Anda di halaman 1dari 7

KINETIKA REAKSI SENYAWA ORGANIK

NIRMALA TRI HARVIANTI

4301418034

KIMIA

PENDIDIKAN KIMIA

DANTE ALIGHIRI

2 Mei 2019

NOVITA DWI F.

AINI ZAHROTUN N.
,nlmmni((hgv((4301418032)
ALYA QOTHRUNNADA
(4301418033)
KINETIKA REAKSI SENYAWA ORGANIK

A. TUJUAN
1. Menentukan konstanta laju reaksi iodinasi pada senyawa annilia yaitu reaksi
orde dua yang melibatkan dua reaktan dengan konsentrasi stoikiometrik awal
yang sama.
2. Pengukuran spektrofotometri dan ketergantungan fungsi waktu terhadap
konsentrasi yodium.
3. Investigasi ketergantungan konstanta laju reaksi pada pH larutan buffer dan
pengaruh katalis pada larutan buffer.

B. LANDASAN TEORI
Kinetika kimia mempelajari laju berlangsungnya reaksi kimia, dan energy
yang berhubungan dengan proses itu, serta mekanisme berlangsungnya proses
tersebut. Yang dimaksud dengan mekanisme reaksi adalah serangkaian reaksi
tahap demi tahap yang terjadi berturut-turut selama proses perubahan reaktan
menjadi produk. Pada suatu rekasi kimia tidak begitu sukar untuk mengetahui zat
asal (reaktan) dan zat hasil akhir (produk) namun kadangkala suatu reaksi
mempunyai hasil antara dengan cepat saling bereaksi lagi. (Partanan. 2003)
Dalam penerapannya, jika laju reaksi tersebut sebanding dengan konsentrasi
dua reaktan A dan B sehingga:
v = k [A] [B]
koefisien k disebut sebagai konstanta laju, yang tidak berganting pada konsentrasi
(tetapi bergantung pada temperature) lain hal nya dengan ordo dari suatu reaksi
kimia, ordo reaksi nilainya ditentukan secara percobaan dan tidak dapat
diturunkan secara teori, walaupun sthkhiometrinya telah diketahui. (Atkins. 1996)
Laju reaksi didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi persatuan waktu.
Laju reaksi kimia terlihat dari perubahan konsentrasi molekul reaktan atau
konsentrasi molekul produk terhadap waktu. Laju rekasi tidak tetap, melainkan
berubah terus menerus seiring dengan perubahan konsentrasi. (Chang. 2006)
Konsentrasi memiliki peranan yang penting dalam laju reaksi, semakin besar
konsentrasi maka tumbukan antar partikel semakin banyak sehingga
menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Begitu pula sebaliknya, apabila semakin
kecil konsentrasi pereaksi maka semakin kecil tumbukan antar partikel yang
terjadi sehingga laju reaksi semakin kecil. (Ulfin. 2010)
Hubungan kuantitatif antara konsentrasi pereaksi dengan laju reaksi
dinyatakan dalam suatu persamaan, yaitu persamaan laju reaksi. Untuk reaksi :
mA + nB pC + qD
Persamaan laju reaksi dari persamaan di atas adalah :
V = k [A]m [B]n
Laju reaksi terlihat dari perubahan konsentrasi molekul reaktan atau
konsentrasi molekul produk terhadap waktu. Laju reaksi tidak tetap melainkan
berubah terus-menerus seiring dengan perubahan konsentrasi. (Purba. 2007)

C. ALAT DAN BAHAN


Alat:
1. Spetrofotometer UV-Vis
2. Sel spektrofotometer
3. Stopwatch
4. Termometer
5. Labu takar 50ml
6. Pipet volume
Bahan:
1. Larutan 0,04 M aniline
2. Larutan 0,04 M I2 (dalam laruta 1,2 M KI)
3. Larutan 1,00 M KH2PO4
4. Larutan 1,00 M NaOH
5. Aquades

