Anda di halaman 1dari 8

ANALISA FILM SANG PENCERAH

Disusun untuk memperoleh nilai mata kuliah Kemuhammadiyahan yang di ampu oleh:

Bapak Ainul

Disusun Oleh :
Merdeka Sukmana Putri 2017717004

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2017
I RINGKASAN FILM SANG PENCERAH

Sang Pencerah adalah film drama tahun 2010 yang disutradarai oleh Hanung
Bramantyo berdasarkan kisah nyata tentang pendiri Muhammadiyah, Ahmad Dahlan. Sang
Pencerah ini mengambil setting pada tahun 1800an dan di bintangi oleh Lukman Sardi
(pemeran KH Ahmad Dahlan), Zaskia Adya Mecca (Nyai Ahmad Dahlan), Ikranegara (Kyai
Abu Bakar), Sujiwo Tejo, Giring (KH Sudja, murid KH Ahmad Dahlan) dan sejumlah artis
pendukung lain seperti Ikranegara hingga Joshua Suherman yang berperan sebagai tokoh
Hisyam muda.

Beberapa budayawan juga terlibat semisal Sitok Srengenge, Bambang Paningron dan
Bondan Nusantara. Sepulang dari Mekah, Darwis muda mengubah namanya menjadi Ahmad
Dahlan. Seorang pemuda usia 21 tahun yang gelisah atas pelaksanaan syariat Islam yang
melenceng ke arah sesat, Syirik dan Bid'ah.

Di dalam film sang pencerah menceritakan tentang penjalanan hidup kyai Ahmad
Dahlan yang lebih dikenal sebagai pendiri dari Muhammadiyah. Kisah berfokus pada sejarah
hidup pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan, sejak lahir hingga mendirikan
Muhammadiyah pada 12 November 1912. Ia, beserta 5 muridnya (Sudjak, Fachrudin,
Hisyam, Syarkawi, Abdul Ghani). Diceritakan pada masa itu masyarakat Yogyakarta
khususnya sekitar kraton yogyakarta masih percaya dengan hal-hal yang berbau ghoib

Hal itu disebabkan karena masih kentalnya kultur kebudayaan yang dibawa oleh nenek
moyang mereka. Kepercayaan animisme dan dinamisme masih hangat terasa pada kehidupan
masyarakat daerah itu. Meskipun mereka telah menganut agama islam namun agama islam
yang mereka anut berakulturasi dengan kepercayaan animisme dan dinamisme. Hal itu
ditunjukan dengan masih banyaknya masyarakat yang masih melestarikan tradisi kepercayaan
animisme dan dinamisme seperti memberi sesaji pada pohon-pohon yang besar dan
menyembah barang-barang yang dianggap keramat. Sebagian besar mereka masih
beranggapan dengan memberikan sesaji diharapkan hasil panen mereka akan melimpah, jauh
dari bahaya malapetaka dan rizeki akan datang dengan mudah serta melimpah.
Tradisi dan kultural tersebut seperti sudah mendarah daging dan membudaya di
masyarakat sehingga sangat susah untuk dihilangkan. Padahal cara yang dianut masyarakat
tersebut merupakan hal yang sangat menyalahi kaidah dalam agama, menyimpang dari agama
terutama dalam agama islam.
Dalam islam orang yang menyembah selain Tuhan YME dianggap musyrik. Islam
selalu mengajarkan umatnya untuk menyembah dan percaya pada satu kepercayaan yang
dianut yaitu percaya pada Tuhan YME yang menciptakan alam semesta beserta isinya. Semua
anugerah kenikmatan seperti kesehatan, jabatan dan kekayaan merupakan pemberian Tuhan
semata. Selain masalah diatas hubungan antar masyarakat kelas atas dan masyarakat kelas
bawah hidup dalam ketimpangan, dimana terjadi ketimpangan masyarakat kelas bawah yang
selalu mengagungkan masyarakat kelas atas, mereka menganggap kelas atas adalah pemimpin
yang harus selalu dihargai, dihormati, disembah dan di agung-agungkan seperti yang dilakukan
masyarakat terhadap seorang kyai atau orang yang memiliki kedudukan yang berpengaruh
tinggi dalam suatu daerah tersebut padahal belum tentu semua yang dilakukan benar.
Hal itu terlihat jelas dari masyarakat yang harus merangkak dan bersujud saat seorang
kyai datang. Permasalah-permasalahan seperti ini yang membuat seorang pemuda tergugah
hatinya. Pemuda tersebut bernama Muhammad Darwis. Seorang pemuda yang menyadari
adanya pelaksanaan syariat islam yang melenceng dari ketentuan bahkan terbilang menuju
kesesatan. Bermodal dari kegelisahan dan rasa prihatin terhadap keadaan masyarakat sekitar
yang masih percaya dengan hal-hal yang berbau ghoib. Secara tidak langsung mereka telah
menyekutukan Tuhan YME. Mereka telah melakukan serangkaian kegiatan yang bisa
dikatakan musyrik. Darwis pun memutuskan untuk pergi haji ke mekah dan munutut ilmu di
Mesir untuk memperdalam ilmu islam dan mencari kebenaran tentang syariat islam yang benar
itu yang seperti apa.
Setelah bertahun-tahun menimba ilmu di negeri orang dan merasa bekal ilmu yang di
dapat sudah dinggap cukup Darwispun memutuskan untuk kembali ke daerah asalnya
Yogyakarta.
Bekal ilmu agama yang didapatkan diharapkan dapat bermanfaat untuk meluruskan
tentang kaidah dan syariat dalam islam didaerahnya karena telah melenceng kearah sesat,
selain itu Darwis juga mendapat gelar nama Ahmad Dahlan, nama tersebut diberikan oleh
gurunya. Sesampainya di stasiun dia disambut dengan gembira oleh keluarganya. Selang
beberapa waktu akhirnya dia menikah dengan Siti Walidah. Masyarakat menerima kehadiran
kyai Ahmad Dahlan dengan baik. Sepeninggalan ayahnya beliau diangkat sebagai khotib
masjid besar yang ada disekitar Kraton Kesultanan Yogyakarta.
Ahmad Dahlan memulai pergerakannya dengan mengubah arah kiblat Masjid
Kauman. Melalui pengetahuan geografi yang dimilikinya, Ahmad Dahlan menyadari bahwa
arah kiblat tidak lurus ke arah barat. Hal itu menyebabkan terjadinya kekacauan di dalam
masjid karena ada sebagian jemaah yang mengikuti sholat dari Ahmad Dahlan dan ada pula
yang masih sholat dengan lurus mengarah kiblat. Keadaan ini sontak saja menjadi
pembicaraan para sesepuh. Melihat kekacauan yang ada semakin tak terkontrol akhirnya para
sesepuhpun mengadakan pertemuan dengan mengundang antara lain semua pengurus masjid
dan orang-orang yang memiliki pengaruh besar dalam masjid untuk membicarakan mengenai
perubahan arah kiblat namun bukanya mufakat yang didapat justru terjadi debat pendapat
antar para sesepuh masjid dalem kraton yang bersikeras menolak pernyataan Ahmad Dahlan
mengeanai pemindahan kiblat. Mereka bersikeras tetap menganggap pendapat yang
dikemukakan Ahmad Dahlan tersebut salah, mereka malah menuduh Ahmad Dahlan kafir
percaya pada setan.
Mereka juga menganggap peta yang Ahmad Dahlan bahwa itu buatan orang kafir. Sikap
Ahmad Dahlan yang tetap pada pendiriannya memicu kemarahan Kyai Penghulu
Kamaludiningrat yang merupakan kyai penjaga tradisi. Akibatnya, surau milik Ahmad Dahlan
kemudian dirobohkan karena dituding menyebarkan aliran sesat.
Perjuangan Ahmad Dahlan semakin berat dan banyak tantangan karena surau milik
Ahmad Dahlan telah dibakar habis. Beliau akhirnya memutuskan untuk meninggalkan
Yogyakarta bersama istri dan anaknya. Namun niat beliau di halang-halangi oleh kakaknya,
bahkan kakaknya bersedia untuk membangun kembali surau yang telah dihancurkan. Setelah
diberi nasehat oleh kakaknya beliaupun bersedia untuk kembali untuk mengajar murid-
muridnya karena mereka masih sangat membutuhkan beliau.
Selain itu menghidar bukan cara yang tepat untuk menyelesaikan masalah yang ada.
Mushola yang telah dibangun diberi nama Ahmad Dahlan yang letaknya didekat rumahnya.
Semakin hari semakin banyak murid yang datang belajar mengaji di mushola. Metode
pembelajaran yang diberikan juga terkesan unik lain dari yang lain. Beliau mengajar melalui
musik biola yang didapat dari pedagang saat perjalanan kembali ke Yogyakarta. Untuk
meredam konflik yang semakin memanas sultanpun membiayai Ahmad Dahlan untuk pergi
berangkat haji kembali. Sepulanganya dari mekkah aktifitas lain yang dilakukan Ahmad
Dahlan, yaitu membuka sekolah yang menggunakan kursi seperti di sekolah belanda.
Beliau mengajar dengan benar sesuai kaidah islam, beliau juga mengajarkan kepada
murid-muridnya bahwa agama bukan untuk dihafal tetapi dimengerti dan diingat, sampai suatu
saat kyai bergabung dengan para golongan penggerak Budi Utomo yang hal tersebut ditentang
oleh murid-muridnya karena dianggap golongan tersebut merupakan para kafir, murid kyai
menganggap tidak pantas kyai bergabung dengan kelompok tersebut karena Ahmad Dahlam
seorang kyai sedangkan mereka suka minum-minuman keras, mabuk dan sebagainya.Selain
itu, tuduhan Kyai Kejawen juga dilemparkan kepadanya karena Ahmad Dahlan dekat dengan
cendikiawan Jawa di Boedi Oetomo.
Beliaupun menjelaskan kepada muridnya bahwa bergabungnya berliau dengan Boedi
Oetomo semata-mata dengan tujuan hanya untuk belajar tentang bagaimana cara berorganisasi
dan mengenai managemen serta bersosialisasi dalam suatu kelompok dengan baik, dengan cara
menjadi salah satu dari anggota kelompok tersebut dan dengan mengikuti pertemuan-
pertemuan dari itulah beliau belajar. Agar beliau tidak saja dapat mengetahui tentang ajaran
agama islam saja tetapi dapat mengetahui tentang ilmu yang lain tanpa keluar dari syariat islam
bahwa perlunya pengetahuan tanpa mengabaikan ajaran islam agar masyarakat tidak menjadi
terbelakang tentang pengetahuan yang ada. Pada dasarnya apa yang dipikirkan berliau
bertujuan baik bagi perkembangan islam yang ada di yogyakarta. Berliau hanya ingin
menambah wawasan dengan bergabung pada kelompok Boedi Oetomo.
Namun niat baik seseorang belum tentu baik pula dimata orang lain.
Banyak orang yang tidak sependapat dengan berliau bahkan menentang. Hal itu justru
dijadikan pacuan berliau untuk bisa terus maju kedepan meski banyak kerikil tajam yang
menghalangi. Kata putus asa tak pernah terlitas dipikiranya. Selain itu semua yang dilakukan
hanya untuk mempermudah umatnya dalam menerima ilmu. Melalui metode pembelajaran
yang baru diharapkan agar umatnya dapat menerima ilmu yang di ajarkan dapat diserap
dengan mudah serta tidak membuat bosan dan jenuh. Selama itu tak keluar dari syariat islam.
Bukan perjuangan namanya jika tak membutuhkan kerja keras.
Semua penolakan dan tuduhan tersebut tidak membuat Ahmad Dahlan mundur.
Dengan didampingi istrinya –Siti Walidah – dan dukungan lima orang murid setianya
— Fahrudin , Sudja , Sangidu , Hisyam dan Dirjo Ahmad Dahlan membentuk organisasi
Muhammadiyah dengan tujuan untuk mendidik umat Islam yang saat itu berbaur dengan mistik
kejawen agar berpikiran maju sesuai dengan perkembangan zaman. Melihat kultural
masyarakat Yogyakarta yang masih kental, Ahmad Dahlanpun menggabungkan konsep
kebudayaan dengan agama. Dakwah yang dilakukan mengunakan wayang sebagai media
dawah. Berliau berfikir wayang dapat digunakan sebagai media dakwah karena orang pada
zaman dahulu telah mengenal wayang sehingga akan lebih mudah jika sosialisasi mengenai
syariat agama islam akan mudah dipahami dah diserap oleh pemikiran masyarakat
menggunakan wayang sebagai medianya.
Di samping itu cara ini dianggap tidak akan membuat masyarakat menjadi jenuh dan
bosan menerima ilmu yang mereka pelajari. Wayang sejak dahulu memang media dakwah yang
efektif karena agama islam masuk juga menggunakan media dakwah pertunjukan wayang.
Cerita-ceritanya juga kebanyakan masyarakat menyukainya. Agama islam memang telah
masuk lama dalam masyarakat dan sebagian besar mereka menganut agama islam namun
kultur masyarakat masih saja ada.
Kebudayaan masyarakat jaman dahulu yang menyembah hal-hal yang gaib dan
menyembah berhala, menganggap pohon besar keramat, melakukan sesaji sampai sekarang ini
masyarakat Yogyakarta masih melakukan sesaji untuk terhindar dari bencana seperti sesaji
untuk gunung merapi dan sedekah laut agar diberi keselamatan yang hal tersebut sudah menjadi
tradisi bagi setiap warga Yogyakarta sampai sekarang justru berbaur terakulturasi dengan
ajaran islam, namun walaupun demikian tidak menghilangkan ajaran agama islam yang
dianutnya. Selain menyiarkan agama islam secara tidak langsung juga melestarikan kebudayan
nenek moyang.
Sedikit demi sedikit usaha yang dilakukan oleh kyai Ahmad Dahlan telah membawa
banyak perubahan. Sebagian masyarakat telah sadar kalau memberi sesaji dan mempercayai
hal-hal yang berbau ghoib merupakan kegitan musyrik yang sangat bertentangan dengan agama
islam. Hal itu sama saja menyekutukan Tuhan YME yang merupakan satu-satunya penguasa
jagad ini. Tuhan yang mencipatakan alam ini beserta isinya. Masyarakat mulai sadar betapa
petingnya agama sebagai pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari.
Agamalah yang mampu menuntun orang membedakan mana yang baik mana yang
buruk,mana yang benar dan mana yang salah. Agama dan budaya saling berkaitan dan saling
mempengaruhi. Melalui proses sosial dan interaksi yang ada kebudayaan telah menjadi media
penyampaian ajaran agama yang efektif karena pada kehidupan masyarakat, masyarakat tidak
dapat dipisahkan dengan agama ataupun budaya, keduanya saling mempengaruhi dan berperan
penting dalam akses kehidupan masyarakat sehari-hari karena fungsi dari kebudayaan itu
sendiri untuk memelihara keseimbangan dan keteraturan dalam masyarakat. Selain itu
lingkunganpun sangat berperan penting dalam pembentukan karakter dan kepribadian masing-
masing masyarakat.
Secara tidak langsung agama telah menyatukan kultur budaya yang ada didalam
masyarakat sehingga terjadi keharmonisan hubungan antar umat beragama terutama sesama
umat islam, perselisihan yang terjadi dapat diredam seperti yang terjadi antara kyai masjid
besar dengan Ahmad Dahlan yang mengenai ajaran islam, permasalahanpun dapat
terselesaikan dengan baik tanpa adanya pergolakan dan tanpa ada yang merasa dirugikan
karena kerukunan antar sesama umat beragama merupakan salah satu hal yang diajarkan dalam
