Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hanung Bramantyo memproduksi sebuah film yang menceritakan tokoh sejarah atau
pahlawan nasional Indonesia sebagai pendiri Muhammadiyah yaitu K.H. Ahmad Dahlan pada
filmnya yang berjudul “Sang Pencerah”. Film ini rilis tahun 2010 berdasarkan kisah nyata
tentang pendiri Muhammadiyah, yaitu K.H. Ahmad Dahlan. Film ini dibintangi oleh Lukman
Sardi sebagai Ahmad Dahlan, Muhammad Ihsan Tarore sebagai Ahmad Dahlan Muda, dan
Zaskia Adya Mecca sebagai Nyai Ahmad Dahlan. Sang Pencerah mengungkapkan sosok
pahlawan nasional itu dari sisi yang tidak banyak diketahui publik. Selain mendirikan
organisasi Islam Muhammadiyah, lelaki tegas pendirian itu juga dimunculkan sebagai tokoh
pembaharuan Islam di Indonesia. Dia memperkenalkan Islam yang mampu mengikuti zaman.
Sebagai sutradara juga, Hanung Bramantyo dituntut untuk menghidupkan atmosfer atau
suasana Yogyakarta pada akhir tahun kurang lebih 1800-an.

Gambar 1.1 Poster Film Sang Pencerah

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari laporan makalah ini adalah : bagaimana alur cerita dalam film
“Sang Pencerah”?

1.3 Tujuan Laporan


Tujuan dari laporan makalah ini adalah : untuk mengetahui alur cerita dalam film
“Sang Pencerah”.

1
BAB II
ISI

2.1 Alur Cerita Film Sang Pencerah


Film yang disutradari oleh Hanung Bramantyo berjudul “Sang Pencerah”,
mengisahkan tentang KH. Ahmad Dahlan, pelopor pembaruan Islam di Indonesia dan pendiri
organisasi Muhammadiyah dengan berbagai intrik yang menarik untuk diikuti. Dengan durasi
tayang selama 120 menit, film menggunakan setting tempat di kota Yogyakarta, di tahun
1888, tempat asal Dahlan dilahirkan. Dalam silsilah Dahlan termasuk keturunan ke duabelas
dari Maulana Malik Ibrahim, seorang wali besar dan terkemuka dari walisongo.
Menceritakan tentang sejarah perjuangan hidup Muhammad Darwis atau yang lebih dikenal
dengan KH. Ahmad Dahlan sampai berdirinya organisasi Muhammadiyah. Film Sang
Pencerah ini mengambil setting pada tahun 1800an dan di bintangi oleh Lukman Sardi
(pemeran KH Ahmad Dahlan), Zaskia Adya Mecca (Nyai Ahmad Dahlan), Ikra Negara (Kyai
Abu Bakar), Sujiwo Tejo, Giring (KH Sudja, murid KH Ahmad Dahlan) dan sejumlah artis
pendukung lain seperti Ikra Negara hingga Joshua Suherman yang berperan sebagai tokoh
Hisyam muda. Beberapa budayawan juga terlibat semisal Sitok Srengenge, Bambang
Paningron dan Bondan Nusantara.Sepulang dari Mekah, Darwis muda mengubah namanya
menjadi Ahmad Dahlan. Seorang pemuda usia 21 tahun yang gelisah atas pelaksanaan syariat
Islam yang melenceng kearah sesat, Syirik dan Bid'ah. Film Sang Pencerah diawali dengan
gambaran kaum Muslim Jawa yang banyak dipengaruhi oleh ajaran Syekh Siti Jenar.
Digambarkan bahwa sultan merupakan representasi Tuhan yang memegang otoritas agama.
Hal itu terlihat jelas dengan gelar sultan sebagai khalifatullah ponatagama. Akhirnya, dalam
film Sang Pencerah, sosok Ahmad Dahlan setidaknya digambarkan dalam beberapa fase.
Pertama, fase sebelum berangkat haji atau fase Dahlan muda. Kedua, fase setelah
kepulangannya dari ibadah haji di Mekkah atau fase awal perjuangan. Ketiga, fase
konsolidasi. Dalam ketiga fase tersebut, sosok Dahlan yang mencolok dalam Sang Pencerah
adalah konsistensinya memegang prinsip kebenaran yang dia yakini, walaupun pernah putus
asa atas kondisi masyarakatnya.
Kisah ini berawal pada tahun 1868 bertempat di Kauman, Jogjakarta. Lahir dengan
nama Muhammad Darwis, si kecil Ahmad Dahlan sudah menunjukkan sisi kepeduliannya
dan kegelisahannya terhadap pelaksanaan agama Islam di Kauman yang dimatanya sedikit
agak melenceng dari apa yang diajarkan. Anak dari Khatib Mesjid Besar Kesultanan
Yogyakarta dan lahir pada 1 Agustus 1868 ini semakin menunjukkan sikapnya yang kritis
terhadap agamanya sendiri ketika beranjak remaja, sampai-sampai Darwis “iseng” mencuri
sesajen warga untuk dibagikan kepada fakir miskin. Darwis pun meninggalkan Kauman dan
pergi haji ke Mekah sambil menuntut ilmu serta mendalami ajaran Islam. Sekembalinya dari
Mekah, Darwis yang kini mengganti namanya menjadi Ahmad Dahlan, melihat Kauman
yang ditinggalkan selama 5 tahun ternyata tidak banyak berubah termasuk ajaran Islam yang
masih dicampur-adukan dengan kebudayaan mistis. Ditambah para pemuka agama yang
masih “kolot” dalam menerima perubahan, menolak semua yang berkaitan dengan Belanda
dan melabelinya dengan produk kafir.

