Sosiologi
Definisi Sosiologi
Secara etimologis, sosiologi berasal dari kata "socius" dan "logos". "Socius"
artinya kawan/teman, sedangkan "logos" artinya ilmu. Jadi, sosiologi adalah ilmu
tentang manusia dan masyarakat.
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan gabungan dan bersifat kumulatif.
Sosiologi dibentuk oleh teori-teori lama yang disempurnakan, diperluas,
ditambah, diperjelas, dan diperhalus. Sosiologi bertujuan menghasilkan
pengertian dan pola umum.
Objek Sosiologi
Objek sosiologi adalah masyarakat. Sosiologi memfokuskan diri pada hubunganhubungan antarmanusia dan proses yang timbul dari hubungan-hubungan
tersebut di dalam masyarakat.
Pokok Bahasan Sosiologi
Masyarakat dan latar sosial lainnya seperti nilai dan norma sosial adalah
hasil karya/produk manusia.
Mengidentifikasi masalah.
Mengumpulakn data.
Menafsirkan data.
Membuat kesimpulan.
Kegunaan Sosiologi
Untuk Pembangunan
Sosiologi berguna untuk memberikan data sosial yang diperlukan pada tahap
perencanaan, pelaksanaan, maupun penilaian pembangunan.
Untuk Penelitian
Diperoleh suatu rencana penyelesaian masalah sosial yang baik.
1. Arti Sosiologi
Istilah sosiologi berasal dari kata "socius"yang berarti kawan (termasuk lawan)
dan "logos" yang berarti berbicara (ilmu).Jadi,sosiologi adalah ilmu yang
membahas pergaulan manusia di masyarakat.Pergaulan (interaksi) bisa terjadi
antarindividu,antarkelompok,atau antarindividu dengan kelompok. Oleh karena
objek studinya adalah masyarakat,maka sosiologi disebut juga ilmu
kemasyarakatan.Fokusnya adalah hubungan timbal-balik antarmanusia dalam
kehidupan bersama (bermasyarakat).Sekarang timbul pertanyaan:Masyarakat itu
apa???
Menurut Prof.Selo Soemardjan,masyarakat adalah sekumpulan orang-orang
yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan (sebagai pedoman
hidupnya).MenurutProf.Koentjaranigrat,masyarakat adalah kesatuan hidup
manusia yang berinteraksi menurut sistem adat istiadat tertentu yang bersifat
continue dan terikat oleh rasa identitas bersama (yaitu
kebudayaan).Jadi,sekumpulan orang yang terjadi hanya sebentar dan tidak
terikat oleh adat,mereka belum bisa disebut masyarakat,Contoh:kerumunan
penonton sepak bola.
Ciri-ciri sebuah masyarakat sebagai berikut.
a. Kesatuan sosial itu telah hidup bersama cukup lama.
b. Terjadi interaksi aktif antarindividu dan kelompok
c. Dalam berinteraksi berpedoman pada sistem adat istiadat tertentu.
d. Kehidupan bersama tersebut berlangsung terus-menerus
e. Mereka merasa terikat oleh sara identitas bersama (yaitu kebudayaan)
f. Setiap anggota merasa menjadi bagian dari kelompoknya.
g. Mereka saling membutuhkan,saling bergantung,dan prlu kerjasama.
h. Kehidupan bersama itu bersifat dinamis,mengalami perkembangan dan
perubahan sesuai dengan tuntutan zaman.
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas izin dan kuasaNya-lah kami bisa
menyelesaikan makalah, yakni berupa makalah dengan judul Sosiologi Sebagai Ilmu
Pengetahuan dan Konsep Tentang Realitas Sosial Budaya..
