Anda di halaman 1dari 7

Nama : Ilham Ferdy Pratama

NPM : 2211080211

A. Landasan Konseling

Menurut Ivey dalam Sofyan S. Willis (2013) bahwa keterampilan dasar konseling dapat juga
dipandang sebagai keterampilan minimal seorang konselor profesional, sehingga penguasan akan
keterampilan-keterampilan ini dapat sedikit banyak menjamin keberlangsungan suatu proses
konseling untuk mencapai tujuan konseling.

Landasan konseling menurut Ivey merujuk pada pendekatan konseling yang dikembangkan
oleh Michael D. Ivey, seorang tokoh terkemuka dalam bidang konseling. Ivey mengembangkan
beberapa konsep dan prinsip penting yang membentuk dasar praktik konseling yang efektif.
Berikut adalah beberapa elemen landasan konseling menurut Ivey:

1. Pendekatan Multikultural: Ivey sangat vokal dalam mendukung pendekatan multikultural


dalam konseling. Dia menekankan pentingnya memahami dan menghormati keberagaman
budaya, nilai, dan keyakinan individu dalam proses konseling.

2. Kepribadian Konselor: Ivey berpendapat bahwa kepribadian konselor, termasuk kesadaran


diri, kejujuran, empati, dan kepedulian, sangat penting dalam proses konseling. Konselor harus
mampu menjalin hubungan baik dengan klien.

3. Pendekatan Integratif: Ivey menekankan pentingnya menggabungkan berbagai pendekatan


konseling, teknik, dan teori sesuai dengan kebutuhan individu klien. Ini mencakup pendekatan
terapeutik kognitif, behavioristik, psikodinamik, humanistik, dan lainnya.

4. Hubungan Konselor-Klien: Ivey menganggap hubungan konselor-klien sebagai faktor utama


dalam kesuksesan konseling. Ia mempromosikan hubungan yang kuat, terpercaya, dan
kolaboratif antara konselor dan klien.

5. Pendekatan Sistemik: Ivey mengakui pentingnya memahami konteks sosial, keluarga, dan
budaya klien dalam proses konseling. Ini membantu konselor mengidentifikasi faktor-faktor
yang memengaruhi kesejahteraan klien.
6. Keterampilan Konseling: Ivey mengembangkan model keterampilan konseling yang
melibatkan langkah-langkah seperti mendengarkan aktif, memberikan umpan balik, menanyakan
pertanyaan terbuka, dan memberikan dukungan.

7. Proses Evaluasi Diri: Ivey menekankan pentingnya konselor untuk melakukan evaluasi diri
secara terus-menerus. Konselor perlu mempertimbangkan perasaan, sikap, dan pengetahuan
mereka dalam konseling.

8. Pemberdayaan Klien: Ivey mendorong pemberdayaan klien dalam proses konseling. Klien
harus merasa memiliki kontrol atas keputusan yang mereka buat dalam hidup mereka.

Landasan konseling menurut Ivey memberikan pandangan holistik dan terintegrasi terhadap
praktik konseling. Pendekatan ini menghargai kemanusiaan, keberagaman, dan pengembangan
diri klien. Hal ini menciptakan dasar yang kuat untuk membantu individu meraih kesejahteraan
emosional dan psikologis mereka.

Cara menerima konseling, yaitu:

a. Perilaku Attending

Perilaku attending yakni perilaku menghampiri klien yang mencakup komponen kontak mata,
bahasa badan, dan bahasa lisan dimana memudahkan konseloruntuk membuat klien terlibat
pembicaraan dan terbuka.

b. Empati

Empati adalah kemampuan konselor merasakan apa yang dirasakan klien. Empati dilakukan
bersamaan dengan attending. Dengan kata lain, tanpa perilaku attending tidak ada empati.

c. Refleksi

Refleksi adalah keterampilan konselor untuk memantulkan (merefleksasikan) kembali tentang


perasaan, pikiran, dan pengalaman terhadapan perilaku verbal dan nonverbalnya.
d. Eksplorasi

Adalah keterampilan untuk menggali perasaan, pengalaman, dan pikiran klien yang
memungkinkan klien untuk bebas berbicara tanpa rasa takut, tertekan, dan terancam.

e. Menangkap Pesan Utama

Untuk memudahkan klien memahami ide, perasaan dan pengalamannya seorang konselor perlu
menangkap pesan utamanya dan menntuk memudahkan klien memahami ide, perasaan dan
pengalamannya seorang konselor perlu menangkap pesan utamanya dan menyatakan secara
sedehana dan mudah di pahami, disampaikan dengan bahasa konselor sendiri.

f. Bertanya

Dilakukan saat dalam membuka percakapan dengan klien dengan pertanyaan terbuka dan
pertanyaan tertutup untuk mengumpulkan informasi, memprjelas sesuatu dan serta menghentikan
omongan klien yang melantur atau menyimpang jauh.

