PENDAHULUAN
BAB II
LANDASAN TEORITIS
Kriminalitas atau tindak kriminal merupakan segala sesuatu yang melanggar hukum atau
sebuah tindak kejahatan.Pelaku kriminalitas disebut seorang kriminal.Biasanya yang dianggap
kriminal adalah seorang pencuri, pembunuh, perampok, atau teroris.Walaupun
begitu kategoriterakhir, teroris, agak berbeda dari kriminal karena melakukan tindak kejahatannya
berdasarkan motif politik atau paham.
Selama kesalahan seorang kriminal belum ditetapkan oleh seorang hakim, maka orang ini
disebut seorang terdakwa.Sebab ini merupakan asas dasar sebuah negara hukum yaitu seseorang
tetap tidak bersalah sebelum kesalahannya terbukti.Pelaku tindak kriminal yang dinyatakan
bersalah oleh pengadilan dan harus menjalani hukuman disebut sebagai terpidana atau narapidana.
Dalam mendefinisikan kejahatan, ada beberapa pandangan mengenai perbuatan apakah
yang dapat dikatakan sebagai kejahatan. Definisi kejahatan dalam pengertian yuridis tidak sama
dengan pengertian kejahatan dalam kriminologi yang dipandang secara sosiologis.
Secara yuridis, kejahatan dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan yang melanggar
undang-undang atau ketentuan yang berlaku dan diakui secara legal. Secara kriminologi yang
berbasis sosiologis kejahatan merupakan suatu pola tingkah laku yang merugikan masyarakat
(dengan kata lain terdapat korban) dan suatu pola tingkah laku yang mendapatkan reaksi sosial
dari masyarakat. Reaksi sosial tersebut dapat berupa reaksi formal, reaksi informal, dan reaksi non-
formal.
Sebab – sebab Kriminalitas :
1. Pertentangan dan persaingan kebudayaan
2. Perbedaan ideologi politik
3. Kepadatan dan komposisi penduduk
4. Perbedaan distribusi kebudayaan
5. Perbedaan kekayaan dan pendapatan
6. Mentalitas yang labil
Solusi Kriminalitas :
1. Mengenakan sanksi hukum yang tegas dan adil kepada para pelaku kriminalitas tanpa
pandang bulu atau derajat
2. Mengaktifkan peran serta orang tua dan lembaga pendidikan dalam mendidik anak
3. Selektif terhadap budaya asing yang masuk agar tidak merusak nilai busaya bangsa
sendiri
4. Menjaga kelestarian dan kelangsungan nilai norma dalam masyarakat dimulai sejak
dini melalui pendidikan multi kultural, seperti sekolah, pengajian dan organisasi masyarakat
Adapun tipe atau jenis-jenis menurut penggolongan para ahlinya adalah sebagai berikut :
1. Penjahat dari kecendrungan (bukan karena bakat).
2. Penjahat karena kelemahan (karena kelemahan jiwa sehingga sulit menghindarkan
diri untuk tidak berbuat).
3. Penjahat karena hawa nafsu yang berlebihan dan putus asa.
Tindakan kriminal ada yang bersifat sembunyi- sembunyi dan ada juga yang terang-
terangan.Kriminalitas masih menjadi satu kesatuan dengan kemiskinan, setelah diperhatikan
kemiskinan tidak hanya miskin harta tetapi juga miskin ilmu, miskin harga diri, miskin hati dan
banyak lainnya.Jika kejahatan meningkat itu adalah salah satu faktor dari pengangguran yang ada
karena para pengangguran memiliki banyak waktu kosong selain itu juga kesenjangan ekonomi
yang terlihat jelas pada sekarang ini sehingga mereka para pengangguran merasa tidak adil dan
berfikir untuk melakukan tindak kriminalitas.Selain itu perubahan sosial yang ada merupakan
salah satu pemicu tindak kriminalitas.
Selain itu kriminalitas juga identik dengan dunia remaja yang serba ingin tahu dan ingin
mencoba hal – hal yang baru. Dapat saya jelaskan seperti ini : Salah satu problem pokok yang
dihadapi oleh kota besar, dan kota-kota lainnya tanpa menutup kemungkinan terjadi di pedesaan,
adalah kriminalitas di kalangan remaja.
