Anda di halaman 1dari 19

Percobaan 7

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA FISIKA TERAPAN

KINETIKA HALOGENASI ASETON DENGAN KATALISATOR ASAM

Dosen Pengampu Matakuliah :


Dr. Adilah Aliyatulmuna, S.T., M.T.
Endang Ciptawati, S.Si., M.Si.

Oleh:
Kelompok 4 Off H 2018
Dera Putri Rahmadarti (180332616589)
Elva Febriana (180332616576)
Etika Firdaus (180332616536)***
Riska Ridayati (180332616502)

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
SEPTEMBER 2020
A. Judul Percobaan
Kinetika Halogenasi Aseton Dengan Katalisator Asam.
B. Tujuan

Menentukan persamaan laju reaksi iodisasi aseton dalam suasana asam.

C. Dasar Teori
Laju suatu reaksi aA + bB → cC dapat dinyatakan sebagai –d[A]/dt, -
d[B]/dt ataupun +d[C]/dt. Laju reaksi tergantung pada konsentrasi pereaksi
maupun hasil reaksi yang dinyatakan dalam suatu hukum atau persamaan laju.
Persamaan laju reaksi secara sederhana dapat dituliskan:
-d[A]/dt = k[A]x[B]y ……………………………. (1)
Dimana x dan y berturut-turut adalah orde reaksi terhadap A dan B. Secara
pendekatan, laju reaksi dapat dinyatakan -∆[A]/∆t. Penentuan makin teliti jika ∆t
makin kecil. Persamaan atau hukum laju reaksi dari suatu reaksi tidak dapat
diramalkan dari persamaan stoikiometrinya, tetapi harus ditentukan melalui
eksperimen. Dari bentuk hukum ini seringkali dapat diperoleh informasi tentang
mekanisme reaksi.
Faktor yang dapat mempengaruhi laju reaksi diantaranya yaitu :
1. Konsentrasi, Konsentrasi merupakan ukuran banyaknya suatu zat yang terdapat
dalam suatu larutan, semakin tinggi konsentrasi suatu zat semakin banyak
fraksi zat tersebut didalam larutan. Berdasarkan teori tumbukan, reaksi kimia
terjadi sebagai akibat adanya tumbukan partikel-partikel zat yang bereaksi.
Semakin tinggi frekuensi partikel-partikel reaktan, semakin tinggi laju reaksi.
Jadi, semakin tinggi konsentrasi suatu zat, semakin besar fraksi yang terdapat
dalam larutan, sehingga semakin tinggi frekuensi untuk terjadinya tumbukan.
Akibatnya laju reaksi suatu zat semakin tinggi atau cepat.
2. Suhu, Suhu mencerminkan energi kinetik rata-rata semua partikel suatu zat.
Apabila suhu suatu zat naik maka energi kinetik rata-rata partikel-partikle zat
tersebut naik, sedangkan jika suhu diturunkan maka energi kinetik rata-rata
partikel-partikel zat tersebut juga berkurang. Jadi semakin tinggi suhu dalam
suatu reaksi dapat meningkatkan energi kinetik partikel sehingga frekuesi
tumbukan pada suhu tinggi menjadi tinggi, sehingga laju reaksinya menjadi
lebih cepat.
3. Katalis, Katalis merupakan suatu zat yang ditambahakan dalam suatu reaksi,
tetapi tidak ikut bereaksi. Katalis berfungsi untuk mempercepat jalannya reaksi
dengan cara menurunkan energi aktivasi, karena semakin kecil energi aktivasi
maka semakin sedikit energi yang diperlukan untuk pembentukan produk.
Sehingga laju reaksi menjadi cepat.
4. Luas Permukaan, semakin besar luas permukaan maka semakin banyak zat
yang dapat bereaksi, sehingga laju reaksi akan semakin cepat.

