Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semua manusia tidak dilahirkan dalam keadaan mampu atau tidak
menyesuaikan diri. Penilaian benar atau salah seseorang menyesuaikan diri tergantung
dari kondisi fisik, mental, dan emosional yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
Penyesuaian diri merupakan salah satu persyaratan penting bagi terciptanya
kesehatan mental remaja. Banyak remaja yang menderita dan tidak mampu mencapai
kebahagiaan dalam hidupnya karena ketidakmampuannya dalam menyesuaikan diri.
Kegagalan remaja dalam melakukan penyesuaian diri akan menimbulkan bahaya
seperti tidak bertanggung jawab dan mengabaikan pelajaran, sikap sangat agresif dan
sangat yakin pada diri sendiri, perasaan tidak aman, merasa ingin pulang jika berada
jauh dari lingkungan yang tidak dikenal, dan perasaan menyerah.
Penyesuaian diri juga bisa dipengaruhi oleh lingkungan disekitarnya. Faktor
dari itu biasanya terjadi di lingkungan formal maupun bukan lingkungan non-formal.
Lingkungan formal seperti sekolah, universitas, tempat gedung instansi pemerintahan
dan lain-lain. Sebagian besar kehidupan seseorang terjadi di lingkungan sekolah,
seperti remaja yang ingin mendapat strata pendidikan agar dapat mendapatkan
pekerjaan untuk menyesuaikan kehidupan yang lebih baik disuatu hari nanti.
Makna akhir dari hasil pendidikan seseorang remaja terletak pada sejauh
mana hal yang telah dipelajari dapat membantunya dalam menyesuaikan diri dengan
kebutuhan-kebutuhan hidupnya dan pada tuntutan masyarakat. Berdasarkan
pengalaman-pengalaman yang didapat di sekolah dan di luar sekolah ia memiliki
sejumlah pengetahuan, kecakapan, minat-minat, dan sikap-sikap.
Dengan pengalaman-pengalaman itu ia secara berkesinambungan dibentuk
menjadi seorang pribadi seperti apa yang dia miliki sekarang dan menjadi seorang
pribadi tertentu di masa yang akan datang.
Dengan penyesuaian diri ini orang mampu untuk mengatasi masalah dengan
baik serta mampu menempatkan dirinya pada suatu hal yang berguna bagi dirinya dan
orang lain di kalangan masyarakat. Di dalam penyesuaian diri ini orang harus tahu
betul apa yang akan dipelajari dalam hal ini. Penyesuaian diri terdapat hal–hal seperti
faktor penyesuaian diri, aspek penyesuaian diri, karakteristik dalam penyesuaian diri,

Perkembangan Peserta Didik Page 1


bentuk penyesuaian diri, konsep dan proses penyesuaian diri. Hal ini harus bisa
terpenuhi supaya tidak terjadi masalah di dalam masyarakat.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka merumuskan masalah yang kami
ambil adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari penyesuaian diri?
2. Apa saja hakekat penyesuaian diri?
3. Bagaimana karakterisitik penyesuaian diri remaja (secara positif dan negatif)?
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri remaja?
5. Apa saja permasalahan yang mungkin muncul dalam penyesuaian diri remaja?

C. Tujuan Makalah
Dari rumusan masalah diatas,makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui
dan mendeskripsikan :
1. Pengertian penyesuaian diri
2. Hakekat penyesuaian diri.
3. Karakteristik penyesuaian diri remaja (secara positif dan negatif).
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri remaja
5. Permasalahan yang mungkin muncul dalam penyesuaian diri remaja

