Anda di halaman 1dari 8

GOTONG ROYONG

A. LATAR BELAKANG

Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk

bermasyarakat, selain itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang

berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia

sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia

lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu

menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya

manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia dikatakan

sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan dan

kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga

tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah

manusia.

Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan

dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan,

bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi

kemanusiaannya.

Menumbuhkan rasa kebersamaan dan saling membutuhkan satu sama

lainnya dengan kegiatan gotong - royong.

B. TUJUAN
1. Tujuan Meningkatkan kepedulian dan peran aktif masyarakat berdasarkan

semangat kebersamaan, kekeluargaan dan kegotong royongan menuju

pada penguatan, integritas sosial melalui kegiatan-kegiatan gotong royong.


2. Meningkatkan persatuan dan kesatuan masyarakat, peran aktif masyarakat

dalam pembangunan serta meningkatkan rasa memiliki dan rasa tanggung

jawab terhadap hasil-hasil pembangunan di Dusun Bontonompo

Kelurahan Canrego.
C. WAKTU PELAKSANAAN
Jumat, 22 Juli 2016 di SD Bontonompo dan Mesjid Lingkungan Canrego,

Kelurahan Canrego, Kecamatan Polong Bangkeng Selatan, Kabupaten Takalar


D. METODE PELAKSANAAN
Adapun metode yang kami pergunakan pada gotong royong ini adalah

mengajak warga lingkungan Bontonompo untuk berpartisipasi untuk

melaksankan kegiatan gotong royong di SD Bontonompo dan Mesjid

Bontonompo.
E. PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN
1. Aspar Nurdin, S.Kep
2. Akbar, S.Kep
F. PENJELASAN MENGENAI GOTONG ROYONG
1. Penjelasan Gotong-royong

Ciri khas bangsa Indonesia salah staunya adalah gotong royong, kita

mengetahui bahwa modernisasi dan globalisasi melahirkan corak

kehidupan yang sangat kompleks, hal ini seharusnya jangan sampai

membuat bangsa Indonesia kehilangan kepribadiannya sebagai bangsa

yang kaya akan unsur budaya. Akan tetapi dengan semakin derasnya arus

globalisasi mau tidak mau kepribadian tersebut akan terpengaruh oleh

kebudayaan asaing yang lebih mementingkan individualisme.

Dalam kehidupan ekonomi misalnya, yang semula bangsa Indonesia

berdasarkan pertanian, setelah masuknya masa industrialisasi, semangat

gotong royong masayarakat berkurang, hal ini disebabkan karena


masyarakat sekarang cenderung besifat individualistis, sehingga ada

anggapan umum hidup bebas asal tidak mengganggu kehidupan orang

lain.

Contoh lain misalnya, beberapa tahun yang lalu, sekitar awal tahun

2000-an, kita masih bisa melihat masayarakat pedesaan memperthankan

gotong royong, seenggak-enggaknya tiga bulan sekali, namun seriring

berjalannya waktu, danmasuknya budaya barat yang lebih mendorong

masyarakat berkeinginan untuk ketidakmauan meninggalkan masalah

perekonomian setelah masuknya masa industrialisasi, serta kesibukan

masyarakat dengan menomorsatukan kepentingan pribadinya, lambat laun

budaya gotong royong akan menipis.

Di Tahun 2009 ini, kita sudah jarang menemukan masyarakat yang mau

bergotong royong, mungkin masih ada dibeberapa daerah yang masih

dapat mempertahankan budaya gotong royong, tapi sebagian besar

masyarakat Indonesia dithaun 2009 inisudah menjadi masyarakat yang

individualis, dan kemungkinan besar beberapa tahun yang akan datang,

tradisi goong royong akan punah dengan masuknya masa yang lebih dari

masa modernisasi dan globalisasi. Dan ada kemungkinan tradisi/budaya

Indonesa tertutup oleh budaya barat dan buda asing lainnya.

Tradisi gotong royong yang menipis ini, termasuk dalam teori evolusi

(evolutionary theory), seperti pendapat Emile Durkheim (1858-1917)

bahwa perubahan karena evolusi mempengaruhi cara pengorganisasian

masyarakat, terutama yang berhubungan dengan kerja. Dan pendapat


Ferdinand Tonnies (1963) bahwa amasyarakat berubah dari masyarakat

sederhana yang mempunyai hubungan yang erat dan kooperatif, menjadi

tipe masyarakat besar yang memiliki hubungan yang terspesialisasi dan

impersonal

2. Wujud Gotong-royong

Sebenarnya banyak kegiatan yang sering dilakukan secara bergotong

royong seperti kerja bakti kebersihan, kegiatan keagamaan seperti muludan

dan rajaban, pembangunan masjid, pembangunan pos ronda dan masih

banyak lagi lainnya.

Contoh yang pertama ialah pembangunan masjid, pembangunan masjid

ini sangat di perlukan, mengingat masih sedikit masjid yang memenuhi

kriteria untuk di pakai sholat jumat berjamaah. Diantara permasalahannya

ialah masjid terlaku kecil. Meskipun ada beberapa masjid yang memenuhi

kriteria,tetapi itu belum cukup untuk menampung semua warga yang ingin

melaksanakan kewajibannya untuk sholat jumat.

Jumlah masyarakat atau warga di Kelurahan Sayang semakin lama

semakin bertambah, ini dikarenakan banyak pendatang dari daerah

terpencil dan dari luar kota yang bermukim dan membangun rumah di

Kelurahan Sayang. Oleh karena itu, pembangunan masjid ini diperlukan

untuk memenuhi kebutuhan masyarakat untuk beribadah.

Pembangunan masjid ini dilaksanakan secara bersama-sama (gotong

royong), sehingga pelaksanaannya menjadi cepat dan ringan. Berbagai

tugas masing masing dibagikan posnya, mulai dari tim pencari dana,
pekerja dan pencari donatur ke berbagai perusahaan. Pekerjaan yang di

targetkan dua bulan selesai ternyata satu bulan lebih telah selesai. Inilah

salah satu keuntungan dari kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama

(gotong-royong).

Contoh yang kedua, ialah kerja bakti kebersihan. Masyarakat di

Kelurahan sayang sadar betul bahwa kebersihan itu adalah keindahan,

kedamaian dan kebersihan itu adalah sebagian dari pada iman, maka dari

itu pada saat diadakan kerja bakti kebersihan antusias warga masyarakan

sangat tinggi. Antusias warga itu terlihat dari banyaknya warga masyarakat

yang turun langsung ke lapangan untuk membersihkan sampah, rumput

liar, memperbaiki selokan, dan masih banyak kegiatan lainnya. Dan ada

juga warga masyarakat yang dengan sengaja dan ikhlas memberikan

makanan dan minuman kepada warga lainnya yang sedang bekerja,

sehingga rasa persatuan dan kebersamaannya pun menjadi semakin tinggi

dan baik.

3. Faktor faktor Pendorong Gotong royong


a) Manusia sebagai makhluk sosial.
b) Keikhlasan berpartisipasi dan kebersamaan/persatuan.
c) Adanya kesadaran saling membantu dan mengutamakan kepentingan

bersama/umum.
d) Peningkatan/pemenuhan kesejahteraan.
e) Usaha penyesuaian dan integrasi/penyatuan kepentingan sendiri

dengan kepentingan bersama.


4. Faktor Faktor Penghambat dalam Gotong-royong
a) Ketidak sadaran manusia sebagai makluk sosial.
b) Adanya perbedaan pendapat.
c) Mementingkan urusan pribadi daripada kepentingan umum.
d) Ketidak mampuan dan ketidak percayadirian.
e) Kurangnya sosialisasi.
5. Upaya dan Peranan
1) Peranan Masyarakat

Masyarakat di kelurahan sayang sebenarnya sangat antusias jika

ada kegiatan bersama (gotong-royong), namun mungkin karena faktor

penghambat di atas tidak sedikit masyarakat yang tidak ikut serta

dalam kegiatan. Perlu adanya perbaikan pada sistem masyarakat itu

sendiri, hal ini dapat dilakukan oleh pemimpin seperti ketua RT, RW

dan Lurah/Kades untuk lebih mengoptimalkan sosialisati tentang

persatuan dan kebersamaan.

2) Peranan Tokoh Masyarakat

Peranan tokoh di masyarakat kelurahan sayang sebenarnya sudah

maksimal, mulai dari RT, tokoh agama sampai Kepala kelurahan.

Peranan yang di berikan misalnya dalam bentuk sosialisasi. Misalnya,

dari tokoh RT ada sosialisasi bahwa bergotong-royong adalah

cerminan kerukunan antar tetangga, dari tokoh agama bahwa gotong-

royong adalah ciri manusia yang patuh terhadap sunah rosul yaitu

sebaik-baiknya warga ialah warga yang bisa berkerja sama tanpa

memandang suatu perbedaan dan bergotong-royonglah kamu dalam

kebaikan dan jangan bergotong-royong kamu sekalian dalam

keburukan.

3) Peranan Pemerintah
Dalam hal ini pemerintah sudah mewadahi dan menyediakan

sarana dan prasarana untuk berbagai kegiatan, diantaranya

menyediakan gerobak pengangkut tambahan, memberikan alat

kebersihan. Bahkan pemerintah sering menerjunkan langsung aparat

pemerintahan seperti Polisi Militer untuk ikut serta dalam kegiatan itu,

misalnya dalam kegiatan kerja bakti kebersihan.

PROGRAM KERJA
GOTONG ROYONG
POSKO III
LINGKUNGAN BONTONOMPO, KELURAHAN
CANREGO, KECAMATAN POLONG BANGKENG
SELATAN, KABUPATEN TAKALAR
DEPARTEMEN KOMUNITAS
PROFESI NERS STIKES TANAWALI PERSADA
TAKALAR
TH. 2016

Anda mungkin juga menyukai