Dalam penyusunan makalah ini kami mengalami berbagai hambatan, namun hambatan itu bisa
kami lalui karena pertolongan Allah dan berbagai pihak lainnya. Oleh karena itu, kami ucapkan
terima kasih kepada segala pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih dari jauh dari sempurna, baik materi
maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya dengan segala kemampuan
dan pengetahuan yang kami miliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, kami
dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna
penyempurnaan makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Gorontalo, November 2012
Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar ........................................................................................................................ 2
Daftar Isi ................................................................................................................................. 3
BAB 1 PEDAHULUAN ......................................................................................................... 4
Latar Belakang .......................................................................................................... .... 4
Rumusan Masalah .............................................................................................................. .. 6
Tujuan penulisan ................................................................................................................ .. 6
BAB 2 PEMBAHASAN ........................................................................................................ 4
Pengertian Sosiologi ........................................................................................................... .. 4
Sosiologi Sebagai Ilmu........................................................................................................ .. 8
Landasan Sosiologi .............................................................................................................. 12
Ruang Lingkup Dan Fungsi Kajian Sosiologi ....................................................................... 13
Masyarakat Indonesia Sebagai Landasan Sosiologis Sistem Pendidikan Nasional ..15
Sosiologi sebagai Ilmu Sosial ................................................................................... .16
Kegunaan Ilmu Sosiologi bagi jurusan Hubungan Internasional ........................................... 17
BAB 3 PENUTUP ................................................................................................................. 20
Kesimpulan ........................................................................................................................... 20
Saran-Saran ........................................................................................................................... 20
Daftar Pustaka ....................................................................................................................... 21
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah Sosiologi pertama kali dikenalkan oleh Auguste Comte (tetapidalam catatan Sejarah,
Emile Durkheim lah yang melanjutkan istilah tersebutdan menerapkannya menjadi sebuah
disiplin ilmu). Sosiologi berasal darigabungan 2 kata dalam bahasa Latin yaitu Socius yang
artinya teman dan Logosyang artinya ilmu. Secara keseluruhan, Sosiologi berarti ilmu yang
mempelajarimasyarakat.
Masyarakat sendiri adalah kelompok atau gabungan dari individu yangsaling berhubungan,
berbudaya, dan memiliki kepentingan yang relatif sama.Sosiologi bertujuan untuk mempelajari
pertama kali digunakan oleh seorang filosof perancis yang bernama Auguste Marie Francois
Savier Comte, berkat jasanya itu Auguste Comte di juluki sebagai bapak sosiologi.
B. Rumusan Masalah
v Apa itu sosiologi ?
v Mengapa Soiologi Sebagai Ilmu pengetahuan ?
v Bagaimana Landasan Sosiologi?
v Bagaiman Ruang Lingkup Dan Fungsi Kajian Sosiologi?
v Bagaiman Masyarakat Indonesia Sebagai Landasan Sosiologis Sistem Pendidikan Nasional?
v Bagaiman Sosiologi sebagai Ilmu Sosial?
v Bagaiman Kegunaan Ilmu Sosiologi bagi jurusan Hubungan Internasional?
C. Tujuan penulisan
v Agar mengetahui pengertian sosiologi
v Agar lebih faham tentang sosiologi sebagai ilmu pengetahuan.
v Agar mengetahui Masyarakat Indonesia Sebagai Landasan Sosiologis Sistem Pendidikan
Nasional
v Agar mengetahui Ruang Lingkup Dan Fungsi Kajian Sosiologi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sosiologi
Istilah sosiologi berasal dari kata socious (bahasa latin) yang artinya teman atau kawan, dan
logos (bahasa Yunani) yang artinya ilmu pengetahuan. Secara harfiah sosiologi berarti ilmu
pengetahuan yang mempelajari hubungan antar teman. Yang dimaksud hubungan antar teman
meliputi antara orang yang satu dengan orang yang lain, baik yang bersungguh-sungguh teman
atau sahabat maupun lawan atau musuh. Pengertian ini diperluas sedikit menjadi Sosiologi
adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari interaksi manusia di dalam masyarakat.
Istilah sosiologi digunakan pertama kali oleh seorang filosof dari Perancis yang bernama
Auguste Marie Francois Savier Comte, ini terkenal dengan sebutan Auguste Comte pada tahun
(1798-1857), dalam bukunya Course de Philosophie Positive. Karena jasanya maka Auguste
Compte disebut sebagai Bapak Sosiologi. Berikut ini definisi sosiologi menurut para ahli :
Allan Jhonson
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan dan perilaku, terutama dalam kaitannya
dengan satu sistem sosial dan bagaimana sistem tersebut mempengaruhi orang dan bagaimana
pula orang yang terlibat didalamnya mempengaruhi sistem itu.
Anthony Giddens
Sosiologi merupakan studi tentang kehidupan sosial manusia, kelompok dan masyarakat.
