Anda di halaman 1dari 33

KONSEP ILMU TEKNOLOGI MASYARAKAT

DALAM PENDIDIKAN IPS SERTA


METODE PEMBELAJARAN IPS SD

Makalah Ini Disusun Sebagai Tugas Mata Kuliah Pendidikan IPS SD

Dosen Pengampu : Ahmad Anshori,M.Pd.

Disusun Oleh : 1. Jaihan Safitri (H.1610023)

3. Rahmawati (H.1610048)

4. Widiya Septriyani (H.1610033)

5. Wida Damayanti (H.1610031)

6. Widi Aryanti (H.1610032)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS DJUANDA

2018
KATA PENGANTAR

Pertama-tama pemakalah ingin mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang
telah menuntun kami untuk dapat mampu mengolah pikiran serta menggerakkan pena kami
sehingga makalah ini dapat diselesaikan.

Seperti diketahui bersama, peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia dilakukan secara


berkesinambungan dan sampai saat ini terus dilaksanakan. Salah satu metode untuk meningkatkan
pendidikan yaitu dengan mengetahui konsep ilmu teknologi dalam masyarakat (ITM) dalam
pendidikan IPS serta Metode dalam Pembelajaran IPS. Maka kami akan mencoba membahas
dalam makalah ini.

Meskipun demikian, kami sadar bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan
seperti peribahasa “tak ada gading yang tak retak”. Oleh karena itu, segala masukan, kritik dan
saran positif sangat kami harapkan untuk dijadikan sebagai batu loncatan yang dapat membantu
dalam proses penyempurnaan dan peningkatan mutu makalah ini di masa mendatang.

Bogor, Oktober 2018

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 4
C. Tujuan Masalah .................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 5
A. Konsep Ilmu, Teknologi Dan Masyarakat Pendidikan IPS ................................................. 5
B. Pengertian Ilmu, Teknologi dan Masyarakat ....................................................................... 6
C. Kedudukan Konsep Ilmu, Teknologi dan masyarakat dalam Pembelajaran IPS................ 7
D. Pendekatan Strategi Konsep Ilmu Dan Masyarakat Pendidikan IPS .................................. 8
1. Langkah – langkah Pendekatan ITM ............................................................................... 9
2. Tahapan Metode Pendekatan ITM ................................................................................. 10
E. Dampak Ilmu, Teknologi Dan Masyarakat Dalam Kehidupan ......................................... 12
F. Metode Pembelajaran IPS .................................................................................................. 17
1. Pengertian Metode.......................................................................................................... 17
2. Macam‒macam metode.................................................................................................. 18
BAB III PENUTUP ...................................................................................................................... 28
A. KESIMPULAN .................................................................................................................. 28
B. SARAN .............................................................................................................................. 29
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 30

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam masyarakat majemuk dan bangsa besar, Pendidikan dan


Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) memiliki peran yang sangat strategis
baik ditinjau dari aspek akademik maupun kepentingan kehidupan berbangsa
dan bernegara. Secara akedemik pendidikan dan pengajaran IPS dapat
membekali anak didik pada pemahaman konsep-konsep dasar ilmu-ilmu sosial
sebagai basis dari pendidikan dan pengajaran IPS. Melalui pendidikan dan
pengajaran IPS diharapkan siswa yang memiliki bakat dan minat terhadap ilmu-
ilmu sosial akan lebih tertarik untuk mempelajari IPS secara akademik yang
kelak akan melahirkan pakar-pakar ilmu sosial.

Dari kepentingan kehidupan berbangsa dan bernegara pendidikan dan


pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial harus diberikan pada seluruh jenjang
pendidikan mulai dari tingkat pendidikan taman kanak-kanak sampai pada
tingkat pendidikan di perguruan tinggi. Pendidikan dan pengajaran IPS di
Indonesia sudah mendapat landasan hukum yang kuat sebagaimana tertuang
pada Bab III, Pasal 2 UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional RI bahwa: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriaman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab”. Atas dasar itulah maka dari lembaga pendidikan TK/RA, SD/MI,
SMP/MTs dan SMP/MA, kita mengenal adanyanya mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) yang secara implisit dan eksplisit tertuang didalam
Permen Diknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah. Sedangkan pada lembaga pendidikan tinggi
melalui Surat Keputusan Dirjen Dikti No. 30/DIKTI/KEP/2003, telah
ditetapkan rambu-rambu pelaksanaan kelompok mata kuliah berkehidupan
bermasyarakat di Perguruan Tinggi.

1
Diantanya dalam SK tersebut pada pasal 3 telah dirumuskan kompetensi
Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Dasar (ISBD) beserta pokok-pokok subtansi
kajian ISBD.

Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan kebangsaan, jiwa dan


patriotisme bela negara, penghargaan terhadap hak-hak azasi manusia,
kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, kesetaraan gender,
demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan kepada hukum, ketaatan membayar
pajak, dan sikap serta perilaku anti korupsi, kolusi dan nepotisme. Kalau kita
kaji kedudukan IPS dalam pendidikan di Indonesia memiliki peran yang sangat
strategis dalam meningkatkan kualitas kehidupan berbangsa dan bernegara.
Maka sudah sewajarnya dan seharusnya bahwa pendidikan dan pengajaran
mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dari semua pihak (stake holder).

Carut marutnya kondisi bangsa dan negara yang samapai saat ini belum
juga kondusif, mungkin salah satu indikator terjadinya kegagalan dalam sistem
pendidikan IPS di sekolah. Seiring dengan mementum bangsa Indonesia yang
ingin memperbaiki sistem pendidikannasional kita, baik yang menyangkut
kualitas proses belajar mengajar maupun out come dan out put, serta
komponen-komponen lainnya, maka jadikan momentum tersebut sebagai
langkah untuk meningkatkan kualitas dan out come dari Pendidikan dan
Pembelajaran IPS.

Adapun metode dalam pembelajaran IPS yaitu, Metode adalah cara


yang dianggap efisien yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan suatu
mata pelajaran tertentu kepada siswa, agar tujuan yang telah dirumuskan
sebelumnya dalam proses kegiatan pembelajaran dapat tercapai dengan efektif.
Sehubungan dengan hal tersebut seorang guru dituntut untuk menguasai macam
macam metode mengajar sehingga dapat menentukan metode apa yang paling
tepat digunakan dalam proses pembelajarannya, sehingga kecakapan dan
pengetahuan yang diberikan oleh guru betul-betul menjadi milik siswa.

Proses pengajaran akan lebih hidup dan menjalin kerjasama diantara


siswa, maka proses pembelajaran dengan paradigma lama harus diubah dengan
paradigma baru yang dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam berpikir, arah
pembelajaran yang lebih kompleks tidak hanya satu arah sehingga proses
belajar mengajar akan dapat meningkatkan kerjasama diantara siswa dengan
guru dan siswa dengan siswa, maka dengan demikian siswa yang kurang akan

2
dibantu oleh siswa yang lebih pintar sehingga proses pembelajaran lebih hidup
dan hasilnya lebih baik.

Dalam kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari berbagai variabel


pokok yang saling berkaitan yaitu kurikulum, guru/pendidik, pembelajaran, dan
peserta didik. Dimana semua komponen ini bertujuan untuk kepentingan
peserta didik.

Berdasarkan hal tersebut pendidik dituntut harus mampu menggunakan


berbagai pendekatan pembelajaran agar peserta didik dapat melakukan kegiatan
belajar dengan menyenangkan. Hal ini dilatar belakangi bahwa peserta didik
bukan hanya sebagai objek tetapi juga merupakan subjek dalam pembelajaran.
Peserta didik harus disiapkan sejak awal untuk mampu bersosialisasi dengan
lingkungannya sehingga berbagai jenis pendekatan pembelajaran yang dapat
digunakan oleh pendidik.

3
B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalahnya antara lain:


1. Apa yang dimaksud dengan ITM ?
2. Bagaimana meode pembelajaran IPS ?
C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan msalahnya antara lain:
1. Untuk mengetahui konsep ITM
2. Untuk mengetahui metode pembelajaran IPS

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Ilmu, Teknologi Dan Masyarakat Pendidikan IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada jenjang pendidikan dasar


memfokuskan kajiannya kepada hubungan antar manusia dan proses membantu
pengembangan kemampuan dalam hubungan tersebut. Pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang dikembangkan melalui kajian ini ditunjukan untuk
mencapai keserasian dan keselarasan dalam kehidupan masyarakat.

Pendidikan IPS sudah lama dikembangkan dan dilaksanakan dalam


kurikulum-kurikulum di Indonesia, khususnya pada jenjang pendidikan dasar.
Pendidikan ini tidak dapat disangkal telah membawa beberapa hasil, walaupun
belum optimal. Secara umum penguasaan pengetahuan sosial atau
kewarganegaraan lulusan pendidikan dasar relatif cukup, tetapi penguasaan
nilai dalam arti penerapan nilai, keterampilan sosial dan partisipasi sosial
hasilnya belum menggembirakan. Kelemahan tersebut sudah tertentu terkait
atau dilatarbelakangi oleh banyak hal, terutama proses pendidikan atau
pembelajarannya, kurikulum, para pengelola dan pelaksananya serta faktor-
faktor yang berpengaruh lainnya.

Beberapa temuan penelitian dan pengamatan ahli memperkuat


kesimpulan tersebut. Dalam segi hasil atau dampak pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial atau IPS terhadap kehidupan bermasyarakat, masih belum
begitu nampak. Perwujudan nilai-nilai sosial yang dikembangkan di sekolah
belum nampak dalam kehidupan sehari-hari, keterampilan sosial para sosial
para lulusan pendidikan dasar khususnya masih memprihatinkan, partisipasi
dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan semakin menyusut.

Banyak penyebab yang melatarbelakangi pendidikan IPS belum dapat


memberikan hasil seperti yang diharapkan. Faktor penyebabnya dapat
berpangkal dari kurikulum, rancangan, pelaksana, pelaksanaan ataupun faktor-
faktor pendukung pembelajaran. Berkenaan dengan kurikulum dan rancangan
pembelajaran IPS, beberapa penelitian memberi gambaran tentang kondisi
tersebut. Hasil penelitian Balitbang, Depdikbud tahun 1999 menyebutkan
bahwa “Kurikulum 1994 tidak disusun berdasarkan basic
competencies melainkan pada materi, sehingga dalam kurikulumnya banyak

5
memuat konsep-konsep teoritis” (Boediono, et al. 1999: 84). Hasil evaluasi
kurikulum IPS SD tahun 1994 menggambarkan adanya kesenjangan kesiapan
siswa dengan bobot materi sehingga materi yang disajikan, terlalu dianggap
sulit bagi peserta didik, kesenjangan antara tuntutan materi dengan fasilitas
pembelajaran dan buku sumber, kesulitan menejemen waktu serta keterbatasan
kemampuan melakukan pembaharuan metode mengajar (Depdikbud, 1999).

Berdasarkan hal-hal di atas nampak, bahwa pada satu sisi betapa


pentingnya peranan pendidikan IPS dalam mengembangkan pengetahuan, nilai.
Sikap, dan keterampilan sosial agar peserta didik menjadi warga masyarakat,
bangsa dan negara Indonesia yang baik namun di pihak lain masih banyak
masalah-masalah tersebut diperlukan penelitian berkaitan dengan pembelajaran
IPS. Salah satu upaya yang memadai untuk itu adalah dengan melakukan model
pembelajaran.

Dengan adanya penulisan makalah yang bertajuk tentang


pengembangan model pembelajaran untuk mengatasi masalah pendidikan IPS
di Sekolah Dasar maka seluruh pihak yang memiliki keterkaitan dengan
masalah tersebut bisa memahami apa yang menjadi pokok permasalahan yang
terjadi. Agar nantinya masalah tersebut tidak menjadi masalah yang
menghambat maksud ataupun tujuan yang ingin dicapai. Selain itu dalam
penulisan makalah ini apa yang menjadi solusi dalam pemecahan masalah bisa
ditemukan dan pihak-pihak yang terkait dapat mengembangkan potensi diri
dalam mengelolah teknik model pembelajaran yang baik dan efisien.

B. Pengertian Ilmu, Teknologi dan Masyarakat

Ilmu adalah kemampuan manusia memanfaatkan akal fikir yang


diberikan Allah/Tuhan dalam bentuk pengetahuan guna mengelola alam dunia
dan memanfaatkannya. hanya Tuhan yang punya ilmu.
Teknologi berasal dari istilah teckne yang berarti seni (art) atau
keterampilan. MenurutDictionary of Science, teknologi adalah penerapan
pengetahuan teoritis pada masalah-masalah praktis danTeknologi akan
memberikan pengaruh dalam kelangsungan hidup manusia dan manusia pun
terus mempengaruhi maju atau tidaknya teknologi.

6
Pengertian Masyarakat.
Berikut di bawah ini adalah beberapa pengertian masyarakat dari beberapa ahli
sosiologi dunia.
1. Menurut Selo Sumardjan masyarakat adalah orang-orang yang hidup
bersama dan menghasilkan kebudayaan.
2. Menurut Karl Marx masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu
ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara
kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.
3. Menurut Emile Durkheim masyarakat merupakan suau kenyataan objektif
pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya.