Dalam berbagai acara liputan kriminal di televisi misalnya, hampir setiap hari selalu ada
berita mengenai tindak kriminalitas di kalangan remaja.Hal ini cukup meresahkan, dan fenomena
ini terus berkembang di masyarakat.Tentu saja tindakan kriminal yang dilakukan oleh remaja
sangat bervariasi, terutama dengan kehadiran geng-geng motor yang sangat meresahkan
masyarakat yang menjadi salah satu wadah sebagai watak kebringasan remaja yang dapat
menyebabkan terjadinya pelanggaran lalu linatas, penjarahan, pemerkosaan bahkan sampai pada
pembunuhan.
Tindak kriminalitas yang terjadi di kalangan remaja dianggap kian meresahkan publik.Hal
ini bahkan diperparah dengan tidak mampunya institusi sekolah dan kepolisian untuk mengurangi
angka kriminalitas di kalangan remaja tersebut.Kenakalan remaja yang terjadi di berbagai wilayah
di Indonesia, dan dunia pada umumnya, dapat dikategorikan sebagai sebuah bentuk perilaku
menyimpang di masyarakat.Tentu saja fenomena ini dapat dijelaskan dalam tataran ilmu sosial,
hanya saja untuk mencari suatu teori yang relevan yang dapat menjelaskan dengan baik mengenai
kenakalan remaja dibutuhkan kejelian tersendiri.
Kenakalan remaja dapat diidentifikasikan sebagai bentuk penyimpangan yang terjadi di
masyarakat, dan dengan identifikasi ini maka kenakalan remaja dapat dijelaskan dalam tataran
ilmu- ilmu social.
Perilaku menyimpang yang dilakukan oleh remaja berupa tindakan kriminal membuat kita
berpikir ulang mengenai integrasi dalam masyarakat.Dipandang menjadi tertuduh utama,
sebagaimana yang dituduhkan dalam media massa, kenakalan remaja berupa tindak kriminal justru
memberikan pengaruh yang besar dalam masyarakat, meskipun pengaruh mereka tidaklah
diinginkan (unintended). Adanya kriminalitas di kalangan remaja pun mendorong kita bertanya
penyebab terjadinya tindakan tersebut.
Salah satu tuduhan mengenai tingginya angka kriminalitas remaja atau lebih tepatnya
kenakalan remaja adalah tidak berfungsinya kelurga dan/atau ketidakberfungsian sosial
masyarakat.Keluarga di anggap gagal dalam mendidik remaja sehingga menyebabkan mereka
melakukan tindakan penyimpangan yang berujung dengan diberikannya sanksi sosial oleh
masyarakat.Alih-alih tertib, sanksi yang diberikan justru menjadikan remaja menjadi lebih sulit
diatur.Dan hal ini pula yang menyebabkan masyarakat di anggap gagal dalam melakukan tindakan
pencegahan atas terjadinya perilaku menyimpang tersebut.Keluarga memegang peranan yang
penting, dan hal ini diakui oleh banyak pihak.
Keluarga merupakan elemen penting dalam melakukan sosialisasi nilai, norma, dan tujuan-
tujuan yang disepakati dalam masyarakat, dan tingginya angka kriminalitas remaja sebagai
konsekuensi dari tidak berjalannya aturan dan norma yang berlaku di masyarakat dianggap sebagai
kesalahan keluarga. Jika melihat dari sisi teoritis, tentu saja bukan hanya keluarga yang
dipersalahkan, masyarakat pun dapat dipersalahkan dengan tidak ditegakkan aturan secara ketat
atau membantu sosialisasi norma dan tujuan dalam masyarakat.
Salah satu faktor lainnya yang juga harus diperhatikan adalah peer group remaja tersebut.
Teman sepermainan memegang peran penting dalam meningkatnya angka kriminalitas di kalangan
remaja.Sebagaimana yang dikatakan oleh Sutherland, bahwa tindakan kriminal bukan lah sesuatu
yang alamiah namun dipelajari, hal ini lah yang menyebabkan pentingnya untuk melihat teman
sepermainan remaja tersebut.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Geng Motor
Geng motor adalah kumpulan orang-orang pecinta motor yang gemar kebut-kebutan, tanpa
membedakan jenis motor yang dikendarai. Perlu dibedakan antara geng motor dengan Club Motor.
Club Motor biasanya mengusung merek tertentu atau spesifikasi jenis motor tertentu dengan
perangkat organisasi formal, seperti HDC (Harley Davidson Club), Scooter(kelompok pecinta
Vesva), kelompok Honda, kelompok Suzuki, Tiger, Mio. Ada jugaBrotherhood kelompok pecinta
motor besar tua. Tapi kalau soal aksi jalanan, semuanya sama saja. Kebanyakan sama-sama merasa
jadi raja jalanan, tak mau didahului, apalagi disalip oleh pengendara lain.
Sekarang geng-geng motor sudah berada dalam taraf berbahaya, tak segan mereka tawuran
dan tak merasa berdosa para geng tersebut membunuh. Perbedaan mencolok dari geng motor dan
club motor adalah :
1. Kebanyakan anggota geng motor tidak memakai perangkat safety seperti helm, sepatu dan jaket.
2. Membawa senjata tajam yang dibuat sendiri atau sudah dari pabriknya seperti samurai, badik
hingga bom Molotov.
3. Biasanya hanya muncul pada malam hari dan tidak menggunakan lampu penerang serta berisik.
4. Jauh dari kegiatan sosial, tidak pernah membuat acara-acara sosial seperti sunatan masal atau
kawin masal, mereka lebih suka membuat acara membunuh masal.
5. Anggotanya lebih banyak kepada kaum lelaki yang sangar, tukang mabok, penjudi dan hobi
membunuh, sekalipuntidak menutup kemungkinan ada kaum hawa yang ikut dan wanita yang
mengikuti geng motor biasanya hanya dijadikan budak nafsu lelaki masal.
6. Motor yang mereka gunakan tidak memiliki spion, sein, hingga lampu utama. Yang penting
untuk mereka adalah kencang dan mampu melibas orang yang lewat.
7. Visi dan misi mereka jelas, hanya membuat kekacauan dan ingin menjadi geng terseram diantara
geng motor lainnya hingga sering terjadi tawuran diatas motor.
8. Tidak terdaftar di kepolisian atau masyarakat setempat.
9. Kalau nongkrong, lebih suka ditempat yang jauh dari kata terang. Lebih memilih tempat sepi,
gelap dan berbau busuk.
10. Kalau pelantikan anak baru biasanya bermain fisik, diperintah untuk berkelahi dan minum
minuman keras samapi muntah.
Namun sekarang perlu diwaspadai karena ada geng motor yang berkedok club motor.
Berpakaian rapi, safety dan penuh perlengkapan berkendaraan namun arogan, anarkis dan egois
kalau dijalan serta tak segan mereka membuat rusuh bila merasa diganggu. Selama AD/ART
mereka jelas dan terdaftar dipihak kepolisian, club motor tidak bakal berubah menjadi geng motor.
3.2 Faktor Penyebab Remaja Terlibat dalam Geng Motor
Tentunya sangat banyak faktor penyebab remaja terjerumus ke dalam kawanan geng motor.
Namun, salah satu penyebab utama mengapa remaja memilih bergabung dengan geng motor
adalah kurangnya perhatian dan kasih sayang orang tua. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh terlalu
sibuknya kedua orang tua mereka dengan pekerjaan, sehingga perhatian dan kasih sayang kepada
anaknya hanya diekspresikan dalam bentuk materi saja. Padahal materi tidak dapat mengganti
dahaga mereka akan kasih sayang dan perhatian orang tua.
Pada dasarnya setiap orang menginginkan pengakuan, perhatian, pujian, dan kasih sayang
dari lingkungannya, khususnya dari orang tua atau keluarganya, karena secara alamiah orang tua
dan keluarga memiliki ikatan emosi yang sangat kuat. Pada saat pengakuan, perhatian, dan kasih
sayang tersebut tidak mereka dapatkan di rumah, maka mereka akan mencarinya di tempat lain.
Salah satu tempat yang paling mudah mereka temukan untuk mendapatkan pengakuan tersebut
adalah di lingkungan teman sebayanya. Sayangnya, kegiatan-kegiatan negatif kerap menjadi
pilihan anak-anak broken home tersebut sebagai cara untuk mendapatkan pengakuan
eksistensinya.
Faktor lain yang juga ikut berperan menjadi alasan mengapa remaja saat ini memilih
bergabung dengan geng motor adalah kurangnya sarana atau media bagi mereka untuk
mengaktualisasikan dirinya secara positif.
Remaja pada umumnya, lebih suka memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi. Namun,
ajang-ajang lomba balap yang legal sangat jarang digelar.Padahal, ajang-ajang seperti ini sangat
besar manfaatnya, selain dapat memotivasi untuk berprestasi, juga sebagai ajang aktualisasi diri.
Karena sarana aktualisasi diri yang positif ini sulit mereka dapatkan, akhirnya mereka
melampiaskannya dengan aksi ugal-ugalan di jalan umum yang berpotensi mencelakakan dirinya
dan orang lain.