Herbert Spencer dari Inggris
Sosiologi adalah penelitian tentang susunan-susunan dan proses-proses dari kehidupan sosial
sebagai suatu keseluruhan.
Hassan Shadily
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat, dan menyelidiki
ikatan-ikatan antara manusia yang menguasai kehidupan dengan mencoba mengerti sifat dan
maksud hidup bersama, cara terbentuk dan tumbuh, serta berubahnya perserikatan-perserikatan
hidup serta kepercayaan dan keyakinan, memberi sifat tersendiri kepada cara hidup bersama
dalam tiap persekutuan hidup manusia.
Pitirim A. Sorokin
Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari :
a) Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial, misalnya gejala
ekonomi dan agama, keluarga dan moral, hukum dan ekonomi, gerak masyarakat dan politik, dan
sebagainya.
b) Hubungan dan saling pengaruh antara gejala-gejala sosial dan gejala-gejala non sosial,
misalnya gejala geografis, biologis dan sebagainya, serta,
c) Ciri-ciri umum semua jenis gejala sosial.
Mayor Polak
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat sebagai keseluruhan, yakni
hubungan diantara manusia, manusia dengan kelompok, kelompok dengan kelompok, baik
kelompok formal maupun kelompok material atau kelompok statis maupun kelompok dinamis.
Roucek dan Warren
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antar manusia dengan kelompok.
Lahirnya Sosiologi
Sosiologi lahir berkaitan dengan terjadinya perubahan sosial masyarakat di Eropa Barat pada
masa Revolusi Industri (di Inggris) dan Revolusi Sosial ( di Perancis).
1. Beberapa tokoh sosiologi antara lain sebagai berikut :
v Auguste Comte (1798 1857)
Istilah sosiologi pertama kali dikemukakan oleh Auguste Comte seorang ahli filsafat Perancis
pada tahun 1839, yang kemudian dikenal sebagai Bapak Sosiologi.
Sumbangannya terhadap sosiologi antara lain sebagai berikut :
1) Sosiologi harus didasarkan pada pengamatan, perbandingan, eksperimen, dan metode historis
secara sistematik. Objek yang dikaji harus berupa fakta, onjektif, bermanfaat, serta mengarah
pada kepastian dan kecermatan.
2) Auguste Comte menjelaskan bahwa dalam menjelaskan gejala alam dan gejala sosial, manusia
akan melewtai tiga jenjang yang dikenal dengan hukum tiga jenjang yaitu :
jenjang teologi,jenjang metafisika danjenjang positif
3) Auguste Comte mengatakan bahwa sosiologi merupakan ratu ilmu-ilmu sosial dan menempati
peringkat teratas dalam hierarki ilmu-ilmu sosial.
Auguste Comte membagi sosiologi ke dalam dua bagian, yaitu statistika sosial (sosial statics)
dan dinamika sosial (sosial dinamics).
Sosiologi sebagai ilmu (sifat hakekat)
Menurut Soerjono Soekanto, ilmu dapat didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang
tersusun secara sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran (logika). Pengetahuan harus
bersifat objektif, artinya selalu dapat diperiksa dan diuji secara kritis oleh orang lain. Tidak
semua pengetahuan dapat disebut ilmu. Hanya pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan
teruji kebenarannya yang dapat disebut sebagai ilmu. Sosiologi dapat disebut sebagai ilmu
karena sudah memenuhi syarat-syarat tersebut. Sosiologi merupakan ilmu yang berdiri sendiri
yang objeknya adalah masyarakat.
Sosiologi dapat disebut memenuhi syarat sebagai ilmu pengetahuan karena memiliki sifat-sifat :
Sosiologi bersifat empiris, artinya sosiologi didasarkan pada observasi (pengamatan) terhadap
kenyataan dan akal sehat serta hasilnya tidak bersifat spekulatif melainkan objektif;Sosiologi
bersifat teoritis, artinya selalu berusaha menyusun abstraksi dari hasil-hasil observasi, merupakan
unsure-unsur yang tersusun secara logis serta bertujuan untuk menjelaskan antar hubungan dan
sebab akibat sehingga menjadi teori;Sosiologi bersifat kumulatif, artinya teori-teori sosiologi
terbentuk atas dasar teori-teori yang sudah ada;Sosiologi bersifat nonetis, artinya yang menjadi
inti persoalan dalam sosiologi bukanlah persoalan baik buruknya suatu fakta, melainkan tujuan
melindungi warga negaranya, dan (4) selaras serasi seimbang antara hak dan kewajiban. Oleh
karena itu, pendidikan di Indonesia tidak hanya meningkatkan kualitas manusia secara orang per
orang melainkan juga kualitas struktur masyarakatnya.