g. Interpretasi

Upaya konselor untuk mengulas pemikiran, perasaan, dan prilaku/pengalaman klien dengan
merujuk pada teori-teori yang bertujuan untuk memberikan rujukan, pandangan atau prilaku
klien agar klien mengerti dan berubah melalui pemahaman dari hasil rujukan baru tersebut.

h. Mengambil Inisiatif

Perlu dilakukan jika klien kurang bersemangat untuk berbicara, sering diam, dan kurang
partisipasif dengan mengucapkan kata-kata yang mengajak klien untuk berinisiatif dalam
menuntaskan permasalahan

i. Memberi Nasehat

Dilakukan apabila klien memintanya, namun konselor tetap harus mempertimbakannya, apakah
pantas untuk memberi nasihat atau tidak.
j. Merencanakan

Konselor harus dapat membantu klien untuk dapat membuat rencan berupa suatu program untuk
action, perbuatan nyata yang produktif bagi kemajuan dirinya.

k. Menyimpulkan

Konselor mebantu klien untuk menyimpulkan hasil pembicaraan yang menyangkut perasaan
klien saat ini, pemantapan rencana klien, dan pokok-pokok yang dibicarkan di pertemuan
selanjutnya. Sofyan S. Willis, Konseling Individual, Teori dan Praktek, (Bandung; Alfabeta,
2014), h. 160).

B. Tahap Tahap Konseling Individu


1. Menurut Brunner tahap konseling ada 3 yaitu
1. Enaktif yaitu tahap perkembangan siswa memperoleh pengetahuan dengan
melakukan pengamatan langsung terhadap fakta atau realita yang terjadi di
lingkungan sekitar. Siswa dapat langsung mengamati benda konkrit pada situasi
nyata, memegang, dan menggerakkannya.
2. Ikonik yaitu tahap perkembangan siswa memperoleh pengetahuan tidak secara
langsung melalui benda konkrit atau situasi nyata pada lingkungan sekitar, melainkan
melalui visualisasi verbal dan gambargambar. Siswa belajar melalui bentuk
perumpamaan atau perbandingan.
3. Simbolik yaitu tahapan perkembangan siswa memperoleh pengetahuan melalui
symbol bahasa, matematika, logika, dan sebagainya. Siswa mampu menyampaikan
ide gagasan dalam bentuk abstrak yang dipengaruji tingkat perkembangannya.(Buto,
2010; Ekawati, 2019; Ervayani et al., 2016; Lestari, 2014; Nugroho, 2015; Nurhadi,
2020; Pahliwandari, 2016; Picauly, 2016; Sutarto, 2017; Widyaningrum, 2011).
2. David Geldard mengatakan bahwa: Posisi dan gerakan tubuh anda menunjukkan pesan
yang sangat kuat bagi orang yang meminta bantuan kepada anda.
3. Carkhuff bahwa Attending merupakan upaya yang dilakukan konselor dalam
memberikan perhatian secara total kepada klien.
4. Tahap-tahap konseling individu menurut George Stricker dan Jerry Gold dalam model
Bramer adalah sebagai berikut:
1. Keterbukaan (Engagement)
- Tahap pertama ini berfokus pada membangun hubungan konselor-klien yang baik.
Konselor berusaha untuk membuka komunikasi dengan klien dan mengidentifikasi isu-
isu utama yang akan dibahas dalam konseling.
- Tujuan utamanya adalah mengembangkan kepercayaan dan saling pengertian antara
konselor dan klien.
2. Eksplorasi (Exploration)
- Tahap eksplorasi ini melibatkan eksplorasi lebih mendalam terhadap masalah atau isu-
isu klien. Konselor membantu klien untuk mengidentifikasi dan memahami akar
penyebab masalah mereka.
- Di tahap ini, konselor dapat menggunakan teknik seperti wawancara terstruktur atau
tidak terstruktur untuk menggali informasi lebih lanjut.
3. Perubahan (Insight and Action)
- Tahap perubahan ini berfokus pada membantu klien mencapai pemahaman yang lebih
dalam tentang diri mereka sendiri dan masalah mereka. Konselor membantu klien dalam
mengembangkan wawasan dan pemahaman yang dapat membantu mereka mengambil
tindakan yang diperlukan.
- Ini adalah tahap di mana rencana tindakan konkret dikembangkan, dan konselor
mendukung klien dalam mengimplementasinya.
4. Terminasi (Termination)
- Tahap terakhir adalah terminasi, di mana konselor dan klien mempersiapkan diri untuk
mengakhiri hubungan konseling. Ini melibatkan evaluasi kemajuan yang telah dicapai
oleh klien, pemantapan hasil, dan perasaan penutupan yang positif.
- Konselor juga membahas upaya pemeliharaan dan tindakan yang dapat dilakukan oleh
klien setelah konseling selesai.
5. Pemeliharaan (Maintenance)(kadang-kadang ditambahkan)
- Tahap ini fokus pada mendukung klien untuk menjaga perubahan positif yang telah
mereka capai selama konseling. Klien diberi strategi untuk mempertahankan perubahan
ini dalam jangka panjang.
Setiap tahap dalam model Bramer ini penting untuk memastikan bahwa konseling
individu berjalan dengan baik dan efektif. Tahap-tahap ini membantu memandu proses
konseling dan memastikan bahwa klien mendapatkan dukungan yang sesuai untuk
mengatasi masalah mereka.

