Anda di halaman 1dari 14

Makalah Masa Orde Baru (1966-1998)

Disusun Oleh:
Alvina Damayanti
Clara Salsabila K
Fathir Gunadireja
Ratanzha Rakha R
Rekka Tri D
Wulan Safitri Dewi

SMA NEGERI 1 LEUWILIANG


BOGOR
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan jasmani
dan rohani sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam
ciptaan-Nya. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
teladan kita Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan
yang lurus berupa ajaran agama yang sempurna dan menjadi rahmat bagi
seluruh alam.

Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang


menjadi tugas portofolio dengan judul Makalah Sistem dan Struktur
Politik-Ekonomi Masa Orde Baru.Di samping itu, penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga
terselesaikannya makalah ini.

Akhir kata, penulis memahami jika makalah ini tentu jauh dari
kesempurnaan maka kritik dan saran sangat kami butuhkan guna
memperbaiki karya-karya kami di waktu-waktu mendatang.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………….......................……………………………..
DAFTAR ISI…........................……………………………………………………………..
BAB I Pendahuluan…............................................................................
1.1. Latar Belakang ..............................................................................
1.2. Rumusan Masalah……......................……………………………………….…
1.3. Tujuan ......................................................……………………………...…
BAB II PEMBAHASAN..........................................................
…………………
2.1 Latar Belakang Orde Baru ..........................................................
2.2 Stabilitas Politik Dan Perbaikan Ekonomi
pada Masa Orde Baru .........................................................................
2.3 Dampak kebijakan pemerintah
pada Masa orde Baru ............................................................................
2.4 Berakhirnya Masa Orde Baru .........................................................
BAB III Penutup………..........................................................……………….
3.1 kesimpulan....................................................................................
3.2 saran..............................................................................................
Daftar Pustaka.......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut KBBI, kata baru berarti menggambarkan suatu hal yang belum pernah
ada sebelumnya. Sedangkan orde berarti sistem pemerintahan. Secara
terminologi, Orde Baru berarti suatu tatanan seluruh perikehidupan rakyat,
bangsa dan negara yang diletakan kembali kepada pelaksanaan Pancasila dan
UUD 45 secara murni dan konsekuen. Dari beberapa pendapat tersebut kita
simpulkan, bahwa orde baru merupakan sistem pemerintahan di Indonesia yang
menggantikan zaman sebelumnya didasarkan atas koreksi terhadap berbagai
penyimpangan.

Orde baru merupakan sebuah istilah yang dimakan untuk memisahkan


antara kekuasaan masa Sukamo (Orde Lama) dengan masa Suharto.
Sebagai masa yang menandai sebuah masa baru setelah pemberontakan
Gerakan 30 September tahun 1965. Orde baru lahir sebagai upaya untuk:
mengoreksi total penyimpangan yang dilakukan pada masa Orde Lama,
penataan kembali seluruh aspek kehidupan rakyat, bangsa, dan negara
Indonesia, melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan
konsekuen dan menyusun kembali kekuatan bangsa untuk menumbuhkan
stabilitas nasional guna mempercepat proses pembangunan bangsa.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana latar belakang lahirnya masa orde baru?

2. Bagaimana stabilitas politik dan perbaikan ekonomi pada masa orde


baru?

3. Bagaimana dampak kebijakan pemerintahan pada masa orde baru?

4. Bagaimana berakhirnya masa orde baru?


1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui latar belakang lahirnya masa orde baru.
2. Untuk mengetahui stabilitas politik dan perbaikan ekonomi pada
masa orde baru.
3. Untuk mengetahui dampak kebijakan pemerintahan pada masa orde
baru.
4. Untuk mengetahui berakhirnya masa orde baru.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Latar Belakang lahirnya masa Orde Baru

Orde baru lahir karena dilatarbelakangi oleh beberapa hal, antara lain:

1. Terjadinya peristiwa Gerakan 30 September 19652.

2. Keadaan politik dan keamanan negara menjadi kacau karena peristiwa Gerakan
30September 1965 ditambah adanya konflik di angkatan darat yang sudah
berlangsung lama.

3. Keadaan perekonomian semakin memburuk dimana inflasi mencapai 600%


sedangkanupaya pemerintah melakukan devakuasi rupiah dan kenaikan harga bahan
bakar menyebabkan timbulnya keresahan masyarakat.

