Dosen :
Disusun oleh :
Iwan Iswanto (3130018031)
BAB II PEMBAHASAN
Tingkepan
Di kalangan masyarakt jawa khususnya yang ada di pedesaan masih dilestarikan
suatu tradisi apabila si perempuan hamil maka keluarganya mengadakan
selamatan/walimahan, mereka menyebutnya “tingkepan”, sementara para santri
menyebutnya “walimatul hamli”.
Kata tingkepan/tingkep berasal dari bahasa daerah/jawa : sing dienti-enti
wis mathuk jangkep(yang ditunggu-tunggu sudah hampir sempurna). Waktu
pelaksanaan selamatan tingkepan ini antara daerah satu dengan daerah lain tidak
sama. Di sebagian daerah dilaksanakan pada saat usia janin ± empat bulan,
sedangkan di daerah lain dilaksanakan pada saat usia janin tujuh bulan. Dalam
upacara tingkepan yang mereka anggap sakral itu dihidangkan beberapa jenis
menu makanan khas, di samping itu disajikan juga secama sesajen yang beraneka
ragam.
Apakah upacara tingkepan (walimatul hamli) ini termasuk salah satu amalan
sunnah atau tidak? Ada dalil dari hadits nabi atau pendapat ulama salaf atau tidak?
Persoalan inilah yang menjadi faktor penyebab timbulnya pro dan kontra antara
kelompok muslim yang satu dengan kelompok muslim yang lain. Sebagian dari
kelompok muslim di Indonesia ada yang apriori, tidak mau malakukan bahkan ada
yang bersikap ekstrim menolak dan berusaha untuk memberantasnya. Mereka
berargumentasi bahwa tradisi tersebut termasuk adat istiadat jahiliyah (salah satu
peninggalan Budha klasik). Oleh karena itu tidak pantas hal tersebut diamalkan
oleh umat muslim. Mereka mengemukakan sebuah dalil berupa hadits Nabi saw. :
ِ َمومممبتممئغ َرفمي َامرلمسملمرم َمسمنطمة َالممجاَرهلريطمرة َموممططرلم ئ،لمم َثملمثممدة َممملرحمدد َرفمي َالممحممرارم
ب َمدمم َامممررئئ س َإرلمممىَ َا ر
ض َالنمطماَ ر
أمبَممغمم م
م م
َاهم َالجاَمع َالصغير َص. َرواه َالبخاَري َعن َابَن َعباَس.ليهريق َمدمممه
Artinya :
“Manusia yang paling dibenci oleh Allah ada tiga
1. Orang yang melakukan pelanggaran di tanah haram;
2. Orang yang sudah memeluk Islam, akan tetapi masih mengamalkan tradisi kaum
jahiliyah;
3. Orang yang menuntut darah orang lain agar orang lain itu dialirkan darahnya
(yakni menuntut hukum bunuh tanpa alasan yang benar)”.
Adapun kelompok sunni (umumnya warga nahdliyin) menyikapi budaya
tingkepan ini dengan fleksibel/lentur, mau menerima tidak apriori mau melakukan
bahkan melestarikannya, namun tidak serta-merta menerimanya secara total, akan
tetapi bertindak selektif, yang dilihat bukan tradisi atau budayanya tetapi nilai-
nilai yang dikandungnya.
Dengan melihat praktek dalam acara tingkepan yang demikian itu, maka
wajarlah kiranya ada kelompok yang besikeras, seratus persen menolaknya.
Bagi kelompok yang setuju, tidak langsung menolaknya, akan tetapi
dengan sikap selektif dan akomodatif, mereka menerima pelaksanaan acara
selamatan tingkepan asalkan di dalamnya tidak ada hal-hal yang
berseberangan dengan syari’at (hal yang haram) dan tidak pula merusak
akidah (berbau syirik).
Shahibul walimah seharusnya mengerti bahwa :
1. Semua yang dihidangkan, baik yang berupa makanan yang dimakan di
tempat atau yang berupa berkatan jangan diniati yang bukan-bukan, akan
tetapi berniatlah menjamu para tamu dan bersedekah dengan harapan
semoga denganwasilah shadaqah ini, Allah SWT. memberikan keselamatan
kepada segenap anggota keluarga, khususnya janin yang berada dalam
kandungan serta sang suami dan isteri yang sedang mengandung (selameto
ingkang dipun kandut, selameto ingkang ngandut lan selameto ingkang
ngandutaken).
Bagi kita semua pasti sudah sama-sama faham bahwa yang namanya
shadaqah dengan segala macam bentuknya asalkan dengan niat yang ikhlas
dan bahan-bahannya halal, secara umum Rasulullah SAW. sangat
menganjurkannya dan beliau jelaskan pula fadlilahnya, sebagaimana sabda
beliau :
Hadits riwayat Imam Rafi’i :
ئ
: َرواه َالرافعممي َعممن َث ماَبَت َ)الجمماَمع َالصممغير َص.ض ممياَفمرة ِ َمومزمكمماَمة َالمطدار َبَممميم م،لرمك مضل َمش مميء َمزمكمماَدة
ت َال ض
(264
Artinya :
“Setiap sesuatu itu ada alat pencucinya, pencuci untuk rumah/tempat tinggal
adalah menjamu para tamu”. (HR. Imam Rafi’i).1
b. Hadits riwayat Imam Thabarani :
َرواه َالطبراني.سمورء
سسد َمسمبرعميمن َبَماَببَاَ َرممن َال س
صمدقممة َتم م
ال ط
Artinya :
“Besedekah itu bisa menutup tujuh puluh macam pintu keburukan”. (HR.
Imam Thabarani).
c. Hadits riwayat imam Khatib :
َرواه َالخطيب.صمدقممة َتمممنممع َمسمبرعميمن َنممموبعاَ َرممن َالمبملمرء
ال ط
Artinya :
“Bersedekah itu bisa menolak tujuh puluh macam mala petaka/bala’”. (HR.
Imam Khatib)2
2. Walimatul hamli/selamatan tingkepan adalah salah satu wujud tahadduts bin
ni’mah yakni memperlihatkan rasa syukur atas kenikmatan/ kegembiraan
yang dianugerahkan oleh Allah SWT. berupa jabang bayi yang berada dalam
janin yang selama ini menjadi dambaan pasangan suami dan isteri.
س َأممو َيس مسن َص ممنع َالططعمماَرم َوال مطدمعومة َإرلممي مره َرعمن ممد َمك مضل َحمماَرد ر:شمماَفررعيطمة َقممماَلموا
ِ َمس مموادء َمكمماَمن َلرملعم ممر ر،ث َمس ممرموئر ال ط
م م مم م م م م م
َاهم.ك َرمطماَ َذمكرمر ر
لرملرخمتاَرن َأممو َلرملمقمدموم َرممن َال ط
سمفرر َإرملىَ َغمميرر َمذلر م
Artinya :
“Ulama Syafi’iyyah (pengikut madzhab Syafi’i) berpendapat : disunatkan
membuat makanan dan mengundang orang lain untuk makan-makan,
sehubungan dengan datangnya suatu kenikmatan/kegembiraan, baik itu
acara temantenan, khitanan, datang dari bepergian dan lain sebagainya”
Adzan dan Iqamah
Salah satu bentuk pendidikan terhadap anak yang sering dilakukan dalam
tradisi masyarakat kita adalah membacakan adzan dan iqamah ketika anak
tersebut baru saja dilahirkan. Bagaimana hukumnya melakukan hal tersebut?
Apakah pernah diajarkan Rasulullah SAW?
Para ulama sepakat bahwa sunnah hukumnya mengumandangkan adzan dan
iqamah pada saat seorang bayi terlahir ke dunia. Dalam Al-Fiqh al-Islam wa
Adillatuhu, juz I, hal 61 dinyatakan bahwa adzan juga disunnahkan untuk perkara
selain shalat. Di antaranya adalah adzan di telinga anak yang baru dilahirkan.