D. Manfaat Makalah
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan pembaca dan penulis
sebagai penambah pengetahuan dan media informasi dengan kegunaan yang baik,
secara teoritis maupun praktis pada pengetahuan mengenai penyesuaian diri remaja
dalam aplikasi kehidupan sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Penyesuaian diri
Penyesuaian diri dapat diartikan atau dideskripsikan sebagai berikut :
1. Penyesuaian berarti adaptasi; dapat mempertahankan eksistensinya, atau bisa
“survive” dan memperoleh kesejahteraan jasmaniah dan rohaniah, dan dapat
mengadakan relasi yang memuaskan dengan tuntutan sosial.
2. Penyesuaian dapat diartikan sebagai konformitas, yang berarti menyesuaikan
sesuatu dengan standar atau prinsip.
3. Penyesuaian dapat artikan sebagai penguasaan, yaitu memiliki kemampuan untuk
membuat rencana dan mengorganisasi respon-respon sedemikian rupa, sehingga
bisa mengatasi segala macam konflik, kesulitan, dan frustasi-frustasi secara
efisien, individu memiliki kemampuan menghadapi realitas hidup dengan cara
yang adekuat atau memenuhi syarat.
4. Penyesuaian dapat diartikan penguasaan dan kematangan emosional. Kematangan
emosional maksudnya ialah secara positif memiliki respon emosional yang tepat
pada setiap situasi.
Dalam beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penyesuaian
adalah usaha manusia untuk mencapai keharmonisan pada diri sendiri dan pada
lingkungannya. Selain itu juga, seseorang dikatakan memiliki kemampuan
penyesuaian diri yang baik (Well Adjusted Person) jika mampu melakukan
respon-respon yang matang, efisien, memuaskan, dan sehat. Dikatakan efisien
apabila mampu melakukan respon dengan mengeluarkan tenaga dan waktu
sehemat mungkin. Dikatakan sehat apabila respon-respon yang dilakukannya
dengan hakikat individu, lembaga, atau kelompok antar individu, dan hubungan
antar individu dan ciptaan-Nya berjalan dengan baik.

2. Hakekat penyesuaian diri


Manusia tidak hidup sendiri namun hidup ditengah masyarakat atau individu-
individu lain, sehingga dalam kehidupan manusia ini memerlukan bantuan orang lain,
dengan kata lain didalam diri manusia telah ditanamakan sejak kecil bagaimana
caranya bersosialisasi dengan baik. Hubungan yang terjadi pada umumnya dimulai
dengan adanya saling menyadari keberadaan satu dengan lainnya dan dilanjutkan
dengan adanya kontak antar pribadi. Di dalam membangun dan memelihara suatu

Perkembangan Peserta Didik Page 3


hubungan, terjadi suatu proses interaksi sosial, dalam proses tersebut individu
menginginkan suasana yang dapat menciptakan suatu keharmonisas sehingga secara
psikologis kesejahteraan dan kebahagian lahir batin dapat tercapai.
Penyesuaian diri dapat diartikan sebagai penyesuaian sosial, yaitu
kesanggupan anak untuk dapat bereaksi secara efektif dan harmonis terhadap realitas
sosial dan situasi sosialnya, serta bisa menjalin hubungan sosial yang sehat. Dalam
melakukan proses penyesuaian diri, anak mengalami proses belajar yaitu belajar
memahami, mengerti dan berusaha untuk melakukan apa yang diinginkan oleh dirinya
maupun lingkungannya karena manusia selalu mendambakan kondisi yang seimbang
didalam memenuhi kebutuhan, dorongan, keinginan yang ada pada dirinya sesuai
dengan norma-norma atau aturan yang berlaku di dalam masyarakat.

3. Proses Penyesuaian Diri


Penyesuaian diri adalah proses bagaimana individu mencapai keseimbangan
diri dalam memenuhi kebutuhan sesuai dengan lingkungan. Seperti kita ketahui
bahwa penyesuaian yang sempurna tidak pernah tercapai. Penyesuaian yang sempurna
terjadi jika manusia atau individu selalu dalam keadaan seimbang antara dirinya
dengan lingkungannya dimana tidak ada lagi kebutuhan yang tidak terpenuhi, dan
dimana semua fungsi organisme atau individu berjalan dengan normal.
Respon penyesuaian, baik dan buruk secara sederhana dapat dipandang
sebagai satu upaya individu untuk mereduksi atau menjauhi ketegangan dan untuk
memelihara dan kondisi-kondisi keseimbangan yang lebih wajar. Penyesuaian adalah
sebagai suatu proses kearah hubungan yang lebih harmonis antara tuntutan internal
dan tuntutan eksternal. Dalam proses penyesuaian diri dapat saja muncuk konflik,
tekanan, dan frustasi secara individu didorong meneliti berbagai kemungkinan
perilaku untuk membebaskan diri dari ketegangan.
Proses penyesuaian diri menurut Schneiders (1984), melibatkan tiga unsur
yang akan mewarnai kualitas proses penyesuaian diri individu yaitu :
1. Motivasi dan Proses Penyesuaian Diri
Motivasi sama dengan kebutuhan, perasaan, dan emosi merupakan kekuatan
interrnal yang menyebabkan ketegangan dan ketidakseimbangan dalam
organisme.
2. Sikap terhadap realitas dan Proses Penyesuaian Diri
Secara umum dapat dikatakan sikap yang sehat terhadap realitas dan kontak
baik terhadap realitas sangat diperlukan bagi penyesuaian diri yang sehat.
3. Pola Dasar Penyesuaian Diri
Dalam proses penyesuaian diri sehari-hari terdapat suatu pola dasar
penyesuaian diri. Misalnya : seorang anak membutuhkan kasih sayang dari orang
tuanya yang selalu sibuk. Dalam situasi tersebut anak akan frustasi dan berusaha
menemukan pemecahan yang berguna mengurangi ketegangan antara kebutuhan
akan kasih sayang dengan frustasi yang dialami. Dalam beberapa hal, respon
pengganti tidak tersedia, sehingga individu mencari suatu respon lain yang akan
memuaskan motivasi dan mereduksi ketegangan.
Dengan demikian, dapat dijelaskan bahwa motivasi mengambil variasi bentuk,
dan setiap bentuk dapat diarahkan kepada rintangan atau frustasi yang disebabkan
oleh beberapa aspek realitas, misalnya pembatasan orang tua, hambatan fisik,
aturan sosial, dan semacamnya. Rintangan-rintangan ini menyebabkan individu
meneliti cara-cara responnya yang berbeda-beda sampai dapat pemuasan.
Individu dikatakan berhasil dalam melakukan penyesuaian dir apabila ia dapat
memenuhi kebutuhannya dengan cara-cara yang wajar atau apabila dapat diterima
oleh lingkungan tanpa merugikan atau menggangu lingkungannya.

4. Karakteristik Penyesuaian Diri Remaja (secara positif dan negatif)


Dalam hubungannya dengan rintangan-rintangan tersebut, ada individu-
individu-individu yang dapat melakukan penyesuaian diri yang salah.
Berikut ini ditinjau dari karakteristik penyesuaian diri positif yang ditandai
hal-hal sebagai berikut :
A. Penyesuaian Diri Secara Positif
1) Tidak menunjukan adanya ketegangan emosional
2) Tidak adanya menunjukan mekanisme-mekanisme psikologi
3) Tidak menunjukan adanya frustasi pribadi
4) Memiliki pertimbangan rasional dan pengarahan diri
5) Mampu dalam belajar
6) Menghargai pengalaman
7) Bersikap realitis dan objektif

Dalam melakukan penyesuaian diri secara positif, individu akan


melakukannya dalam berbagai bentuk, antara lain :

Perkembangan Peserta Didik Page 5


1) Penyesuaian dengan menghadapi masalah secara langsung
Dalam situasi ini secara langsung menghadapi masalahnya dengan segala
akibat-akibatnya. Ia melakukan segala tindakan sesuai dengan masalah yang
dihadapinya. Misalnya seorang siswa yang terlambat dalam menyerahkan tugas
karena sakit, maka ia mengemukakan segala masalahnya kepada gurunya.
2) Penyesuaian dengan melakukan eksplorasi (penjelajahan)
Dalam situasi ini individu mencari berbagai bahan pengalaman untuk dapat
menghadapai dan memecahkan masalahnya. Misalnya seseorang siswa yang
merasa kurang mampu dalam mengerjakan tugas, ia akan mencari bahan dalam
upaya menyelesaikan tugas tersebut, dengan membaca buku, konsultasi, diskusi
dan sebagainya.
3) Penyesuaian dengan trial and error atau coba-coba
Dalam cara ini individu melakukan suatu tindakan coba-coba, dalam arti
kalau menguntungkan diteruskan dan kalau gagal tidak diteruskan. Taraf
pemikiran kurang begitu berperan dibandingkan dengan cara eksplorasi.
4) Penyesuaian dengan substitusi (mencari pengganti)
Jika individu merasa gagal dalam menghadapi masalah, maka ia dapat
memperoleh penyesuaian dengan jalan mencari pengganti. Misalnya gagal
nonton film di gedung bioskop, dia pindah TV di rumah.
5) Penyesuaian diri dengan menggali kemampuan diri.
Dalam hal ini individu mencoba menggali kemampuan-kemampuan khusus
dalam dirinya, dan kemudian dikembangkan sehingga dapat membantu
penyesuaian diri. Misalnya seseorang siswa yang mempunyai kesulitan dalam
keuangan, tetapi ia pandai menulis (mengarang), kemampuannya dalam menulis
(mengarang) ia gunakan untuk membantu mengatasi kesulitan dalam keuangan
dengan menulis artikel yang kemudian dikirim di koran atau majalah.
6) Penyesuaian dengan belajar
Dengan belajar, individu akan banyak memperoleh pengetahuan dan
keterampilan yang dapat membantu menyesuaikan diri. Misalnya seorang siswa
akan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak belajar tentang berbagai
pengetahuan keguruan.
7) Penyesuaian dengan inhibisi dan pengendalian diri
Penyesuaian diri akan lebih berhasil jika disertai dengan kemampuan memilih
tindakan yang tepat dan pengendalian diri secara tepat pula. Dalam situasi ini
individu berusaha memilih tindakan mana yang harus dilakukan, dan tindakan
mana yang tidak perlu dilakukan. Cara inilah yang disebut inhibisi. Disamping
itu, individu harus mampu mengendalikan dirinya dalam melakukan
tindakannya.
8) Penyesuaian dengan perencanaan yang cermat.
Penyesuaian diri akan lebih berhasil jika disertai dengan keputusan yang
d i a m b i l  berdasarkan perencanaan yang cermat. keputusan diambil setelah
dipertimbangkan dari berbagai segi, antara lain segi untung dan ruginya.

B. Penyesuaian diri yang negatif (salah)


Ada 3 bentuk reaksi dalam penyesuaian yang negatif (salah) yaitu reaksi
bertahan, reaksi menyerang, dan reaksi melarikan diri.
1. Reaksi Bertahan (Defence Reaction)
Individu berusaha untuk mempertahankan dirinya, seolah-olah tidak
menghadapi kegagalan. Ia selalu berusahan untuk menunjukan bahwa dirinya
tidak mengalami kegagalan. Bentuk khusus reaksi ini antara lain :
a. Rasionalisasi, yaitu bertahan dengan mencari-cari alasan untuk
membenarkan tindakannya.
b. Repsesi, yaitu berusaha untuk menekan pengalamannya yang dirasakan
kurang enak ke alam tidak sadar. Ia berusaha melupakan pengalamannya
yang kurang menyenangkan. Misalnya seorang pemuda berusaha melupakan
kegagalannya cintanya kepada seorang gadis.
c. Proyeksi, yaitu melemparkan sebab kegagalan dirinya kepada pihak lain
untuk mencari alasan yang dapat diterima. Misalnya seorang siswa yang
tidak lulus mengatakan bahwa yang menyebabkan ia tidak lulus karena
gurunya membencinya.
d. “Sour grapes”( anggur kecut), yaitu dengan memutarbalikan kenyataan.
Misalnya seorang siswa yang gagal mengetik, mengatakan bahwa mesin
ketiknya rusak, padahal dia sendiri tidak bisa mengetik.

2. Reaksi Menyerang (Aggresive Reaction)


Orang yang mempunyai penyesuaian diri yang salah menunjukkan tingkah
laku yang bersifat menyerang untuk menutupi kegagalannya. Ia tidak mau

Perkembangan Peserta Didik Page 7


menyadari kegagalannya. Reaksi-reaksinya tampak dalam tingkah laku sebagai
berikut :
a. Selalu membenarkan diri sendiri
b. Mau berkuasa dalam segala situasi
c. Bersikap senang mengganggu orang lain
d. Menggertak baik dengan ucapan maupun dengan perbuatan
e. Menunjukkan sikap permusuhan secara terbuka
f. Menunjukkan sikap menyerang dan merusak
g. Keras kepala dalam perbuatannya
h. Bersikap balas dendam, dan lain-lain.

3. Reaksi Melarikan Diri (Escape Reaction)


Dalam reaksi ini orang yang mempunyai penyesuaian diri yang salah akan
melarikan diri dari situasi yang menimbulkan kegagalannya, reaksi yang
tampak dalam tingkah laku seperti : berfantasi, banyak tidur, minum-minuman
keras, bunuh diri, menjadi pecandu ganja, narkotika, dan regresi yaitu kembali
kepada tingkah laku yang semodel dengan tingkat perkembangan yang lebih
awal (misalnya orang dewasa yang bersikap dan berwatak anak kecil) dan lain-
lain.

5. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Proses Penyesuaian Diri


. Penentu penyesuaian identik dengan faktor-faktor yang mengatur
perkembangan dan terbentuknya pribadi secara bertahap. Penentu-penentu itu dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
1) Kondisi-kondisi fisik , termasuk didalamnya keturunan, konstitusi fisik, susunan
saraf, kelenjar dan sistem otot, kesehatan, penyakit, dan lain sebagainya.
2) Perkembangan dan kematangan, khususnya kematangan intelektual, sosial,
moral, dan emosional
3) Penentu psikologis, termasuk di dalamnya pengalaman, belajarnya,
pengkondisian , penentu diri (self-determination), frustasi, dan konflik
4) Kondisi lingkungan, khususnya keluarga dan sekolah
5) Penentu kultural, termasuk agama

Pemahaman tentang faktor-faktor ini dan bagaimana fungsinya dalam


penyesuaian merupakan syarat untuk memahami proses penyesuaian, karena
penyesuaian tumbuh dari hubungan-hubungan antara faktor-faktor ini dan
tuntunan individu. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi proses penyesuaian
diri tersebut antara lain sebagai berikut :

 Kondisi Jasmaniah
Kondisi jasmaniah seperti pembawaan dan struktur atau konstitusi fisik
dan temperamen sebagai disposisi yang diwariskan, aspek perkembangan
secara intrinsik berkaitan erat dengan susunan atau konstitusi tubuh .
Shekdon mengemukakan bahwa terdapat korelasi yabg tinggi antara tipe-
tipe bentuk tubuh dan tipe-tipe temperamen (Moh. Surya,1997), misalnya
ornag yang tergolong ektomorf, yaitu ototnya lemah , tubuhnya rapuh ,
ditandai dengan sifat-sifat menahan diri, segan dalam aktivitas sosial,
pemalu dan sebagainya.
Karena strukturnya jasmaniah merupakan kondisi primer bagi
tingkah laku maka dapat diperkirakan bahwa sistem syaraf, kelenjar, dan
otot merupakan faktor yang penting bagi proses penyesuaian diri. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa gangguan-gangguan d a l a m sistem
syaraf, kelenjar, dan otot dapat menimbulkan gejala-gejal a
gangguan mental, tingkah laku dan kepribadian. Dengan
demikian, kondisi sistem-sistem tubuh yang baik merupakan syarat
bagi tercapainya proses penyesuaian diri yang baik.
Disamping itu,kesehatan dan penyakit jasmaniah
j u g a b e r h u b u n g a n d e n g a n  penyesuaian diri. kualitas penyesuaian
diri yang baik hanya dapat diperoleh dan dipelihara dalam kondisi kesehatan
jasmaniah yang baik pula. Ini berarti bahwa gangguan  penyakit jasmaniah
yang diderita oleh sesorang akan mengganggu proses penyesuaian dirinya.
Gangguan penyakit yang kronis dapat menimbulkan kurangnya
kepercayaan pada dirinya sendiri, perasaan rendah diri,
ketergantungan , perasaan ingin dikasihani dan lain sebagainya.

 Perkembangan, Kematangan, dan Penyesuaian Diri


Dalam proses perkembangan, respon anak berkembang dari respon
yang bersifat instinkif menjadi r e s p o n y a n g d i p e r o l e h m e l a l u i

Perkembangan Peserta Didik Page 9


b e l a j a r d a n p e n g a l a m a n . D e n g a n  bertambahnya usia perubahan dan
perkembangan respon, tidak hanya melalui proses belajar saja melainkan anak
juga menjadi matang untuk melakukan respon dan ini menentukan pola-pola
penyesuaian dirinya.
Sesuai dengan hukum perkembangan, tingkat kematangan
y a n g d i c a p a i b e r b e d a antara individu yang satu dengan lainnya,
sehingga pencapaian pola-pola penyesuaian diri pun berbeda pula
secara individual. Dengan kata lain, pola penyesuaian diri
akan bervariasi sesuai dengan tingkat perkembangan dan kematangan yang
dicapainya. Disamping itu, hubungan antara penyesuaian dengan perkembangan
dapat berbeda menurut jenis aspek perkembangan yang dicapai. Kondisi-kondisi
perkembangan mempengaruhi setiap aspek kepribadian seperti:
emosional, sosial, moral, keagamaan dan intelektual. Dalam fase tertentu
salah satu aspek mungkin lebih penting dari aspek lainnya.
Misalnya pertumbuhan moral lebih penting daripada kematangan sosial, dan
kematangan emosional merupakan yang terpenting dalam penyesuaian diri.
Contohnya adalah banyak  orang yang telah mengetahui bahwa menolong itu
baik, tetapi mereka banyak yang tidak melakukannya.

 Penentu Psikologis Terhadap Penyesuaian Diri


Banyak sekali faktor psikologis yang mempengaruhi penyesuaian
diri, diantaranya adalah :
a. Pengalaman
Tidak semua pengalaman mempunyai arti bagi penyesuaian
diri. Pengalaman-pengalaman tertentu yang mempunyai arti dalam
penyesuaian diri adalah pengalaman yang menyenangkan dan
pengalaman traumatik atau menyusahkan. Pengalaman yang
menyenangkan misalnya memperoleh hadiah dalam suatu kegiatan,
cenderung akan menimbulkan proses penyesuaian diri yang baik,
dan sebaliknya pengalaman traumatik akan menimbulkan
penyesuaian yang kurang baik atau mungkin salah.
b. Belajar
Proses belajar merupakan suatu dasar fundamental dalam
proses penyesuaian diri, karena melalui belajar ini akan
berkembang pola-pola respon yang akan membentuk kepribadian.
Sebagian besar respon-respon dan ciri-ciri kepribadian lebih banyak
yang diperoleh dari proses belajar daripada diperoleh yang
diwariskan. Dalam proses penyesuaian diri belajar merupakan suatu
proses modifikasi tingkah laku sejak fase-fase awal dan
berlangsung terus sepanjang hayat dan diperkuat dengan
kematangan.
c. Determinasi diri
Dalam proses penyesuaian diri, ditentukan oleh faktor-faktor
diatas, orangnya itu sendiri menentukan dirinya, terdapat faktor
kekuatan yang mendorong untuk mencapai sesuatu yang lebih baik
atau buruk, untuk mencapai taraf penyesuaian tinggi, dan merusak
diri . Faktor-faktor tersebut dinamakan determinasi diri.
Determinasi diri mempunyai peranan penting dalam proses
penyesuaian diri karena memiliki peranan dalam pengendalian arah
dan pola penyesuaian diri. Keberhasilan atau kegagalan
penyesuaian diri akan banyak ditentukan oleh kemampuan individu
dalam mengarahkan dan mengendalikan dirinya, meskipun
sebetulnya situasi dan kondisi tidak menguntungkan bagi
penyesuaian dirinya.
d. Konflik dan penyesuaian
Ada beberapa pandangan bahwa semua konflik bersifat
menggangu dan merugikan. Sebenarnya, beberapa konflik dapat
bermanfaat memotivasi seseorang untuk meningkatkan kegiatan.
Cara seseorang mengatasi konfliknya dengan meningkatkan usaha
ke arah pencapaian tujuan yang menguntungkan secara sosial, atau
mungkin sebaliknya ia memecahkan konflik dengan melarikan diri.
e. Lingkungan sebagai penentu penyesuaian diri
a) Lingkungan keluarga
Dari sekian banyak faktor yang mengkondisikan penyesuaian
diri, faktor rumah dan keluarga merupakan faktor yang sangat
penting. Karena keluarga merupakan satuan kelompok sosial
terkecil. Interaksi sosial yang pertama diperoleh individu adalah

Perkembangan Peserta Didik Page 11


dalam keluarga. Kemampuan interaksi sosial ini dikembangkan
di masyarakat.
b) Sekolah
Sekolah mempunyai peranan sebagai media untuk
mempengaruhi kehidupan intelektual, sosial, moral para siswa.
Suasana disekolah baik sosial maupun psikologis menentukan
proses dan pola penyesuaian dirinya. Hasil pendidikan
diterima anak disekolah akan menjadi bekal proses
penyesuaian diri dimasyarakat
c) Masyarakat
Kondisi studi menunjukkan bahwa banyak gejala tingkah
laku salah satu bersumber dari keadaaan masyarakat.
Pergaulan yang salah pada remaja memberikan dampak yang
mempengaruhi pola-pola penyesuaian dirinya.

 Kultural dan Agama sebagai Penentu Penyesuaian Diri


Agama memberikan suasana psikologis tertentu dan mengurangi
konflik, frustasi, dan ketegangan lainnya. Agama memberikan suasana
damai dan tenang bagi anak remaja, serta agama merupakan sumber nilai,
kepercayaan dan pola-pola tingkah laku yang akan memberikan tuntunan
bagi arti, tujuan, dan kestabilan hidup manusia. Sembahyang dan berdoa
merupakan medium dalam agama untuk menuju arah kehidupan yang
berarti dan agama memegang peranan penting dalam penyesuaian diri.

6. Permasalahan-permasalahan Penyesuaian Diri Remaja


Permasalahan-permasalahan penyesuaian diri yang dihadapi remaja
dapat berasal dari suasana psikologis keluarga seperti keretakan
keluarga. Banyak penelitian membuktikan bahwa remaja yang hidup di
dalam rumah tangga yang retak, mengalami masalah emosi, tampak
adanya kecenderungan yang besar untuk marah, suka menyendiri, di
samping kurang kepekaan terhadap penerimaan sosial dan kurang
mampu menahan diri serta lebih gelisah dibandingkan dengan remaja
yang hidup dalam rumah tangga yang wajar. Terbukti pula bahwa
kebanyakan anak-anak yang dikeluarkan dari sekolah karena tidak
dapat menyesuaikan diri adalah mereka yang datang dari rumah tangga
yang pecah atau retak itu.
Perbedaan perlakuan antara anak laki-laki dan anak perempuan akan
mempengaruhi hubungan antar mereka, sehingga memungkinkan
timbulnya rasa iri hati dalam jiwa anak perempuan terhadap saudara
laki-lakinya begitu juga sebaliknya. Permasalahan-permasalahan
penyesuaian akan muncul bagi remaja yang sering pindah tempat
tinggal. Hal ini disebabkan karena pekerjaan orang tua yang sering
dituntut untuk bertugas di lain tempat,akhirnya anak tersebut banyak
kesukaran akademis, kehilangan teman lama dan dituntut mencari
teman baru bahkan harus menyesuaikan lingkungan dengan masyarakat
baru.
Selain itu, penyesuaian diri remaja dengan kehidupan disekolah.
Pemasalahan penyesuaian diri di sekolah mungkin akan timbul ketika
remaja mulai memasuki jenjang sekolah yang baru, baik sekolah
lanjutan pertama maupun sekolah lanjutan atas. Mereka mungkin
mengalami permasalahan penyesuaian diri dengan guru-guru, teman,
dan pelajaran. Sebagai akibatnya antara lain : prestasi belajar menjadi
menurun dibanding dengan prestasi disekolah sebelumnya.
Untuk memahami masalah-masalah remaja dan karakteristik remaja
tersebut, (Santrock,2007) menggunakan 2 pendekatan. Berikut ini
mengenai penjelasannya :
a. Pendekatan biopsikososial
Pendekatan ini menekankan pengaruh interaktif dari faktor-faktor
biologis, psikologis, dan sosial terhadap berkembangnya masalah
remaja dari orang-orang yang berbagai usia lainnya.
b. Pendekatan psikopatologi
Pendekatan ini berfokus pada upaya mendeskripsikan dan
mengekspolarasi jalur perkembangan masalah.

Adapun masalah dan gangguan utama yang dihadapi remaja menurut


(Santrock,2007) secara garis besar terdiri dari 5 , yaitu :
1. Pendidikan/sekolah