C. Kedudukan Konsep Ilmu, Teknologi dan masyarakat dalam


Pembelajaran IPS

Konsep Ilmu, Teknologi dan Masyarakt atau disingkat dengan


ITM diperlukan dalam pembelajaran IPS sebab masalah-masalah
kemasyarakatan pada era kini tidak dapat dipecahkan hanya dengan
mengandalkan satu disiplin ilmu semata, tetapi saling keterkaitan dengan
disiplin ilmu lainnya dikarenakan permasalahan masyarakat makin komplek.

Kedudukan konsep ilmu, teknologi dan kemasyarakatan semakin


penting dalam era masyarakat modern yang banyak menimbulkan masalah-
masalah kompleks. Kenyataan ini akan semakin dirasakan apabila dalam
penjelasanya memberi informasi lebih jauh bahwa pemecahan masalah-
masalah tersebut menghendaki adanya kedudukan dari berbagai disiplin ilmu

Menurut Remy, konsep ITM memberikan kontribusi secara langsung


terhadap misi pokok IPS, khususnya dalam mempersiapkan warga negara
sebagai berikut :

1. Memahami ilmu pengetahuan di masyarakat. Mereka harus memahami


masalah-masalah sosial yang kompleks yang berkaitan dengan ilmu dan
tehnologi yang menimbulkan masalah ketidak jelasan nilai yg “benar” dan nilai
yg “salah”.
2. Pengambilan keputusan warga negara. penggunaan langkah-langkah
pengambilan keputusan yang sistematis dalam mempelajari isu-isu ITM dalam
pembelajaran IPS dapat membantu mengembangkan intelektual siswa,
kemampuan memecahkan masalah (problem-solving skill), dan kemampuan

7
berpikir dalam mengmbil keputusan secara fleksibel namun terorganisir, hal ini
penting mengingat sampai saat ini belum banyak guru yang memberikan
kemampuan-kemampuan seperti ini kepada siswanya.
3. Membuat koneksi antar pengetahuan . Kecakapan demikian merupakan suatu
tanda kemampuan kognisi dan belajar yang tinggi dan merupakan tujuan IPS
yang paling berharga.
4. Mengingatkan generasi pada sejarah bangsa-bangsa beradab.Bung Karno
pernah megatakan bahwa “hanya bangsa yang besar yang menghormati jasa-
jasa para pahlawan

Konsep ITM dimasukkan dalam pembelajaran IPS memberikan kontribusi


secara langsung terhadap misi pokok IPS, khususnya dalam mempersiapkan
warga Negara sebagai berikut :
1. Memahami ilmu pengetahuan di masyarakat.
2. Pengambilan keputusan warga Negara.
3. Membuat koneksi antar pengetahuan.
4. Mengingatkan generasi pada sejarah bangsa-bangsa berada.

Konsep ITM dalam IPS sesuai Project Analysis yang dikemukakan oleh Noris
Harms adalah :

1. Konsep ITM menfokuskan pada kebutuhan-kebutuhan pribadi siswa.


2. ITM menfokuskan pada isu-isu kemasyarakatan.
3. ITM memfokuskan pada masalah pekerjaan dan karir.

D. Pendekatan Strategi Konsep Ilmu Dan Masyarakat Pendidikan IPS

Pendekatan yang digunakan dalam pengajaran IPS untuk proses


pembelajaran ITM adalah interdisipliner atau multidisipliner. Artinya dalam
proses belajar mengajar di kelas IPS, para siswa seyogianya diajak, dibina dan
didorong agar dalam mengkaji atau memecahkan masalah atau topik,
dipandang dari berbagai disiplin ilmu. Ada dalam pengajaran IPS, yakni :
1. Infusi ITM ke dalam mata pelajaran yang ada,
2. Perluasan melalui topik kajian dalam mata pelajaran,
3. Penciptaan/pembuatan mata pelajaran yang baru.

Sedangkan karakteristik dari program integral ITM dalam IPS terdiri atas
empat kategori sebagai berikut:

8
1. Hasilnya dinyatakan secara jelas.
2. Strategi organisasi,
3. Sistem dukungan,
4. Strategi instruksional.

Pendekatan ITM (Ilmu-Teknologi dan Masyarakat)

Pendekatan ITM (Ilmu, Teknologi, dan Masyarakat) atau juga


disebut STS (Science-Technology-Society) muncul menjadi sebuah pilihan
jawaban atas kritik terhadap pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang bersifat
tradisional (texbook), yakni berkisar masih pada pengajaran tentang fakta-fakta
dan teori-teori tanpa menghubungkannya dengan dunia nyata yang integral.
ITM dikembangkan kemudian sebagai sebuah pendekatan guna mencapai
tujuan pembelajaran yang berkaitan langsung dengan lingkungan nyata dengan
cara melibatkan peran aktif peserta didik dalam mencari informasi untuk
meemcahkan masalah yang ditemukan dalam kehidupan kesehariannya.

Dalam kegiatan pembelajaran tersebut peserta didik menjadi lebih aktif


dalam menggali permasalahan berdasarkan pada pengalaman sendiri hingga
mampu melahirkan kerangka pemecahan masalah dan tindakan yang dapat
dilakukan secara nyata. Karena itu, pendekatan ITM dipandang dapat memberi
kontribusi langsung terhadap misi pokok pembelajaran pengetahuan sosial,
khusus dalam mempersiapkan warga negara agar memiliki kemampuan :
1. Memahami ilmu pengetahuan di masyarakat
2. Mengambil keputusan sebagai warga negara
3. Membuat hubungan antar pengetahuan
4. Mengingat sejarah perjuangan dan peradaban luhur bangsanya.

1. Langkah – langkah Pendekatan ITM


a. Menekankan pada paham kontruktivisme, bahwa setiap individu peserta didik,
telah memiliki sejumlah pengetahuan dari pengalamannya sendiri dalam
kehidupan faktual di lingkungan keluarga dan masyarakat.
b. Peserta didik dituntut untuk belajar dalam memecahkan permasalahan dan
dapat menggunakan sumber-sumber setempat (nara sumber dan bahan-bahan
lainnya) untuk memperoleh informasi yang dapat digunakan dalam pemecahan
masalah.

9
c. Pola pembelajaran bersifat kooperatif (kerja sama) dalam setiap kegiatan
pembelajaran serta menekankan pada keterampilan proses dalam rangka
melatih peserta didik berfikir tingkat tinggi.
d. Peserta didik menggali konsep-konsep melalui proses pembelajaran yang
ditempuh dengan cara pengamatan (observasi) terhadap objek-objek yang
dipelajarinya.
e. Masalah-masalah aktual sebagai objek kajian, dibahas bersama guru dan
peserta didik guna menghindari terjadi kesalahan konsep.
f. Pemilihan tema-tema didasarakan urutan integratif.
g. Tema pengorganisasian pokok dari sejumlah unit ITM adalah isu dan masalah
sosial yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan.

2. Tahapan Metode Pendekatan ITM


a. Tahap Eksplorasi

Kegiatan eksplorasi merupakan tahap pengumpulan data lapangan dan


data yang berkaitan dengan nilai. Peserta didik dengan bantuan LKS secara
berkelompok melakukan pengamatan langsung. Eksplorasi dilakukan guna
membuktikan konsep awal yang mereka miliki dengan konsep ilmiah.

b. Tahap Penjelasan dan Solusi

Dari data yang telah terkumpul berdasarkan hasil pengamatan,


diharapkan peserta didik mampu memberikan solusi sebagai alternatif jawaban
tentang persoalan lingkungan. Peserta didik didorong untuk menyampaikan
gagasan, menyimpulkan, memberikan argumen dengan tepat, membuat model,
membuat poster yang berkenaan dengan pesan lingkungan, membuat puisi,
menggambar, membuat karangan, serta membuat karya seni lainnya.

c. Tahap Pengambilan Tindakan

Peserta didik dapat membuat keputusan atau mempertimbangkan


alternatif tindakan dan akibat-akibatnya dengan menggunakan pengetahuan
dan keterampilan yang telah diperolehnya. Berdasar pengenalan masalah dan
pengembangan gagasan pemecahannya, mereka dapat bermain peran (Role
Playing) membuat kebijakan strategis yang diperlukan untuk mempengaruhi
publik dalam mengatasi permasalahan lingkungan tersebut.

10
d. Diskusi dan Penjelasan

Berikutnya guru dan peserta didik melakukan diskusi kelas dan


penjelasan konsep melalui tahapan sebagai berikut :
1) Masing-masing kelompok melaporkan hasil temuan pengamatan
lingkungannya.
2) Guru memberikan kesempatan kepada anggota kelas lainnya untuk
memberikan tanggapan atau informasi yang relevan terhadap laporan kelompok
temannya.
3) Guru bersama peserta didik menyimpulkan konsep baru yang diperoleh
kemudian mereka diminta melihat kembali jawaban yang telah disampaikan
sebelum kegiatan eksplorasi.
4) Guru membimbing peserta didik merkonstruksi kembali pengetahuan langsung
dari objek yang dipelajari tentang alam lingkungannya.

e. Tahap Pengembangan dan Aplikasi Konsep


Adapun tahap-tahapnya yaitu :
1) Guru bertanya pada peserta didik tentang hal-hal yang diliahat dalam
kehidupan sehari-hari yang merupakan aplikasi konsep baru yang telah
ditemukan.
2) Guru dan peserta didik mendiskusikan sikap dan kepedulian yang dapat
mereka tumbuhkan dalam kehidupan sehari-hari berkaitan dengan konsep baru
yang telah ditemukan.

f. Tahap Evaluasi

Pada tahapan evaluasi, guru memperlihatkan gambar suasana


lingkungan yang berbeda yaitu lingkungan yang terpelihara dan yang tidak
terpelihara. Kemudian menggunakan pertanyaan pancingan pada peserta didik
sehingga mampu memberikan penilaian sendiri tentang keadaan kedua
lingkungan tersebut.

g. Kegiatan Penutup

Kegiatan penutup merupakan kegiatan penyimpulan yang dilakukan


guru dan peserta didik dari seluruh rangkaian pembelajaran. Sebagai bagian
penutup, guru menyampaikan pesan moral.

11
E. Dampak Ilmu, Teknologi Dan Masyarakat Dalam Kehidupan.

Perkembangan dunia iptek yang demikian pesatnya telah membawa


manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Jenis-jenis
pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik cukup besar, kini
relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis. Sistem kerja
robotis telah mengalihfungsikan tenaga otot manusia dengan pembesaran dan
percepatan yang menakjubkan.

Bagi masyarakat sekarang, iptek sudah merupakan suatu religion.


Pengembangan iptek dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada.
Sementara orang bahkan memuja iptek sebagai liberator yang
akan membebaskan mereka dari kungkungan kefanaan dunia. Iptek diyakini
akan memberi umat manusia kesehatan, kebahagiaan dan imortalitas.
Sumbangan iptek terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia tidaklah dapat
dipungkiri. Namun manusia tidak bisa pula menipu diri akan kenyataan bahwa
iptek mendatangkan malapetaka dan kesengsaraan bagi manusia. Dalam
peradaban modern yang muda, terlalu sering manusia terhenyak oleh disilusi
dari dampak negatif iptek terhadap kehidupan umat manusia. Kalaupun iptek
mampu mengungkap semua tabir rahasia alam dan kehidupan, tidak berarti
iptek sinonim dengan kebenaran. Sebab iptek hanya mampu menampilkan
kenyataan. Kebenaran yang manusiawi haruslah lebih dari sekedar kenyataan
obyektif. Kebenaran harus mencakup pula unsur keadilan.

Tentu saja iptek tidak mengenal moral kemanusiaan, oleh karena itu
iptek tidak pernah bisa mejadi standar kebenaran ataupun solusi dari masalah-
masalah kemanusiaan. Dampak positif dan dampak negative dari
perkembanganteknologi dilihat dari berbagai bidang:

1. Bidang Informasi dan komunikasi


Dalam bidang informasi dan komunikasi telah terjadi kemajuan yang
sangat pesat. Dari kemajuan dapat kita rasakan dampak positipnya antara lain:
a. Kita akan lebih cepat mendapatkan informasi-informasi yang akurat dan
terbaru di bumi bagian manapun melalui internet.
b. Kita dapat berkomunikasi dengan teman, maupun keluarga yang sangat
jauh hanya dengan melalui handphone .
c. Kita mendapatkan layanan bank yang dengan sangat mudah, dan lain-lain

12
Disamping keuntungan-keuntungan yang kita peroleh ternyata kemajuan
kemajuan teknologi tersebut dimanfaatkan juga untuk hal-hal yang negatif,
antara lain:
a. Pemanfaatan jasa komunikasi oleh jaringan teroris (Kompas).
b. Penggunaan informasi tertentu dan situs tertentu yang terdapat di
internetyang bisa disalah gunakan fihak tertentu untuk tujuan tertentu.
c. Kerahasiaan alat tes semakin terancam Melalui internet kita dapat
memperoleh informasi tentang tes psikologi, dan bahkan dapat memperoleh
layanan tes psikologi secara langsung dari internet.
d. Kecemasan teknologi. Selain itu ada kecemasan skala kecil akibat teknologi
komputer. Kerusakan komputer karena terserang virus, kehilangan berbagai
file penting dalam komputer inilah beberapa contoh stres yang terjadi
karena teknologi. Rusaknya modem internet karena disambar petir.
2. Bidang Ekonomi dan Industri

Dalam bidang ekonomi teknologi berkembang sangat pesat. Dari


kemajuan teknologi dapat kita rasakan manfaat positifnya antara lain:
a. Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi.
b. Terjadinya industrialisasi.
c. Produktifitas dunia industri semakin meningkat.

Kemajuan teknologi akan meningkatkan kemampuan produktivitas


dunia industri baik dari aspek teknologi industri maupun pada aspek jenis
produksi. Investasi dan reinvestasi yang berlangsung secara besar-besaran
yang akan semakin meningkatkan produktivitas dunia ekonomi. Di masa
depan, dampak perkembangan teknologi di dunia industri akan semakin
penting. Tanda-tanda telah menunjukkan bahwa akan segera muncul
teknologi bisnis yang memungkinkan konsumen secara individual
melakukan kontak langsung dengan pabrik sehingga pelayanan dapat
dilaksanakan secara langsung dan selera individu dapat dipenuhi, dan yang
lebih penting konsumen tidak perlu pergi ke toko.
a. Persaingan dalam dunia kerja sehingga menuntut pekerja untuk selalu
menambah skill dan pengetahuan yang dimiliki.Kecenderungan
perkembangan teknologi dan ekonomi, akan berdampak pada penyerapan
tenaga kerja dan kualifikasi tenaga kerja yang diperlukan. Kualifikasi
tenaga kerja dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan akan mengalami
perubahan yang cepat. Akibatnya, pendidikan yang diperlukan adalah
pendidikan yang menghasilkan tenaga kerja yang mampu

13
mentransformasikan pengetahuan dan skill sesuai dengan tuntutan
kebutuhan tenaga kerja yang berubah tersebut.
b. Di bidang kedokteran dan kemajauan ekonomi mampu menjadikan produk
kedokteran menjadi komoditi. Meskipun demikian ada pula dampak
negatifnya antara lain ;
1) Terjadinya pengangguran bagi tenaga kerja yang tidak mempunyai
kualifikasi yang sesuai dengan yang dibutuhkan
2) Sifat konsumtif sebagai akibat kompetisi yang ketat pada era globalisasi
akan juga melahirkan generasi yang secara moral mengalami kemerosotan:
konsumtif, boros dan memiliki jalan pintas yang bermental “instant”.

3. Bidang Sosial dan Budaya

Akibat kemajuan teknologi bisa kita lihat sebagai berikut :

a. Perbedaan kepribadian pria dan wanita. Banyak pakar yang berpendapat


bahwa kini semakin besar porsi wanita yang memegang posisi sebagai
pemimpin, baik dalam dunia pemerintahan maupun dalam dunia bisnis.
Bahkan perubahan perilaku ke arah perilaku yang sebelumnya merupakan
pekerjaan pria semakin menonjol.Data yang tertulis dalam buku Megatrend
for Women:From Liberation to Leadership yang ditulis oleh Patricia
Aburdene & John Naisbitt (1993) menunjukkan bahwa peran wanita dalam
kepemimpinan semakin membesar. Semakin banyak wanita yang
memasuki bidang politik, sebagai anggota parlemen, senator, gubernur,
menteri, dan berbagai jabatan penting lainnya.
b. Meningkatnya rasa percaya diri. Kemajuan ekonomi di negara-negara Asia
melahirkan fenomena yang menarik. Perkembangan dan kemajuan
ekonomi telah meningkatkan rasa percaya diri dan ketahanan diri sebagai
suatu bangsa akan semakin kokoh. Bangsa-bangsa Barat tidak lagi dapat
melecehkan bangsa-bangsa Asia.
c. Tekanan, kompetisi yang tajam di pelbagai aspek kehidupan sebagai
konsekuensi globalisasi, akan melahirkan generasi yang disiplin, tekun dan
pekerja keras. Meskipun demikian kemajuan teknologi akan berpengaruh
negatif pada aspek budaya:
d. Kemerosotan moral di kalangan warga masyarakat, khususnya di kalangan
remaja dan pelajar. Kemajuan kehidupan ekonomi yang terlalu menekankan
pada upaya pemenuhan berbagai keinginan material, telah menyebabkan

14
sebagian warga masyarakat menjadi “kaya dalam materi tetapi miskin
dalam rohani”.
e. Kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja semakin meningkat
semakin lemahnya kewibawaan tradisi-tradisi yang ada di masyarakat,
seperti gotong royong dan tolong-menolong telah melemahkan kekuatan-
kekuatan sentripetal yang berperan penting dalam menciptakan kesatuan
sosial. Akibat lanjut bisa dilihat bersama, kenakalan dan tindak
menyimpang di kalangan remaja dan pelajar semakin meningkat dalam
berbagai bentuknya, seperti perkelahian, corat-coret, pelanggaran lalu lintas
sampai tindak kejahatan.
f. Pola interaksi antar manusia yang berubah. Kehadiran komputer pada
kebanyakan rumah tangga golongan menengah ke atas telah merubah pola
interaksi keluarga. Komputer yang disambungkan dengan telpon telah
membuka peluang bagi siapa saja untuk berhubungan dengan dunia luar.
Program internet relay chatting (IRC), internet, dan e-mail telah membuat
orang asyik dengan kehidupannya sendiri. Selain itu tersedianya berbagai
warung internet (warnet) telah memberi peluang kepada banyak orang yang
tidak memiliki komputer dan saluran internet sendiri untuk berkomunikasi
dengan orang lain melalui internet. Kini semakin banyak orang yang
menghabiskan waktunya sendirian dengan komputer. Melalui program
internet relay chatting (IRC) anak-anak bisa asyik mengobrol dengan teman
dan orang asing kapan saja.

4. Bidang Pendidikan

Teknologi mempunyai peran yang sangat penting dalam bidang


pendidikan antara lain :
a. Munculnya media massa, khususnya media elektronik sebagai sumber ilmu
dan pusat pendidikan. Dampak dari hal ini adalah guru bukannya satu-
satunya sumber ilmu pengetahuan.
b. Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru, yang memudahkan
siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Dengan kemajuan teknologi
terciptalah metode-metode baru yang membuat siswa mampu memahami
materi-materi yang abstrak, karena materi tersebut dengan bantuan
teknologi bisa dibuat abstrak.

15
c. Sistem pembelajaran tidak harus melalui tatap muka. Dengan kemajuan
teknologi proses pembelajaran tidak harus mempertemukan siswa dengan
guru, tetapi bisa juga menggunakan jasa pos internet dan lain-lain.
d. Kerahasiaan alat tes semakin terancam Program tes inteligensi seperti tes
Raven, Differential Aptitudes Test dapat diakses melalui compact disk..
Implikasi dari permasalahan ini adalah, tes psikologi yang ada akan mudah
sekali bocor, dan pengembangan tes psikologi harus berpacu dengan
kecepatan pembocoran melalui internet tersebut.
e. Penyalah gunaan pengetahuan bagi orang-orang tertentu untuk melakukan
tindak kriminal. Kita tahu bahwa kemajuan di badang pendidikan juga
mencetak generasi yang berepngetahuan tinggi tetapi mempunyai moral
yang rendah. Contonya dengan ilmu komputer yang tingi maka orang akan
berusaha menerobos sistem perbangkan dan lain-lain.

5. Bidang politik

a. Timbulnya kelas menengah baru. Pertumbuhan teknologi dan ekonomi di


kawasan ini akan mendorong munculnya kelas menengah baru.
Kemampuan, keterampilan serta gaya hidup mereka sudah tidak banyak
berbeda dengan kelas menengah di negara-negera Barat. Dapat diramalkan,
kelas menengah baru ini akan menjadi pelopor untuk menuntut kebebasan
politik dan kebebasan berpendapat yang lebih besar.
b. Proses regenerasi kepemimpinan. Sudah barang tentu peralihan generasi
kepemimpinan ini akan berdampak dalam gaya dan substansi politik yang
diterapkan. Nafas kebebasan dan persamaan semakin kental.
c. Di bidang politik internasional, juga terdapat kecenderungan tumbuh
berkembangnya regionalisme. Kemajuan di bidang teknologi komunikasi
telah menghasilkan kesadaran regionalisme. Ditambah dengan kemajuan di
bidang teknologi transportasi telah menyebabkan meningkatnya kesadaran
tersebut. Kesadaran itu akan terwujud dalam bidang kerjasama ekonomi,
sehingga regionalisme akan melahirkan kekuatan ekonomi baru.

16
F. Metode Pembelajaran IPS

1. Pengertian Metode
Metode merupakan salah satu strategi atau cara yang digunakan oleh
guru dalam proses belajar mengajar yang bertujuan yang hendak dicapai,
semakin tepat metode yang digunakan oleh seorang guru maka
pembelajaran akan semakin baik.
Adapun menurut para ahli mengenai pengertian metode sebagai berikut :
a. Drs. Agus M. Hardjana : Metode adalah cara yang sudah dipikirkan masak-
masak dan dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah tertentu guna
mencapai tujuan yang hendak dicapai.
b. Rosdy Ruslan (2003:24) : Metode merupakan kegiatan ilmiah yang
berkaitan dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu
subjek atau objek penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban
yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan termasuk
keabsahannya.
c. Kamus Bahasa Indonesia : Metode adalah cara kerja yg bersistem untuk
memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yg
ditentukan.
d. Depatemen Sosial RI : Metode adalah cara teratur yg digunakan utk
melaksanakan pekerjaan agar tercapai hasil sesuai dgn yg diharapkan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas metode adalah cara-cara yang
digunakan yang dilakukan guru dalam rangka proses kegiatan belajar-
mengajar, sehingga individu yang diajar akan dapat mencerna, menerima
dan mampu mengembangkan bahan-bahan materi yang diajarkan sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai.

17
2. Macam‒macam metode

a. Metode Inquiry (Menemukan)


Menemukan (inquiry) merupakan inti dari CTL (contectual teaching
and learning). Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa
diharapkan bukan hasil dari mengingat seperangkat fakta, konsep, dan
kaidah, melainkan hasil dari menemukan sendiri. Maka guru harus
merancang kegiatan pembelajaran yang merujuk pada kegiatan menemukan
apapun materi/pokok bahasannya.
Adapun langkah-langkah kegiatan inkuiri adalah sebagai berikut :
1) Merumuskan masalah;
2) Melakukan observasi atau pengamatan;
3) Menganalisis dan menyajikan hasil dalam bentuk tulisan, gambar, laporan,
bagan, tabel, dan lain-lain,
4) Mengkomunikasikan hasil karya kepada pembaca, teman sekelas, atau
guru.

Kekurangan dan Kelebihan

1) Kelebihan metode inquiry


a) Merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada
pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang,
sehingga pembelajaran melalui strategi ini lebih bermakna.
b) Dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan
gaya belajar mereka masing‒masing.
c) Merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan
psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses
perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
d) Strategi pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang
memiliki kemampuan diatas rata‒rata. Artinya, siswa yang memiliki

18
kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah
dalam belajar.
2) Kekurangan metode inquiry
a) Jika metode inquiry digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka
akan sulit pengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
b) Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena
terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
c) kadang‒kadang dalam mengimplementasikannya memerlukan waktu
yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu
yang telah ditentukan.
d) Metode inquiry akan sulit diimplementasikan oleh guru.

b. Metode Discovery

Metode pembelajaran discovery (penemuan) adalah metode


mengajar yang mengatur pengajaran sedemikian rupa sehingga anak
memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum diketahuinya itu tidak
melalui pemberitahuan, sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri. Dalam
pembelajaran discovery (penemuan) kegiatan atau pembelajaran yang
dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan konsep-
konsep dan prinsip-prinsip melalui proses mentalnya sendiri. Dalam
menemukan konsep, siswa melakukan pengamatan, menggolongkan,
membuat dugaan, menjelaskan, menarik kesimpulan dan sebagainya untuk
menemukan beberapa konsep atau prinsip.

Metode discovery diartikan sebagai prosedur mengajar yang


mementingkan pengajaran perseorang, memanipulasi objek sebelum
sampai pada generalisasi. Sedangkan Bruner menyatakan bahwa anak
harus berperan aktif didalam belajar. Lebih lanjut dinyatakan, aktivitas itu
perlu dilaksanakan melalui suatu cara yang disebut discovery. Discovery

19
yang dilaksanakan siswa dalam proses belajarnya, diarahkan untuk
menemukan suatu konsep atau prinsip.

Langkah-langkah pembelajaran discovery adalah sebagai berikut:


1) Identifikasi kebutuhan siswa;
2) Seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian konsep dan
generalisasi pengetahuan;
3) Seleksi bahan, problema/ tugas-tugas;
4) Membantu dan memperjelas tugas/ problema yang dihadapi siswa serta
peranan masing-masing siswa;
5) Mempersiapkan kelas dan alat-alat yang diperlukan;
6) Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan;
7) Memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan;
8) Membantu siswa dengan informasi/ data jika diperlukan oleh siswa;
9) Memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang
mengarahkan dan mengidentifikasi masalah;
10) Merangsang terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa;
11) Membantu siswa merumuskan prinsip dan generalisasi hasil penemuannya.

Kelebihan dan kekurangan Metode Discovery Learning


1) Berikut ini merupakan kelebihan-kelebihan yang dimiliki discovery
learning (pembelajaran penemuan)
a) Mendukung partisipasi aktif pembelajar dalam proses pembelajaran.
b) Menumbuhkan rasa ingin tahu pembelajar
c) Memungkinkan perkembangan keterampilan-keterampilan belajar
sepanjang hayat dari pembelajar.
d) Membuat pengalaman belajar menjadi lebih bersifat personal.

20
e) Membuat pembelajar memiliki motivasi yang tinggi karena memberikan
kesempatan kepada mereka untuk melakukan eksperimen dan menemukan
sesuatu untuk diri mereka sendiri.
f) Membangun pengetahuan berdasarkan pada pengetahuan awal yang telah
dimiliki oleh pembelajar sehingga mereka dapat memiliki pemahaman yang
lebih mendalam.
g) Mengembangkan kemandirian dan otonomi pada diri pembelajaran.
h) Membuat pembelajar bertanggungjawab terhadap kesalahan-kesalahan dan
hasil-hasil yang mereka buat selama proses belajar.
i) Merupakan cara belajar kebanyakan orang dewasa pada pekerjaan dan
situasi kehidupan nyata.
j) Merupakan suatu alasan untuk mencatat prosedur-prosedur dan temuan
temuan - seperti mengulang kesalahan-kesalahan, sebagai suatu cara untuk
menganalisis apa yang telah terjadi, dan suatu cara untuk mencatat atau
merekam temuan yang luar biasa.
k) Mengembangkan keterampilan-keterampilan kreatif dan pemecahan
masalah.
l) Menemukan hal-hal baru yang menarik yang belum terbayang sebelumnya
setelah pengumpulan informasi dan proses belajar yang dilakukan.

2) Berikut ini merupakan kelemahan-kelemahan yang dimiliki discovery


learning (pembelajaran penemuan)
a) Kebingungan pada para pembelajar ketika tidak disediakan semacam
kerangka kerja, dan semacamnya.
b) Terbentuknya miskonsepsi
c) Pembelajar yang lemah mempunyai kecenderungan untuk belajar di bawah
standar yang diinginkan, dan guru seringkali gagal mendeteksi pembelajar
semacam ini (bahwa mereka membutuhkan remedi dan scaffolding).

21
c. Metode bermain peran (Role Playing)

Role playing (bermain peran) adalah salah satu bentuk permainan


pendidikan yang dipakai untuk menjelaskan peranan, sikap, tingkah laku,
nilai, dengan tujuan menghayati perasaan, sudut pandang dan cara berpikir
orang lain (Husein Achmad. 1981:80). Dengan demikian role playing
merupakan suatu teknik atau cara agar para guru dan siswa memperoleh
penghayatan nilai-nilai dan perasaan.

Dengan metode bermain peran, diharapkan siswa dapat menghayati dan


berperan dalam berbagai figur khayalan atau figur sesungguhnya dalam
berbagai situasi. Metode bermain peran yang direncanakan dengan baik
dapat menanamkan kemampuan bertanggung jawab dalam bekerja sama
dengan orang lain, menghargai pendapat dan kemampuan orang lain dan
belajar mengambil keputusan dalam hubungan kerja kelompok. Metode ini
dapat diterapkan pada pengajaran IPS dengan pokok bahasan tentang
hubungan kehidupan sosial, misalnya: peranan tokoh-tokoh, susunan dan
masyarakat feudal. Melalui metode bermain peran dapat melibatkan aspek-
aspek kognitif, afektif maupun psikomotor. Aspek kognitif meliputi
pemecahan masalah, aspek afektif meliputi sikap, nilai niali pribadi/orang
lain, membandingkan, mempertentangkan nilai-nilai, mengembangkan
empati atas dasar tokoh yang mereka perankan. Sedangkan aspek
psikomotor terlihat ketika siswa memainkan peran di depan kelas. Dengan
demikian diharapkan, minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran IPS
yang selalu kaku dan menjemukan dapat disegarkan kembali.

22
Tujuan dan Manfaat Role Playing (menurut Shaftel)

1) Agar menghayati sesuatu kejadian atau hal yang sebenarnya dalam realita
hidup.
2) Agar memahami apa yang menjadi sebab dari sesuatu serta bagaimana
akibatnya.
3) Untuk mempertajam indera dan rasa siswa terhadap sesuatu.
4) Sebagai penyaluran/pelepasan ketegangan dan perasaan-perasaan.
5) Sebagai alat mendiagnosa keadaan kemampuan siswa.
6) Pembentukan konsep secara mandiri.
7) Menggali peranan-peranan dari pada seseorang dalam suatu kehidupan
kejadian/keadaan.
8) Membina siswa dalam kemampuan memecahkan masalah, berfikir kritis,
analisis, berkomunikasi, hidup dalam kelompok dan lain-lain.
9) Melatih anak ke arah mengendalikan dan membaharui perasaannya, cara
berfikirnya, dan perbuatannya.

Adapun Langkah-langkah Role Playing :


1) Pemanasan (pengantar serta pembahasan ceritera dari guru).
2) Memilih siswa yang akan berperan.
3) Menyiapkan penonton yang akan mengobservasi.
4) Mengatur panggung/ruang.
5) Permainan.
6) Diskusi dan evaluasi.
7) Permainan berikutnya.
8) Diskusi lebih lanjut.
9) Generalisasi.

Kelebihan metode role playing

23
a) Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa, di
samping menjadi pengalaman yang menyenangkan juga memberi
pengetahuan yang melekat dalam memori otak,
b) Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan membuat kelas
menjadi dinamis dan antusias.
c) Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta
menumbuhkan rasa kebersamaan.
d) Siswa dapat terjun langsung untuk memerankan sesuatu yang akan dibahas
dalam proses belajar.

Kekurangan metode role playing


a) Role playing memerlukan waktu yang relatif panjang/banyak
b) Memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru
maupun siswa dan ini tidak semua guru memilikinya.
c) Kebanyakan siswa yang ditunjuk sebagai pemeran merasa malu untuk
memerankan suatu adegan tertentu
d) Apabila pelaksanaan role playing atau bermain peran mengalami
kegagalan, bukan saja dapat memberi kesan kurang baik, tetapi sekaligus
berarti tujuan pembelajaran tidak tercapai.
e) Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode ini.

d. Metode Sosiodrama

Metode bermain peran dan metode sosiodrama dapat dikatakan


sama artinya. Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasikan tingkah laku
dalam hubungannya dengan masalah sosial. Metode sosiodrama merupakan
cara mengajar yang dilakukan oleh guru dengan jalan menirukan tingkah
laku dari sesuatu situasi sosial. Sedangkan metode bermain peran lebih

24
menekankan pada keikutsertaan para murid untuk memainkan
peranan/bermain sandiwara menirukan masalah-masalah sosial. tertentu.

Kedua metode yang mempunyai maksud sama ini, sering dilakukan


secara silih berganti dalam implikasinya sehingga diharapkan anak-anak
akan lebih menghayati pelajaran yang diberikan. Sosiodrama tepat
digunakan pada materi yang berhubungan dengan masalah-masalah
fenomena sosial menyangkut hubungan antara manusia, seperti masalah
kenakalan remaja, narkoba, gambaran keluarga yang otoriter, dan lain-lain.
Topik yang juga bisa diangkat dalam metode bermain peran adalah
misalnya kejadian seputar pemberontakan para pahlawan dalam
memperjuangkan kemerdekaan, atau gambaran keadaan yang mungkin
muncul pada abad teknologi informasi.

Adapun beberapa alasan penggunaan metode bermain peran atau


sosiodrama dalam metode pembelajaran adalah sebagai berikut: 1)
memperjelas gambaran suatu peristiwa dari pelajaran yang diberikan, yang
di dalamnya menyangkut orang banyak dan atas pertimbangan didaktis
lebih baik didramatisasikan dari pada hanya diceritakan saja, 2)
dimaksudkan untuk melatih anak-anak agar mampu menyelesaikan
masalah-masalah sosial mereka di kelak kemudian hari, 3) melatih nak-
anak agar mudah bergaul, mempunyai timbang rasa serta kemungkinan
pemahaman terhadap orang lain dengan berbagai permasalahannya.

Sedangkan tujuannya tak lain adalah: 1) agar anak didik dapat menghayati
dan menghargai perasaan orang lain, 2) anak didik dapat belajar bagaimana
membagi tanggung jawab serta mengerti bagaimana mengambil keputusan
dalam situasi kelompok secara spontan, dan 3) diharapkan dalam
merangsang iklim pembelajaran dalam kelas untuk berpikir dan
memecahkan masalah.

25
Kelebihan dan kelemahan pada metode sosiodrama

Kelebihan
a) Memberi kesempatan kepada anak-anak untuk berperan aktif
mendramatisasikan sesuatu masalah sosial yang sekaligus melatih
keberanian serta kemampuannya melakukan suatu agenda di muka orang
banyak.
b) Suasana kelas sangat hidup karena perhatian para murid semakin tertarik
melihat adegan seperti keadaan yang sesungguhnya.
c) Para murid dapat menghayati seseuatu peristiwa, sehingga mudah
memahami, membanding-banding, menganalisa serta mengambil
kesimpulan berdasarkan penghayatannya sendiri.
d) Anak-anak menjadi terlatih berpikir kritis dan sistematis.

Kelemahan

a) Sebagian besar anak yang tidak ikut bermain drama mereka menjadi kurang
kreatif.
b) Banyak memakan waktu, baik waktu persiapan dalam rangka pemahaman
isi bahan pelajaran maupun pada pelaksanaan pertunjukan.
c) Memerlukan tempat yang cukup luas, jika tempat bermain sempit menjadi
kurang bebas.
d) Sering kelas lain terganggu oleh suara pemain dan para penonton yang
kadang-kadang bertepuk tangan, dan sebagainya.
e) Metode ini membutuhkan ketekunan, kecermatan dan waktu cukup lama.
f) Guru yang kurang kreatif biasanya sulit berperan menirukan sesuatu
situasi/tingkah laku sosial yang berarti pula metode ini baginya sangat tidak
efektif.
g) Ada kalanya para murid enggan memerankan suatu adegan karena merasa
rendah diri atau malu.

26
h) Apabila pelaksanaan dramatisasi gagal, maka guru tidak dapat mengambil
sesuatu kesimpulan apapun yang berarti pula tujuan pengajaran tidak dapat
tercapai.

27
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kedudukan konsep ilmu, teknologi dan kemasyarakatan semakin penting


dalam era masyarakat modern yang banyak menimbulkan masalah-masalah
kompleks. Kenyataan ini akan semakin dirasakan apabila dalam penjelasanya
memberi informasi lebih jauh bahwa pemecahan masalah-masalah tersebut
menghendaki adanya kedudukan dari berbagai disiplin ilmu.
Pendekatan yang digunakan dalam pengajaran IPS untuk proses
pembelajaran ITM adalah interdisipliner atau multidisipliner. Dalam Konsep
Ilmu, Teknologi dan Masyarakat tidak luput dari dampak positif dan dampak
negative sehingga mempengaruhi perkembangan dunia IPTEK.
Metode merupakan salah satu strategi atau cara yang digunakan oleh guru
dalam proses belajar mengajar yang bertujuan yang hendak dicapai, semakin
tepat metode yang digunakan oleh seorang guru maka pembelajaran akan
semakin baik.
Penggunaan banyak metode dalam pembelajaran memang sangat disarankan
untuk memberikan kenyamanan aktifitas dari pembelajaran itu sendiri di dalam
kelas. Penggunaan satu metode lebih cenderung menghasilkan kegiatan belajar-
mengajar yang membosankan bagi anak didik. Jalannya pengajaran pun akan
tampak kaku.
Kondisi seperti ini sangat tidak menguntungkan bagi guru dan anak didik.
Guru mendapatkan kegagalan dalam menyampaikan materi dan anak didik
dirugikan. Dalam penggunaan metode, guru juga harus menyesuaikan kondisi
dan suasana kelas. Jumlah anak mempengaruhi penggunaan metode. Jadi
penggunaan metode yang tepat dan bervariasi dapat dijadikan sebagai alat
motivasi dalam pembelajaran. Jadi dengan adanya metode inquiry, discovery,
bermain peran dan sosiodrama diharapkan guru mampu menyampaikan materi
pada peserta didik dengan bervariasi agar pembelajaran pun menjadi aktif,
kreatif, efektif, dan menyenangkan.

28
B. SARAN

Adapun saran yang bisa penulis berikan

1. Kepada semua pembaca bila mendapat kekeliruan dalam makalah ini harap
bisa meluruskannya.
2. Untuk supaya bisa membaca kembali literatur-literatur yang berkenaan
dengan pembahasan ini sehingga diharapkan akan bisa lebih
menyempurnakan kembali pembahasan materi dalam makalah ini.

29
DAFTAR PUSTAKA

Budiyanto, Mangun dan Syamsul Kurniawan, 2012. Strategi dan Metode Pembelajaran

Dalam Pendidikan Agama Islam. Yogyakarta : Griya Santri

http://atinsupriatin11.blogspot.co.id/2014/10/metode-media-dan-strategi-
pembelajaran.html (diakses pada hari jumat tanggal 1 desember 2017)

http://digilib.uinsby.ac.id/1625/4/Bab%202.pdf (diakses pada hari jumat tanggal 1


desember 2017)

http://eprints.ums.ac.id/34435/1/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf diakses pada hari


sabtu tanggal 2 Desember 2017

http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/PRODI._ILMU_KOMPUTER/1966032520011
21-
MUNIR/Multimedia/Multimedia_Bahan_Ajar_PJJ/Peng_Pend_IPS/kajian_ips_7.pdf
(diakses pada hari jumat tanggal 1 desember 2017)

http://unida.ac.id/

30

Anda mungkin juga menyukai