C. Keterampilan Konseling
1. Perilaku Attending

Perilaku attendingtermasuk dalam Keterampilan Dasar Mendengarkan. Attending berfokus


pada perilaku verbal dan nonverbal konselor. Perilaku attending, penting untuk hubungan
empatik, didefinisikan sebagai pengamatan klien dengan meninjau perilaku verbal dan visual,
kualitas vokal, pelacakan verbal dan bahasa tubuh / ekspresi wajah yang sesuai secara individual
dan budaya. Mendengarkan adalah keterampilan inti dari perilaku attending dan merupakan inti
untuk mengembangkan hubungan dan melakukan kontak nyata dengan klien. Carkhuff (1983)
menyatakan bahwa melayani klien secara pribadi merupakan upaya yang dilakukan konselor
dalam memberikan perhatian secara total kepada klien. Hal ini ditampilkan melalui sikap tubuh
dan ekspresi wajah. Menurut Willis (2009), Attending yang baik ini sangat dibutuhkan
karenadapat: a) Meningkatkan harga diri klien, b) Menciptakan suasana yang aman, c)
Mempermudah ekspresi perasaan klien dengan bebas.

2. Mendengar dengan empati

Empati adalah kemampuan koselor untuk merasakan apa yang dirasakan klien, merasa dan
berfikir bersama klien dan bukan untuk atau tentang klien. Empati diawali dengan simpati, yaitu
kemampuan memahami perasaan, fikiran, keinginan, dan pengalaman klien.Empati sangat erat
kaitannya dengan attending. Rogers menjelaskan bahwa sangat penting untuk mendengarkan
dengan cermat, memasuki dunia klien, dan mengomunikasikan yang kami pahami dunia klien
sebagaimana klien melihat dan mengalaminya. Menempatkan diri Anda "pada posisi orang lain"
atau melihat dunia "melalui mata dan telinga orang lain" adalah cara lain untuk menggambarkan
empati.

3. Focusing

Fokus adalah keterampilan yang memperkaya pemahaman kita tentang klien dan latar
belakang mereka, plus mengingatkan kita akan kerumitan yang kita masing-masing hadapi dalam
membuat keputusan di dunia yang penuh tantangan.
4. Influencing atau keterampilan mempengaruhi interpersonal

Keterampilan mempengaruhi interpersonal sangat penting bagi seorang konselor.


Keterampilan ini membantu konselor berinteraksi dan berkomunikasi dengan klien secara
efektif, menciptakan lingkungan yang aman, dan memfasilitasi proses pemahaman dan
perubahan.

5. Tahap-tahap konseling individu menurut Dafid Gehda

Langkah-langkah konseling individu menurut David G. Geha adalah sebagai berikut:


a. Pengumpulan Informasi: Konselor mengumpulkan informasi yang relevan tentang
klien, termasuk riwayat kehidupan, latar belakang keluarga, dan masalah yang
dihadapi.
b. Pemahaman dan Empati: Konselor mencoba memahami dunia klien dan
menunjukkan empati terhadap perasaan dan pengalaman klien.
c. Penetapan Tujuan: Konselor membantu klien mengidentifikasi tujuan atau perubahan
yang ingin dicapai melalui proses konseling.
d. Pengembangan Rencana: Bersama klien, konselor mengembangkan rencana tindakan
yang spesifik untuk mencapai tujuan tersebut.
e. Pendekatan Terapeutik: Konselor menggunakan pendekatan terapeutik yang sesuai
dengan kebutuhan klien. Pendekatan ini bisa beragam, seperti kognitif, perilaku, atau
terapi berbasis emosi.
f. Evaluasi dan Umpan Balik: Konselor secara teratur mengevaluasi kemajuan klien
terhadap tujuan dan memberikan umpan balik yang konstruktif.
g. Penguatan dan Penguasaan Keterampilan Konselor membantu klien mengenali dan
memperkuat keterampilan atau sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
h. Penutupan dan Refleksi Konseling diakhiri dengan mempertimbangkan hasil dan
pencapaian, serta memberikan saran untuk masa depan.
i. Tindak Lanjut: Konselor dapat memberikan saran atau rujukan untuk tindak lanjut,
jika diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai