Oleh:
Dosen Pengampu:
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-
Nya yang diberikan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik dan tepat waktu. Makalah yang telah kami susun ini berisi penjelasan tentang Hubungan
Interpersonal.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Sugiyarta Stanislaus, M. Si. dan Ibu
Pundani Eki Pratiwi, S. Psi., M. Psi. selaku dosen mata kuliah Psikologi Sosial yang telah
memberikan bimbingan dan pengajaran kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik.
Kami menyadari bahwa makalah yang telah kami susun ini masih jauh dari kesempurnaan,
namun kritik, saran, dan masukan sangat kami harapkan agar dalam penyusunan makalah
berikutnya kami dapat memberikan hasil yang lebih baik lagi.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................1
C. Tujuan................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2
A. Pengertian..........................................................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................6
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hubungan interpersonal dalam arti luas adalah interaksi yang dilakukan oleh seseorang
dengan orang lain dalam segala situasi dalam semua bidang kehidupan sehingga
menimbulkan kebahagiaan dan kepuasan hati pada kedua belah pihak (Suranto, 2011: 27).
Hubungan interpersonal dapat dibangun di mana saja bahkan di kegiatan sehari-hari Anda,
namun tidak banyak orang mengerti, bagaimana membangun hubungan yang memerlukan
interaksi antara dua orang atau lebih ini, dan bisa mendatangkan berbagai manfaat bagi Anda.
Dimulai dari keputusan seseorang terhadap sikap orang lain, di mana hal tersebut dapat
menunjukkan rasa suka atau benci seseorang, dan akan berpengaruh pada interaksi tersebut.
Interaksi sosial ini memerlukan relasi atau kesamaan kepentingan, agar bisa dibangun
bersama.
Kemampuan mental masing-masing anak dalam menyerap stimulus yang masuk sebagai
proses belajar berbeda antara satu anak dengan anak yang lain. Hal ini sebagai akibat dari
latar belakang hereditas dan lingkungan yang berbeda pula. Sedangkan Thorndike
mengemukakan bahwa kemampuan mental yang berbeda pada masing-masing individu
disebabkan Bleh perbedaan operasi yang ada dari sel-sel BtakD alat- alat indera serta bagian-
bagian lain dari sistem syaraf dari Btak.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
iv
v
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Menurut Pearson (1983), manusia adalah mahluk sosial yang artinya kita tidak dapat
menjalin hubungan sendiri, kita selalu menjalin hubungan dengan orang lain, mencoba untuk
mengenali dan memahami kebutuhan satu sama lain, membentuk interaksi, serta
mempertahankan interaksi tersebut. Secara umum, hubungan interpersonal adalah hubungan
antara dua orang atau lebih yang saling tergantung satu sama lain dan menggunakan pola
interaksi yang konsisten.
Dalam model pertukaran sosial, hubungan antar pribadi dipandang sebagai sebuah
transaksi dagang. Motivasi seseorang melakukan hubungan dengan orang lain karena
mengharapkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya. Thibault dan Kelley adalah tokoh
yang menjelaskan mengenai teori model pertukaran sosial ini. Mereka membuat kesimpulan
bahwa asumsi dasar yang mendasari seluruh analisis kami adalah bahwa setiap individu
secara sukarela memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan
tersebut cukup memuaskan ditinjau dari segi ganjaran dan biaya.
Dalam hubungan pertukaran sosial ini, seorang individu akan menimbang untung rugi
dari apa yang akan ia dapat pada saat melakukan hubungan interpersonal. Tentunya ini
memang sangat berperan dan berpengaruh bagi siapa saja yang akan melakukan suatu proses
hubungan interpersonal. Ada persepsi-persepsi tertentu yang juga tergantung dari masing-
masing individu tersebut. Kecerdasan interpersonal juga mungkin akan berpengaruh.
Beberapa hal yang mungkin akan menjadi bagian dari pertimbangan seseorang melakukan
hubungan interpersonal dalam model pertukaran sosial antara lain:
vi
Keseimbangan antara apa yang kita masukkan ke dalam hubungan dan apa yang kita
keluar dari itu.
Kepantasan jenis hubungan yang akan dilakukan.
Kemungkinan memiliki hubungan yang lebih baik dengan orang lain.
Tentu saja beberapa macam hal tersebut akan sangat mempengaruhi motivasi seseorang
dalam melaksanakan hubungan antar pribadi. Pada dasarnya, model pertukaran sosial banyak
yang menggambarkan seperti proses perdagangan yang akan memperhitungkan untung atau
rugi terlebih dahulu.