agama islam. Sebenarnya yang dibutuhkan yaitu rasa saling menghormati dan menghargai satu
sama lain itu merupkan hal yang terpeting dalam menciptakan suasana yang rukun tanpa
adanya sikap fanatisme yang justru akan menimbulkan konflik yang pada akhirnya justru
memicu adanya perpecahan yang terjadi. Keadaan ini justru akan sangat merugikan.
Permasalahan–permasalahan yang ada diatas tidak perlu terjadi jika mereka mau
menerima suatu perubahan selama itu merupakan perubahan menuju arah yang lebih baik dan
tidak merugikan diantara kedua belah pihak. Semuanya itu seharusnya dijadiakan sebuah
inovasi untuk menambah wawasan untuk dikaji lebih jauh dan untuk mendalami tentang
aturan-aturan kaidah dalam islam yang pada akhirnya dapat memperkaya khasanah sistem
spiritual dalam masyarakat. Jika para sesepuh masjid bisa bersikap terbuka mau menerima
perubahan yang terjadi tentu saja perselisihan pendapat tidak perlu terjadi. Apa yang dikatakan
kyai Ahmad Dahlan mengeani arah kiblat memang benar bahwa arah sholat yang benar lebih
condong kekiblat, menyesuaikan dengan apa yang ada di tanah suci tempat yang sangat
dimuliakan oleh Allah SWT, berliau berpendapat tersebut disertai dengan argumen yang dapat
dipertanggung jawabkan. Berliau berkata berdasarkan fakta yang ada.
Melalui media kompas dan peta kita dapat mengetahui arah yang benar bukan berarti
kita kafir percaya dengan hal-hal tersebut tetapi dengan media tersebut kita dapat mengetahui
arah dan petunjuk yang benar seperti yang dilakukan kyai Ahmad Dahlan tersebut, agar tidak
terjadi kekeliruan seperti yang ada ketika belum adanya perubahan yang dilakukan oleh beliau.
Berkat jasa berliau kekeliruan yang selama ini terjadi dapat diluruskan. Tidak hanya mengenai
arah kiblat namun tentang budaya sesaji yang masih melekat pada masyarakat daerah
Yogyakarta.
Sebagian besar masyarakat telah menyadari kekeliruan yang selama ini mereka
lakukan. Semakin sedikit masyarakat yang masih menggunakan budaya sesaji menujukan
bahwa Kyai Ahmad Dahlan telah berhasil membawa suatu perubahan yang lebih baik dan
berliau sangat berjasa bagi kehidupan sosial budaya dan agama di daerah Yogyakarta. Sebagian
masyarakat telah menyadari bahwa yang memberikan mereka kesehatan, rizeki, kekayaan tak
lain adalah anugerah dari Yang Maha kuasa bukan pohon, keris atau benda keramat lainya.
Sungguh sangat murah hati Tuhan YME memberikan anugerah yang tak ternilai
harganya. Meskipun begitu tradisi budaya sesaji sampai saat ini masih berjalan didaerah
Yogyakarta. Hal itu mencerminkan bahwa tradisi tersebut telah membudaya di dalam
masyarakat sehingga tidak akan hilang walaupun sebagian besar telah menyadari jika tradisi
tersebut bertentangan dengan ajaran dan syariat islam. Pada dasarnya kebudayaan suatu daerah
merupakan suatu ciri khas dari daerah itu sendiri dan merupakan hasil dari masyarakat melalui
proses interaksi dan sosialisasi .
II PESAN MORAL YANG TERDAPAT DALAM FILM SANG PENCERAH”
Menurut saya pesan moral yang terdapat dalam film “Sang Pencerah “ diantarannya adalah :
 Pemahaman agama yang dangkal.
 Bagaimana penyakit sesat fikir menjangkiti otak manusia, bahkan yang bergelar Kyai
sekalipun. Hanya karna peta (ilmu falaq) dibuat oleh orang barat yang mereka sebut
kafir, maka arah kiblat yang mendasarkan pada perhitungan dalam peta tersebut ditolak
karena dianggap sama dengan kafir, meskipun perhitungannya secara geografis sudah
benar.
 Bagaimana kekuasaan yang dibungkus agama kerap digunakan untuk memberhangus
orang orang yang dirasa mengancam kedudukan.

III CUPLIKAN FILM SANG PENCERAH


“Yang dibutuhkan dalam berdoa hanya sabar dan iklhlas bukan kyai, imam, khotib atau sesajen
tapi langsung kepada Allah.”
“Kebenaran hanya milik Allah, manusia hanya berikhtiar.”
“Kita harus berterimakasih kepada Tuhan dengan mengucapkan Alhamdulillahirobbilalamin”
“Pada saat kita dicacimaki maka tidak boleh membalas mencacimaki.”

Anda mungkin juga menyukai