I. PENDAHULUAN
dengan berubahnya satu zat menjadi zat lain. Reaksi kimia merupakan
berasal dari bahasa Yunani yaitu “Stoicheon” yang berarti unsure atau
elemen dan “metron” yang berarti mengukur. Dengan kata lain, stoikiometri
senyawa kimia.
dalam jumlah yang sesuai dan kita dapat memperkirakan jumlah produk
yang dihasilkan.
satuan mol digunakan untuk satuan jumlah. Satu mol zat adalah banyaknya
zat tersebut yang mengandung 6.02×1023 partikel, yang partikel tersebut
Sedangkan massa suatu mol zat yang dinyatakan dalam gram disebut
massa molar, yang dalam gram sama banyak dengan bobot molekul dalam
satuan massa atom. Kita perlu mengetahui bobot molar zat – zat untuk
1.2. TUJUAN
reaksi kimia
3. Dalam setiap pengamatan yang dilakukan, jaga jarak mata anda dengan
materi yang diamati, hati-hati mata jangan sampai terkena efek dari
zat/reaksi yang terjadi. Jika terkena segera bilas dengan air yang mengalir.
dilakukan pada suatu reaksi kimia. Pengamatan yang umum dilakukan pada
suatu reaksi kimia antara lain perubahan temperatur, jumlah produk reaksi
(endapan, gas), pH larutan dan warna larutan. Salah satu metode yang umum
perubahan sifat fisik dalam suatu reaksi pada jumlah mol masing-masing
Perubahan sifat fisik yang dapat diamati dalam suatu reaksi kimia antara lain
Perubahan sifat fisik tersebut sangat bergantung pada jumlah mol pereaksi
yang digunakan dalam percobaan. Oleh karena itu, data-data perubahan sifat
fisik dan jumlah mol pereaksi dapat digambarkan dalam suatu grafik, yang
reaksi.
menggunakan data berat produk reaksi yang dialurkan terhadap data mol
dengan K2CrO4 adalah 2:1, dan rumus molekul endapan yang dihasilkan
adalah Ag2CrO4. (mol AgNO3 : mol K2CrO4 = 8,4 : 3,6 = 2,33:1 ~ 2:1)
Pb(NO3)2 dan KI, (ii) CuSO4 dan NaOH, dan (iii) HCl dan NaOH, (iv)
H2SO4 dan NaOH. Pada reaksi (i), perubahan sifat fisik yang diamati adalah
diamati pada reaksi (ii)-(iv). Pada reaksi (i) dipelajari persen hasil dengan
perhitungan.
% 100%
III. METODOLOGI
2. KI 0,1 M
3. NaOH 1 M
4. HCl 1 M
5. H2SO4 1 M
6. CuSO4 1 M
7. NaOH 2 M
3.2 Peralatan
1. Neraca Analitis
2. Tabung Reaksi
3. Gelas Ukur 50 mL
4. Gelas Beker 50 mL
6. Pipet Tetes
7. Termometer
3.3 Prosedur
1. Satu buah tabung raksi kosong dimasukkan ke dalam gelas beker 100 mL,
3. Lakukan hal yang sama seperti tahap 1, kemudian tabung reaksi yang berisi
larutan KI (tahap 3), tabung reaksi tetap berada di atas neraca analitis.
5. Catat perubahan berat hasil reaksi. Apakah diamati adanya perubahan berat
campuran lebih besar dari jumlah total berat larutan Pb(NO3)2 dan KI
sebelum direaksikan? Jika ada, maka hitung berat produk reaksi hasil
6. Hitung berat teoritis produk reaksi dari reaksi 2 mL, 2 mL larutan Pb(NO3)2
masing-masing.
Volume Volume
Kondisi
Larutan NaOH, mL Larutan HCl, mL
1
Dimana
masing-masing.
M.
IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN
% hasil : 98.84%
Suhu
Volume Volume
Kondisi Akhir,
Larutan NaOH, mL Larutan CuSO4, mL
°C
1 5 1 32
2 4 2 31
3 3 3 31
4 2 4 30,5
5 1 5 29
4.3 Reaksi Asam – Basa
°C
1 10 20 31
2 15 15 32
3 20 10 32
4 25 5 31
5 30 - 30
6 - 30 29
V. JAWABAN PERTANYAAN
berikut ini:
kuantitatif zat yang terlibat dalam reaksi. Reaksi stoikiometri adalah suatu
reaksi kimia dimana pereaksi dalam reaksi tersebur habis bereaksi, sehingga
tidak ada mol sisa dalam pereaksi atau tidak ada pereaksi pembatas. Dalam
suatu reaksi juga terdapat reaksi eksoterm dan endoterm. Reaksi eksoterm
dingin.
sifat fisik, seperti perubahan warna, suhu, bentuk, dan lain – lain. Dalam
parktikum ini yang dibahas adalah perubahan suhu. Suhu terendah dari suatu
Yang pertama yaitu reaksi stokiometri pengendapan antara dua jenis garam
yaitu Pb(NO3)2 dengan KI. Reaksi antara dua jenis garam ini membentuk
19.96 gr. Setelah itu dilakukan pencampuran dua larutan garam Pb(NO3)2
berat campuran 40.02 gr. Disini dapat dilihat bahwa terjadi perubahan berat
Dari berat campuran yang didapatkan tadi dapat diketahui juga berat
produk hasil percobaan dengan cara mencari selisih antara berat campuran
nyata dengan berat campuran teoritis. Dari perhitungan itu didapatkan berat
produk percobaannya sebesar 0.49 gr. Setelah itu dihitung % hasil dari
% 100%
Persamaan reaksi yang terbentuk dari percobaan ini yaitu sebagai berikut:
Percobaan yang terakhir yaitu reaksi asam basa antara NaOH dengan
Pada reaksi ini prinsip kerjanya hampir sama dengan reaksi kedua. Yang
membedakan yaitu pada reaksi ini akan dilihat apakah ada perubahan suhu
dari pencampuran reaksi antara larutan basa kuat dengan asam kuat. Pada
ruang sebesar 29 ℃.
dan HCl dengan volume yang sama. Berdasarkan hasil praktikum diatas,
larutan tersebut.
VI. PENUTUP
6.1 KESIMPULAN
suatu larutan yang akan dicampurkan dan juga dipengaruhi oleh sifat
6.2 SARAN
efektif