2. Model Peranan
Bahasa lebih mudahnya, sebenarnya sudah ada skenario yang ditetapkan masyarakat
untuk melaksanakan suatu hubungan interpersonal sesuai peranannya. Sebagai contoh, pola
hidup masyarakat mengatur hubungan warga dengan ketua RT di lingkungannya. Siapa yang
berperan sebagai warga, siapa yang berperan sebagai ketua RT, itulah yang dimaksud sebagai
“skenario”. Bisa terlihat bagaimana psikologi sosial berlaku di sini. Seorang individu konon
akan berkembang lebih baik manakala ia bisa tetap patuh dari “skenario yang ada”. Ini
artinya, dia akan menjalankan perannya dengan baik sehingga tercipta hubungan yang
harmonis dengan orang lain. Namun demikian, apabila seorang individu ternyata keluar dari
jalurnya. Maka ini bisa menyebabkan dia “ditegur sutradara”. Artinya, ia dianggap menyalahi
aturan dan tidak patuh terhada “skenario” yang sudah ada. Tidak menutup kemungkinan juga
seseorang bisa mengalami fobia sosial karenanya.
Model peranan lebih memandang sebuah hubungan interpersonal layaknya panggung
sandiwara. Dalam teori ini, digambarkan bahwa setiap individu yang terlibat dengan individu
lainnya, itu akan memerankan suatu peranannya sesuai dengan “naskah” yang dibuat oleh
masyarakat. Bahasa lebih mudahnya, sebenarnya sudah ada skenario yang ditetapkan
masyarakat untuk melaksanakan suatu hubungan interpersonal sesuai peranannya. Sebagai
contoh, pola hidup masyarakat mengatur hubungan warga dengan ketua RT di
lingkungannya. Siapa yang berperan sebagai warga, siapa yang berperan sebagai ketua RT,
vii
itulah yang dimaksud sebagai “skenario”. Bisa terlihat bagaimana psikologi sosial berlaku di
sini.
Seorang individu konon akan berkembang lebih baik manakala ia bisa tetap patuh dari
“skenario yang ada”. Ini artinya, dia akan menjalankan perannya dengan baik sehingga
tercipta hubungan yang harmonis dengan orang lain. Namun demikian, apabila seorang
individu ternyata keluar dari jalurnya. Maka ini bisa menyebabkan dia “ditegur sutradara”.
Artinya, ia dianggap menyalahi aturan dan tidak patuh terhada “skenario” yang sudah ada.
Tidak menutup kemungkinan juga seseorang bisa mengalami fobia sosial karenanya.
3. Model Permainan
Model permainan menggambarkan bagaimana interaksi antara dua pihak atau lebih
akan menghasilkan suatu keputusan dimana keputusan salah satu pihak akan mempengaruhi
pihak lainnya. Teori permainan (game theory) ini pertama kali dicetuskan oleh Emile Borel
pada tahun 1921. Pada dasarnya, terdapat dua macam jenis pola permainan dalam hubungan
interpersonal. Permainan tersebut bisa bersifat konstruktif, yakni menjalin hubungan kerja
sama antar pihak sehingga didapatkan keputusan yang saling memuaskan.
Namun demikian, ada pula permainan yang sifatnya destruktif. Keputusan mungkin
dibuat hanya untuk menguntungkan satu pihak saja. Oleh karenanya, teori hubungan
interpersonal dalam psikologi ini seringkali dianggap sebagai sesuatu yang mestinya harus
dipahami secara lebih bijak.
4. Model Interaksional
viii
Menurut Devito hubungan interpersonal mempunyai enam tahap sebagai berikut:
1. Tahap kontak (contact)
Setiap hubungan akan diawali dengan adanya kontak dengan orang lain.
2. Tahap keterlibatan (involvement)
Merupakan tahap pengenalan lebih lanjut ketika seseorang sudah memutuskan untuk lebih
mengenal orang lain.
3. Tahap keakraban (intimacy)
Orang lebih mengikat diri satu dengan yang lainnya.
4. Tahap pemudaran (deterioration)
Tahap ini ditandai oleh adanya ikatab yag semakin melemah diantara kedua belah pihak.
5. Tahap pemulihan (repair)
Pada tahap ini masing-masing pihak dapat melakukan usaha pemulihan agar hubungan dapat
membaik seperti semula.
6. Tahap pemutusan (Dissolution)
Tahap pemutusan merupakan pemutusan diantara kedua belah pihak.
Hubungan interpersonal adalah hubungan antara dua orang atau lebih yang saling
tergantung satu sama lain dan menggunakan pola interaksi yang konsisten. Terdapat berbagai
macam jenis dan model sesuai dengan karakteristik psikologis di dalamnya. Hubungan
interpersonal dapat dipengaruhi oleh sembilan faktor yang dapat berhubungan juga satu sama
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
x
Jalaluddin, Rakhmat. (2015). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
xi