4. Reaksi keras dan meluas dari masyarakat yang mengutuk peristiwa pembunuhan
besar- besaran yang dilakukan oleh PKI. Rakyat melakukan demonstrasi menuntut
agar PKI berserta Organisasi Masanya dibubarkan serta tokoh-tokohnya diadili

5. Kesatuan aksi (KAMLKAPIKAPPL.KASI,dsb) yang ada di masyarakat Bergabung


membentuk Kesatuan Aksi berupa Front Pancasila yang selanjutnya lebih dikenal
dengan Angkatan 66 untuk mengacurkan tokoh yang terlibat dalam Gerakan
30September 19656.

6. Kesatuan Aksi Front Pancasila pada 10 Januari 1966 di depan gedung DPR-GR
mengajukan tuntutan "TRITURA(Tri Tuntutan Rakyat) yang berisi :

 Pembubaran PKI

 Pembersihan kabinet dari unsur-unsur G-30S/PKI

 Penurunan harga/perbaikan ekonomi

7. Upaya reshuffle kabinet Dwikora pada 21 Februari 1966 dan Pembentukan Kabinet
Seratus Menteri tidak juga memuaskan rakyat sebab rakyat menganggap di kabinet
tersebut duduk tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa Gerakan 30 September
1965.

8. Wibawa dan kekuasaan presiden Sukarno semakin menurun setelah upaya untuk
mengadili tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965
tidak berhasil dilakukan meskipun telah dibentuk Mahkamah Miter Luar Biasa
(Mahmilub)

9. Sidang Paripuma kabinet dalam rangka mencari sokasi dari masalah yang sedang
bergejolak tak juga berhasil Maka Presiden mengeluarkan Surat Perintah Sebelas
Maret 1966 (SUPERSEMAR) sebagai tonggak lahirnya orde baru. Kelahiran
Supersemar yang terjadi dalam serangkaian peristiwa pada tanggal 11 Maret 1966.
Saat itu, Sidang Kabinet Dwikora yang disempurnakan yang dipimpin oleh Presiden
Soekarno sedang berlangsung. Di tengah-tengah acara, ajudan presiden melaporkan
bahwa di sekitar istana terdapat pasukan yang tidak dikenal. Untuk menghindari hal-
hal yang tidak diinginkan, Presiden Soekarno menyerahkan pimpinan sidang kepada
Wakil Perdana Menteri (Waperdam) II Dr. Johannes Leimena dan berangkat menuju
Istana Bogor, didampingi oleh Waperdam I Dr Subandrio, dan Waperdam III Chaerul
Saleh. Leimena sendiri menyusul presiden segera setelah sidang berakhir.

Di tempat lain, tiga orang perwira tinggi, yaitu Mayor Jenderal Basuki Rachmat,
Brigadir Jenderal M. Yusuf, dan Brigadir Jenderal Amir Machmud bertemu dengan
Letnan Jenderal Soeharto selaku Menteri Panglima Angkatan Darat dan Panglima
Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib) untuk
meminta izin menghadap presiden. Segera setelah mendapat izin, pada hari yang
sama tiga perwira tinggi ini datang ke Istana Bogor dengan tujuan melaporkan
kondisi di ibu kota Jakarta meyakinkan Presiden Soekarno bahwa ABRI, khususnya
AD, dalam kondisi siap siaga. Namun, mereka juga memohon agar Presiden
Soekarno mengambil tindakan untuk mengatasi keadaan ini.
Menanggapi permohonan ini, Presiden Soekarno mengeluarkan surat perintah yang
ditujukan kepada Letnan Jenderal Soeharto selaku Menteri Panglima Angkatan Darat
untuk mengambil tindakan dalam rangka menjamin keamanan, ketenangan, dan
stabilitas pemerintahan demi keutuhan bangsa dan negara Republik Indonesia.
Perumusan surat perintah ini sendiri dibantu oleh tiga perwira tinggi ABRI, yaitu
Mayor Jenderal Basuki Rachmat, Brigadir Jenderal M. Yusuf, Brigadir Jenderal Amir
Machmud, dan Brigadir Jenderal Sabur, Komandan Pasukan Pengawal Presiden
Cakrabirawa. Surat perintah inilah yang kemudian dikenal sebagai Surat Perintah 11
Maret 1966 atau Supersemar.

2.2 Stabilitas Politik dan Perbaikan Ekonomi Masa Orde Baru


a. Pemilihan Umum 1971
Pemilu pada masa orde baru di laksanakan pada 3 Juli 1971. Pemilu
ini menghasilkan pemenang yaitu Partai Golkar. Setelah pemilu 1971,
selanjutnya dilakukan pemilu 1977, pemilu 1982 , pemilu 1987 ,
pemilu 1992 , dan pemilu 1997. Dari semua pemilu tersebut Golkar
pemenangnya.
b. Penyederhanaan Partai Politik
Penyederhanaan partai politik di laksanakan melalui sidang MPR
tahun 1973. Partai tersebut terdiri atas :
 Partai Persatuan Pembangunan (PPP) gabungan dari Nahdlatul
Ulama, Parmusi, Perti, PSII.
 Partai Demokrasi Indonesia gabungan dari Partai Nasional
Indonesia, Partai Katolik, Partai Murba, IPKI, Parkindo
 Golongan Karya (Golkar).
c. Dwifungsi ABRI
Dwifungsi ABRI adalah peran ganda ABRI sebagai kekuatan pertahanan keamanan dan
sebagai kekuatan sosial politik. Sebagai kekuatan sosial politik ABRI diarahkan untuk
mampu berperan secara aktif dalam pembangunan nasional. ABRI juga memiliki wakil
dalam MPR yang dikenal sebagai Fraksi ABRI, sehingga kedudukannya pada masa Orde
Baru sangat dominan.
d. Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P-4)
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila atau P-4 atau
Ekaprasetya Pancakarsa, bertujuan untuk memberi pemahaman kepada
seluruh lapisan masyarakat mengenai Pancasila. Semua organisasi tidak
boleh menggunakan ideologi selain Pancasila, bahkan dilakukan
penataran P4 untuk para pegawai negeri sipil.
e. Memperkuat Kerja Sama Regional dan Internasiona
 Turut serta dalam pembentukan ASEAN. Indonesia menjadi salah satu negara
pendiri ASEAN
 Mengirimkan Kontingen Garuda dalam misi perdamaian
 Ikut berperan dalam KTT Non Blok
 Berperan dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI)

f. Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita)


Pada April 1969, pemerintah menyusun Rencana Pembangunan Lima
Tahun (Repelita) yang bertujuan untuk meningkatkan sarana ekonomi,
kegiatan ekonomi serta kebutuhan sandang dan pangan. Repelita ini
akan dievaluasi selama lima tahun sekali.
a. Repelita I (1 April 1969-31 Maret 1974) Sasaran utama yang hendak
dicapai adalah pangan, sandang, papan, perluasan lapangan kerja,
dan kesejahteraan rohani. Pertumbuhan ekonomi berhasil naik 3
sampai 5,7% sedangkan tingkat inflasi menurun menjadi
47,8%.Namun, kebijakan pada masa Repelita I dianggap
menguntungkan investor Jepang dan golongan orang-orang kaya
saja. Hal ini memicu timbulnya peristiwa Malapetaka Lima Belas
Januari (Malari).
b. Repelita II (1 April 1974 - 31 Maret 1979) menitikberatkan pada sektor
pertanian dan industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan
baku.
c. Repelita III (1 April 1979-31 Maret 1984) Pelita III menekankan pada
Trilogi Pembangunan dengan menekankan pada azas pemerataan,
yaitu Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat, Pemerataan kesempatan
memperoleh pendidikan dan pelayanan , Pemerataan pembagian pendapatan ,
Pemerataan kesempatan kerja, Pemerataan kesempatan berusaha, Pemerataan
kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan, Pemerataan penyebaran
pembangunan, Pemerataan memperoleh keadilan.
d. Repelita IV (1 April 1984 - 31 Maret 1989) menitikberatkan pada sektor pertanian
menuju pangan dengan meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin-mesin
sendiri.
e. Repelita V (1 April 1989-31 Maret 1994) menitikberatkan pada sektor pertanian untuk
memantapkan swasembada pangan, meningkatkan produksi pertanian, menyerap
tenaga kerja, dan mampu menghasilkan mesin-mesin sendiri.
f. Repelita VI dimulai pada tahun 1994, pembangunan berfokus pada pada sektor
ekonomi, industri, pertanian dan peningkatan sumber daya manusia.