Seperti halnya sunnnah untuk melakukan iqamah di telinga kirinya. Kesunnahan
ini dapat diketahui dari sabda Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Abi Rafi’ :
غكلُل غغلقرم قرقهيينقةة بققعققييققتققه تغيذبقغح قعينهغ يقيوقم:ب اقضن قرغسيوقل اق ص ققاَقلقعين قسغمقرةق يبقن غجينقد ر
َّق قو يغقسضمىقساَبققعقه قو يغيحلق غ
Dari Samurah bin Jundab dia berkata : Rasulullah bersabda : “Semua anak
bayi tergadaikan dengan aqiqahnya yang pada hari ketujuhnya disembelih hewan
(kambing), diberi nama dan dicukur rambutnya.” [Shahih, Hadits Riwayat Abu
Dawud 2838, Tirmidzi 1552, Nasa’I 7/166, Ibnu Majah 3165, Ahmad 5/7-8, 17-
18, 22, Ad Darimi 2/81, dan lain-lainnya]5
Dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya, dari kakeknya, Rasulullah bersabda :
“Barangsiapa diantara kalian yang ingin menyembelih (kambing) karena
kelahiran bayi maka hendaklah ia lakukan untuk laki-laki dua kambing yang
sama dan untuk perempuan satu kambing.” [Sanadnya Hasan, Hadits Riwayat
Abu Dawud (2843), Nasa’I (7/162-163), Ahmad (2286, 3176) dan Abdur Razaq
(4/330), dan shahihkan oleh al-Hakim (4/238)]8
Dari Fatimah binti Muhammad ketika melahirkan Hasan, dia berkata :
Rasulullah bersabda : “Cukurlah rambutnya dan bersedekahlah dengan perak
kepada orang miskin seberat timbangan rambutnya.” [Sanadnya Hasan, Hadits
riwayat Ahmad (6/390), Thabrani dalam “Mu’jamul Kabir” 1/121/2, dan al-
Baihaqi (9/304) dari Syuraiq dari Abdillah bin Muhammad bin Uqoil]
Dari dalil-dalil yang diterangkan di atas maka dapat diambil hukum-
hukum mengenai seputar aqiqah dan hal ini dicontohkan oleh Rasulullah para
sahabat serta para ulama salafus sholih.[ CITATION Abu04 \l 1033 ]
Tasmiyah
Disunnahkan memberikan nama bayi pada hari ke-7 daripada
kelahirannya, sebagaimana disunnahkan pula memilihkan nama yang
bagus untuknya.
7 Ibnu Abbas
8 Amir bin Syu’aib
“Ibnu ‘Umar berkata: Rasulullahi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Sesungguhnya nama-nama kalian yang paling dicintai oleh Allah adalah
Abdullah dan Abdur Rahman” (HR. Muslim)
Tahnik
Hal yang juga disunnahkan adalah melakukan tahnik pada bayi dengan
kurma,baik bayi laki-laki maupun perempuan. Tahnik adalah menguyah kurma
kemudian memasukkan / mengoleskannya pada hanak (langit-langit mulut) bayi
sehingga ada yang masuk kedalam tenggorokannya. Jika tidak ada kurma, maka
ditahnik dengan makanan lainnya yang manis.
َّصنلى
ا َ م ي َإةملىَّ َمرتسوةل َ ة ا َلبةن َأمةبيِ َمطللمحمة َاللملن م
ِصاَةر ي ت َةبلعلبةد َ ة َ َمذمهلب ت:ِ َمقاَمل،س َلبةن َمماَلةكِك معلن َأممن ة
ِ،ا َمعلمليةه َمومسلنمم َةفيِ َمعمباَمءكِة َميلهمنتأ َمبةعيررا َملته
صنلىَّ َ ت ا َ م ِ َمومرتسوتل َ ة،حيمن َتولةمد ا َمعلمليةه َمومسلنمم َ ة ت
َِ َتثنم َمفمغمر َمفا،ِ َمفأ مللمقاَتهنن َةفيِ َةفيةه َمفملمكتهنن،ت ِِ َمفمناَموللتتته َمتمممرا ك،َ َمنمعلم:ت
َ َ»مهلل َمممعمك َمتلمرر؟ٌ« َمفقتلل ت:مفمقاَمل
َ:ا َمعلمليةه َمومسلنممصنلىَّ َ ت ِ َمفمقاَمل َمرتسوتل َ ة،ظته
ا َ م صةبييِ َميمتلمنم ت ِ َمفمجمعمل َال ن،صةبيِيِ َمفممنجته َةفيِ َةفيةه ال ن
ن
صاَةر َالتلممر« َمومسنماَته َمعلبمد َ ة
ا ل م
ب َالن مل »تح ي
“Anas bin Malik berkata: aku membawa pergi Abdullah bin Abi Thalhah al-
Anshari kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika ia dilahirkan,
sementara Nabi sedang memakai ‘aba’ah memberikan tanda pada ontanya”
kemudian berkata:
ِ َوالدعاَء َلهم،ِ َلتحنيكهم،ب َحمل َالمولود َبعد َولدته َإلىَّ َأهل َالصلحا َوالتقوى
يستح ب
باَلخير َوالبركة.
“Disunnahkan membawa bayi setelah kelahirannya kepada orang shalih dan
bertaqwa (ulama), untuk mentahnik mereka dan mendo’akan kebaikan dan
keberkahan untuk mereka”.
Ulang Tahun
Sebagai akibat semakin jauhnya umat Islam ini dari ajaran agama, maka
banyak perkara yang mereka anggap sebagai masalah yang remeh dan ringan.
Seolah-olah perkara tersebut sebagai hal yang biasa saja dan tidak membahayakan
agama mereka. Di antaranya adalah perayaan ulang tahun yang diselenggarakan
setiap tahunnya. Tidak hanya di kantor atau sekolah, perayaan ulang tahun juga
banyak diselenggarakan di kampung-kampung. Dan lebih menyedihkan lagi,
sebagiannya dibalut dengan acara keagamaan semacam pengajian, syukuran, doa
bersama, dan sebagainya.
Sebagai umat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, hendaklah kita
menjadikan petunjuk beliau sebagai sebaik-baik petunjuk yang berusaha kita
amalkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Berkaitan dengan perayaan ulang
tahun, perayaan tersebut tidak terlepas dari dua kemungkinan berikut ini, yang
apa pun bentuknya, sama-sama terlarang bagi kita untuk melakukannya.
12 HR Muslim no.1718
13 HR Bukhari no.2697 dan Muslim no.1718
Kematian
talqin yasin, tahlil, tawasul, haul, mengirim pahala/sodaqoh untuk mayit, ziarah,
takziah, membaca quran di makam
Talqin Yasin
1. Pengertian Talqin dan Yasin
Menurut bahasa, talqin artinya : mengajar, memahamkan secara lisan.
Sedangkan menurut istilah, talqin adalah : mengajar dan mengingatkan kembali
kepada orang yang sedang naza’ atau kepada mayit yang baru saja dikubur dengan
kalimah kalimah tertentu. Sedangkan surat Yasin dibaca sesuai dengan niat
pembaca. Seperti contoh, saat kita mengharap rezeki Tuhan, meminta sembuh dari
penyakit, menghadap ujian, mencari jodoh, dan lain-lain. Seuai dengan hadist
yang menyebutkan bahwa “Yasin lima quriat lahu”.
2. Hukum Talqin
Orang dewasa atau anak yang sudah mumayyiz yang sedang naza’ (mendekati
kematian) itu sunat ditalqin dengan kalimat syahadat, yakni kalimat laa ilaaha
illallah. Dan sunat pula mentalqin mayit yang baru dikubur, walaupun orang itu
mati syahid,apabila meninggalnya sudah baligh, atau orang gila yang sudah
pernah mukallaf sebelum dia gila.
Firman Allah, seperti keterangan dalam kitab I’anatut Thalibin juz II hal. 140
وتلقيف بففالغ ولففو شففهيدا بعففد تففام دفففن )قفوله وتلقيف بففالغ( وذلففك لقفوله تعففال وذكففر فففإن
[ وأحففوج مففا يكففون العبففد إلف ف التففذكي فف ف هففذه55 : الففذكرى تنفنففع الففؤممني ]الففذاريات
اهف.الالة
يس: صضلىَّ ا قعلقييقه قوقسضلم ققاَقل ضقي ا قعينهغ اقضن قرغسوقل ا ق قعين قسيلقدقناَ قميعققيل بقين يققساَير قر ق
َّب يالْقغيراين لق قيققرغؤقهاَ قرغجةل يغقرييغد اق قوالْضداقر يالققخقرة اقلض قغفققر اغ لْقهغ اقيققرغؤقهاَ قعقلى ققيل غ
اقيلْبققغقو ي, اقيلْقحقكييم, اقيحقميد,َّ قالْنلقساَقئى, اقيبغن قماَقجيه,قميوقتاَغكيم (قرقواهغ اقبغيو قداغويد
, اقيبغن اقبقيىَّ قشييبقية,َى
قوايبغن قحقباَين,َّ اقيلْبقييهقققيى,َّقالْطضيبقرانقيى
Dari sahabat Ma’qal bin Yasar r.a. bahwa Rasulallah s.a.w. bersabda : surat
Yasin adalah pokok dari al-Qur’an, tidak dibaca oleh seseorang yang mengharap
ridha Allah kecuali diampuni dosadosanya. Bacakanlah surat Yasin kepada orang-
orang yang meninggal dunia di antara kalian. (H.R. Abu Dawud, dll)18
Adapun beberapa ulama juga berpendapat seperti Imam Syafi’i yang mengatakan
bahwa
18 HR Abu Dawud
19 Imam Syafi’i
Bahkan Imam Nawawi dalam kitab Majmu’-nya menerangkan bahwa
tidak hanya tahlil dan doa, tetapi juga disunahkan bagi orang yang ziarah kubur
untuk membaca ayat-ayat Al-Qur’an lalu setelahnya diiringi berdoa untuk mayit.
Begitu juga Imam al-Qurthubi memberikan penjelasan bahwa, dalil yang
dijadikan acuan oleh ulama’ kita tentang sampainya pahala kepada mayit adalah
bahwa, Rasulallah saw pernah membelah pelepah kurma untuk ditancapkan di
atas kubur dua sahabatnya sembari bersabda “Semoga ini dapat meringankan
keduanya di alam kubur sebelum pelepah ini menjadi kering”.
Imam al-Qurtubi kemudian berpendapat, jika pelepah kurma saja dapat
meringankan beban si mayit, lalu bagaimanakah dengan bacaan-bacaan al-Qur’an
dari sanak saudara dan teman-temannya Tentu saja bacaan-bacaan al-Qur’an dan
lainlainnyaakan lebih bermanfaat bagi si mayit.
Abul Walid Ibnu Rusyd juga mengatakan:
صقل لْقيلقميل ق
ت اقيجغرهغ ب قققرأتققه لْقيلقميل ق
ت قجاَقز ذالْق ق
ك قوقح ق قوقان ققرأق الْضرغجغل قواقيهقدىَ ثقوا ق
Seseorang yang membaca ayat al-Qur’an dan menghadiahkan pahalanya kepada
mayit, maka pahala tersebut bisa sampai kepada mayit tersebut.20
Tawasul
1. Pengertian Tawasul
Kunci kebahagiaan hidup di dunia ada empat, salah satunya adalah tawasul.
Demikian disampaikan KH Wazir Ali, Wakil Rais Syuriyah Pengurus Cabang
Nahdlatul Ulama (PCNU) Jombang, Jawa Timur, dalam kegiatan Lailatul Ijtima’
PCNU Jombang di MWCNU Tembelang, Kamis (15/09/2016).
Kunci kebahagiaan hidup yang lain adalah iman, taqwa dan, jihad fi sabilihi.
Ketiganya sudah disampaikan dalam kegiatan Lailatul Ijtima’ sebelumnya di
beberapa MWCNU di Jombang.
Dalam kegiatan yang diselenggarakan di Masjid al Amanah Ngledok,
Mojokrapak, Tembelang tersebut, Kiai Wazir menyampaikan definisi dan macam-
macam tawasul.
Mengacu pada surat al Maidah ayat 35:
22 Kiai Wazir
sampai di Syi’ib (tempat makam mereka), Rasulullah agak keras berucap:
Assalâmu’alaikum bimâ shabartum fani’ma uqbâ ad-dâr. (Semoga kalian
selalu mendapat kesejahteraan ats kesabaran yang telah kalian lakukan.
Sungguh akhirat adalah tempat yang paling nikmat). Abu Bakar, Umar dan
Utsman juga malakukan hal yang serupa. (Dalam Najh al-Balâghah, hlm.
394-396)
Para ulama menyatakan, peringatan haul tidak dilarang oleh agama,
bahkan dianjurkan. Ibnu Hajar dalam Fatâwa al-Kubrâ Juz II hlm. 18
menjelaskan, para sahabat dan ulama tidak ada yang melarang peringatan
haul sepanjang tidak ada yang meratapi mayyit atau ahli kubur sambil
menangis. Peringatan haul sedianya diisi dengan menuturkan biorafi
orang-orang yang alim dan saleh guna mendorong orang lain untuk meniru
perbuatan mereka
Peringatan haul yang diadakan secara bersama-sama menjadi penting bagi
umat Islam untuk bersilaturrahim satu sama-lain; berdoa sembari
memantapkan diri untuk menyontoh segala teladan dari para pendahulu;
juga menjadi forum penting untuk menyampaikan nasihat-nasihat
keagamaan. (A. Khoirul Anam)23
*Kutipan hadits dan qoul ulama dalam tulisan ini diambil dari buku "Tradisi
Orang-Orang NU" yang ditulis oleh H. Munawwir Abdul Fattah yang telah
ditashhih oleh KH. A. Muhith Abdul Fattah, KH Maghfoer Utsman, dan KH.
Masdar Farid Mas’udi, Diterbitkan oleh Pustaka Pesantren, Yogyakarta: 2006.
Mengirim pahala untuk mayit
1. Beberapa pendapat ulama tentang mengirim pahala untuk mayit.
Bersedekah atas nama orang yang sudah meninggal merupakan perbuatan
disyariatkan, baik berupa harta maupun doa. Penegasan tersebut
disampaikan Kiai Imam Murtadlo Sayuthi, pengasuh Pesantren
Assiddiqiyah 11, Labuhan Jaya, Gunung Labuhan, Way Kanan, Lampung,
Kamis (9/6).
"Bersedekah untuk orang yang sudah meninggal dunia itu boleh dan
alasannya jelas," kata Kiai Imam menanggapi bolehkah sedekah pohon
atas nama orang yang sudah meninggal dunia.
2. Penjelasan dari beberapa hadist
Hadits Riwayat Baihaqi menjelaskan, tidak ada mayit di dalam kuburan,
kecuali seperti orang yang tenggelam dan meminta pertolongan. Mereka
menunggu kiriman doa dari ayah, ibu, saudara, dan teman temannya. Bila
doa itu sampai kepadanya, maka mereka lebih senang atas doa tersebut
daripada dunia seisinya. Dan sesungguhnya Allah memasukkan doa-doa
yang dikirimkan oleh orang hidup kepada penduduk kubur itu dikemas
َ وتخرك الْتبسخم فخإنه،َ وقلخة الْحخديث،َ وإظهخاَر الْحخزن، خفخض الْجنخاَح:آداب الْمعيزي
يورث الْحقد.
Artinya: “Adab orang bertakziyah, yakni menghindari sebanyak mungkin
hal-hal yang tidak pantas atau tabu, menampakkan rasa duka, tidak banyak
berbicara, tidak mengumbar senyum sebab bisa menimbulkan rasa tidak
suka.”25
2. 4 Adab orang bertakziyah sebagai berikut:
1. menghindari sebanyak mungkin hal-hal yang tidak pantas atau tabu.
Bertakziyah sudah pasti berbeda dengan menghadiri pesta perkawinan.
Oleh karena itu cara kita berpakaian dalam bertakziyah tidak
sebaiknya disamakan dengan cara kita menghadiri pesta perkawinan
yang cenderung glamor. Demikian pula cara kita bersolek atau
berdandan juga tidak sebaiknya terlalu menor atau memakai parfum
yang terlalu kuat baunya. Suasana takziyah adalah suasana berkabung
dan bukan suasana bersuka cita. Hendaknya cara kita berpakaian dan
berdandan sewajarnya saja dengan tetap menjunjung tinggi asas
kepatutan dan kesopanan.
2. menampakkan rasa duka. Setiap kematian seseorang pasti
menimbulkan perasaan duka yang mendalam terutama bagi keluarga
atau kerabat dekat yang ditinggalkannya. Oleh karena itu orang yang
bertakziyah dianjurkan untuk ikut merasakan rasa duka itu dengan
menampakkan wajah duka sambil mengucapkan secara tulus rasa bela
sungkawa. Sangat baik apabila ungkapan bela sungkawa itu diikuti
24 HR Muslim
25 Imam Al-Ghazali
dengan doa semoga tabah dan sabar menerima musibah yang memang
sudah merupakan suratan takdir dari Allah SWT.
