peristiwa khusus.

 Metode Empiris-Rasionalistis
1) Metode empiric. metode ini menyandarkan diri pada
keadaan-keadaan nyata (realita) dalam masyarakat dan
diwujudkan dalam suatu penelitian.
2) Metode rasionalistis, mengutamakan pemikiran
dengan logika untuk mencapai pengertian mengenai
masalah kemasyarakatan.
 Metode Fungsional
Bertujuan meneliti kegunaan-kegunaan lembaga kemasyarakatan
dan struktur sosial dalam masyarakat.dan memiliki hubungan
timbal balik yang saling mempengaruhi.

E. MAZHAB-MAZHAB DALAM SOSIOLOGI


Pada perkembangan sosiologi setelah Auguste Comte muncul berbagai teori
dalam ilmu sosiologi yang dipengaruhi oleh ilmu-ilmu lain. Pengelompokan
sosiologi ke dalam mazhab-mazhab tertentu didasarkan pada faktor ilmu pengetahuan
lain yang sedikit banyak memengaruhi perkembangan sosiologi. Adapun mazhab-
mazhab tersebut meliputi sebagai berikut.
1. Mazhab Geografi dan Lingkungan
Tokoh yang ajarannya banyak digunakan dalam mazhab ini adalah
Edward Buckle dan Le Play. Dalam karyanya yang berjudul History of
Civilization in England, Buckle mencoba melanjutkan ajaran-ajaran sebelumnya
tentang pengaruh keadaan alam terhadap masyarakat. Dalam analisisnya is
menemukan beborapa keteraturan hubungan antara keadaan alam dengan
tingkah laku manusia, contohnya fenomena bunuh diri akibat rendahnya
penghasilan, sedangkan tinggi rendahnya penghasilan sedikit banyak dipengaruhi
oleh kondisi alam, terlebih iklim daerah. Sehingga taraf kemakmuran suatu
masyarakat sangat bergantung pada kondisi alam di mana masyarakat tersebut
tinggal.
Inti dari mazhab ini adalah bahwa keadaan alam memiliki hubungan dengan
faktor-faktor struktur dan organisasi sosial. Ajaran dan tend dalam mazhab geografi
dan lingkungan mengungkapkan adanya hubungan (korelasi) antara tempat tinggal
dengan berbagai karaktedstik kehidupan sosial suatu masyarakat tertentu.
2. Mazhab Organis dan Evolusioner
Pada perkembangannya, sosiologi banyak dipengaruhi oleh ajaran-ajaran dan
teori-teori di bidang biologi. Tokoh yang mengembangkan mazhab ini di antaranya
adalah Herbert Spencer, Emile Durkheim, dan Ferdinand Tunnies. Herbert
Spencer merupakan orang pertama yang menulis tentang masyarakat atas dasar
data empiris yang konkret. Menurut Spencer, suatu organisms akan bertambah
sempurna jika bertambah kompleks dan disertai adanya diferensiasi antara bagian-
bagiannya. Dalam buku yang berjudul Principles of Sociology, Spencer mengatakan
bahwa pada masyarakat industri yang telah terdiferensiasi dengan mantap akan
menciptakan stabilitas menuju keadaan hidup yang damai.
Ajaran Durkheim yang dapat dikategorikan dalam mazhab ini tertuang
dalam karyanya yang berjudul The Social Division of Labor. Durkheim
mengatakan bahwa unsur baku dalam masyarakat adalah faktor solidaritas. la
menyebutkan adanya dua solidaritas yaitu solidaritas mekanis dan solidaritas
organis. Pada masyarakat dengan solidaritas mekanis, warga masyarakat belum
memiliki sistem pembagian dan diferensiasi, masyarakatnya juga memiliki
kepentingan dan kesadaran yang sama. Sedangkan pada masyarakat dengan
solidaritas organis yang merupakan perkembangan dari masyarakat dengan
solidaritas mekanis telah memiliki sistem pembagian kerja yang ditandai
dengan adanya derajat spesialisasi tertentu, dan apabila solidaritas tersebut
mengalami kemunduran maka ada kemungkinan terjadinya anomie, yaitu
keadaan di mana para warga masyarakat tidak lagi memiliki pedoman untuk
mengukur kegiatan-kegiatannya dikarenakan tidak adanya nilai dan norma dalam
masyarakat.
Ferdinand Tonnies berpendapat bahwa dasar hubungan tentang
bagaimana warga suatu masyarakat melaksanakan interaksi dengan
sesamanya akan menentukan bentuk kehidupan sosial dari masyarakat yang
bersangkutan. Hubungan suatu masyarakat yang mendasarkan pada faktor
perasaan, simpati pribadi, dan kepentingan bersama disebut paguyuban
(gemeinschaft), sedangkan hubungan masyarakat yang didasari atas
kepentingan-kepentingan rasional dan ikatan yang sifatnya tidak permanen
disebut patembayan (gesellschaft). Tonnies menggunakan kedua bentuk
kehidupan sosial tersebut sebagai dasar untuk menganalisis setiap aspek atau bagian
dari masyarakat.
3. Mazhab Formal
Tokoh-tokoh yang mengembangkan mazhab ini pada umumnya berasal dari
Jerman dan banyak dipengaruhi oleh ajaran-ajaran serta filsafat Immanuel Kant.
Tokoh-tokoh tersebut di antaranya adalah George Simmel, Leopold Von
Wiese, dan Alfred Vierkandt. George Simmel mengemukakan bahwa
elemen-elemen masyarakat akan mencapai kesatuan rnelalui bentuk-bentuk
yang mengatur hubungan antara elemen-elemen itu sendiri. Selain itu, ia juga
mengemukakan bahwa berbagai lembaga yang ada pada masyarakat terwujud
dalam bentuk superioritas, subordinasi, dan konflik.
Seluruh hubungan sosial, keluarga, agama, peperangan, perdagangan,
dan kelas-kelas bisa diberi karakteristik menurut salah satu bentuk di atas
maupun ketiga-tiganya. Menurutnya, seseorang menjadi warga masyarakat