Stoikiometri reaksi halogenasi aseton, misalnya bromisasi dapat


dituliskan sebagai berikut:
CH3-CO-CH3 + Br2 → CH3-CO-CH3Br + Br- + H+
Dari percobaan diperoleh fakta-fakta sebagai berikut:
1. Kecepatan reaksi bertambah dengan bertambahnya konsentrasi H+ (dalam
suasana asam) atau dalam suasana basa laju reaksi bertambah dengan
bertambahnya konsentrasi OH-.
2. Dalam suasana asam sebagai hasil reaksi diperoleh juga H+ sehingga dalam
larutan yang tidak di buffer kecepatan awal reaksi (pada saat kurang dari
10% pereaksi telah bereaksi) akan terus bertambah selama reaksi
berlangsung.
3. Kecepatan halogenasi aseton juga bergantung pada konsentrasi aseton,
tetapi tidak tergantung pada konsentrasi halogen kecuali saat konsentrasi
halogen yang sangat tinggi.
4. Kecepatan raksi halogenasi aseton ini tidak tergantung pada jenis halogen.

Berdasarkan fakta-fakta di atas melalui pendekatan penentuan persamaan laju


reaksi, diperoleh persamaan:
d[P]/dt = k [A][H+] ………………….. (2)
Hasil pendekatan ini sesuai dengan hasil pengamatan bahwa reaksi keseluruhan
masing-masing berorde satu terhadap aseton dan asam tetapi tidak tergantung
pada konsentrasi halogen.
Penentuan persamaan laju reaksi iodisasi aseton dalam suasana asam
dapat menggunakan metode spektrofotometri, dimana laju reaksi diikuti dengan
mengukur laju perubahan konsentrasi iodin dengan spektrofotometer. Absorbansi
larutan diusahakan antara 0,7 hingga 0,2 dengan memilih panjang gelombang
yang sesuai. Dalam mereaksikan reaktan, larutan aseton dicampur terlebih dahulu
dengan HCl, dan kemudian ke dalam campuran ini ditambahkan larutan iodin
sesuai dengan skema berikut.

No. Vol. Aseton Vol. HCl Vol. I2 ∆A tiap t tertentu


1.
2.
Dst.

D. Alat dan Bahan


a. Alat yang Digunakan :
1. Spektronik 20
2. Tabung reaksi
3. Pipet 5 mL
4. Pipet ukur 2 mL
5. Gelas kimia
6. Labu takar
7. Stop watch
b. Bahan yang Dibutuhkan :
1. Larutan aseton 3M
2. Larutan HCl 0,3M
3. Larutan I2 0,015M
4. Larutan KI 0,01M (untuk pengenceran I2)
E. Rangkaian Alat

Rangkaian alat yang digunakan seperti pada gambar dibawah ini:

Keterangan Gambar:

1. Tempat kuvet
2. Display digital
3. Mode indicator
4. Mode pilihan
5. Tombol pengurangan
6. Tombol menaikkan
7. Pengatur panjang gelombang
8. Pengatur transmitan / panjang gelombang (100% T / 0 A)
9. Tombol power / pengatur nol
10. Pengatur filter
F. Prosedur

Larutan I2

- Ditentukan λ maksimum (sekitar 530 nm), dengan mengukur absorbansi larutan I2


sebagai fungsi λ.
- Ditentukan jumlah masing-masing pereaksi pada percobaan ini sehingga untuk
satu kelompok percobaan hanya ada satu pereaksi yang konsentrasinya dalam
campuran bervariasi.
- Diambil tetap Volume total pereaksi 25 – 40 mL.
- Diambil volume aseton bervariasi untuk percobaan 1-4, percobaan 5-8 diambil
volume HCl bervariasi dan untuk percobaan 9-12 diambil volume I2 bervariasi.
- Dicampurkan aseton, asam dan aquadest di dalam gelas kimia 50 ml (sesuai
dengan tabel yang dibuat).
- Ditambahkan larutan iodium dalam tabung reaksi dan tuangkan ke dalam gelas
kimia yang berisi aseton dan HCl tadi. Pada saat dituangkan jalankan stop watch.
- Diaduk segera dan dituangkan campuran ke dalam sel untuk diukur absorbansinya
secepat mungkin (kurang dari 1 menit) pada panjang gelombang yang sesuai.
- Dicatat absorban dan waktu yang tertera pada stopwatch (A1 dan t1), (biarkan
kuvet tetap dalam spektrofotometer dan stopwatch tetap berjalan).
- Dilakukan pengamatan absorban dan waktu berikutnya, setelah absorban
berkurang 0,1; pada saat itu hentikan stop watch. Catat absorban dan waktu yang
tertera pada stopwatch (A2 dan t2).
- Diulangi langkah 3 s/d 7 untuk variasi konsentrasi aseton, asam, dan iodium sesuai
dengan tabel yang disusun.

Hasil
G. Data Pengamatan

No. λ(nm) Absorbansi (A)

1. 520 1,6

2. 525 1,6

3. 530 1,5

4. 535 1,5

5. 540 1,4

No. Volume Volume Volume Volume A1 A2 ΔA t1(s) t2(s) Δt


aseton HCl H2O I2

1. 4 10 11 10 0,53 0,43 0,1 40 670 630

2. 8 10 8 10 0,51 0,41 0,1 30 390 360

3. 9 10 5 10 0,50 0,40 0,1 41 300 259

4. 12 10 2 10 0,49 0,39 0,1 39 210 171

5. 10 4 11 10 0,48 0,38 0,1 28 673 645

6. 10 8 8 10 0,47 0,37 0,1 29 400 371

7. 10 9 5 10 0,48 0,38 0,1 36 305 269

8. 10 12 2 10 0,47 0,37 0,1 38 200 162

9. 10 10 11 4 0,69 0,59 0,1 35 300 265

10. 10 10 8 8 0,25 0,15 0,1 31 235 204

11. 10 10 5 9 0,48 0,38 0,1 32 225 193

12. 10 10 2 12 0,49 0,39 0,1 34 205 171


H. Analisis Data dan Pembahasan
I. Analisis Data
Persamaan Laju Reaksi:
r = K [CH3COCH3]x [ HCl]y [I2]z

Menentukan orde reaksi dari aseton (percobaan 1-4)


Bila [CH3COCH3] divariasi maka persamaan laju reaksi menjadi:
r = k [HCl]y [I2]z [CH3COCH3]x
r = k’ [CH3COCH3]x
ln r = ln k’ + x ln [CH3COCH3]
y = a + bx

a. Penambahan 4 mL aseton
룈 ऀ 룈 ऀ
룈 ऀ 룈 ऀ
ऀtka. ऀ t
t a香
룈 ऀ 룈 ऀ
t a香
룈 ऀ 룈 ऀ t t
th
h ǡ ͷ th ht
t

b. Penambahan 8 mL aseton
룈 ऀ 룈 ऀ
룈 ऀ 룈 ऀ
ऀtka. ऀ t
t a香
룈 ऀ 룈 ऀ
t a香
룈 ऀ 룈 ऀ t t
th
ʹ ͷͷͷͷͷ ht
t
c. Penambahan 9 mL aseton

룈 ऀ 룈 ऀ
룈 ऀ 룈 ऀ
ऀtka. ऀ t

t a香
룈 ऀ 룈 ऀ
t a香
룈 ऀ 룈 ऀ t ͷǡ t

th
htt ht
ʹǡ

d. Penambahan 12 mL aseton

룈 ऀ 룈 ऀ
룈 ऀ 룈 ऀ
ऀtka. ऀ t

t hʹ a香
룈 ऀ 룈 ऀ
t a香

룈 ऀ 룈 ऀ t t

th
ǡ ͷ ǡ ht
hͷh

Volume aseton [Aseton] (M) ln [Aseton] r ln r


(mL)

4 0,3 -1,2039728043 1,587301 × 10-4 -8,7483052824

8 0,6 -0,5108256238 2,777778 × 10-4 -8,1886890444

9 0,675 -0,3930425881 3,861004 × 10-4 -7,8594131187

12 0,9 -0,1053605157 5,847953 × 10-4 -7,4442486865

Dari data pada tabel tersebut, dapat dibuat grafik sebagai berikut:
Dari grafik tersebut diperoleh nilai b sebesar 1,1517 dengan pembulatan
sehingga diperoleh orde reaksi dari aseton yaitu 1.

Menentukan orde reaksi dari HCl (percobaan 5-8)


Bila HCl divariasi maka persamaan laju reaksi menjadi:
r = k [I2]z [CH3COCH3]x [HCl]y
r = k” [HCl]y
ln r = ln k” + y ln [HCl]
y = a + bx

a. Penambahan 4 mL HCl
HCl ऀ
HCl ऀ
ऀtka. ऀ t
t t a香
HCl ऀ
t a香
HCl ऀ tt t
th
h ǡǡt ht
ǡ

b. Penambahan 8 mL HCl
HCl ऀ
HCl ऀ
ऀtka. ऀ t
t t a香
HCl ऀ
t a香
HCl ऀ tt t
th
ʹ ǡ hͷ ht
ͷh

c. Penambahan 9 mL HCl

HCl ऀ
HCl ऀ
ऀtka. ऀ t

t t a香
HCl ऀ
t a香

HCl ऀ t t ͷǡ t

th
ͷhͷ ͷʹ ht
ʹ

d. Penambahan 12 mL HCl

HCl ऀ
HCl ऀ
ऀtka. ऀ t

t t hʹ a香
HCl ऀ
t a香

HCl ऀ tt t

th
hͷʹ ht
h ʹ

Volume HCl (mL) [HCl] (M) ln [HCl] r ln r

4 0,03 -3,5065578973 1,550388 × 10-4 -8,7718351498

8 0,06 -2,8134107168 2,695417 × 10-4 -8,2187874486

9 0,0675 -2,6956276811 3,717472 × 10-4 -7,8972965046

12 0,09 -2,4079456087 6,17284 × 10-4 -7,3901813482


Dari data pada tabel tersebut, dapat dibuat grafik sebagai berikut:

Dari grafik tersebut diperoleh nilai b sebesar 1,2011 dengan pembulatan


sehingga diperoleh orde reaksi dari HCl yaitu 1.

Menentukan orde reaksi dari I2 (percobaan 9-12)


Bila I2 divariasi maka persamaan laju reaksi menjadi:
r = k [CH3COCH3]x [HCl]y [I2]z
r = k”’ [I2]z
ln r = ln k”’ + z ln [I2]
y = a + bx

a. Penambahan 4 mL I2
Iʹ ऀ
Iʹ ऀ
ऀtka. ऀ t
t thǡt a香
Iʹ ऀ
t a香
Iʹ ऀ t tthǡ t
th
ͷͷ ǡ ǡ ht
ʹ ǡ

b. Penambahan 8 mL I2
Iʹ ऀ
Iʹ ऀ
ऀtka. ऀ t
t thǡt a香
Iʹ ऀ
t a香
Iʹ ऀ t tt t
th
th h ht
ʹt

c. Penambahan 9 mL I2

Iʹ ऀ
Iʹ ऀ
ऀtka. ऀ t

t thǡt a香
Iʹ ऀ
t a香

Iʹ ऀ t tt ͷǡ t

th
ǡh h ͷ ht
h

d. Penambahan 12 mL I2

Iʹ ऀ
Iʹ ऀ
ऀtka. ऀ t

t thǡt hʹ a香
Iʹ ऀ
t a香

Iʹ ऀ t tt ǡ t

th
ǡ ͷ ǡ ht
hͷh

Volume I2 (mL) [I2] (M) ln [I2] r ln r

4 0,0015 -6,5022901709 3,773585 × 10-4 -7,882314894

8 0,003 -5,8091429903 4,901961 × 10-4 -7,6207050428

9 0,003375 -5,69135995547 5,181347 × 10-4 -7,5652753109


12 0,0045 -5,4036778822 5,847953 × 10-4 -7,4442486865

Dari data pada tabel tersebut, dapat dibuat grafik sebagai berikut:

Dari grafik tersebut diperoleh nilai b sebesar 0,3962 dengan pembulatan


sehingga diperoleh orde reaksi dari I2 yaitu 0.

Setelah masing-masing pereaksi diketahui orde reaksinya, maka dapat digunakan untuk
menentukan nilai k, dengan persamaan laju reaksi sebagai berikut :
r = k [CH3COCH3]1 [HCl]1 [I2]0

Mencari nilai k dari variasi [CH3COCH3]


y = a + bx
ln r = ln k’ + x ln [CH3COCH3]
y = 1,1517x - 7,4229
a = ln k’
-7,4229 = ln k’
k’ = e-7,4229
k’ = 0,0005974141
 k’ = k [I2]0[HCl]1
0,0005974141 = k × 1 × 0,3
t tttǡ ͷ h h
t tth h t
t

Mencari nilai k dari variasi [HCl]

y = a + bx

ln r = ln k’ + x ln [CH3COCH3]

y = 1,2011x - 4,6393

a = ln k’

-4,6393 = ln k’

k’ = e- 4,6393

k’ = 0,0096644604

 k’ = k [I2]0[HCl]1
0,0096644604 = k × 1 × 0,03
t tt t
t ʹʹh
tt

Jadi nilai k yaitu sebesar (0,00199 + 0,32214) : 2 = 0,1620 . Dengan begitu


persamaan laju reaksi kinetika iodisasi aseton dengan katalisator asam
yaitu : r = 0,1620 [Aseton][HCl]

II. Pembahasan

Pada percobaan kali ini bertujuan untuk menentukan persamaan laju


reaksi iodisasi aseton dalam suasana asam. Laju reaksi atau kecepatan reaksi
merupakan perubahan konsentrasi pereaksi ataupun produk dalam satuan
waktu. Laju suatu reaksi dapat di nyatakan sebagai laju berkurangnya
konsentrasi suatu pereaksi, atau laju bertambahnya konsentrasi suatu produk.
Reaksi iodinasi aseton pada percobaan ini dikatilisis oleh asam atau
oleh ion H+ didalam asam. Semakin bertambahnya ion H+ dalam asam, dan ion
OH- dalam basa maka reaksi akan semakin cepat. Pada katalis asam akan
terjadi protonasi, sedangkan pada katalis basa akan terjadi deprotonasi.
Penggunaan asam pada percobaan ini yaitu asam klorida (HCl) . Asam tersebut
digunakan sebagai katalis karena tidak berperan sebagai oksidator. Penentuan
kinetika reaksi pada iodinasi aseton dapat diamati dengan berkurangnya
konsentrasi I2
Untuk menentukan pengaruh suatu zat dalam laju reaksi, maka dibuat
keadaan yaitu volume aseton, HCl, dan iodium tetap. Ketika suatu zat
volumenya tetap atau tidak mempengaruhi laju reaksi, maka yang dilihat
adalah pengaruh dari dua zat lainnya dalam laju reaksi. Jadi, ketika volume
aseton tetap, maka pada saat itu aseton tidak mempengaruhi laju reaksi,
begitupula untuk HCl dan iodium.
Metode pengukuran dengan spektrofotometer didasarkan pada serapan
sinar monokromatis oleh larutan berwarna pada panjang gelombang tertentu,
yaitu panjang gelombang saat larutan dapat memberikan penyerapan maksimal.
Hal pertama yang dilakukan ialah mengukur λmaks dari I2 dengan renatangan
520 – 540, dan diperoleh λmaksnya yaitu pada λ = 525. Selanjutnya ialah
dicampurkan larutan HCl 0,3 M dengan aquades sesuai dengan variasi yang
telah dibuat. Larutan HCl berfungsi sebagai katalis asam. Setelah itu,
ditambahkan dengan larutan aseton 3M serta larutan I2 0,015 M. Penambahan
I2 berfungsi untuk menghalogenasikan aseton. Penambahan iodium harus
dilakukan terakhir dikarenakan iodium mudah teroksidasi serta mudah terurai
bila terkena cahaya. Volume total masing-masing variasi ialah sebanyak 40 mL.
Pada saat penambahan I2, stopwatch mulai dijalankan. Selanjutnya,
dimasukkan campuran kedalam kuvet. Ketika kuvet dimasukkan dalam
spektrofotometer dicatat waktunya sebagai t1, lalu diukur absorbansinya
sebagai A1. Setelah absorbansi larutan turun 0,1 waktu yang tertera dalam
stopwatch di catat sebagai t2 dan Absorbnsinya sebagai A2. Hasil pengamatan
menunjukkan bahwa absorbansi zat akan berkurang seiring bertambahnya
waktu. Hal ini disebabkan oleh terjadinya reaksi antara aseton dengan I2 yang
awalnya berwarna kuning kecoklatan menghasilkan hasil reaksi yang bening.
Memudarnya warna larutan tersebut dikarenakan larutan makin tidak menyerap
panjang gelombang.
Berikut ini mekanisme reaksi iodinasi aseton dengan katalisator asam :
Tahap 1 : Aseton bereaksi dengan asam (HCl)
Tahap 2 : Penambahan aquades pada campuran

Tahap 3 : Penambahan I2 pada campuran

Aseton merupakan basa yang sangat lemah, sehingga mengakibatkan


kesetimbangan reaksi pada tahap 1 akan bergeser ke kiri dan tidak mendukung
terbentuknya ion . Pada percobaan dihasilkan orde reaksi Aseton dan HCl = 1.
Sedangkan iodin memiliki orde reaksi 0.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi laju reaksi, diantaranya:
1. Konsentrasi. Semakin besar konsentrasi, maka semakin cepat laju reaksi.
Hal ini sesuasi dengan persamaan laju reaksi yang menunjukkan
hubungan sebanding antara konsentrasi dengan laju reaksi.
2. Katalis. Katalis berfungsi untuk mempercepat jalannya reaksi dengan
cara menurunkan energi aktivasi.
3. Suhu. Semakin tinggi suhu, gerakan molekul akan semakin cepat;
bertumbukan semakin kuat; laju semakin besar.
4. Luas permukaan. Semakin besar luas permukaan maka semakin banyak
zat yang dapat bereaksi, sehingga laju reaksi akan semakin cepat.
5. Energi aktivasi. Semakin kecil energi aktivasi maka semakin sedikit
energi yang diperlukan untuk pembentukan produk
Penentuan orde reaksi aseton, HCl, dan I2 diperoleh dari gradient kurva
antara waktu dan absorbansi. Berdasarkan percobaan maka diperoleh
persamaan laju reaksi iodisasi aseton dalam suasana asam sebesar 0,1620
[aseton]1[HCl]1[I2]0

I. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan diatas maka dapat disimpulkan bahwa persamaan laju reaksi
percobaan ini adalah r = 0,1620 [aseton]1[HCl]1[I2]0

J. Pertanyaan
1. Turunkan persamaan dan cara yang digunakan untuk membuktikan bahwa
suatu reaksi secara keseluruhan berorde dua.
Jawab:
A→B
ʹ

h
ht ʹ 㤵 t

h h
h t

h h
h t

y = a + bx
h h
h t

h
Dimana h
磌 蓌

cara yang dilakukan untuk membuktikan adalah melalui metode integrasi


(metode coba-coba).

Melalui grafik nilai R2 akan diketahui dan apabila nilai R2 mendekati 1 maka
orde reaksi tersebut berorde 2.

2. Selain dengan spektrofotometer, laju reaksi dapat ditentukan dengan cara


titrasi volumetri. Terangkan cara tersebut.
Jawab:
Dengan cara menentukan dulu konsentrasi mula-mula, kemudian
konsentrasi larutan yang bereaksi dengan selang waktu dan konsentrasi sisa
larutan. Sehingga didapatkan konsentrasi larutan yang bereaksi dengan selang
waktu, dimana nilai x didapatkan pada konsentrasi larutan yang bereaksi.
Harga(a−x) yang nantinya dipergunakan untuk membuat grafik hubungan
antara (sebagai ordinat) terhadap waktu (sebagai absis) dengan persamaan
laju reaksi k= x.t/a ( a − x ).

K. Daftar Pustaka
Atkins, Pieter. De Paula, Julio. 2006. Atkins’ Physical Chemistry Eight Edition.New York :
W.H. freeman and Company
Sumari, Nazriati. 2019. Petunjuk Praktikum Kimia Fisika. Universitas Negeri Malang:
Jurusan Kimia
Day, R.A. Jr and Underwood, A.L. 1986. Kimia Analisis Quatitatif.Jakarta:Erlangga

Link Video https://youtu.be/kVm43n1MdUI (Diakses pada tanggal 15 November 2020)

Anda mungkin juga menyukai