2
Setelah belajar di Mekkah belajar selama 5 tahun, Ahmad Dahlan dengan
pemikirannya yang lebih luas, bijaksana, namun kadang terucap dengan sederhana ini berniat
untuk meluruskan arti ajaran Islam yang sesungguhnya. Dia pun dipercaya menggantikan
ayahnya menjadi Khatib Mesjib Besar Kauman dan mulai membangun surau di dekat
rumahnya. Ia mencoba melihat apakah arah sholat yang berada pada masjid besar itu benar
atau salah. Ia sudah mengukurnya dengan kompas dan menghitung jarak di peta, apakah arah
yang selama ini diyakini sebagai arah kiblat menghadap Mekkah apa tidak. Ia juga bertanya
pada Kyai-Kyai dari masjid lain. Malahan ada Masjid yang menghadap ke arah timur laut.
Dengan keyakinan bahwa perkiraan arah kiblat yang sebelumnya mengarah pada
Afrika menjadi arah Ka’bah di Mekkah dengan mengubah arah kiblat menghadap barat laut,
yaitu 23 derajat dari arah sebelumnya. Langkah kontroversial Dahlan ingin mengubah arah
kiblat pun mengundang pertentangan dari penduduk Kauman dan tentu saja penolakan keras
dari Kyai-Kyai disana. Ajarannya pun dianggap sesat dan berakhir dengan dirobohkannya
surau miliknya. Sempat putus asa dengan reaksi saudaranya sesama muslim (memperlihatkan
dia masih manusia biasa), di bantu dengan dukungan keluarga, Dahlan kembali bangkit dan
meneruskan ajarannya demi kebaikan umat. Ahmad Dahlan yang sangat mementingkan
pendidikan pun segera membangun sekolah, dia pun mengajar di sekolah Belanda dan mulai
terlibat organisasi Budi Utomo. Reaksi keras pun kembali bertubi-tubi menghadangnya
termasuk “gelar baru” kyai kafir yang diberikan kepada Dahlan.
Karena merasa sakit hati, Ahmad Dahlan dan Istrinya yaitu Siti Walidah memutuskan
untuk pergi dari desa Kauman. Tetapi keputusannya itu tidak disetujui olek kakak Ahmad
Dahlan. Ia mengatakan bahwa keluarganya maswih butuh pemikiran-pemikiran pembaharuan
yang dilakukan oleh Ahmad Dahlan. Kakaknya juga berjanji akan mendirikan surau untuk
Ahmad Dahlan sebagai sarana belajar mengaji dan tempat ibadah.
Dengan dana dari kakak dan istrinya, Ahmad Dahlan Akhirnya dapat mendirikan
Suraunya dan membuka sekolah yang menyadarkan bahwa Islam tidak hanya mengajarkan
tentang tauhid, tetapi juga mampu memperbaiki kesejahteraan melalui pendidikan. KH.
Ahmad Dahlan sukses menyampaikan pesan penting dari inti surat Al-Ma’un yang menjadi
gerakannya dalam mengelola sebuah masyarakat yang mengalami kemiskinan, kesengsaraan
untuk memperoleh kesejahteraan sekaligus kesehatan. Ahmad Dahlan mencoba untuk
mengajarkan agama Islam di sekolah pemerintah Belanda. Awalnya pengurus sekolah itu
tidak yakin akan berhasil, tetapi Ahmad Dahlan membujuknya agar ia diberi kesempatan
sekali untuk mengajarkan agama islam. Dan akhirnya beliau diijinkan untuk mencoba.
Pada saat percobaan itu, ketika Ahmad Dahlan memberi salam, tidak ada satupun
murid yang menjawab salam itu. Ketiga kalinya memberi salam, salah satu murid ada yang
mengeluarkan kentut. Ahmad Dahlan tidak marah, ia menerangkan tentang kebesaran Allah
yang telah memberikan manusia lubang untuk membuang gas-gas yang berada dalam perut.
Karena cara mengajar yang asyik, murid-murid tertaruk untuk diajar Ahmad Dahlan, dan
Beliau pun resmi mengajar di sekolah itu. Namun hal itu tidak disetujui oleh keluarga dan
murid-muridnya dulu seperti sudja. Ahmad Dahlan dianggap kafir karena telah mengajar di
sekolah pemerintah Belanda. Beliau juga dituduh sebagai kyai kejawen hanya karena dekat
dengan lingkungan cendekiawan Jawa di Budi Utomo. Tetapi tuduhan itu tidak membuat
pemuda Kauman itu surut untuk menegakkan agam islam yang telah melenceng dari ajaran
sebelumnya.

