Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH GOTONG ROYONG

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat,
selain itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat
dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia
selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak
lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan
sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia dikatakan
sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan
untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup
sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia.
Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak.
Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi
atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.
Menumbuhkan rasa kebersamaan dan saling membutuhkan satu sama lainnya
dengan kegiatan gotong - royong.

B. Tujuan Penulisan
 Tujuan Meningkatkan kepedulian dan peran aktif masyarakat berdasarkan semangat
kebersamaan, kekeluargaan dan kegotong royongan menuju pada penguatan, integritas
sosial melalui kegiatan-kegiatan gotong royong.
 Meningkatkan persatuan dan kesatuan masyarakat, peran aktif masyarakat dalam
pembangunan serta meningkatkan rasa memiliki dan rasa tanggung jawab terhadap
hasil-hasil pembangunan di Kelurahan Sayang – Cianjur.

C. Rumusan Masalah
 Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya bergotong-royong.
 Masyarakat seakan acuh dan tidak peduli dengan kegiatan pembangunan di
lingkungannya.
BAB II.
LANDASAN TEORITIS

A. Makna Sila Persatuan Indonesia


Sila Persatuan Indonesia, menempatkan manusia Indonesia pada persatuan,
kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan Bangsa dan Negara di atas kepentingan
pribadi dan golongan.
Menempatkan manusia Indonesia pada persatuan dan kesatuan, berarti manusia atau
rakyat indonesia harus memiliki rasa saling memiliki dan membutuhkan satu dengan yang
lainnya, sehingga akan tumbuh rasa persatuan dan kesatuan. Persatuan dikembangkan
atas dasar Bhineka Tunggal Ika, dengan memajukan pergaulan demi kesatuan dan
persatuan Bangsa Indonesia.

B. Pengertian Gotong-royong
Gotong – royong merupakan suatu istilah asli Indonesia yang berarti bekerja bersama-
sama untuk mencapai suatu hasil yang didambakan. Bersama-sama
dengan musyawarah,pantun, Pancasila, hukum adat, ketuhanan, dan kekeluargaan.
Adapun menurut sumber lain, Gotong royong Adalah bekerja bersama-sama dalam
menyelesaikan pekerjaan dan secara bersama-sama menikmati hasil pekerjaan tersebut
secara adil. Atau suatu usaha atau pekerjaan yang dilakukan tanpa pamrih dan secara
sukarela oleh semua warga menurut batas kemampuannya masing-masing.

Keuntungan Bergotong-royong:
1. Tumbuh rasa persatuan dan kesatuan
2. Akan timbul rasa kebersamaan yang haqiqi
3. Pekerjaan lebih cepat dan ringan
BAB III
PEMBAHASAN

A. Penjelasan Gotong-royong
Ciri khas bangsa Indonesia salah staunya adalah gotong royong, kita mengetahui bahwa
modernisasi dan globalisasi melahirkan corak kehidupan yang sangat kompleks, hal ini seharusnya
jangan sampai membuat bangsa Indonesia kehilangan kepribadiannya sebagai bangsa yang kaya
akan unsur budaya. Akan tetapi dengan semakin derasnya arus globalisasi mau tidak mau
kepribadian tersebut akan terpengaruh oleh kebudayaan asaing yang lebih mementingkan
individualisme.

Dlaam kehidupan ekonomi misalnya, yang semula bangsa Indonesia berdasarkan pertanian,
setelah masuknya masa industrialisasi, semangat gotong royong masayarakat berkurang, hal ini
disebabkan karena masyarakat sekarang cenderung besifat individualistis, sehingga ada anggapan
umum ” hidup bebas asal tidak mengganggu kehidupan orang lain”.

Contoh lain misalnya, beberapa tahun yang lalu, sekitar awal tahun 2000-an, kita masih bisa
melihat masayarakat pedesaan memperthankan gotong royong, seenggak-enggaknya tiga bulan
sekali, namun seriring berjalannya waktu, danmasuknya budaya barat yang lebih mendorong
masyarakat berkeinginan untuk ketidakmauan meninggalkan masalah perekonomian setelah
masuknya masa industrialisasi, serta kesibukan masyarakat dengan menomorsatukan kepentingan
pribadinya, lambat laun budaya gotong royong akan menipis.
Perhatikan maa sekarang, ditahun 2009 ini, kita sudah jarang menemukan masyarakat yang mau
bergotong royong, mungkin masih ada dibeberapa daerah yang masih dapat mempertahankan
budaya gotong royong, tapi sebagian besar masyarakat Indonesia dithaun 2009 inisudah menjadi
masyarakat yang individualis, dan kemungkinan besar beberapa tahun yang akan datang, tradisi
goong royong akan punah dengan masuknya masa yang lebih dari masa modernisasi dan globalisasi.
Dan ada kemungkinan tradisi/budaya Indonesa tertutup oleh budaya barat dan buda asing lainnya.

Tradisi gotong royong yang menipis ini, termasuk dalam teori evolusi (evolutionary theory), seperti
pendapat Emile Durkheim (1858-1917) bahwa perubahan karena evolusi mempengaruhi cara
pengorganisasian masyarakat, terutama yang berhubungan dengan kerja. Dan pendapat Ferdinand
Tonnies (1963) bahw amasyarakat berubah dari masyarakat sederhana yang mempunyai hubungan
yang erat dan kooperatif, menjadi tipe masyarakat besar yang memiliki hubungan yang terspesialisasi
dan impersonal

B. Wujud Gotong-royong
Sebenarnya banyak kegiatan yang sering dilakukan secara bergotong – royong seperti
kerja bakti kebersihan, kegiatan keagamaan seperti muludan dan rajaban, pembangunan
masjid, pembangunan pos ronda dan masih banyak lagi lainnya.
Contoh yang pertama ialah pembangunan masjid, pembangunan masjid ini sangat di
perlukan, mengingat masih sedikit masjid yang memenuhi kriteria untuk di pakai sholat
jum’at berjamaah. Diantara permasalahannya ialah masjid terlaku kecil. Meskipun ada
beberapa masjid yang memenuhi kriteria,tetapi itu belum cukup untuk menampung
semua warga yang ingin melaksanakan kewajibannya untuk sholat jum’at.
Jumlah masyarakat atau warga di Kelurahan Sayang semakin lama semakin
bertambah, ini dikarenakan banyak pendatang dari daerah terpencil dan dari luar kota
yang bermukim dan membangun rumah di Kelurahan Sayang. Oleh karena itu,
pembangunan masjid ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat untuk
beribadah.
Pembangunan masjid ini dilaksanakan secara bersama-sama (gotong – royong),
sehingga pelaksanaannya menjadi cepat dan ringan. Berbagai tugas masing – masing
dibagikan posnya, mulai dari tim pencari dana, pekerja dan pencari donatur ke berbagai
perusahaan. Pekerjaan yang di targetkan dua bulan selesai ternyata satu bulan lebih
telah selesai. Inilah salah satu keuntungan dari kegiatan yang dilakukan secara bersama-
sama (gotong-royong).

Contoh yang kedua, ialah kerja bakti kebersihan. Masyarakat di Kelurahan sayang
sadar betul bahwa kebersihan itu adalah keindahan, kedamaian dan kebersihan itu
adalah sebagian dari pada iman, maka dari itu pada saat diadakan kerja bakti kebersihan
antusias warga masyarakan sangat tinggi. Antusias warga itu terlihat dari banyaknya
warga masyarakat yang turun langsung ke lapangan untuk membersihkan sampah,
rumput liar, memperbaiki selokan, dan masih banyak kegiatan lainnya. Dan ada juga
warga masyarakat yang dengan sengaja dan ikhlas memberikan makanan dan minuman
kepada warga lainnya yang sedang bekerja, sehingga rasa persatuan dan
kebersamaannya pun menjadi semakin tinggi dan baik.