2.3 Dampak Kebijakan Pemerintah pada Masa Orde Baru


Kebijakan yang diambil pemerintah Orde Baru dengan melakukan
pendekatan keamanan untuk menciptakan stabilitas politik dan
keamanan lain secara umum memang berhasil menciptakan suasana
aman bagi masyarakat Indonesia. Pembangunan ekonomi pun berjalan
baik dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi karena setiap program
pembangunan pemerintah terencana dengan baik dan hasilnya dapat
terlihat secara konkret. Namun, di sisi lain kebijakan politik dan ekonomi
pemerintah Orde Baru juga memberi beberapa dampak buruk sebagai
berikut:

1. Politik
Pemerintah Orde Baru dianggap gagal dalam melakukan pembelajaran
demokrasi Meskipun pelaksanaan pemilu yang dilaksanakan rutin setiap
lima tahun sekali (salah satu negara demokrasi), kemenangan
pemerintah tidak jujur melalui Golkar. Hal tersebut menghambat
perkembangan demokrasi. Apalagi dengan sistem perwakilan semu
yang digunakan untuk melestarikan kekuasaan. Demokrasi yang
terbentuk didasarkan pada KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme)
menyebabkan banyak wakil rakyat yang duduk di MPR/DPR, DPRD I,
dan DPRD II yang tidak mengenal rakyat dan daerah yang diwakilinya.

2. Ekonomi
Kebijakan Orde Baru yang terlalu memfokuskan/ mengejar pada
pertumbuhan ekonomi, yang berdampak buruk bagi terbentuknya
mentalitas dan budaya korupsi para pejabat di Indonesia. Distribusi jujur
hasil pembangunan dan pemanfaatan dana untuk pembangunan tidak
dibarengi pengawasan yang efektif dari pemerintah terhadap aliran
dana tersebut sehingga rawan untuk disalahgunakan Pertumbuhan
ekonomi tidak diimbangi dengan terbukanya akses dan distribusi yang
merata sumber-sumber ekonomi kepada masyarakat. Hal ini berdampak
pada munculnya kesenjangan sosial dalam masyarakat, kesenjangan
kota dan desa, kesenjangan kaya dan miskin, serta kesenjangan sektor
industri dan sektor pertanian. Faktor tersebut menjad salah satu
penyebab terpuruknya perekonomian Indonesia menjelang akhir tahun
1997.

3. Sosial
Pada saat Orde Baru, Presiden mempunyai kekuasaan yang sangat besar
dalam mengatur jalannya pemerintahan. Peran negara menjadi semakin
kuat yang menyebabkan timbulnya pemerintahan yang sentralistis.
Bahkan, menurut pengamat hak asas manusia (HAM), pemerintahan
Orde Baru telah melakukan tindakan antidemokrasi dan diindikasikan
telah melanggar HAM. Amnesty International, misalnya dalam
laporannya pada tanggal 10 Juli 1991 menyebut Indonesia dan
beberapa negara di Timur Tengah, Asia Pasifik, Amerika Latin, dan Eropa
Timur sebagai pelanggar HAM. Human Development Report 1991 yang
disusun oleh United Nations Development Program (UNDP) juga
menempatkan Indonesia kepada urutan ke-77 dari 88 negara pelanggar
HAM.

2.4 Berakhirnya Masa Orde Baru


Krisis moneter dan ekonomi yang awalnya melanda Thailand dan Korea
Selatan pada tahun 1997 berimbas ke Indonesia. Krisis ditandai dengan
melemahnya nilai tukar ru- plah terhadap dollar AS. Nilai tukar rupiah
turun dari Rp2.575,00 menjadi Rp2.603,00 pada tanggal 1 Agustus 1997.
Kondisi perekonomian memburuk karena pada tahun 1997 persediaan
sembako di pasaran menipis. Faktor lain yang menyebabkan krisis
ekonomi tidak lepas dari masalah utang luar negeri yang membengkak,
penyim-pangan terhadap Pasal 33 UU 1945, dan pola pemerintahan
yang sentralistik.

Krisis politik muncul sebagai akibat ketidakpercayaan rakyat kepada


pemerintah, DPR, dan MPR. Pemuda (mahasiswa) menuntut
pembaharuan lima paket undang- undang politik yang menjadi sumber
ketidakadilan, yaitu UU No. 1 Tahun 1985 tentang Pemilihan Umum; UU
No. 1 Tahun 1985 tentang Susunan, Kedudukan, Tugas, dan Wewenang
DPR/MPR; UU No. 1 Tahun 1985 tentang Partai Politik dan Golongan
Karya; UU No. 1 Tahun 1985 tentang Referendum; UU No. 1 Tahun 1985
tentang Organisasi Massa.

