Anda di halaman 1dari 20

Kinetika Reaksi Kimia

Disusun oleh:
Deby Liani Pasaribu (150140066)
Hadizah Mardinata (150140063)
Lukman Nurhakim (150140065)
Riki Andreas Ginting (150140067)
Ummah Pratiwi Berutu (150140062)
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Kinetika kimia merupakan salah satu cabang ilmu kimia fisika yang mempelajari laju
reaksi. Laju reaksi berhubungan dengan pembahasan seberapa cepat atau lambar reaksi
berlagsung. Sebagai contoh seberapa cepat reaksi pemusnahan ozon di atmosfer bumi,
seberapa cepat reaksi suatu enzim dalam tubuh berlangsung dan sebagainya

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan kinetika kimia ?
2. Bagaimana penetapan hukum-hukum laju atau tetapan laju ?
3. Apa yang dimaksud dengan orde reaksi ?
4. Bagaimana menetukan orde reaksi ?
5. Sebutkan berbagai orde reaksi ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kinetika kimia.
2. Untuk mengetahui bagaimana penetapan hukum-hukum laju atau tetapan laju.
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan orde reaksi.
4. Untuk mengetahui bagaimana menentukan orde reaksi.
5. Untuk mengetahui apa saja yang mempengaruhi laju reaksi.
Kinetika Reaksi Kimia

Kinetika reaksi kimia adalah ilmu yang mempelajari laju


reaksi, atau seberapa cepat proses reaksi berlangsung
dalam waktu tertentu.
Kinetika kimia menjelaskan hubungan antara perubahan
konsentrasi reaktan (atau produk) sebagai fungsi waktu.
Berdasarkan jumlah molekul yang bereaksi, reaksi terdiri
atas :
a. Reaksi unimolekular : hanya 1 mol reaktan yang bereaksi.
Contoh : N2O5 N2O4 + O2
b.Reaksi bimolekular : ada 2 mol reaktan yang bereaksi.
Contoh : 2HI H2 + I2
c.Reaksi termolekular : ada 3 mol reaktan yang bereaksi.
Contoh : 2NO + O2 2NO
Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi
Konsentrasi
Kecepatan reaksi bergantung pada banyak factor.
Konsentrasi reaktan memainkan peran penting dalam
mempercepat atau memperlambat rekasi tertentu.
Konsentrasi mempengaruhi laju reaksi karena banyaknya
partikel memungkinkan lebih banyak tumbukan, dan itu
membuka peluang semakin banyak tumbukan efektif yang
menghasilkan perubahan.
Suhu
Kenaikan suhu dapat mempercepat laju reaksi
karena dengan naiknya suhu, energy kinetic partikel zat-
zat meningkat menghasilkan perubahansehinga
memungkinkan semakin banyaknya tumbukan efektif
yang berdasarkan teori tumbukan
Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi

Luas Permukaan
Luas permukaan mempercepat laju reaksi karena semakin
luas permukaan zat, semakin banyak bagian zat yang saling
bertumbukan dan semakin besar peluang adanya tumbukan
efektif menghasilkan perubahan.
Katalis
Katalis ialah zat yang mengambil bagian dalamn reaksi
kimia dan mempercepatnya, tetapi ia sendiri tidak mengalami
perubahan kimia yang permanen. Katalis menimbulkan efek
yang nyata pada laju reaksi, meskipun dengan jumlah yang
sangat sedikit.
Efek pelarut
Pengaruh pelarut terhadap laju penguraian obat
merupakan suatu topik terpenting untuk ahli farmasi. Walau
efek-efek tersebut rumit dan generalisasi tidak dapat
dilaksanakan.Tampak reaksi nonelektrolik dihubungkan dengan
tekanan dalam parameter kelarutan dari pelarut dan zat terlarut.
Penulisan Laju Reaksi

Laju reaksi untuk reaksi: A B Waktu (s) [O3] (mol/L)


adalah:
d[A] d[B]
0,0 3,20 x 10-5
dt dt
10,0 2,42 x 10-5
Dengan d menunjukkan perubahan
keadaan awal dan akhir reaksi. 20,0 1,95 x 10-5

Contoh: reaksi pembentukan 30,0 1,63 x 10-5


fotokimia: 40,0 1,40 x 10-5
C2H4(g) + O3(g) C2H4O(g) + O2(g) 50,0 1,23 x 10-5
Diperoleh data konsentrasi O3 yang
60,0 1,10 x 10-5
bereaksi dengan C2H4 pada 303
K sebagai berikut:

d[O3 ] (1,10x105 3,20x105 )mol/L


laju
dt (60,0 0,0)s
= 3,50 x 107mol/L.s laju rata-rata
Hukum Laju dan Komponennya
Suatu persamaan yang memerikan hubungan antara laju reaksi
dengan konsentrasi pereaksi disebut persaman laju atau hukum
laju. Jadi laju reaksi memberikan suatu ukuran yang
memudahkan bagi kecepatan reaksi. Makin cepat reaksi makin
besar harga k, makin lambat reaksi, makin kecil harga k.
Nilai k adalah tetapan laju yang bersifat spesifik untuk reaksi
tertentu dan temperatur tertentu, ditentukan dari percobaan.
Laju atau kecepatan reaksi adalah perubahan konsentrasi
pereaksi atupun produk dalam satuan waktu. Konsentrasi
biasanya dinyatakan dalam mol per liter, tetapi untuk reaksi fase
gas, satuan tekanan atmosfer, millimeter merkurium, atau
pascal, dapat digunakan sebagai ganti konsentrasi.
Laju reaksi hanya bergantung pada konsentrasi pereaksi dan
temperatur saja.
Nilai m dan n disebut orde reaksi yang ditentukan berdasarkan
percobaan, bukan dari persamaan reaksinya.
Orde Reaksi
Orde suatu reaksi ialah jumlah semua eksponen (dari
konsentrasi dalam persamaan laju. Orde reaksi juga
menyatakan besarnya pengaruh konsentrasi reaktan (pereaksi)
terhadap laju.
Jika laju suatu reaksi berbanding lurus dengan pangkat satu
konsentrasi dari hanya satu pereaksi.
Laju = k [A]
Maka reaksi itu dikatakan sebagai reaksi orde pertama.
Penguraian N2O5 merupakan suatu contoh reaksi orde
pertama.
Jika laju reaksi itu berbanding lurus dengan pangkat dua suatu
pereaksi, atau berbanding lurus dengan pangkat satu
konsentrasi dari dua pereaksi.
Laju = k[A]2
Maka reaksi itu disebut reaksi orde kedua. Dan penguraian NO2
merupakan suatu contoh reaksi orde kedua.
Penentuan Orde Reaksi

Jika tahap reaksi dapat diamati, orde adalah koefisien pada


tahap reaksi yang berjalan lambat.
Contoh : reaksi 4HBr + O2 -> 2H2O + 2Br2
Berlangsung dalam tahapan sebagai berikut :
1.HBr + O2 -> HBr2O (lambat)
2.HBr + HBr2O -> 2HBrO (cepat)
3.2HBr + 2HBr) -> 2H2O + 2Br2 (cepat)
Maka orde reaksi ditentukan oleh reaksi (1). Persamaan laju reaksi,
V = [HBr] [O2]. Orde reaksi total (lihat koefisien reaksi) = 1 + 1 =
2.
Jika tahap reaksi tidak bisa diamati, orde reaksi ditentukan
melalu eksperimen, kosentrasi salah satu zat tetap dan
kosentrasi zat lain berubah.
contoh reaksi: O3(g) + 2NO(g) 2NO2(g)
Penentuan Orde Reaksi
Contoh dalam membandingkan suatu percobaan 1 dan 2, akan diperoleh
penggandaan laju reaksi seiring dengan penggandaan konsentrasinya,
sedangkan konsentrasi NO tidak berubah:
m
laju 2 k[O3 ]m2 [NO]2
n
k[O3 ]m
2
[O3 ]2

laju 1 k[O3 ]1m[NO]1n k[O3 ]1m [O3 ]1
m
6,40x10-3mol/L.s 2,20x102mol/L
=
3,21x103mol/L.s 1,10x102mol/L
sehingga diperoleh 1,99 = (2,00)m, maka m = 1

Bandingkan percobaan 1 dan 3, dimana penggandaan konsentrasi NO


menaikkan laju, sedangkan konsentrai O3 tetap.
n
laju 3 k[O3 ]3m[NO]3n k[NO]3n [NO]3
Maka hukum laju: r = k[O3][NO]2
laju 1 k[O3 ]1m[NO]1n k[NO]1n [NO]1
n
12,80x10-3mol/L.s 2,60x102mol/L
=
3,21x103mol/L.s 1,30x10 mol/L
2

sehingga diperoleh 3,99 = (2,00)n, maka n = 2


Penentuan Tetapan laju
Untuk contoh di atas, tetapan laju dapat ditentukan dari salah satu
percobaan di atas:

laju 3,21x103mol/L.s
k
[O3 ]1[NO]1 ((1,10x102 )x(1,30x102 )mol/L.s)2
2

= 1,73x103L2mol2s1
Satuan tetapan laju dan hubungannya dengan orde reaksi total:

Orde Reaksi Satuan k (t


Total dalam s)

0 molL-1s-1
1 s-1
2 Lmol-1s-1
3 L2mol-2s-1
Pengaruh Temperatur terhadap laju
Reaksi
Secara umum, banyak reaksi yang berlangsung sekitar temperatur
kamar, yang setiap kenaikan temperatur sebesar 10oC akan
menyebabkan laju reaksi meningkat dua atau tiga kali lipat.
Temperatur mempengaruhi laju reaksi karena pengaruhnya pada
tetapan laju reaksi. Hubungan antara temperatur dan tetapan laju reaksi
dipelajari oleh Svante Arrhenius (1889), kimiawan Swedia, melalui
persamaan Arrhenius:
E a
k Ae RT

Dengan k= tetapan laju reaksi, Ea = energi pengaktifan reaksi, A = tetapan


Arrhenius, T = temperatur dalam K, dan R = tetapan gas ideal.
Energi pengaktifan adalah energi minimum agar molekul-molekul dapat
bereaksi. Semakin tinggi temperatur, nilai eksponen negatif semakin
kecil, sehingga nilai k semakin besar, yang berarti bahwa laju semakin
cepat: T naik k naik laju reaksi naik.
By LB & DW_Kimia ITB
Contoh Soal
Reaksi dekomposisi: 2HI(g) H2(g) + I2(g) memiliki tetapan laju
9,51 x 10-9 L/mol.s pada 500 K dan 1,10 x 10-5 L/mol/s pada 600 K.
Hitunglah energi pengaktifan reaksi!
Jawab:

k E 1 1
ln 2 a
k1 R T2 T1
1
k2 1 1
Ea R ln
k1 T2 T1
1
1,10x105L/mol.s 1 1
= -(8,314 J/mol.K) ln
9,51x109
L/mol.s 600K 500K
= 1,76x105 J/mol 1,76x102 J/mol

By LB & DW_Kimia ITB


Teori Pengaruh Konsentrasi dan
Temperatur
Teori Tumbukan: reaksi akan terjadi jika 2 hal dipenuhi:
Energi pengaktifan tercapai, hal ini berhubungan erat
dengan temperatur. Pengaruh temperatur terhadap energi
tumbukan dapat dilihat pada grafik di slide berikutnya.
Orientasi molekul tepat, hal ini berhubungan erat dengan
konsentrasi, semakin besar konsentrasi, kemungkinan
terjadi tumbukan dengan orientasi yang benar semakin
besar
Teori Keadaan Transisi: energi pengaktifan dibutuhkan
untuk merenggangkan dan membentuk kembali ikatan-
ikatan diantara pereaksi agar dapat mencapai keadaan
transisi. Keadaan transisi merupakan keadaan molekul-
molekul berenergi tinggi, tidak dapat diisolasi dan tidak
stabil.

By LB & DW_Kimia ITB


Mekanisme Reaksi: Tahap-tahap
dalam Reaksi Keseluruhan
Kebanyakan reaksi tidak terjadi melalui satu tahap melainkan
beberapa tahap reaksi elementer. Setiap tahap disebut reaksi
antara (intermediet).
Tahap reaksi elementer dikarakterisasi oleh kemolekulannya.
Contoh dalam reaksi total: 2O3(g) 3O2(g) memiliki dua
tahap reaksi elementer:
Tahap elementer pertama adalah reaksi unimolekul, yaitu
yang melibatkan dekomposisi atau penataan ulang suatu
partikel tunggal, yaitu: O3(g) O2(g) + O(g).
Tahap elementer kedua adalah reaksi bimolekul, yaitu ketika
dua partikel bereaksi: O3(g) + O(g) 2O2(g)
Hukum laju untuk reaksi elementer dapat langsung
diperoleh dari persamaan stoikiometrinya, sehingga orde
reaksi merupakan koefisien dari reaktannya.

By LB & DW_Kimia ITB


Mekanisme Reaksi: Tahap-tahap
dalam Reaksi Keseluruhan
Hukum laju untuk Tahap Elementer Umum:

Tahap Kemolekulan Hukum Laju


Elementer

A produk Unimolekul Laju = k[A]

2A produk Bimolekul Laju = k[A]2

A + B produk Bimolekul Laju = k[A][B]

2A + B produk Termolekul Laju = k[A]2[B}

By LB & DW_Kimia ITB


Mekanisme Reaksi: Tahap-tahap
dalam Reaksi Keseluruhan
Semua tahap elementer dalam mekanisme reaksi tidak memiliki
laju yang sama. Biasanya terdapat satu tahap yang memiliki laju
lebih lambat daripada yang lain, sehingga membatasi kecepatan
berlangsungnya reaksi keseluruhan.
Tahap reaksi elementer yang memiliki laju paling lambat disebut
tahap penentu laju.
Hukum laju dari tahap penentu laju adalah merupakan hukum
laju dari reaksi keseluruhan.
Contoh: NO2(g) + CO(g) NO(g) + CO2(g), memiliki hukum laju
secara percobaan: r = k[NO2]2. Hal ini karena reaksi di atas
memiliki mekanisme dua-tahap:
1. NO2(g) + NO2(g) NO3(g) + NO(g) (lambat, penentu laju)
2. NO3(g) + CO(g) NO2(g) + CO2(g) (cepat)
Sesuai tahap lambat sebagai penentu laju, maka hukum laju
reaksi adalah r = k[NO2] [NO2] = k[NO2]2. Hal ini sesuai hasil
percobaan. Senyawa NO3 disebut senyawa intermediet yang
dalam reaksi keseluruhan tidak muncul, karena segera setelah
terbentuk akan bereaksi kembali membentuk spesi lain.
By LB & DW_Kimia ITB
Katalis: Mempercepat Laju Reaksi
Dua hal penting yang menyebabkan adanya katalis dapat
mempercepat laju reaksi:
Katalis mempercepat laju reaksi ke arah produk maupun ke arah
pereaksi, sehingga menghasilkan rendemen produk lebih cepat
(rendemen produk tidak lebih banyak daripada reaksi yang tanpa
katalis)
Katalis dapat menurunkan energi pengaktifan dengan cara
menyediakan mekanisme reaksi yang berbeda yang memiliki jalur
energi pengaktifan lebih rendah.
Katalis terbagi menjadi dua jenis:
Katalis Homogen: yaitu zat berwujud gas, cair atau padat yang
dapat larut dalam campuran reaksi.
Katalis Heterogen: biasanya adalah zat padat yang berinteraksi
dengan pereaksi berwujud gas atau cair. Reaksi berlangsung
di permukaan, sehingga semakin luas permukaan katalis,
reaksi berlangsung lebih efektif, lebih cepat.
Beberapa Penggunaan Katalis dalam
Industri
Pereaksi katalis Produk Kegunaan

Homogen

Propilena, oksidator Kompleks Mo(VI) Propilenoksida Busa poliuretan;


poliester
Metanol, CO [Rh(CO)2I2] Asam asetat Pelapisan
Poli(vinilasetat);
poli(vinilalkohol)
Butadiena, HCN Senyawa Ni/P Adiponitril Nilon (serat, plastik)

a-olefin, CO, H2 Senyawa Rh/P Aldehid Plasticizer, Pelumas

Heterogen

Etilena, O2 Perak, CsCl pada Etilenoksida Poliester, etilen


alumina glikol, pelumas
Propilena, NH3, O2, Bismut molibdat, Akrilonitril, High Plastik, serat, resin,
Etilena organokrom dan Density Poly Ethylene produk cetakan
titanium halida pada (HDPE)
silika
Kesimpulan
1. Kinetika kimia adalah suatu ilmu yang membahas tentang laju
(kecepatan) dan mekanisme reaksi.
2. Laju reaksi memberikan suatu ukuran yang memudahkan bagi
kecepatan reaksi. Makin cepat reaksi makin besar harga k dan
makin lambat reaksi makin kecil harga k itu.
3. Orde suatu reaksi ialah jumlah semua eksponen (dari konsentrasi
dalam persamaan laju).
4. Jika tahap reaksi dapat diamati, orde adalah koefisien pada tahap
reaksi yang berjalan lambat. Jika tahap reaksi tidak bisa
diamati, orde reaksi ditentukan melalu eksperimen, kosentrasi
salah satu zat tetap dan kosentrasi zat lain berubah.
5. Faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah sifat dasar
pereaksi, temperatur, penambahan katalis, pelarut, konsentrasi,
radiasi elektromagnetik dan intensitas cahaya, dan pengadukan.
6. Katalis ialah zat yang mengambil bagian dalamn reaksi kimia dan
mempercepatnya, tetapi ia sendiri tidak mengalami perubahan kimia
yang permanen. Katalis terbagi menjadi dua jenis yaitu : katalis
homogen dan katalis heterogen

Anda mungkin juga menyukai