3
Para murid yang berada di sekolah pemerintah Belanda tertarik belajar pada Ahmad
Dahlan karena mereka tahu bahwa Ahmad Dahlan akan mendirikan sekolah disuraunya. Bagi
Ahmad Dahlan, Islam adalah agama Rahmatan Lil Alamin, memberikan kedamaian bagi
siapa saja termasuk non muslim. Selama masih dalam koridor membangun kesejahteraan
masyarakat. Baginya, hal pertama yang seharusnya dikedepankan umat Islam adalah akhlaq
yang baik, terbuka dan toleran seperti Rasulullah SAW. Secara perlahan, kiprah Dahlan muda
yang dianggap kontroversi mampu mengubah tidak hanya pandangan umat Islam
kebanyakan, tetapi kaum barat terhadap Agama Islam.
Didampingi isteri tercinta, Siti Walidah, dan 5 murid-murid setianya yakni Sudja,
Fahrudin, Hisyam, Syarkawi, dan Abdulgani, Ahmad Dahlan membentuk organisasi
Muhammadiyah dengan tujuan mendidik umat Islam agar berpikiran maju sesuai dengan
perkembangan zaman.
Pada hampir akhir cerita, satu hal yang menarik yang dapat kita saksikan dalam film
tersebut yakni kegigihan yang dilahirkan oleh sosok Ahmad Dahlan semakin membesarkan
niat beliau untuk berdakwah dan terus berdakwah. Dan, beliau berpikir dan berencana serta
berunding dengan murid-murid pengikutnya bahwa ia ingin mendirikan sebuah perkumpulan
sendiri seperti halnya perkumpulan Boedi Oetomo. Ia pun meluruskan niat dan rencananya
itu dengan tidak gentar sekalipun masih dicap kafir. Dan, akhirnya setelah dirundingkan oleh
pengurus Boedi Oetomo dan mendapat izin dari presiden, maka ia pun member nama
perkumpulannya dengan nama Muhammadiyah, yang artinya pengikut Muhammad,
Rasulullah SAW. Gerakan ini diberi nama Muhammadiyah dengan maksud untuk berta’faul
mampu meneladani jejak perjuangan nabi Muhammad SAW dalam rangka mengakkan dan
menjunjung tinggi agama Islam. Di sisi itu pun sempat beliau mengutarakan,”hiduplah,
dengan menghidupi Muhammadiyah bukan hidup dalam Muhammadiyah”. Sesungguhnya,
Muhammadiyah itu hanyalah sebatas organisasi yang mungkin bisa dikatakan juga sebagai
organisasi dakwah dan bukan merupakan sebuah agama. Namun, setelah menjelaskan itu,
kyai Penghulu pun tetap tidak setuju dan mengira kalau Ahmad Dahlan diangkat menjadi
residen yang artinya bawahan orangorang Belanda.
Di penghujung kisahnya, terlihat jelas betapa susahnya perjuangan yang dilalui oleh
Ahmad Dahlan hingga akhirnya beliau berhasil meyakinkan dan memperbaiki
kesalahpahaman antara dia dengan kyai-kyai masjid Besar Keraton. Tidak hanya itu, mereka
pun akhirnya mendukung semua yang telah dijalankan oleh Ahmad Dahlan yang kemudian
meresmikan Muhammadiyah pada 18 November 1912. Muhammadiyah adalah sebuah
gerakan modernisasi atau pembaharuan Islam di tanah air Indonesia dengan mayoritas
muslim terbesar di dunia.

4
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari alur cerita film “Sang Pencerah” diatas dapat kita lihat bahwa perjuangan Ahmad
Dahlan dalam mendirikan Muhammadiyah tidak mudah. Banyak sekali halangan-halangan
yang di lewati agar dapat mecapai titik tujuan Ahmad Dahlan yaitu memperbaiki ajaran
islam di Indonesia. Ahmad Dahlan ingin merubah pola pikir masyarakat islam pada saat itu
agar tidak terpacu pada satu zaman yang dimana benda, transportasi, dan lain-lain yang di
rakit oleh orang non muslim itu dianggap mendustakan agama islam. Ahmad Dahlan ingin
mendirikan sekolah agar anak-anak terlantar dapat bersekolah dan diajarkan ilmu agama serta
ilmu yg lainnya.

5
DAFTAR PUSTAKA

https://youtu.be/iVy5JEbJkDw
https://kebumentalk.pikiran-rakyat.com/hiburan/pr-1272025379/alur-film-pencipta-
dan-pemain-film-sang-pencerah-yuk-simak-penjelasannya

Anda mungkin juga menyukai