D. CARA KERJA
membuat tiga kali run pada
spektrofotometer UV-Vis
dengan volum reagen:
run 1: 0.04 M annilina 10ml,
0.04 M I2 10ml, 1.00 M
membaca KH2PO4 10ml, 1.00 M
intruksi kerja NaOH 4ml catat suhu
mengoperasik ruang saat
an run 2: 0.04 M annilina 10ml, pembuatan
spektrofotome 0.04 M I2 10ml, 1.00 M reagen
ter UV-Vis KH2PO4 16ml, 1.00 M
NaOH 4ml
run 3: 0.04 M annilina 10ml,
0.04 M I2 10ml, 1.00 M
KH2PO4 14ml, 1.00 M
NaOH 8ml

tansfer sebagian
campuran reaksi tambahkan larutan
ke sel I2 sesuai dengan tambahkan air ukur semua
spektrofometer masing-masing sampai dengan pipet
UV-Vis dan volume run terakhir volume volume,
bacalah pada sampai tanda pada ±15ml dan ukurlah
panjang labu takar dan aduk dengan akurat
gelombang campur lagi
maksimal

buat pembacaan waktu


misal panjang
terhadap absorbansi pada catat
gelombang maksimal
interval 5 menit temperatur
adalah 525 nm,
(pembacaan absorbansi awal dan
bacalah campuran
setidaknya berubah 0.02 akhir pada
reaksi masing-masing
unit). pembacaan campuran
run pada 525 nm
spektrofotometer pada reaksi
(pembacaan
waktu 0 menit ditentukan masing-
absorbansi awal
dengan ekstrapolasi ke masing run
sekitar 1.2)
waktu 0 menit

E. DATA PENGAMATAN
Run 0.04 M 0.04 1M 1 M Absorbansi Absorbansi
Anilin M KH2PO4 NaOH t=0 t=5
a (ml) I2 (ml) (ml)
(ml)
1 2,5 2,5 2,5 1 0.059 0.063 A
2 2,5 2,5 4 1 0.007 0.009
3 2,5 2,5 3,5 2 0.026 0.024
1 2,5 2,5 2,5 1 0.049 0.042 A
2 2,5 2,5 4 1 0.009 0.025
3 2,5 2,5 3,5 2 0.034 0.033
1 2,5 2,5 2,5 1 -0.011 -0.008 A
2 2,5 2,5 4 1 0.032 0.036
3 2,5 2,5 3,5 2 0.08 0.084

PADA 0 MENIT
WELL WELL CONTEN GROUP ROW BLANK
ROW COL T DATA CORRECTED
(528) BASSED ON
RAW DATA
(528)
C 1 Blank B A 0.033
C 2 Sample X1 0.092 0.059
C 3 Sample X2 0.039 0.007
C 4 Sample X3 0.058 0.026
C 5 Blank B B 0.035
C 6 Sample X1 0.084 0.049
C 7 Sample X2 0.044 0.009
C 8 Sample X3 0.069 0.034
C 9 Blank B C 0.05
C 10 Sample X1 0.038 -0.011
C 11 Sample X2 0.082 0.032
C 12 Sample X3 0.129 0.08

PADA 5 MENIT
WELL WELL CONTENT GROUP ROW BLANK
ROW COL DATA CORRECTED
(528) BASED ON
RAW DATA
(528)
C 1 Blank B A 0.032
C 2 Sample X1 0.095 0.063
C 3 Sample X2 0.041 0.009
C 4 Sample X3 0.056 0.024
C 5 Blank B B 0.035
C 6 Sample X1 0.076 0.042
C 7 Sample X2 0.06 0.025
C 8 Sample X3 0.067 0.033
C 9 Blank B C 0.047
C 10 Sample X1 0.039 -0.008
C 11 Sample X2 0.083 0.036
C 12 Sample X3 0.131 0.084

F. ANALISIS DATA

Grafik t terhadap 1/A


120

100

80

60
f(x) = − 4.45 x + 53.64
40 R² = 0.13

20

0
0 1 2 3 4 5 6

T=5
1/C = k2t + 1/c0
= -4,4546 (300) + 1/0,04 = -1311,38

T=0
1/C = k2t + 1/c0
= -4,4546 (0) + 1/0,04 = 25
G. PEMBAHASAN

H. KESIMPULAN

I. DAFTAR PUSTAKA
Partanan, CF dkk., 2003. Common Texbook (Edisi Revisi) kimia dasar 2.
Yogyakarta: Proyek Kerja Bersama JICA, DIKTI, dan FMIPA UNY pada
Program IMSTEP.
Atkins, P. W F., Julio de Paula. 2010. Physical Chemistry Ninth Edition. New
York: W. H Freeman and Company.
Chang, Raymond. 2006. Kimia Dasar : Konsep-Konsep Inti Jilid 2. Jakarta:
Erlangga.
Ulfin, Ita dkk. 2010. Kimia Dasar. Surabaya: ITS Press.
Purba Michael. 2007. KIMIA Untuk SMA kelas XI Semester 1. Jakarta:
Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai