Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH GOTONG ROYONG

Oleh

AISYAH NUR ALIFAH


KELAS VII.1

SMP NEGERI 2 LUBUKLINGGAU


TAHUN AJARAN 2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain
itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan.
Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama
dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu
menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan
selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga
karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan
orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-
tengah manusia.
Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak.
Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau
bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.
Menumbuhkan rasa kebersamaan dan saling membutuhkan satu sama lainnya dengan
kegiatan gotong - royong.
BAB II.
LANDASAN TEORITIS

A.    Makna Sila Persatuan Indonesia


Sila Persatuan Indonesia, menempatkan manusia Indonesia pada persatuan,
kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan Bangsa dan Negara di atas kepentingan
pribadi dan golongan.
Menempatkan manusia Indonesia pada persatuan dan kesatuan, berarti
manusia atau rakyat indonesia harus memiliki rasa saling memiliki dan membutuhkan
satu dengan yang lainnya, sehingga akan tumbuh rasa persatuan dan kesatuan.
Persatuan dikembangkan atas dasar Bhineka Tunggal Ika, dengan memajukan
pergaulan demi kesatuan dan persatuan Bangsa Indonesia.

B.     Pengertian Gotong-royong
Gotong – royong merupakan suatu istilah asli Indonesia yang berarti bekerja
bersama-sama untuk mencapai suatu hasil yang didambakan. Bersama-sama
dengan musyawarah,pantun, Pancasila, hukum adat, ketuhanan, dan kekeluargaan.
Adapun menurut sumber lain, Gotong royong Adalah bekerja bersama-sama
dalam menyelesaikan pekerjaan dan secara bersama-sama menikmati hasil pekerjaan
tersebut secara adil. Atau suatu usaha atau pekerjaan yang dilakukan tanpa pamrih
dan secara sukarela oleh semua warga menurut batas kemampuannya masing-masing.

  Keuntungan Bergotong-royong:
1.      Tumbuh rasa persatuan dan kesatuan
2.      Akan timbul rasa kebersamaan yang haqiqi
3.      Pekerjaan lebih cepat dan ringan
BAB III
PEMBAHASAN

A.    Penjelasan Gotong-royong
Ciri khas bangsa Indonesia salah staunya adalah gotong royong, kita mengetahui
bahwa modernisasi dan globalisasi melahirkan corak kehidupan yang sangat
kompleks, hal ini seharusnya jangan sampai membuat bangsa Indonesia kehilangan
kepribadiannya sebagai bangsa yang kaya akan unsur budaya. Akan tetapi dengan
semakin derasnya arus globalisasi mau tidak mau kepribadian tersebut akan
terpengaruh oleh kebudayaan asaing yang lebih mementingkan individualisme.
Dalam kehidupan ekonomi misalnya, yang semula bangsa Indonesia
berdasarkan pertanian, setelah masuknya masa industrialisasi, semangat gotong
royong masayarakat berkurang, hal ini disebabkan karena masyarakat sekarang
cenderung besifat individualistis, sehingga ada anggapan umum ” hidup bebas asal
tidak mengganggu kehidupan orang lain”.
Contoh lain misalnya, beberapa tahun yang lalu, sekitar awal tahun 2000-an,
kita masih bisa melihat masayarakat pedesaan memperthankan gotong
royong, seenggak-enggaknya tiga bulan sekali, namun seriring berjalannya waktu,
danmasuknya budaya barat yang lebih mendorong masyarakat berkeinginan untuk
ketidakmauan meninggalkan masalah perekonomian setelah masuknya masa
industrialisasi, serta kesibukan masyarakat dengan menomorsatukan kepentingan
pribadinya, lambat laun budaya gotong royong akan menipis.
Perhatikan maa sekarang, ditahun 2009 ini, kita sudah jarang menemukan
masyarakat yang mau bergotong royong, mungkin masih ada dibeberapa daerah yang
masih dapat mempertahankan budaya gotong royong, tapi sebagian besar masyarakat
Indonesia dithaun 2009 inisudah menjadi masyarakat yang individualis, dan
kemungkinan besar beberapa tahun yang akan datang, tradisi goong royong akan
punah dengan masuknya masa yang lebih dari masa modernisasi dan globalisasi. Dan
ada kemungkinan tradisi/budaya Indonesa tertutup oleh budaya barat dan buda asing
lainnya.
Tradisi gotong royong yang menipis ini, termasuk dalam teori evolusi
(evolutionary theory), seperti pendapat Emile Durkheim (1858-1917) bahwa
perubahan karena evolusi mempengaruhi cara pengorganisasian masyarakat, terutama
yang berhubungan dengan kerja. Dan pendapat Ferdinand Tonnies (1963) bahw
amasyarakat berubah dari masyarakat sederhana yang mempunyai hubungan yang
erat dan kooperatif, menjadi tipe masyarakat besar yang memiliki hubungan yang
terspesialisasi dan impersonal