C. Faktot – faktor Pendorong Gotong – royong


a) Manusia sebagai makhluk sosial.
b) Keikhlasan berpartisipasi dan kebersamaan/persatuan.
c) Adanya kesadaran saling membantu dan mengutamakan kepentingan bersama/umum.
d) Peningkatan/pemenuhan kesejahteraan.
e) Usahaha penyesuaian dan integrasi/penyatuan kepentingan sendiri dengan kepentingan
bersama.

D. Faktor –Faktor Penghambat dalam Gotong-royong


 Ketidak sadaran manusia sebagai makluk sosial.
 Adanya perbedaan pendapat.
 Mementingkan urusan pribadi daripada kepentingan umum.
 Ketidak mampuan dan ketidak percayadirian.
 Kurangnya sosialisasi.

E. Upaya dan Peranan


1. Peranan Masyarakat
Masyarakat di kelurahan sayang sebenarnya sangat antusias jika ada kegiatan
bersama (gotong-royong), namun mungkin karena faktor penghambat di atas tidak sedikit
masyarakat yang tidak ikut serta dalam kegiatan. Perlu adanya perbaikan pada sistem
masyarakat itu sendiri, hal ini dapat dilakukan oleh pemimpin seperti ketua RT, RW dan
Lurah/Kades untuk lebih mengoptimalkan sosialisati tentang persatuan dan
kebersamaan.

2. Peranan Tokoh Masyarakat


Peranan tokoh di masyarakat kelurahan sayang sebenarnya sudah maksimal, mulai
dari RT, tokoh agama sampai Kepala kelurahan. Peranan yang di berikan misalnya dalam
bentuk sosialisasi. Misalnya, dari tokoh RT ada sosialisasi bahwa bergotong-royong
adalah cerminan kerukunan antar tetangga, dari tokoh agama bahwa gotong-royong
adalah ciri manusia yang patuh terhadap sunah rosul yaitu “sebaik-baiknya warga ialah
warga yang bisa berkerja sama tanpa memandang suatu perbedaan” dan “bergotong-
royonglah kamu dalam kebaikan dan jangan bergotong-royong kamu sekalian dalam
keburukan”.

3. Peranan Pemerintah
Dalam hal ini pemerintah sudah mewadahi dan menyediakan sarana dan prasarana
untuk berbagai kegiatan, diantaranya menyediakan gerobak pengangkut tambahan,
memberikan alat kebersihan. Bahkan pemerintah sering menerjunkan langsung aparat
pemerintahan seperti Polisi Militer untuk ikut serta dalam kegiatan itu, misalnya dalam
kegiatan kerja bakti kebersihan.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kita harus menyadari betul bahwa manusia itu sebagai makhluk sosial, artinya
manusia tidak bisa hidup tanpa orang lain. Oleh sebab itu alangkah baiknnya antara
manusia satu dengan yang lainnya itu ada suatu hubungan baik dalam hal apapun,
sehingga ketika suatu saat membutuhkan bantuan orang lain itu tidak terjadi
permasalahan yang tidak perlu.
Dalam melaksanakan atau melakukan suatu kegiatan baik yang bersifat untuk
kepentingan umum sebaiknya dilakukan secara bersama atau bergotong-royong, supaya
tumbuh rasa persatuan, rasa memiliki dan rasa saling membutuhkan satu dengan yang
lainnya.

B. Saran
1. Perlu sering diadakannya suatu sosialisasi tentang gotong-royong untuk menumbuhkan
rasa persatuan dan kesatuan.
2. Harus ada kegiatan rutin yang bersifat kebersamaan seperti kerja bakti baik dalam
kegiatan kebersihan, pembangunan dan lain sebagainya.
3. Adanya sarana dan prasarana untuk kegiatan bersama (gotong-royong).
4. Peningkatan peranan tokoh.
DAFTAR PUSTAKA

http://masalimaruf.blogspot.com/2010/01/peran-persatuan-indonesia-dalam.html
http:// Mutmainah.blogspot.com/2010/skripsi.html
http://masalimaruf.blogspot.com/2010/05/maknasilapancasila.html
Rahman, Arief. 2004. Buku Wujud Persatuan dan Kesatuan di Masyarakat. Jakarta :
Pustaka Jaya.

Anda mungkin juga menyukai