Tahun 1998 muncul aksi mahasiswa demonstrasi. Pada 12 Mei 1998,


terjadi Tragedi Trisakti, empat mahasiswa Universitas Trisakti tewas
tertembak oleh aparat keamanan saat berdemonstrasi .
Ada enam agenda
Reformasi yang diusung mahasiswa, yaitu adili Soeharto dan kroni-
kroninya laksanakan amendemen UUD 1945 penghapusan Dwifungsi
ABRI pelaksanaan otonomi daerah yang seluas-luasnya, tegakkan
supremasi hukum: ciptakan pemerintahan yang bersih dari KKN.

Pada tanggal 21 Mei 1998, pukul 10.00 WIB Presiden Soeharto di


Credential Room Istana Negara membacakan pidato berhentinya dirinya
dalam menjalankan tugas sebagai Presiden Republik Indonesia.
Peristiwa berhentinya Soeharto sebagai Presiden RI disaksikan oleh
Ketua dan anggota Makamah Agung Ri Selanjutnya, berdasarkan Pasal 8
UUD 1945 maka Wakil Presiden B.J. Habibie diangkat menjadi Presiden
Indonesia untuk melanjutkan pemerintahan. Berhentinya Soeharto
sebagai Presiden Indonesia menandakan berakhirnya Orde Baru.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Lahirnya orde baru dilatarbelakangi oleh terjadinya G30S 1965, diikuti


dengan kondisi politik, keamanan dan ekonomi yang kacau (inflasi tinggi).
Wibawa presiden Soekarno semakin menurun setelah gagal mengadili
tokoh-tokoh yang terlibat G30S. Presiden mengeluarkan SUPERSEMAR
1966 bagi Letjen Soeharto guna mengambil langkah yang dianggap perlu
untuk memperbaiki keadaan negara. Akhirnya Presiden Soekarno
mengundurkan diri dan digantikan oleh Presiden Soeharto.

Lahirnya Orde Baru adalah sebagai koreksi total terhadap pemerintahan


Orde Lama. Namun, pada pelaksanaannya tidak jauh berbeda dengan Orde
Lama. Walaupun pada Orde Baru pembangunan dan perekonomian
berkembang pesat, tetapi berbagai penyimpangan dan penyelewengan
tetap saja terjadi pada masa berlangsungnya Orde Baru.
Pemerintah Orde Baru mengembangkan praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme (KKN) dalam melaksanakan pembangunan di bidang politik
maupun ekonomi. Praktik KKN yang berlangsung pada masa Orde Baru dan
pada 1997 terjadi krisis moneter kemudian membuat para mahasiswa
melakukan aksi demontrasi terhadap pemerintah hingga akhirnya Orde
Lama berakhir dengan berhentinya Soeharto sebagai Presiden Republik
Indonesia pada 21 Mei 1998.

3.2 Saran
Dengan permasalahan yang diakmai oleh pemerintahan pada masa Orde Baru dan Era
Reformasi, seperti dengan banyaknya uatang luar negri bangsa Indonesia untuk
pembangunan, meskipun pembangunan berjalan dengan lancar, tapi inonesia menanggung
utang yang begitu banyak. Selain itu, pemerintah pada zaman tersebut terjadi sentralisasi
dalam pemerintahan dan kegiatan ekonomi

Oleh karena itu penulis memberikan salah terhada permasalah tersebut. Yaitu lakukan
otonomi daerah kepada seluruh propinsi sehingga potensi-potensi yang ada pada dareah
tersebut bisa dioptimalkan dengan seefisien mungkin. Harus terjadi transparansi dalam
sistem keuangan sehingga masyarakat bisa mengerti.
Daftar Pustaka

http://akmuthya.blogspot.com/2014/01/latar-belakang-lahirnya-orde-baru.html
http://yusufhuda.blogspot.com/2013/06/perkembangan-politik-indonesia-pada.html
http://memey7894.blogspot.com/2014/02/perekonomian-indonesia-pada-masa.html
https://vinarachnaya.wordpress.com/2013/04/20/kehidupan-politik-ekonomi-dan-sosial-budaya-pada-
masa-kekuasaan-orde-baru-di-indonesia/
https://www.ruangguru.com/blog/kehidupan-politik-dan-ekonomi-masa-orde-baru
Buku LKS Sejarah Indonesia

Anda mungkin juga menyukai