B.    Wujud Gotong-royong
Sebenarnya banyak kegiatan yang sering dilakukan secara bergotong – royong
seperti kerja bakti kebersihan, kegiatan keagamaan seperti muludan dan rajaban,
pembangunan masjid, pembangunan pos ronda dan masih banyak lagi lainnya.
Contoh yang pertama ialah pembangunan masjid, pembangunan masjid ini
sangat di perlukan, mengingat masih sedikit masjid yang memenuhi kriteria untuk di
pakai sholat jum’at berjamaah. Diantara permasalahannya ialah masjid terlaku kecil.
Meskipun ada beberapa masjid yang memenuhi kriteria,tetapi itu belum cukup untuk
menampung semua warga yang ingin melaksanakan kewajibannya untuk sholat
jum’at.
Jumlah masyarakat atau warga di Kelurahan Sayang semakin lama semakin
bertambah, ini dikarenakan banyak pendatang dari daerah terpencil dan dari luar kota
yang bermukim dan membangun rumah di Kelurahan Sayang. Oleh karena itu,
pembangunan masjid ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat untuk
beribadah.
Pembangunan masjid ini dilaksanakan secara bersama-sama (gotong –
royong), sehingga pelaksanaannya menjadi cepat dan ringan. Berbagai tugas masing –
masing dibagikan posnya, mulai dari tim pencari dana, pekerja dan pencari donatur ke
berbagai perusahaan. Pekerjaan yang di targetkan dua bulan selesai ternyata satu
bulan lebih telah selesai. Inilah salah satu keuntungan dari kegiatan yang dilakukan
secara bersama-sama (gotong-royong).
Contoh yang kedua, ialah kerja bakti kebersihan. Masyarakat di Kelurahan
sayang sadar betul bahwa kebersihan itu adalah keindahan, kedamaian dan kebersihan
itu adalah sebagian dari pada iman, maka dari itu pada saat diadakan kerja bakti
kebersihan antusias warga masyarakan sangat tinggi. Antusias warga itu terlihat dari
banyaknya warga masyarakat yang turun langsung ke lapangan untuk membersihkan
sampah, rumput liar, memperbaiki selokan, dan masih banyak kegiatan lainnya. Dan
ada juga warga masyarakat yang dengan sengaja dan ikhlas memberikan makanan dan
minuman kepada warga lainnya yang sedang bekerja, sehingga rasa persatuan dan
kebersamaannya pun menjadi semakin tinggi dan baik.
C.     Faktot – faktor Pendorong Gotong – royong
a)    Manusia sebagai makhluk sosial.
b)    Keikhlasan berpartisipasi dan kebersamaan/persatuan.
c)    Adanya kesadaran saling membantu dan mengutamakan kepentingan
bersama/umum.
d)    Peningkatan/pemenuhan kesejahteraan.
e)    Usahaha penyesuaian dan integrasi/penyatuan kepentingan sendiri dengan
kepentingan bersama.

D.     Faktor –Faktor Penghambat dalam Gotong-royong


 Ketidak sadaran manusia sebagai makluk sosial.
 Adanya perbedaan pendapat.
 Mementingkan urusan pribadi daripada kepentingan umum.
 Ketidak mampuan dan ketidak percayadirian.
 Kurangnya sosialisasi.

E.    Upaya dan Peranan


1.      Peranan Masyarakat
Masyarakat di kelurahan sayang sebenarnya sangat antusias jika ada kegiatan
bersama (gotong-royong), namun mungkin karena faktor penghambat di atas tidak
sedikit masyarakat yang tidak ikut serta dalam kegiatan. Perlu adanya perbaikan pada
sistem masyarakat itu sendiri, hal ini dapat dilakukan oleh pemimpin seperti ketua
RT, RW dan Lurah/Kades untuk lebih mengoptimalkan sosialisati tentang persatuan
dan kebersamaan.

2.      Peranan Tokoh Masyarakat


Peranan tokoh di masyarakat kelurahan sayang sebenarnya sudah maksimal,
mulai dari RT, tokoh agama sampai Kepala kelurahan. Peranan yang di berikan
misalnya dalam bentuk sosialisasi. Misalnya, dari tokoh RT ada sosialisasi bahwa
bergotong-royong adalah cerminan kerukunan antar tetangga, dari tokoh agama
bahwa gotong-royong adalah ciri manusia yang patuh terhadap sunah rosul yaitu
“sebaik-baiknya warga ialah warga yang bisa berkerja sama tanpa memandang suatu
perbedaan” dan “bergotong-royonglah kamu dalam kebaikan dan jangan bergotong-
royong kamu sekalian dalam keburukan”.

3.      Peranan Pemerintah
Dalam hal ini pemerintah sudah mewadahi dan menyediakan sarana dan
prasarana untuk berbagai kegiatan, diantaranya menyediakan gerobak pengangkut
tambahan, memberikan alat kebersihan. Bahkan pemerintah sering menerjunkan
langsung aparat pemerintahan seperti Polisi Militer untuk ikut serta dalam kegiatan
itu, misalnya dalam kegiatan kerja bakti kebersihan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
Kita harus menyadari betul bahwa manusia itu sebagai makhluk sosial, artinya
manusia tidak bisa hidup tanpa orang lain. Oleh sebab itu alangkah baiknnya antara
manusia satu dengan yang lainnya itu ada suatu hubungan baik dalam hal apapun,
sehingga ketika suatu saat membutuhkan bantuan orang lain itu tidak terjadi permasalahan
yang tidak perlu.
Dalam melaksanakan atau melakukan suatu kegiatan baik yang bersifat untuk
kepentingan umum sebaiknya dilakukan secara bersama atau bergotong-royong, supaya
tumbuh rasa persatuan, rasa memiliki dan rasa saling membutuhkan satu dengan yang
lainnya.

B.     Saran
1.    Perlu sering diadakannya suatu sosialisasi tentang gotong-royong untuk
menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan.
2.    Harus ada kegiatan rutin yang bersifat kebersamaan seperti kerja bakti baik dalam
kegiatan kebersihan, pembangunan dan lain sebagainya.
3.    Adanya sarana dan prasarana untuk kegiatan bersama (gotong-royong).
4.    Peningkatan peranan tokoh.

DAFTAR PUSTAKA

http://masalimaruf.blogspot.com/2010/01/peran-persatuan-indonesia-dalam.html
http:// Mutmainah.blogspot.com/2010/skripsi.html
http://masalimaruf.blogspot.com/2010/05/maknasilapancasila.html
Rahman, Arief. 2004. Buku Wujud Persatuan dan Kesatuan di Masyarakat. Jakarta : Pustaka
Jaya.

Anda mungkin juga menyukai