D. Ruang Lingkup Dan Fungsi Kajian Sosiologi
Para ahli Sosiologi dan ahli Pendidikan sepakat bahwa, sesuai dengan namanya, Sosiologi
Pendidikan atau Sociology of Education (juga Educational Sociology) adalah cabang ilmu
Sosiologi, yang pengkajiannya diperlukan oleh professional dibidang pendidikan (calon guru,
para guru, dan pemikir pendidikan) dan para mahasisiwa serta professional sosiologi.
Mengenai ruang lingkup Sosiologi Pendidikan, Brookover mengemukakan adanya empat pokok
bahasan berikut: (1) Hubungan sistem pendidikan dengan sistem social lain, (2) Hubungan
sekolah dengan komunitas sekitar, (3) Hubungan antar manusia dalam sistem pendidikan, (4)
Pengaruh sekolah terhadap perilaku anak didik (Rochman Natawidjaja, et. Al., 2007: 81).
Sosiologi Pendidikan diharapkan mampu memberikan rekomendasi mengenai bagaimana
harapan dan tuntutan masyarakat mengenai isi dan proses pendidikan itu, atau bagaimana
sebaiknya pendidikan itu berlangsung menurut kacamata kepentingan masyarakat, baik pada
level nasional maupun lokal.
Sosiologi Pendidikan secara operasional dapat defenisi sebagai cabang sosiologi yang
memusatkan perhatian pada mempelajari hubungan antara pranata pendidikan dengan pranata
kehidupan lain, antara unit pendidikan dengan komunitas sekitar, interaksi social antara orangorang dalam satu unit pendidikan, dan dampak pendidikan pada kehidupan peserta didik
(Rochman Natawidjaja, et. Al., 2007: 82). Sebagaimana ilmu pengetahuan pada umumnya,
Sosiologi Pendidikan dituntut melakukan tiga fungsi pokok.
Pertama, fungsi eksplanasi, yaitu menjelaskan atau memberikan pemahaman tentang fenomena
yang termasuk ke dalam ruang lingkup pembahasannya. Untuk diperlukan konsep-konsep,
proposisi-proposisi mulai dari yang bercorak generalisasi empirik sampai dalil dan hukumhukum yang mantap, data dan informasi mengenai hasil penelitian lapangan yang actual, baik
dari lingkungan sendiri maupun dari lingkungan lain, serta informasi tentang masalah dan
tantangan yang dihadapi. Dengan informasi yang lengkap dan akurat, komunikan akan
memperoleh pemahaman dan wawasan yang baik dan akan dapat menafsirkan fenomenafenomena yang dihadapi secara akurat. Penjelasan-penjelasan itu bisa disampaikan melalui
berbagai media komunikasi.
Kedua, fungsi prediksi, yaitu meramalkan kondisi dan permasalahan pendidikan yang
diperkirakan akan muncul pada masa yang akan datang. Sejalan dengan itu, tuntutan masyarakat
akan berubah dan berkembang akibat bekerjanya faktor-faktor internal dan eksternal yang masuk
ke dalam masyarakat melalui berbagai media komunikasi. Fungsi prediksi ini amat diperlukan
dalam perencanaan pengembangan pendidikan guna mengantisipasi kondisi dan tantangan baru.
Ketiga, fungsi utilisasi, yaitu menangani permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam
kehidupan masyarakat seperti masalah lapangan kerja dan pengangguran, konflik sosial,
kerusakan lingkungan, dan lain-lain yang memerlukan dukungan pendidikan, dan masalah
penyelenggaraan pendidikan sendiri.
Jadi, secara umum Sosiologi Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan fungsi-fungsinya
selaku ilmu pengetahuan (pemahaman eksplanasi, prediksi, dan utilisasi) melalui pengkajian
tentang keterkaitan fenomena-fenomena siosial dan pendidikan, dalam rangka mencari modelmodel pendidikan yang lebih fungsional dalam kehidupan masyarakat. Secara khusus, Sosiologi
Pendidikan berusaha untuk menghimpun data dan informasi tentang interaksi sosial di antara
orang-orang yang terlibat dalam institusi pendidikan dan dampaknya bagi peserta didik, tentang
hubungan antara lembaga pendidikan dan komunitas sekitarnya, dan tentang hubungan antara
pendidikan dengan pranata kehidupan lain.
E. Masyarakat Indonesia Sebagai Landasan Sosiologis Sistem Pendidikan Nasional
Masyarakat selalu mencakup sekelompok orang yang berinteraksi antar sesamanya, saling
tergantung dan terikat oleh nilai dan norma yang dipatuhi bersama, pada umumnya bertempat
tinggal di wilayah tertentu, dan adakalanya mereka memiliki hubungan darah atau memiliki
kepentingan bersama. Masyarakat dapat merupakan suatu kesatuan hidup dalam arti luas ataupun
dalam arti sempit. Masyarakat dalam arti luas pada umumnya lebih abstrak misalnya masyarakat
bangsa, sedang dalam arti sempit lebih konkrit misalnya marga atau suku. Masyarakat sebagai
kesatuan hidup memiliki ciri utama, antara lain: (1) ada interaksi antara warga-warganya, (2)
pola tingkah laku warganya diatur oleh adapt istiadat, norma-norma, hukum, dan aturan-aturan
khas, (3) ada rasa identitas kuat yang mengikat para warganya. Kesatuan wilayah, kesatuan adatistiadat, rasa identitas, dan rasa loyalitas terhadap kelompoknya merupakan pangkal dari
perasaan bangga sebagai patriotisme, nasionalisme, jiwa korps, dan kesetiakawanan sosial (Umar
Tirtarahardja dan La Sulo, 1994: 100).
Masyarakat Indonesia mempnyai perjalanan sejarah yang panjang. Dari dulu hingga kini, ciri
yang menonjol dari masyarakat Indonesia adalah sebagai masyarakat majemuk yang tersebar di
ribuan pulau di nusantara. Melalui perjalanan panjang, masyarakat yang bhineka tersebut
akhirnya mencapai satu kesatuan politik untuk mendirikan satu negara serta berusaha
mewujudkan satu masyarakat Indonesia sebagaiu masyarakat yang bhinneka tunggal ika. Sampai
saat ini, masyarakat Indonesia masih ditandai oleh dua ciri yang unik, yakni (1) secara horizontal
ditandai oleh adanya kesatuan-kesatuan social atau komunitas berdasarkan perbedaan suku,
agama, adat istiadat, dan kedaerahan, dan (2) secara vertical ditandai oleh adanya perbedaan pola
kehidupan antara lapisan atas, menengah, dan lapisan bawah.
Pada zaman penjajahan, sifat dasar masyarakat Indonesia yang menonjol adalah (1) terjadi
segmentasi ke dalam bentuk kelompok social atau golongan social jajahan yang seringkali
memiliki sub-kebudayaan sendiri, (2) memiliki struktur social yang terbagi-bagi, (3) seringkali
anggota masyarakat atau kelompok tidak mengembangkan consensus di antara mereka terhadap
nilai-nilai yang bersifat mendasar, (4) diantara kelompok relative seringkali mengalami konflik,
(5) terdapat saling ketergantungan di bidang ekonomi, (6) adanya dominasi politiuk oleh suatu
kelompok atas kelompok-kelompok social yang lain, dan (7) secara relative integrasi social sukar
dapat tumbuh (Wayan Ardhana, 1986: Modul 1/70).
Masyarakat Indonesia setelah kemerdekaan, utamanya pada zaman pemerintahan Orde Baru,
telah banyak mengalami perubahan. Sebagai masyarakat majemuk, maka komunitas dengan ciriciri unik, baik secara horizontal maupun secara vertical, masih dapat ditemukan, demikian pula
halnya dengan sifat-sifat dasar dari zaman penjajahan belum terhapus seluruhnya. Namun niat
politik yang kuat menjadi suatu masyarakat bangsa Indonesia serta kemajuan dalam berbagai
bidang pembangunan, maka sisi ketunggalan dari bhinneka tunggal ika makin mencuat.
Berbagai upaya dilakukan, baik melalui kegiatan jalur sekolah maupun jalur luar sekolah, telah
menumbuhkan benih-benih persatuan dan kesatuan yang semakin kokoh.
Berbagai upaya telah dilakukan dengan tidak mengabaikan kenyataan tentang kemajemukan
masyarakat Indonesia. Hal terakhir tersebut kini makin mendapat perhatian yang semestinya
dengan antara lain dimasukkannya muatan lokal (mulok) di dalam kurikulum sekolah. Perlu
ditegaskan bahwa muatan local di dalam kurikulum tidak dimaksudkan sebagai upaya
membentuk manusia lokal, akan tetapi haruslah dirancang dan dilaksanakan dalam rangka
mewujudkan manusia Indonesia di suatu lokal tertentu. Dengan demikian akan dapat
diwujudkan manusia Indonesia dengan wawasan nusantara dan berjiwa nasional akan tetapi yang
memahami dan menyatu dengan lingkungan (alam, sosial, dan budaya) de sekitarnya.
F. Sosiologi sebagai Ilmu Sosial
Sosiologi digolongkan sebagai ilmu sosial karena Sosiologi menggunakan masyarakat sebagai
obyek pembelajarannya. Lebih jelasnya, ilmu Sosiologi membahas tentang masyarakat dari
berbagai sisi dan sudut pandang yang beragam serta hubungan dan interaksi antar individu dalam
masyarakat tersebut.
Sosiologi dapat juga dikatakan sebagai:
1) suku-suku atau rumpun-rumpun sosial
2) ilmu yang mengkaji kekuasaan secara lebih khusus dan mendalam
3) ilmu sosial yang lain
4) ilmu yang mengkaji tentang masyarakat.
Sosiologi dapat digolongkan sebagai ilmu pengetahuan karena telah memenuhi unsur-unsur atau
syarat-syarat ilmu yaitu:
Bersifat empiris; bisa di nalar, tidak tentatif.Bersifat teoritis; menyusun kesimpulan
daribpengamatan terlebih dahulu. Kesimpulan tersusun dari kerangka-kerangka pikiran yang
logis sehingga menjadi sebuah teori.Bersifat kumulatif; dapat diperluas, diperbaiki, dan
diperhalus.Bersifat non-etis; tidak menghakimi tapi memperjelas fakta.
G. Kegunaan Ilmu Sosiologi bagi jurusan Hubungan Internasional
Hubungan Internasional adalah ilmu yang menggabungkan ilmu politik,antropologi, dan
berbagai macam ilmu sosial lainnya dalam satu wadah ilmu. Halini sangat penting karena
mahasiswa dan alumni jurusan HubunganInternasional akan terlibat dalam masyarakat secara
langsung setelah lulus nanti; terutama masyarakat kelas atas dan orang-orang yang berpengaruh
dalam dunia diplomasi.
Untuk itu diperlukan keahlian khusus untuk memahami masyarakat secara general,mengamati
tingkah laku masyarakat dan menarik kesimpulan serta melakukananalisis cara-cara terbaik
untuk mendekati suatu golongan masyarakat, tidakhanya masyarakat kalangan atas namun juga
masyarakat kalangan bawah. Seorang lulusan Hubungan Internasional haruslah bisa melakukan
pendekatan pada dua kelompok masyarakat agar visi dan misinya sebagai seseorang yang dapat
menjembatani komunikasi antar negara dapat tercapai.
Kegunaan ilmu Sosiologi bagi jurusan Hubungan Internasional terbagi 3:
1.Kegunaan bagi masyarakat di negara sendiri
Untuk dapat menjembatani hubungan negara sendiri dengan negara lain, langkah pertama yang
harus diambil adalah memahami perilaku masyarakat negara sendiri. Hal inipenting karena
dengan memahami perilaku masyarakat negara sendiri, seorangalumni Hubungan Internasional
akan mampu menganalisis situasi dan kondisi sertamungkin SWOT (Strength, Weakness,
Opportunities, Threats) dari negara sendiriuntuk kemudian diolah lagi menjadi sesuatu yang bisa
menjadi solusi atas hubungannegaranya sendiri dengan negara lain. Pertumbuhan sosialyang
meningkat tajam juga menjadi salah satu alasan bagi para mahasiswa dan alumni Hubungan
Internasional untuk mempelajari Sosiologi, karena dengan Sosiologi dapat dilakukan metodemetode pendekatan untuk meneliti masyarakat yang kerap bertumbuh.
2. Kegunaan bagi masyarakat di negara lain
Insights atau pengetahuan yang dipunyai seorang sarjana atau alumnus Hubungan Internasional
akan sangat berperan dalam membangun komunikasi antara negaranya sendiri dengan negara
lain, karena dengan begitu masyarakat di negara lain-khususnya masyarakatyang berhubungan
secara diplomatis-akan mempunyai gambaran ataskarakterisitik negara tersebut.
Dari insights atau hasil analisis sosiologis seorang mahasiswa atau alumnus Hubungan
Internasional juga dapat dibentuk opini publik negara lain terhadap negara sendiri. Baik atau
buruknya opini publik tersebut tergantung pada keahlian seorang mahasiswa atau alumnus
Hubungan Internasional dalam memberikan pengarahan tentang citra masyarakat negaranya
sendiri kepada negara lain. Jika mereka berhasil menyampaikan keadaanmasyarakat di negara
mereka sendiri dengan baik, tentu kesan yang didapat akanbaik juga. Semakin baik kesan yang
dibuat oleh si mahasiswa atau alumnusHubungan Internasional tersebut kepada masyarakat
negara lain, semakin baikpula kesan yang akan ditangkap oleh masyarakat negara lain tersebut.
3. Kegunaan bagi diri sendiri
Poin ini adalah poin terakhirsekaligus poin yang paling penting. Kegunaan belajar Sosiologi
terhadap seorang individu adalah kemampuan orang tersebut dalam menilai seseorang dan
menemukan cara yang tepat untuk berkomunikasi dengan orang lain akan terasah dengan baik
dan tentu saja skill semacam ini sangat berguna, baik untuk keperluan pribadi maupun keperluan
dalam melakukan pekerjaan. Poin dari pentingnya belajar Sosiologi dalam jurusan Hubungan
Internasional adalah karena Sosiologi membantu kita memahami masyarakat secara bertahap
serta mengasah kemampuan analisis kita. Dalam Sosiologi, terkadang dibutuhkan quick analysis
terhadap suatu perilaku masyarakat dan hal itu menuntut solusi yang cepat pula, jadi otak kita
terlatih untuk melakukan quick analysis terhadap masyarakat yang tentu saja akan
mempercepat dan menambah efisiensi terhadap pekerjaan atau riset yang sedang kita kerjakan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sesuai yang dikatakan oleh auguste comte sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang
kehidupan sosial dalam masyarakat yang sangat berguna dalam kehidupan masyarakat karna
sosiologi dapat membantu masyarakat dalam menyelesaiankan berbagai persoalan dalam
kehidupan. Dan Secara harfiah sosiologi berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan
antar teman. Yang dimaksud hubungan antar teman meliputi antara orang yang satu dengan
orang yang lain, baik yang bersungguh-sungguh teman atau sahabat maupun lawan atau musuh.
Pengertian ini diperluas sedikit menjadi Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
interaksi manusia di dalam masyarakat.
B. Saran-Saran
Di dalam kehidupan bermasyarakat sering terjadi sebuah konkrit yang harus di selesaikan dengan
baik dengan demikian ilmu sosiologi dapat membantu menangani dan menyelesaikan konkrit itu
secara baik. Memang tidak mudah untuk dapat menyelesaikan konkrit itu tapi dengan
bermodalkan ilmu sosiologi yang di dapat sedikit demi sedikit jika di laksanakan dengan baik
maka perlahan-lahan sebuah konkrit itu dapat terselesaikan.
Daftar Pustaka
William D Perdue. 1986. Sociological Theory: Explanation, Paradigm, and Ideology. Palo Alto,
CA: Mayfield Publishing Company. Hlm. 20
Kamanto Sunarto. 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI. Hlm. 5
James. M. Henslin, 2002. Essential of Sociology: A Down to Earth Approach Fourth Edition.
Boston: Allyn and Bacon. Hlm 10
Pitirim Sorokin. 1928. Contemporary Sociological Theories. New York: Harper. Hlm. 25
Randall Collins. 1974. Conflict Sociology: Toward an Explanatory Science. New York:
Academic Press. Hlm. 19
George Ritzer. 1992. Sociological Theory. New York: Mc Graw-Hill. Hlm. 28