untuk menjalani proses sosialisasi dan individualisasi sehingga orang tidak
akan mengalami proses interaksi dengan orang/kelompok lain tanpa menjadi
warga masyarakat. Dengan kata lain, setiap individu memiliki peranan yang
harus dijalankannya. Oleh karena itu, interaksi individu dengan kelompok
hanya dapat dipahami dan dimengerti dalam kerangka peranan yang
dilakukan oleh individu tersebut.
Tokoh lain Leopold Von Wiese berpendapat, bahwa sosiologi harus
memusatkan perhatian pada hubungan antarmanusia tanpa mengaitkannya
dengan tujuan maupun kaidah, serta mulai dengan pengamatan terhadap
perilaku konkret tertentu. Ajaran Wiese bersifat empiris dan ia mencoba untuk
melakukan kuantifikasi terhadap proses-proses sosial yang terjadi.
Menurutnya, proses sosial merupakan hasil perkalian atas sikap dan keadaan
yang masing-masing dapat diurai ke dalam unsurunsurnya secara sistematis.
Sedangkan Alfred Vierkandt mengemukakan bahwa sosiologi menyoroti
situasi-situasi mental. Situasi tersebut tidak dapat dianalisis secara
tersendiri, melainkan hasil perilaku yang timbul akibat adanya interaksi
antarindividu dan kelompok dalam masyarakat. sehingga sosiologi bertugas
untuk menganalisis dan mengadakan sistematika terhadap gejala sosial
dengan cara menguraikannya ke dalam bentuk-bentuk kehidupan mental, dan
hal tersebut dapat ditemukan dalam gejala-gejala berupa harga diri,
perjuangan. simpati, imitasi, dan lain-lain.
4. Mazhab Psikologi
Salah satu tokoh yang mendasarkan teori pada psikologi adalah Gabriel
Tarde dari Prancis. Berawal dari pandangannya yang menyebutkan bahwa
gejala sosial memiliki sifat psikologis yang terdiri dari interaksi antarjiwa
individu, di mana jiwa tersebut tersusun atas kepercayaan-kepercayaan dan
keinginan-keinginan.
Menurut Gabriel, bentuk utama dari interaksi mental individu-individu
adalah imitasi, oposisi, adaptasi, dan penemuan baru. Dalam prosesnya,
imitasi berhadapan dengan oposisi yang menuju pada bentuk adaptasi baru,
sehingga terjadilah perubahan sosial yang disebabkan adanya penemuan -
penemuan baru dan kemudian terjadi imitasi, oposisi, penemuan-
penemuan baru, perubahanperubahan, dan seterusnya.
Selain Gabriel Tarde, tokoh yang menggunakan teori psikologi dalam analisis
sosiologinya adalah Albion Small. Horton Cooley, dan L.T. Habhouse.
Habhouse merupakan salah satu pelopor psikologi sosial dan orang yang
memelopori penggunaan metode-metode perbandingan dalam sosiologi. la sangat
tertarik pada konsep pembangunan dan perubahan sosial, dan is menolak
penerapan prinsip-prinsip biologis terhadap studi masyarakat manusia.
Menurutnya, kriteria yang diperlukan untuk mengukur perubahan sosial adalah
psikologi dan etika. sebagai pengikut mazhab psikologi, Habhouse memberi
banyak perhatian pada kondisi-kondisi psikologis kehidupan sosial. la mencoba
membuktikan bahwa kehidupan sosial berkembang ke arah keadaan yang lebih
rasional dan harmonis, sehingga perkembangan sosial terjadi apabila kesadaran dan
kebutuhan sosial meningkat.
5. Mazhab Ekonomi
Tokoh yang analisisnya banyak dipakai dalam mazhab ini adalah Karl
Marx dan Max Weber. Karl Marx menggunakan metode sejarah dan
filsafat untuk membangun suatu teori mengenai perubahan yang
mengindikasikan terjadinya perkembangan masyarakat menuju suatu
keadaan di mana ada keadilan sosial. Marx menyatakan bahwa selama
masyarakat masih terbagi dalam kelas-kelas, maka segala kekuatan dan
kekayaan akan terhimpun dalam kelas yang berkuasa.
Menurut Karl Marx, hukum, filsafat, agama, dan kesenian adalah suatu
refleksi dari status ekonomi kelas sosial yang ada dalam masyarakat, meskipun
hukum perubahan berperan dalam sejarah sehingga keadaan tersebut dapat
berubah baik dengan jalan revolusi maupun damai. Namun selama kelas yang
berkuasa masih ada, maka eksploitasi terhadap kelas yang lebih lemah akan tetap
berlangsung. sehingga selamanya akan tetap terjadi pertikaian antarkelas sosial
dalam masyarakat. Pertikaian tersebut akan berakhir tatkala salah satu kelas (yaitu
kelas proletar) menang dan terbentuklah masyarakat tanpa kelas.
Sedangkan Weber menyatakan bahwa semua bentuk organisasi sosial
harus diteliti menurut perilaku warganya yang memiliki motivasi dan harapan
yang sama, untuk mengetahuinya digunakan metode pengertian (verstehen).
Menurut Weber tingkah laku individu dalam masyarakat dapat dikelompokkan
atas empat tipe ideal aksi sosial yaitu sebagai berikut.
a. Aksi yang bertujuan, yaitu tingkah laku yang ditujukan untuk mendapatkan
hasil-hasil yang efisien.
b. Aksi yang berisikan nilai yang telah ditentukan, merupakan perbuatan
untuk merealisasikan dan mencapai tujuan.
c. Aksi tradisional yang menyangkut tingkah laku dalam melaksanakan suatu
aturan yang bersanksi.
d. Aksi yang emosional, hal ini menyangkut perasaan seseorang.
Berdasarkan pada empat hal tersebut, maka lahirlah hubungan-hubungan sosial
dalam masyarakat.