3. tidak banyak berbicara. Dalam suasana duka, orang yang sedang
tertimpa musibah kematian, biasanya cenderung diam dan tidak ingin
diajak berbicara lama-lama. Oleh karena itu orang yang bertakziyah
jika ingin mengajak berbicara kepada pihak yang sedang berduka
cukup seperlunya saja. Demikian pula di antara orang-orang-orang
yang bertakziyah (muazziyin dan muazziyat) sebaiknya kalau
berbicara satu sama lain cukup seperlunya dan pelan agar tidak
menimbulkan suasana berisik. Apa lagi tertawa terbahak-bahak,
sungguh hal ini tidak baik dan tidak etis dari sudut mana pun.
4. tidak mengumbar senyum sebab bisa menimbulkan rasa tidak suka.
Poin keempat ini memiliki kaitan erat dengan poin-poin sebelumnya,
yakni tidak mendukung ketiganya. Oleh karena itu meskipun dalam
keadaan normal senyum termasuk sedekah, tetapi dalam konteks
takziyah para muazziyin dan muazziyat sebaiknya bisa menahan diri
untuk tidak mengumbar senyum. Tentu saja senyum dalam batas-batas
yang wajar masih bisa ditolerir. Intinya adalah senyum memiliki
makna kegembiaraan yang dalam konteks takziyah tidak baik
khususnya jika ditujukan kepada pihak yang sedang berduka sebab hal
ini sama saja tidak menghormati perasaannya.
Keempat adab tersebut hendaknya menjadi pedoman bagi umat Islam
dalam bertakziyah kepada orang lain, baik orang tersebut masih kerabat dekat,
tetangga, atau sekedar teman.
Hal yang harus selalu diingat adalah bahwa takziyah identik dengan ikut
berduka. Oleh karena itu jika bermaksud membawa anak-anak yang masih kecil
dan suka rewel atau sulit diatur seperti suka teriak-teriak, dan sebagainya,
hendaknya dipetimbangkan terlebih dahulu masak-masak sebab hal itu bisa
menimbulkan suasana lain yang tidak mendukung suasana duka tersebut. Dalam
tradisi masyakarat Jawa anak-anak tidak sebaiknya diajak serta bertakziyah
kecuali memang sangat terpaksa.
Memaca Al-Quran di makam.
1. Memaca Al-Quran di makam menurut ulama ahli fiqih.
Agama Islam menganjurkan untuk saling mendoakan sesama muslim,
walaupun terhadap muslim yang telah meninggal dunia. Ini
membuktikan bahwa persaudaraan antara muslim itu bersifat abadi,
tidak hanya ketika hidup di dunia saja tetapi juga ketika salah satu
diantara mereka telah meninggal. Bahkan persaudaraan itu akan
berlanjut kelak di akhirat.
Ulama ahli fiqih bersepakat, bahwa amalan orang yang masih hidup
yang diperuntukkan kepada yang telah meninggal berpahala sama.
Amalan itu tidak hanya sebatas doa, tetapi juga amalan-amalan lain
yang bermanfaat bagi yang telah meninggal dunia. Seperti sedekah,
membaca al-Qur’an, dan membayarkan qadha puasa.
Dalam kitab Hujjah Ahlus Sunnah wal Jama’ah dijelaskan ada dua
pendapat mengenai hukum membaca al-Qur’an di kuburan. Madzhab
Malikiyah menganggap hal itu makruh. Sedangkan mayoritas ulama
mutaakhkhirin memperbolehkannya. Dan pendapat terakhir inilah
yang berlaku di kalangan kaum muslimin sekarang.
Jika kita mau memperhatikan hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Ali
bin Abi Thalib dari Nabi Muhammad saw. Sesungguhnya beliau telah
bersabda: “barang siapa yang melewati kuburan dan membaca surat al-
fatihah sebelas kali, kemudian menghadiahkan pahalanya kepada
orang yang telah meninggal, maka diberikan kepadanya pahal dengan
hitungan orang yang telah meninggal tadi”.
Mudah-mudahan makalah yang saya buat bermanfaat bagi pembaca dan apabila
ada salah kata maupun tulisan yang kurang berkenan saya haturkan mohon maaf.
Dafar Pustaka
Anon., 2017. Fiqh Dlahaya. [Online]
Available at: http://www.almuttaqienbalikpapan.com
[Accessed 16 4 2019].
Mar’i, A. M. ‘. b., 2004. Kurban & Aqiqah. [Online]
Available at: https://almanhaj.or.id
[Accessed 16 4 2019].