Perkembangan Peserta Didik Page 13


Kurangnya sesuainya kebutuhan siswa/remaja dengan
kesempatan yang diberikan oleh sekolah,tekanan untuk
berprestasi.
2. Masalah seksual
Masalah inipun juga merupakan masalah yang sangat parah
dialami oleh siswa.
3. Penyalahgunaan obat
Sebagian besar remaja pernah menjadi pengguna obat, terlepas
dari apakah penggunaan itu terbatas pada alkohol, kafein, rokok,
atau kemudian melepas ke mariyuana, kokain, obat-obatan keras
lainnya. Satu hal yang perlu diperhatikan secara khusus adalah
remaja mulai menggunakan obat di awal masa remaja atau
bahkan di masa kanak-kanak.
4. Kenakalan remaja
Merujuk kepada berbagai perilaku mulai dari perilaku yang dapat
diterima secara sosial (seperti acting out di sekolah) hingga
status pelanggaran (melarikan diri dari rumah) ke tindakan
kriminal (seperti pencurian). Jenis kenakalan inipun, dibagi atas
2 berdasarkan keperluan hukum, antara lain:
1) Indeks pelangggaran (index offenses) : tindakan kriminal
yang memang dilakukan oleh remaja dan orang dewasa.
2) Status pelanggaran (offenses status) : tindakan ini
ditampilkan oleh anak-anak muda dibawah umur yang
diklarifikasikan sebagai pelanggar remaja.
5. Depresi dan bunuh diri
Faktor genetik merupakan salah satu penyebab depresi dan
bunuh diri. Remaja mungkin memiliki sejarah keluarga yang
tidak stabil dan bahagia. Sama halnya dengan kurang afeksi dna
kurang dukungan emosional, kendali yang tinggi, dan tekanan
untuk berprestasi oleh orang tua di masa kanak-kanak pun
berkaitan dengan depresi remaja, kombinasi dari pengalaman
keluarga juga cenderung tampil sebagai faktor terpendam yang
berperan dalam upaya bunuh diri.
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
a. Manusia tidak dilahirkan dalam keadaan mampu menyesuaikan diri,
maka penyesuaian diri terhadap lingkungan hidup, pertumbuhan, dan
perkembangan memerlukan proses yang cukup unik.
b. Penyesuaian diri dapat diartikan adaptasi, konformitasi, penguasaan,
dan kematangan emosional. Proses penyesuaian diri yang tertuju
pada pencapaian keharmonisan antara faktor internal dan eksternal
anak yang sering menimbulkan konflik, tekanan, frustasi dan
berbagai macam perilaku untuk membebaskan diri dari ketegangan.
c. Penyesuaian diri adalah suatu proses dan salah satu ciri pokok
kepribadian yang sehat mentalnya ialah memiliki kemampuan untuk
mengadakan penyesuaian diri secara harmonis, baik terhadap diri
sendiri maupun lingkungannya.
d. Terdapat dua karakteristik penyesuaian diri yaitu : a) penyesuaian
diri secara positif dan b) penyesuaian diri yang salah.
e. Permasalahan-permasalahan penyesuaian diri yang dihadapi remaja
dapat berasal dari suasana psikologis keluarga seperti keretakan
keluarga. Banyak penelitian membuktikan bahwa remaja yang hidup
di dalam rumah tangga yang retak, mengalami masalah emosi,
tampak padanya ada kecenderungan yang besar untuk marah, suka
menyendiri , disamping kurang kepekaan terhadap penerimaan sosial
dan kurang mampu menahan diri serta lebih gelisah dibandingkan
dengan remaja yang hidup dalam rumah tangga yang wajar.
f. Lingkungan sekolah mempunyai pengaruh yang besar terhadap
perkembangan jiwa remaja. Sekolah selain mengemban fungsi
pengajaran juga fungsi pendidikan. Dalam kaitannya dengan
pendidikan ini, peranan sekolah pada hakikatnya tidak jauh dari
peranan keluarga, yaitu sebagai rujukan dan tempat perlindungan
jika anak didik mengalami masalah.

Perkembangan Peserta Didik Page 15


2. Saran
Setelah mengetahui konsep dan pengertian penyesuaian diri dari
remaja serta permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh remaja.
Sebagai calon guru dan calon orang tua hendaknya kita dapat
membimbing dan mengarahkan anak-anak didik yang mempunyai
masalah pribadi, masalah penyesuaian diri baik terhadap dirinya
maupun terhadap lingkungan sekitar. Selain itu dari pemaparan diatas,
menyadarkan kita bahwa betapa pentingnya peran orang tua dan
lingkungan untuk kelancaran penyesuaian diri seorang remaja.
DAFTAR PUSTAKA

o Prof. Dr. H. Sunarto & Dra.Ny. B. Agung Hartono, Perkembangan


Peserta Didik, Rineka Cipta, 1995

o Oktiyani, N. (2012, Desember 15). PG PAUD. Retrieved Oktober 12,


2018, from Penyesuaian Diri Pada Anak Remaja:
http://novaoktiyani.blogspot.com/2012/12/penyesuaian-diri-pada-anak-
remaja.html

o Sinaga, D. R. (2016, April 13). 308386504 perkembangan peserta didik.


Retrieved Oktober 12, 2018, from Makalah Penyesuaian Diri Remaja:
http://www.scribd.com/doc/308386504/2-Makalah-Penyesuaian-Diri-
Remaja.html

Perkembangan Peserta Didik Page 17


Kata Pengantar................................................................................................................................... .....i
Daftar Isi.............................................................................................................................................. ...ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
C. Tujuan Makalah..............................................................................................................2
D. Manfaat Makalah...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
1. Pengertian Penyesuaian diri............................................................................................3
2. Hakekat penyesuaian diri................................................................................................3
3. Proses Penyesuaian Diri..................................................................................................4
4. Karakteristik Penyesuaian Diri Remaja (secara positif dan negatif)..............................5
5. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Proses Penyesuaian Diri.......................................8
6. Permasalahan-permasalahan Penyesuaian Diri Remaja................................................12
BAB III PENUTUP..................................................................................................................15
1. Kesimpulan...................................................................................................................15
2. Saran..............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................17

Anda mungkin juga menyukai