Senjata lainnya yang biasa digunakan yakni golok, stik soft ball, bom molotof, gir motor
bahkan senjata api jenis pistol. Tidak tahu pasti siapa yang menggunakan senjata api, namun dari
penuturan sebagian anggota geng, semuanya pernah melihat teman satu gengnya menggenggam
pistol atau malahan diancam dengan pistol.
Gejala sosial ini tidak boleh dibiarkan.Harus ditangani secara simultan, antara penyadaran
secara persuasif dan tindakan hukum. Jika dibiarkan, dikhawatirkan akansemakin meresahkan
masyarakat. Karena dalam praktek perekrutannya ada semacam baiat bagi anggota baru dan
ancaman hukuman.Seperti dipotong anggota badannya, bagi anggota yang keluar dan buka mulut
kepada orang tua atau kepada pihak berwajib.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
1. Geng motor merupakan wadah yang mampu memberikan gejala watak buruk anak muda.
Perkembangannya, tak lepas dari trend dan mode yang sedang berlangsung saat itu.
2. Penyebab remaja terlibat dalam geng motor yaitu kurangnya kurangnya perhatian dan kasih
sayang orang tua, dan ajakan dari teman.
3. Anggota geng motor tidak lebih dari anak-anak yang kurang perhatian dari orang tua mereka.
Mereka itu ingin cari perhatian dan dipuji-puji rekan satu gengnya karena di rumah tidak mendapat
kasih sayang orang tua.
4. Ada empat geng terkenal, yakni Exalt To Coitus (XTC), Grab On Road (GRB), Berigadir
Seven (Briges) dan Mounraker yang pada hakikatnya memiliki ‘ideologi’ sama.
5. Salah satu sebabnya kebrutalan adalah selain dekat dengan minuman keras, anggota geng
motor juga akrab dengan obat-obatatan terlarang.
6. Samurai merupakan senjata khas mereka. Senjata lainnya yakni golok, stik soft ball, bom
molotof bahkan senjata api jenis pistol.
7. Upaya memerangi teror geng motor liar antara lain :
a. Diperlukannya peranan orang tua dalam membimbing perkembangan anaknya.
b. Penanaman Nilai-nilai Agama
c. Peningkatan pendidikan
d. Tindakan tegas aparat hokum
e. Penyaluran minat dan bakat anak sejak dini
f. Mengikuti kegiatan-kegiatan positif
Tidak ada sesuatu yang tidak bisa diselesaikan.Kalau ada kemauan tentulah ada jalan
keluarnya.Dalam persoalan geng motor, resepnya hanya satu, keterlibatan semua pihak, terutama
keluarga untuk memberi bimbingan yang terbaik untuk anak-anaknya.
4.2 Saran
1. Para pelaku kejahatan yang berhimpun dalam Geng tersebut, harus ditindak sesuai hukum.
Sedangkan bagi anggota yang tidak terlibat pelanggaran hukum, perlu segera disadarkan dan
ditangani secara persuasif.
2. Diperlukan semua pihak yang terkait dengan kehidupan umat beragama, untuk benar-benar
memahami betapa pentingnya ajaran agama dan peningkatan amaliahnya.
3. Proses penyadaran anggota geng motor harus dilakukan dengan bimbingan konseling yang
mendalam dari ahlinya masing-masing.
Sebaiknya sebelum kita mencoba untuk menjadi salah satu anggota seharusnya berfikirlah
yang panjang.Selain itu sebaiknya kita jauhi apapun yang berbau kelompok informal yang
memberikan dampak negative.Karena lebih baik menghindar daripada mengobati. Selain itu kita
harus mengerti apa konsekuensi dari keputusan yang kita ambil jika kita tidak mau menyesal kelak.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/6241288/KRIMINALITAS-REMAJA
http://id.wikipedia.org/wiki/Kriminalitas
wordpress.com/2007/01/30/pos-214
http://www.menkokesra.go.id/content/view/6116/39
http://www.hupelita.com
http://www.seputar-indonesia.com Rabu, 07/11/2007
Liputan6.com, JUM/Tim Liputan 6 SCTV
Pikiran Rakyat. Tuesday November 27, 2007
http://m.metrotvnews.com
KOMPAS.Saturday, October 27, 2007
beritadotcom.blogspot.com/2007/10
http://delavonka.blogspot.co.id/2014/11/masalah-sosial-geng-motor.html