Anda di halaman 1dari 18

 Pembaharuan dalam Islam, -istilah lainnya

pemurnian, modernisasi, aliran salaf, gerakan


kaum muda-, memiliki banya bentuk, berbagai
penyebab, dan tempat serta waktu yang
berbeda-beda. Pembaharuan bisa dalam bentuk
pemurnian dalam arti mengembalikan faham dan
praktek agama kepada dua sumber aslinya yaitu
Al-Qur’an dan Sunnah Nabi dengan meninggalkan
pertengkaran mazhab dan bid’ah yang disisipkan
orang ke dalamnya
 700-an (Kompas, navigasi, ensiklopedi geografi,
kalender, peta dunia)
 735 (Khalifah Abu Ja’far Abdullah Al-Manshur
mempekerjakan para penerjemah yang
menerjemahkan buku-buku kedokteran, ilmu pasti,
dan filsafat dari bahasa Yunani, Parsi dan Sanskrit,
di antaranya terdapat Bakhtaisyu Kabir alias
Bakhtaisyu ibnu Jurijs ibnu Bakhtaisyu, Al- Fadzj ibnu
Naubakht dan anaknya Abu Sahl Tiamdz ibnu Al-
Fadzl ibnu Naubakht, serta Abdullah ibnu Al-
Muqaffa.)
 740 (menemukan sebuah alat yang mirip arloji sebagai penanda
waktu yang akurat)
 750 – 1258 (Kekuasaan Daulah Abbasiah di Baghdad (Irak) )
 800 (Ibn Firnas, seorang penemu Muslim Spanyol, tercatat sebagai
orang yang pertama membangun dan menguji sebuah pesawat
terbang)
 813 (Pada masa kekuasaan Khalifah Al-Maimun ibnu Harun Al-
Rasyid didirikan Daru Al-Hikmah atau Akademi Ilmu Pengetahuan
pertama di dunia, yang terdiri dari perpustakaan, pusat
pemerintahan, observatorium bintang, dan universitas (Daru Al-
Ulum)
 850 (Ahli kimia Islam menghasilkan kerosin)
 900 (Pabrik kertas muncul di Mesir, kemudian di Maroko tahun 1100
M, dan di Spanyol tahun 1150 M yang sudah berhasil membuat
kertas putih dan berwarna)
 1050-1400 ( teori – teori fisika dan matematika banyak ditemukan
contohnya bilangan negatif, logaritma dan keseimbangan
hidrostatistika
 Kemundruan umat Islam dalam peradabannya
terjadi pada sekitar tahun 1250 s/d tahun 1500 M.
Kemunduran itu terjadi pada semua bidang
terutama dalam bidang Pendidikan Islam. Di
dalam Pendidikan Islam, kemunduran itu oleh
sebagai diyakini karena berasal dari
berkembangnya secara meluas pola pemikiran
tradisional
 Kelemahan umat islam tersebut disebabkan oleh faktor-
faktor berikut:
 Umat islam kurang menjalankan akidah islam yang luas.
 Umat islam kurang melaksanakan hukum Allah.
 Umat islam kurang menerapkan amar ma’ruf nahi mungkar.
 Umat islam kurang menjalankan jihad.
 Umat islam telah terjebak dalam perbedaan-perbedaan
internal ketamakanduniawi.
 Umat islam terlalu santai dan kurang memperhatikan
kepentingan umat.
 Umat islam terpengaruh arus pemikiran barat yang merusak.
Umat islam mengalami perpecahan dan pertikaian.
 Upaya keras non Islam dalam mengalahkan umat islam.
a) Krisis dalam Bidang Sosial Politik
Awalnya adalah rapuhnya penghayatan ajaran Islam,
terutama yang terjadi dikalangan para penguasa. Bagi mereka
ajaran Islam hanya sekedar diamalkan dari segi formalitasnya
belaka, bukan lagi dihayati dan diamalkan sampai kepada
hakekat dan ruhnya. Pada masa itu ajaran Islam dapat
diibaratkan bagaikan pakaian, dimana kalau dikehendaki baru
dikenakan, akan tetapi kalau tidak diperlukan ia bisa
digantungkan. Akibatnya para pengendali pemerintahan
memarjinalisasikan agama dalam kehidupannya, yang
mengakibatkan munculnya penyakit rohani yang sangat
menjijikkan seperti keserakahan dan tamak terhadap
kekuasaan dan kehidupan duniawi, dengki dan iri terhadap
kehidupan orang lain yang kebetulan sedang sukses. Akibat
yang lebih jauh lagi adalah muncullah nafsu untuk berebut
kekuasaan tanpa disertai etika sama sekali. Kepada bawahan
diperas dan diinjak, sementara terhadap atasan berlaku
menjilat dan memuji berlebihan menjadi hiasan
b) Krisis dalam Bidang Keagamaan
Krisis ini berpangkal dari suatu pendirian
sementara ulama jumud (konservatif) yang
menyatakan bahwa pintu ijtihad telah tertutup.
Untuk menghadapi berbagai permasalahan
kehidupan umat Islam cukup mengikuti pendapat
dari para imam mazhab. Dengan adanya
pendirian tersebut mengakibatkan lahirnya sikap
memutlakkan semua pendapat imam-imam
mujtahid, padahal pada hakekatnya imam-imam
tersebut masih tetap manusia biasa yang tak lepas
dari kesalahan.
c) Krisis bidang Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan
Krisis ini sesungguhnya hanya sekedar akibat dari adanya
krisis dalam bidang sosial politik dan bidang keagamaan.
Pusat-pusat ilmu pengetahuan baik yang berupa
perpustakaan maupun lembaga-lembaga pendidikan
diporak-porandakan dan dibakar sampai punah tak
berbekas. Akibatnya adalah dunia pendidikan tidak
mendapatkan ruang gerak yang memadai. Lembaga-
lembaga pendidikan tinggi yang ada sama sekali tidak
memberikan ruang gerak kepada para mahasiswanya untuk
melakukan penelitian dan pengembangan ilmu. Kebebasan
mimbar dan kebebasan akademik yang menjadi ruh atau
jantungnya pengembangan ilmu pengetahuan Islam satu
persatu surut dan sirna. Cordova dan Baghdad yang semula
menjadi lambang pusat peradaban dan ilmu pengetahuan
beralih ke kota-kota besar Eropa.
Ketika kondisi masyarakat yang rapuh dan
terjebak dalam kondisi yang serba lemah tersebut,
lahirlah sebuah angin pembaharuan yang
memberi perubahan besar dalam tubuh Islam
hingga akhir sekarang ini.
Muhammad bin Abdul wahab (115 H/1703-
1972M) menggemakan suara pembaharuannya di
daerah Najad, sebuah negri yang masih murni
dalam menjalankan syariat agama Islam.
Setelah pengaruhnya kuat di Najad ia pun pergi
ke Hajaz dan melakukan pemurnian pemurnian
Mekkah yang pada saat itu pun terancuni akidah
dan syariahnya. Di bawah pimpinannya ia
melakukan pemberangusan besar-besaran dan
membuahkan hasil dengan jatuhnya Hajaz yang
ada pada kepemimpinan Syarif Hussain Maka dari
situlah semua ajarannya diterapkan dan menjadi
aliran resmi pada kekuasan Su’ud. Penerapan
hukum secara konsekwen dan murni diberlakukan
sehingga walaupun pemerintahan ini keras namun
keadilan dan kebijaksanaan dapat diterapkan di
negri ini
 Setiap Mujadid harus selalu melakukan pengamatan-
pengamatan atas kekeliruan yang ada dan memperbaiki
dengan cepat setiap macam penyimpangan-
penyimpangan yang dilakukan kaum Muslimin.
 Seorang Mujadid harus mampu merencanakan dan
merumuskan program yang tepat untuk kebangkitan
peradaban Islam
 Mujadid mampu melakukan penafsiran yang teliti
atas segala fenomena yang terjadi dalam
masyarakat.
 Berusaha membangkitkan revolusi intelektual
Muslim. Sebab corak kemajuan dunia diilhami
dengan buah fikiran kaum cendikiawan.
 Memberikan bentuk ide praktis pembaharuan
yang dapat dipahami oleh masyarakat luas.
 Selalu melakukan ijtihad yang menyeluruh yang
berlandaskan ajaran-ajaran agama, pada bidang
hukum, kebudayaan, dan perubahan sosial yang
terjadi.
 Mampu membela dan mempertahankan Islam
dari permasalahan kebudayan dan ancaman
berbagai pihak yang ingin menghancurkan
eksistensi agama Islam.
 Menyuburkan kembali pola-pola hidup Islami pada
seluruh aspek kehidupan. Sebab sistem yang
dipakai Islam terbukti telah mampu menjawab
semua tantangan dari masa ke masa.
 Mujadid mampu menciptakan perubahan secara
mendunia. Seorang pembaharu tidak boleh lekas
puas dengan keberhasilan hanya terbatas pada
daerahnya saja, sebab keberhasilan
pembaharuan belumlah selesai sebelum seluruh
pelosok negeri merasakan pembaharuan tersebut
Kehidupan beragama, meliputi:
a. Penyuburan akidah umat Islam secara
berkesinambungan
b. Menegakan tasamuh (toleransi) agama Islam
yang tinggi
c. Menyelaraskan Akidah dan kemasyarakatan
d. Menjadikan agama sebagai usaha memperbaiki
dirie. Memberikan kebebasan pada semua orang
kebebasan berakidah.
 Akhlak, mencakup di dalamnya:
a. Pembentukan masyarakat yang Humanis
b. Tata sosial masyarakat yang Islami (solideritas
Muslim)
 Ilmu pengetahuan dan pengembangan wawasan
keIslaman
 Kebudayaan dan Kesenian
 Ekonomi, Sosial, Politik
 Hasan Al-banna (Perintis Negara Islam Modern)
 Jamaluddin al-afghani (Jiwa Rainesans Umat)
 Muhammad Abduh (Sang Modernis yang Tradisional)
Kontribusi pembaharuan pemikiran abduh paling
menonjol dan menjadi fokus gerakanya meliputi dua bidang
yaitu teologi dan hukum, dua aspek ini yang dianggapnya
vital yang telah di lupakan oleh umat islam sehingga benih
kemunduran di setiap kehidupan tidak dapat dihindari.
 Muhammad Iqbal (Filosof Agung dari Timur)
 Sayyid Amir Ali (Pemikir-Sejarawan Muslim Modern)

Anda mungkin juga menyukai