6. Mazhab Hukum
Durkheim memberi perhatian besar terhadap hukum kaitannya dengan jenis-
jenis solidaritas yang terdapat dalam masyarakat. Menurut Durkheim, hukum
adalah kaidah-kaidah yang bersanksi dan berat ringannya tergantung pada sifat
pelanggaran, anggapan-anggapan, serta keyakinan masyarakat mengenai baik
buruknya suatu tindakan. Menurutnya, di dalam masyarakat terdapat dua
macam sanksi yaitu sanksi represif dan restitutif. Pada masyarakat yang didasarkan
pada solidaritas mekanis pada umumnya menerapkan kaidah-kaidah hukum
dengan sanksi represif, sedangkan masyarakat dengan solidaritas organis
menerapkan sanksi restitutif. Suatu kaidah hukum dibuat untuk mengembalikan
keadaan pada situasi semula sebelum terjadinya suatu keguncangan akibat
dilanggarnya suatu kaidah hukum. Durkheim berpendapat bahwa dengan adanya
peningkatan diferensiasi dalam masyarakat, reaksi kolektif yang kuat terhadap
penyimpangan-penyimpangan menjadi berkurang dalam sistem yang bersangkutan,
sehingga hukum yang bersifat represif berkecenderungan untuk berubah menjadi
hukum yang restitutif.
Selain Durkheim, Max Weber juga banyak menyoroti persoalan
hukum dalam kajian sosiologinya. Weber telah mempelajari pengaruh faktor-
faktor agama, ekonomi, dan politik terhadap perkembangan hukum. Menurut
Weber terdapat empat tipe ideal hukum yaitu sebagai berikut.
a. Hukum irasional dan material, pembentukan undang-undang dan hakim
mendasarkan keputusankeputusannya semata-mata pada nilai-nilai emosional
tanpa menunjuk pada satu kaidah pun.
b. Hukum irasional dan formal, pembentukan unclang-undang dan hakim
berpedoman pada kaidahkaidah di luar akal, karena keputusannya didasarkan
pada wahyu/ramalan.
c. Hukum rasional dan material, keputusan-keputusan para pembentuk undang-
undang dan hakim menunjuk dada suatu kitab suci, kebijakan-kebijakan
penguasa, atau ideologi.
d. Hukum rasional dan formal, hukum dibentuk semata-mata atas clasar
konsep-konsep abstrak dari ilmu hukum.

