IODINASI ASETON
I. Tujuan Percobaan :
Menentukan orde reaksi.
Menghitung energi aktivasi.
Menghitung laju reaksi berdasarkan pengaruh konsentrasi dan temperatur dalam
suasana asam.
Laju reaksi juga bergantung pada temperatur, sering terjadi bila temperatur naik
10C laju mendaji 2 kali lipat. Seperti pada konsentrasi, disini terdapat pula hubungan
kuantitafif antara laju reaksi dengan temperature, tetapi hubungannya agak rumit.
Hubungan ini didasarkan pada suatu ide bahwa reaktan harus mempunyai jumlah energi
minimum tertentu pada waktu reaktan bertumbukan pada tahap reaksi. Jumlah energi yang
minimum ini disebut energi aktivasi.
R adalah tetapan gas (8,31 J M-1 K-1). Dengan menghitung K dalam temperatur
yang berbeda-beda, kemudian masukkan harga-harga K kedalam grafik, maka akan
didapatkan energi aktivasi reaksi.
Dalam percobaan ini kita pelajari kinetika reaksi Iod dan Aseton.
O O
Oleh karena itu laju reaksi tidak tergantung pada Iod, maka kita dapat menggunakan
Iod sebagai reagent pembatas dengan jumlah aseton dan ion hidrogen berlebih. Kita dapat
mengukur waktu yang dibutuhkan untuk mereaksikan seluruh Iod yang ada dalam larutan.
Bila konsentrasi dari aseton dan ion hidrogen jauh lebih besar dari pada konsentrasi Iod,
maka konsentrasi mereka tidak akan berubah selama reaksi dan laju reaksi akan tetap,
sampai seluruh Iod habis bereaksi. Kemudian reaksi akan berhenti. Bila waktu yang
dibutuhkan untuk mereaksikan semua Iod (warnanya hilang) adalah t.
Walaupun laju reaksi tetap pada kondisi yang kita atur, kita dapat mengubah-ubah
konsentrasi aseton dan ion hidrogen. Bila konsentrasi ion hidrogen dan Iod dibuat tetap
sama seperti pada campuran awal, sedangkan konsentrasi aseton dibuat menjadi 2 kali
konsentrasi semula, maka persamaan laju menjadi :
Laju 2 = K [2A]m [I2]n [H+]p
Laju 1 = K [2A]m [I2]n [H+]p
Setelah menghitung laju 2 dan laju 1, maka kita memperoleh angka yang
mempunyai harga yang sama dengan 2m. Berarti kita dapat memperoleh harga m melalui
logaritma. M merupakan orde reaksi terhadap aseton.
V. Prosedur kerja :
Penentuan Orde reaksi
Percobaan A
Pipet 10 Ml aseton 4M, masukkan kedalam erlenmeyer 125 Ml
Pipet 10 Ml HCl 1 M, masukkan kedalam erlenmeyer yang berisi aseton.
Tambahkan 20 Ml aquadest kedalam campuran tersebut
Pipet 10 Ml larutan Iod dengan pipet gondok 10 Ml.
Masukkan kedalam campuran tersebut (serentak jalankan stop watch)
Setelah warna Iod menghilang, segera hentikahn stop watch.
Lalu ukur tenperarur campuran tersebut.
Percobaan B
Ulangi percobaan A dengan mengubah konsentrasi aseton, yaitu dengan memasukkan 5
ml aseton kedalam gelas kimia dan ditambahkan 25 Ml aquadest. Konsentrasi ion
hidrogen dan Iod dibiarkan tetap.
Percobaan C
Ulangi percobaan A dengan mengubah konsentrasi HCl, yaitu dengan memasukkan 5
ml HCl kedalam erlenmeyer 125 Ml dan ditambahkan 25 Ml aquadest. Konsentrasi
aseton dan Iod dibiarkan tetap.
Percobaan D
Ulangi percobaan A dengan mengubah konsentrasi Iod, yaitu dengan memasukkan 5 ml
Iod kedalam gelas kimia dan ditambahkan 25 Ml aquadest. Konsentrasi aseton dan HCl
dibiarkan tetap. Percobaan diatas dilakukan 2 kali percobaan
Tentukan laju reaksi, orde reaksi untuk masing-masing reaktan dan tetapan laju reaksi.
VII. Perhitungan :
Perhitungan Konsentrasi
Konsentrasi Aseton 4 M
Volume 10 Ml [ camp 1,3,4 ] V1 M1 = V2 M2
10 4 = 50 M2 V1 M1 = V2 M2
5 4 = 50 M2
Volume 5 Ml [ camp 2 ]
Konsentrasi HCl 1 M
Volume 10 Ml [ camp 1,2,4 ] Volume 5 Ml [camp 3 ]
V1 M1 = V2 M2 V1 M1 = V2 M2
10 1 = 50 M2 5 1 = 50 M2
Untuk k 2
Untuk k 3
Untuk k 4
Untuk 40C
Untuk 31C
Cara memperoleh
Cara memperoleh
Untuk 10C
Untuk 40C
Untuk 31C
VIII. Pembahasan :
Laju reaksi bergantung pula pada temperatur, sering terjadi bila temperatur naik 10°C
maka laju menjadi 2 kali lipat, tetapi pada kenyataan praktek yang kami lakukan
malahan laju reaksinya makin turun.
Didalam penambahan Iodium kia harus memakai pipet 10 Ml, karena dalam
penambahan Iodium harus dilakukan sekaligus, hal ini disebabkan Iodium akan
langsung bereaksi dengan Aseton dan HCl dengan tanda warna larutan Iodium akan
berubah menjadi bening.
IX. Kesimpulan :
Laju reaksi itu dipengaruhi oleh beberapa faktor penunjang antara lain : sifatnya,
konsentrasi reaktan, temperatu, katalis, luas bidang sentuhan, tekanan dann pengadukan.
Ternyata Iodinasi Aseton itu mudah kita amati, karena kita tinggal melihat kapan
perubahan warna itu telah selesai terjadi (hilangnya warna Iod menjadi bening)
Bahwa urutan laju reaksi mulai dari yang paling besar dimiliki oleh Iod ; Aseton ; HCl.
X. Daftar pustaka :
Emil j. Slowinsky, Wayne wolsey, William L. Masterton, Chemical principle in the
laboratory with qualitatives analisis, Japan, Holt-saunders Int.ed.