F. RUANG LINGKUP KAJIAN DAN MANFAAT SOSIOLOGI SERTA PERAN


SOSIOLOGI
1. Ruang Kajian Sosiologi
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji masyarakat
dalam keseluruhannya dan hubungan-hubungan antara orang-orang dalam
masyarakat tersebut. Melalui sosiologi diharapkan berbagai persoalan dan
fenomena dalam masyarakat dapat ditafsirkan. Penafsiran terhadap
berbagai fenomena dan persoalan yang terjadi dalam masyarakat akan
sangat bermanfaat dalam menyelesaikan masalah-masalah yang timbul
dalam masyarakat itu sendiri. Selain itu juga bermanfaat untuk menjadi
landasan prediksi sehingga orang bisa memprediksi apa yang mungkin
terjadi dan melakukan berbagai persiapan untuk mengantisipasi
berbagai kemungkinan terburuknya
Untuk memahami ruang kajian sosiologi, berikut penjelasan mengenai konsep-
konsep dasar sosiologi.
a) Masyarakat
Emile Durkheim menyatakan bahwa masyarakat bukan sekadar suatu
penjumlahan individu semata, tetapi masyarakat merupakan suatu
sistem yang dibentuk dari hubungan anggota masyarakat. Kata
masyarakat berasal dari bahasa Arab "syaraka" yang berarti ikut serta
atau berpartisipasi. Sedangkan dalam bahasa Inggris, masyarakat
adalah society yang artinya mencakup interaksi sosial, perubahan sosial,
dan rasa kebersamaan.
Masyarakat dalam istilah sehari-hari sering kita artikan sebagai
himpunan orang-orang dalam satuan wilayah tertentu. Pada
hakikatnya yang dimaksud dengan masyarakat adalah kumpulan
orang yang hidup di suatu wilayah tertentu dan membina kehidupan
bersama dalam berbagai aspek kehidupan atas dasar norma sosial tertentu.
Suatu masyarakat terbentuk karena manusia menggunakan
pikiran, perasaan, serta keinginannya dalam memberikan reaksi terhadap
lingkungannya. Hal tersebut dapat terjadi karena manusia memiliki dua
keinginan pokok, yaitu keinginan untuk menjadi satu dengan manusia
yang lain serta keinginan untuk menyatu dengan lingkungan alam di mana
manusia tersebut tinggal.
Setiap manusia memiliki naluri untuk selalu berhubungan dengan
makhluk sesamanya. Dari hubungan timbal balik yang berkesinambungan
tersebut akan menghasilkan pola pergaulan atau lebih sering disebut
sebagai pola interaksi sosial. Dalam proses pergaulan menghasilkan
pandangan mengenai kebaikan dan keburukan. Pandangan-pandangan itu
menjadi nilai-nilai manusia yang pada akhirnya sangat memengaruhi cara
dan pola perilakunya dalam kehidupan bermasyarakat. Unsur-unsur pokok
masyarakat adalah sebagai berikut.
1) Adanya individu-individu yang cenderung bersifat heterogen
dalam berbagai hat seperti usia, jenis kelamin, latar belakang
pendidikan, dan lain-lain.
2) Adanya hubungan timbal balik yang secara otomatis terjadi dalam
setiap masyarakat tanpa henti-hentinya dan meliputi oetbagai
aspek kehidup an Gaiam bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial
budaya, serta dalam bidang pertahanan dan keamanan.
3) Adanya daerah dengan batas-batas tertentu yang merupakan wadah
tempat berlangsungnya suatu tata kehidupan bersama.
4) Adanya sistem norma tertentu yang berfungsi sebagai pedoman
dalam sistem tata kelakuan dan hubungan warga masyarakat untuk
memenuhi kebutuhannya.
b) Kebudayaan
Secara etimologis, istilah kebudayaan berasal dari bahasa
Sanskerta yaitu buddhayah yang merupakan bentukjamak dari kata
buddhiyang berarti akal. Sehingga kebudayaan diartikan sebagai hat-hat
yang bersangkutan dengan budi/akal.
Sementara Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi (sosiolog)
merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa, dan cipta
manusia. Maksud dari aspek-aspek itu sebagai berikut.
1) Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan
kebendaan/jasmaniah (material culture) yang diperlukan oleh
manusia untuk menguasai alam sekitarnya.
2) Rasa yang di dalamnya adalah jiwa manusia, melahirkan kaidah-
kaidah dan nilai-nilai sosial yang diperlukan untuk mengatur
masalah-masalah kemasyarakatan dalam arti yang lugs.
3) Cipta merupakan kemampuan mental, sebagai hasil kemampuan
berpikir manusia dalam hidup bermasyarakat.
Karya merupakan aspek material manusia, sedangkan aspek
spiritual yang ada dalam diri manusia adalah cipta, rasa, dan karsa,
yaitu kemampuan menghasilkan kaidah kepercayaan, kesopanan, dan
hukum.
Manusia berusaha mendapatkan ilm ;u pengetahuan dengan
menggunakan Iogilka, menyerasikan perilaku terhadap kaidah-kaidah
yang ada dalam masyarakat melalui etika danmendapatkan keindahan
melalui estetika dan semua hat itu merupakan kebudayaan.
Koentjaraningrat menyatakan tentang adanya tiga wujud kebudayaan
yaitu sebagai berikut.
1) Kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai.
norma-norma, peraturan, dan sebagainya. Wujud ini disebut dengan
wujud ideal dari kebudayaan, dengan sifatnya yang abstrak, tidak
dapat diraba maupun difoto dan berada dalam kepala manusia (ada di
alam bawah radar/alam pikiran warga masyarakat). Adakalanya
pemikiran tersebut dituanakan dalam bentuk tulisan Sehingga terbentuk
karangan dan buku-buku. Ide-ide atau gagasan-gagasan yang hidup
dalam masyarakat dan sating berkaitan akan membentuk suatu
sistem yang disebut dengan sistem budaya (cultural system). Di
Indonesia wujud ideal kebudayaan dikenal dengan istilah adat.
2) Kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas dan tindakan
berpola dari manusia dalam masyarakat. Wujud ini dikenal
dengan istilah sistem sosial (social system). Sistem sosial terdiri
dari aktivitas-aktivitas manusia yang berinferaksi, berhubungan,
serta bergaul dari waktu ke waktu menurut pola-pola tertentu yang
berdasarkan adat tata kelakuan. Sistem sosial bersifat konkret,
dapat diobservasi, difoto, dan didokumentasikan serta terjadi di
sekeliling kita sehari-hari
3) Kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
Wujud ini disebut kebudayaan fisik atau artefak dengan sifat
konkret dan dapat dirasakan keberadaannya secara nyata/riil
dalam kehidupan sehari-hari.
Pemikiran Koentjaraningrat mengenai tiga wujud kebudayaan di
atas senada dengan apa yang dikemukakan oleh J.J. Honigmann
dalam bukunya The World of Man (1959), yang menyatakan
bahwa terdapat tiga "gejala kebudayaan" yang meliputi ideas, activities,
dan artifacts.
Kebudayaan secara universal terdiri dari tujuh unsur utama yaitu
sebagai berikut.
1) Sistem komunikasi (bahasa).
2) Sistem kepercayaan (religi).
3) Sistem kesenian (seni).
4) Sistem organisasi sosial (sistem kemasyarakatan).
5) Sistem mata pencaharian.
6) Sistem ilmu pengetahuan.
7) Sistem peralatan dan perlengkapan hidup (teknologi).

Setiap kebudayaan memiliki sifat hakikat yang berlaku umum


bagi seluruh kebudayaan yang ada di muka bumf. Sifat hak ikat
kebudayaan tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut.
1) Kebudayaan terwujud dan tersalurkan melalui perilaku manusia.
2) Kebudayaan telah ada sebelum lahirnya suatu generasi
tertentu da n tidak akan coati dengan habisnya usia generasi
yang bersangkutan.
3) Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan d"VVL.iUdkan dalam
tingkah lakunya.
4) Kebudayaan meliputi aturan-aturan yang berisikan
kewajiban-kewajiban dan tindakantindakan, baik yang
diterima maupun ditolak, serta tindakan-tindakan yang
dilarang maupun tindakan yang diizinkan.

c) Interaksi Sosial
Di satu sisi interaksi sosial merupakan bentuk-bentuk aktivitas
individu dalam memenuhi kebutuhannya. Dalam arti lain, interaksi
sosial adalah hubungan dan pengaruh timbal batik antara individu
dengan individu, antara individu dengan kelompok individu, serta antara
kelompok individu dengan kelompok individu yang lain.
Dalam satu interaksi sosial terdapat empat subkomponen
yang dapat mendukung terwujudnya suatu interaksi sosial. Komponen-
komponen itu antara lain sebagai berikut.
1) Rangsangan (stimulan) yaitu suatu rangsangan yang
mendorong pada seseorang untuk memberikan respons atau
tanggapan.
2) Tanggapan (respons) yaitu suatu aktivitas tanggapan yang
muncul karena adanya stimulan, baik stimulan yang pasif
maupun stimulan yang aktif.
3) Aktivitas aksi yaitu aktivitas permulaan yang menjadi penyebab
munculnya interaksi sosial.
4) Aktivitas reaksi yaitu suatu aktivitas tanggapan yang
muncul setelah adanya aksi dari pihak pertama.

d) Sosialisasi
Sosialisasi merupakan suatu proses pergaulan seseorang
terhadap banyak orang di dalam masyarakat. Proses sosialisasi
seorang individu berlangsung sejak iahir hingga akhir hayatnya.
Melalui proses sosialisasi seorang individu akan memperoleh
pengetahuan-pengetahuan, nilainilai, dan norma-norma yang akan
membekali individu tersebut dalam proses pergaulan.

e) Kebutuhan Hidup
Kebutuhan hidup merupakan suatu perwujudan dari manusia
sebagai makhluk hidup, sebagai makhluk sosial, dan sebagai
makhluk yang memiliki akal budi. Kebutuhan hidup ini terdiri dari
tiga macam antara lain sebagai berikut.
1) Kebutuhan mendasar yaitu kebutuhan yang harus dipenuhi dan
apabila tidak dipenuhi maka kelangsungan hidupnya akan
terganggu. Contohnya makan, minum, pakaian, dan perumahan.
2) Kebutuhan sosial yaitu kebutuhan manusia untuk bersama-
sama dengan manusia yang lain. Contohnya berkomunikasi,
pendidikan, dan lain-lain.
3) Kebutuhan integratif yaitu kebutuhan kejiwaan manusia.
Contohnya berekreasi, mengungkapkan rasa estetika,
mengungkapkan harga diri, dan lain-lain

f) Nilai clan Norma

Nilai adalah segala sesuatu yang dianggap baik dan benar


oleh suatu kelompok masyarakat yang merupakan sesuatu . yang
diidam-idamkan.

Sedangkan norma merupakan perwujudan konkret dari nilai-


nilai sosial. Norma dibuat oleh warga masyarakat untuk
melaksanakan nilai-nilai sosial yang ada dalam masyarakat
tersebut yang telah dianggap baik clan benar. Agar norma dapat
dipatuhi oleh semua warga masyarakat, maka norma dilengkapi
dengan sanksi.

g) Kepribadian
Kepribadian merupakan gambaran umum dari perilaku individu
yang sangat khas dan dapat terlihat dari perilaku sehari-hari.
Adapun wujud dari kepribadian antara lain sebagai berikut.
1) Perangai
2) Sikap atau Perilaku
3) Tuture Kata
4) Persepsi
5) Kegemaran
6) Keimanan dan ketakwaan
7) Tanggung Jawab
8) Prakarsa

h) Perilaku Menyimpang
Perilaku menyimpang merupakan bentuk-bentuk perilaku
warga masyarakat yang tidak sesuai dengan norma dan nilai yang
ada dalam masyarakat tersebut
Adapun sumber dari perilaku menyimpang tersebut antara lain
sebagai berikut.
1) Memburuknya situasi sosial budaya masyarakat, seperti adanya
resesi clan depresi ekonomi.
2) Lemahnya penegak hukum dalam melakukan tindakan penegakan
hukum.
3) Adanya peperangan ataupun situasi keamanan dan ketertiban
masyarakat yang memburuk.
4) Tidak berhasilnya proses pewarisan budaya dari generasi tua
kepada generasi muda

i) Pengendalian Sosial
Pengendalian sosial adalah semua usaha yang dilakukan
oleh warga masyarakat agar warganya dapat berperilaku
sesuai norma clan nilai yang ada dalam masyarakat. Untuk
melaksanakan pengendalian sosial dapat dilakukan secara
preventif maupun represif. Tujuan pengendalian sosial yaitu
terciptanya tertib sosial dalam masyarakat.

j) Struktur Sosial
Struktur sosial merupakan cars suatu masyarakat
mengorganisasikan diri dalam hubunganhubungan yang dapat
diprediksikan melalui pola perilaku secara berulang-ulang
yang dilakukan antarindividu clan antarkelompok dalam
masyarakat.
Struktur sosial memiliki empat elemen clasar yaitu sebagai berikut.
1. Status Sosial
2. Peranan/Peran social
3. Kelompok
4. Institusi
Dalam Struktur sosial masyarakat tercipta ketidaksamaan
sosial yang pada akhirnya melahirkan stratifikasi clan
diferensiasi sosial.

k) Mobilitas Sosial
Mobilitas sosial merupakan gerak perpindahan seseorang
ataupun sekelompok orang dari status sosial satu menuju
status sosial yang lain. Secara umum terdapat tiga jenis
mobilitas sosial yaitu sebagai berikut.
1) Mobilitas sosial horizontal adalah perpindahan status
sosial yang dialami oleh seseorang/ sekelompok orang
dalam lapisan sosial yang sama.
2) Mobilitas sosial vertikal adalah perpindahan status
sosial seseorang/sekelompok orang dalam lapisan yang
berbeda.
3) Mobilitas antargenerasi adalah perbedaan status
sosial antara anak dengan orang tua, yaitu ditandai
dengan adanya perkembangan taraf hidup dalam satu garis
keturunan.

l) Pranata Sosial
Pranata sosial merupakan sistem norma yang
mengatur segala tindakan manusia untuk memenuhi
kebutuhan pokoknya dalam hidup bermasyarakat

m) Perubahan Sosial
Perubahan sosial merupakan perubahan yang terjadi
pada lembaga kemasyarakatan di dalam suatu
masyarakat yang memengaruhi sosial baik dalam
hal nilai, sikap-sikap, maupun pola perilaku di antara
kelompok-kelompok, silam masyarakat.

2. Manfaat Sosiologi. Sosiologi mempunyai empat macam manfaat bagi


masyarakat, yaitu dalam bidang perencanaan sosial, penelitian,
pembangunan, clan pemecahan masalah sosial.

G. Hubungan Sosiologi dengan Ilmu Lain


1. Hubungan Sosiologi dengan Ilmu Politik
Ilmu politik mempelajari satu segi khusus dari kehidupan masyarakat
yang berkaitan dengan kekuasaan, yaitu daya upaya untuk memperoleh
kekuasaan, usaha mempertahankan kekuasaan, penggunaan kekuasaan,
dan juga bagaimana menghambat penggunaan kekuasaan, dan sebagainya.
Di sini istilah "politik" berbeda dengan istilah "politik" yang digunakan sehari-
hari; yang diartikan sebagai pembinaan kekuasaan negara yang bukan
merupakan ilmu pengetahuan tetapi merupakan seni (art).
Sosiologi memusatkan perhatiannya pada segi-segi masyarakat yang
bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum
daripadanya, misalnya coal daya upaya untuk mendapatkan kekuasaan
digambarkan oleh sosiologi sebagai salah satu bentuk persaingan
(competition) atau bahkan pertikaian (conflict).
2. Hubungan Sosiologi dengan Antropologi
Sosiologi berobjekkan masyarakat dan masyarakat selalu
berkebudayaan. Oleh karenanya masyarakat dan kebudayaan tidak dapat
dipisahkan. Masyarakat dan kebudayaan tidak sama, tetapi berada dalam
hubungan yang erat sekali. Masyarakat menjadi pokok utama dari
sosiologi dan kebudayaan merupakan pokok utama dari antropologi. Hal
ini disebabkan adanya hubungan yang erat antara kebudayaan dengan
masyarakat: semut dan lebah ber"masyarakat" tetapi tidak berkebudayaan.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan, bahwa masyarakat lebih dasar, lebih
umum, dan merupakan tanah di mana kebudayaan itu tumbuh, kebudayaan
selalu berbentuk/bercorak kepada masyarakatnya.
Sebelum Perang Dunia II, antropologi memusatkan perhatiannya pada
masyarakat-masyarakat sederhana di luar dunia Barat, sedang sosiologi
menyelidiki masyarakat-masyarakat modern yang sudah kompleks di
dunia Barat. Tetapi sesudah Perang Dunia II, antropologi banyak memerhatikan
masyarakat-masyarakat modern, masa transisi (dari masa tradisional ke
masa modern) seperti di Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Sosiologi
berkaitan erat dengan antropologi, sehingga hanya bisa dibedakan pangkal
tolak dan sejarahnya saja.
3. Hubungan Sosiologi dengan Psikologi
Psikologi umum bertujuan untuk menyelidiki dan menerangkan kegiatan
kegiatan manusia pada umumnya, sedang psikologi khusus bertujuan
untuk menerangkan dan penyelidiki segisegi khusus daripada jiwanya
itu. Dan di antara beberapa cabang psikologi khusus tersebut,
terdapatlah psikologi sosial yang menguraikan dan menerangkan
kegiatan-kegiatan manusia dan khususnya kegiatan-kegiatan di
dalam hubungannya dengan situasi-situasi sosial. Situasi sosial adalah
situasi di mana terdapat interaksi (hubungan timbal batik) antar orang
ataupun antara orang dengan hasil kebudayaannya.
Jadi, sosiologi juga mempelajari perilaku individu dalam kehidupan
bersarna. antara lain pergaulan, pembentukan kepribadian, dan lain
sebagainya; mempelajari tingkah laku individu yang telah dipengaruhi
situasi-situasi sosial.
4. Hubungan Sosiologi dengan Sejarah
Para sosiolog menggunakan metode historic dan selalu membebani
persoalan-persoalan kepada para ahli sejarah. Keduanya mempelajari
kejadian-kejadian dan hubungan-hubungan yang dialami masyarakat manusia.
Sejarah menyelidiki peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa
silam sejak manusia mengenai peradaban yang kemudian
dihubungkan peristiwa-peristiwa pada mana silam dan mencari
sebab-sebab terjadinya peristiwa-peristiwa tersebut untuk dapat coba
mengerti mengapa sampai terjadi demikian. Sosiologi juga
memerhatikan mana silam tetapi terbatas pada peristiwa yang
merupakan proses kemasyarakatan yang timbul dari hubungan
antarmanusia dalam situasi dan kondisi yang berbeda-beda.
5. Hubungan Sosiologi dengan Ilmu Ekonomi
Ilmu ekonomi pada hakikatnya mempelajari usaha-usaha manusia untuk
memenuhi kebutuhan yang jumlahnya tidak terbatas dengan alat pemenuhan
yang jumlahnya terbatas Keseimbangan antara jumlah kebutuhan
masyarakat dengan terbatasnya alat pemenuhan kebutuhan akan
menimbulka suatu kontradiksi yang mengakibatkan terganggunya
sistem hubungan antara warga satu denga warga yang lain dalam
masyarakat yang bersangkutan. Misalnya. persediaan pangan dengan
jump penduduk yang tidak seimbang akan menimbulkan reaksi sosial
pada penduduk, kekurangan pangan, sehingga hal tersebut akan
menimbulkan konflik sosial. Melalui ilmu sosial kita bisa mempelajari
masyarakat dan hubungan antara orang-orang daiam masyarakat terseb
sehingga kita bisa memecahkan berbagai persoalan yang timbul karena
ketidakseimbangan anti jumlah kebutuhan masyarakat dengan
keterbatasan alat pemenuhan kebutuhan dalam su masyarakat.
H. DATA SOSIOLOGI MENGENAI REALITAS DAN PERMASALAHAN
SOSIAL
Data sosiologi mengenai fenomena sosial adalah beberapa permasalahan yang
timbul dan terjadi di masyarakat. Permasalahan sosial yang ada dalam
masyarakat timbul akibat dari ketidakteraturan dan ketidaktertiban sosial.
Sebuah masalah sosial pada hakikatnya merupakan akibat dari interaksi
sosial antara individu satu dengan individu lain, antara individu dengan
kelompok, maupun antara suatu kelompok dengan kelompok lain. Interaksi
sosial yang dilakukan dalam keadaan yang normal dapat menghasilkan
integrasi atau tercipta keadaan yang selaras dengan norma yang berlaku dalam
masyarakat. Akan tetapi, interaksi sosial I . uga bisa menghasilkan guncangan
dalam pola hubungan antarindividu maupun kelompok.
Menurut Soerjono ono Soekanto, masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian
antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat yang membahayakan
kehidupan kelompok sosial. Apabila unsur-unsur tersebut mengalami
benturan ataupun bentrokan, hubungan sosial akan terganggu sehingga
timbul kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.
Unsur utama masalah sosial adalah adanya perbedaan yang mencolok antara
nilai-nilai dalam suatu masyarakat dengan realita sosial yang terjadi. Hal ini
berarti bahwa ada ketidakcocokan antara anggapan-anggapan masyarakat
tentang apa yang seharusnya terjadi dengan apa yang telah terjadi dalam
kenyataannya. Adapun tingkat perbedaan tersebut akan berbeda pada tiap-tiap
masyarakat, hall ini tergantung pada nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat
tersebut. Contoh: di Indonesia, hamil sebelum menikah merupakan suatu
perbuatan asusila dan menjadi masalah, tetapi di Amerika tidak.
Soerjono Soekanto membedakan masalah sosial menjadi empat sebagai berikut.
1) Masalah sosial dari faktor ekonomis, misalnya kemiskinan dan pengangguran.
2) Masalah sosial dari faktor biologic, misalnya penyakit menular.
3) Masalah sosial dari faktor psikologis, misalnya penyakit saraf (mental) dan
bunuh diri.
4) Masalah sosial dari faktor kebudayaan, misalnya perceraian dan
kenakalan remaja. Selain penggolongan masalah sosial seperti yang
dikemukakan oleh Soerjono Soekanto di atas, masih terdapat
pengelompokan masalah sosial lainnya yang didasarkan pada hal-hal berikut.
 Kepincangan warisan fisik yang disebabkan oleh adanya pengurangan
atau pembatasan-pembatasan cumber daya alam.
 Warisan sosial, contohnya pertumbuhan dan berkurangnya penduduk,
pembatasan kelahiran, migrasi, angka harapan hidup, kualitas hidup,
pengangguran, depresi, pendidikan, politik, Berta supremasi hukum.
 Kebijakan sosial, contohnya perencanaan ekonomi, perencanaan sosial,
dan sebagainya.

Data-data sosiologi dapat berupa hal-hal yang menjadi penyebab


fenomena sosial budaya atau hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang
dipecahkan. Data-data tersebut diperoleh melalui wawancara dan pengamatan
terhadap pola kehidupan masyarakat.
Fenomena-fenomena sosial di Indonesia merupakan data-data sosiologi
yang perlu mendapat perhatian dari seluruh komponen bangsa.

Anda mungkin juga menyukai