TekananUap
TemperaturUap
Grafik 8.1.
Tekanan Uap Sebagai Fungsi Temperatur
Harga tekanan uap dapat ditentukan dengan cara :
1. Metode langsung
Alat seluruhnya dibeberkan dalam pemanas pada suhu tetap, dan zat cair
yang akan ditentukan diletakkan dalam tabung, kemudian sistem di
hampa-udarakan. Pada sisi manometer, sistem dibiarkan mencapai
kesetimbangan thermal, tekanan uap dapat langsung di baca pada
thermometer.
2. Metode penjenuhan langsung
Metode ini di dasarkan pada hukum gas ideal dari Boyle-Gay Lusaac dan
zat cair yang akan ditentukan dimasukkan kedalam kaca, dan udara
dengan volume yang diketahui dialirkan sehingga terjadi gelembung
yang mengakibatkan berkurangnya berat zat cair. Zat cair yang
berkurang ini terjadi karena proses penguapan.
7.3. ALAT DAN BAHAN
7.3.1. ALAT
1. Pressure Gauge
2. Water bath
3. Thermometer
4. Chamber
7.3.2. BAHAN
1. Crude oil
2. Air
7.3.3. GAMBAR ALAT
5
1
6
Keterangan:
1. Water bath ( heater )
2. Thermometer
3. Pressure gauge
4. Chamber
5. Cup
6. Sampel minyak
Gambar 7.1.
Rangkaian Alat Vapour Pressure
(Laboratorium Analisa Fluida Reservoir)
7.5.2. PERHITUNGAN
Pada sampel A :
Tekanan pada 40 C = 0,1 + 14,7 = 14,8 Psia
Tekanan pada 50 C = 0,45 + 14,7 = 15,15 Psia
Tekanan pada 55 C = 0,6 + 14,7 = 15,3 Psia
Tekanan pada 60 C = 1,7 + 14,7 = 15,4 Psia
Pada sampel B :
Tekanan pada 40 C = 0 + 14,7 = 14,8 Psia
Tekanan pada 50 C = 0,2 + 14,7 = 14,9 Psia
Tekanan pada 55 C = 0,45 + 14,7 = 15,05 Psia
Tekanan pada 60 C = 0,6 + 14,7 = 15,17 Psia
1. Perhitungan Aritmatik dari masing-masing suhu sampel A
a. Rata-rata
∑ Tek uap pd suhu 40 179,04
Tek. Uap pada suhu 40°C mean = =
n 12
= 14,92
∑ Tek uap pd suhu 50 181,47
Tek. Uap pada suhu 50°C mean = =
n 12
= 15,1225
∑ Tek uap pd suhu 55 182,37
Tek. Uap pada suhu 55°C mean = =
n 12
= 15,1975
∑ Tek uap pd suhu 60 183,26
Tek. Uap pada suhu 60°C mean = =
n 12
= 15,27914914
b. Standar Deviasi
2
√∑(Tek.Uap-Tek.Uapmean ) 0,3602
SD Tek. Uap @ 40°C = =√
n-1 11
= 0,1809571
2
∑(Tek.Uap-Tek.Uapmean ) 0,0,409625
SD Tek. Uap @ 50 C =√
°
=√
n-1 11
= 0,19297315
2
∑(Tek.Uap-Tek.Uapmean ) 0,624825
SD Tek. Uap @ 55°C =√ =√
n-1 11
= 0,23833227
2
∑(Tek.Uap-Tek.Uapmean ) 0.857166667
SD Tek. Uap @ 60 C =√
°
=√
n-1 11
= 0,27914914
2. Perhitungan Aritmatik dari masing-masing suhu sampel B
a. Rata-rata
∑ Tek uap pd suhu 40 177,84
Tek. Uap pada suhu 40°C mean = =
n 11
= 14,82
∑ Tek uap pd suhu 50 179,86
Tek. Uap pada suhu 50°C mean = =
n 11
= 14,9883333
∑ Tek uap pd suhu 55 181,18
Tek. Uap pada suhu 55°C mean = =
n 11
= 15,0983333
∑ Tek uap pd suhu 60 182,5
Tek. Uap pada suhu 60°C mean = =
n 11
= 15,2083333
b. Standar Deviasi
2
√∑(Tek.Uap-Tek.Uapmean ) 0,2156
SD Tek. Uap @ 40°C = =√
n-1 11
= 0,14
2
∑(Tek.Uap-Tek.Uapmean ) 0,129366667
SD Tek. Uap @ 50 C=√
°
=√
n-1 11
= 0,10844633
2
∑(Tek.Uap-Tek.Uapmean ) 0,092766667
SD Tek. Uap @ 55 C=√
°
=√
n-1 11
= 0,09183318
2
√∑(Tek.Uap-Tek.Uapmean ) 0,163766667
SD Tek. Uap @ 60°C= =√
n-1 11
= 0,1220159
Tabel VII-2
Hasil Perhitungan Tekanan Uap pada Sampel Minyak A
Tekanan Uap pada Suhu (psig)
Plug
40 C 50 C 55 C 60 C
A 14.98 15.05 15.11 15.3
B 14.9 15 14.9 14.8
C 15.3 15.5 15.55 15.6
D 14.8 15.15 15.3 15.4
E 14.8 15.2 15.4 15.5
F 14.8 14.85 14.87 14.9
G 15 15.35 15.5 15.6
H 14.85 15.3 15.4 15.5
I 15.1 15.12 15.17 15.28
J 14.71 14.97 15.09 15.2
K 15.1 15.1 15.2 15.3
L 14.7 14.88 14.88 14.88
Total 179.04 181.47 182.37 183.26
Mean 14.92 15.1225 15.1975 15.27166667
SD 0.18095705 0.192973149 0.238332274 0.27914914
Tabel VII-3
Hasil Perhitungan Tekanan Uap pada Sampel Minyak B
Tekanan Uap pada Suhu (psig)
Plug
40 C 50 C 55 C 60 C
A 14.7 14.9 15 15.13
B 14.7 15 15.02 15.11
C 14.8 14.9 15.02 15.03
D 14.7 14.9 15.15 15.3
E 14.7 14.9 15 15.1
F 14.75 15 15.17 15.37
G 14.75 14.8 15 15.1
H 14.85 15.02 15.1 15.2
I 15.08 15.09 15.11 15.2
J 14.82 15.15 15.25 15.41
K 15.09 15.1 15.12 15.21
L 14.9 15.1 15.24 15.34
Total 177.84 179.86 181.18 182.5
Mean 14.82 14.98833333 15.09833333 15.20833333
SD 0.14 0.108446328 0.091833182 0.122015896
Tabel VII-4
Hasil Perhitungan (Tekanan Uap pada Suhu x – mean Tekanan Uap pada
Suhu x)2 pada Sampel Minyak A
(Tekanan Uap pada Suhu x – mean Tekanan Uap pada Suhu x)2
Plug (40C- (50C- (55C- (60C-
40CMean)^2 50CMean)^2 55CMean)^2 60CMean)^2
A 0.0036 0.00525625 0.00765625 0.000802778
B 0.0004 0.01500625 0.08850625 0.222469444
C 0.1444 0.14250625 0.12425625 0.107802778
D 0.0144 0.00075625 0.01050625 0.016469444
E 0.0144 0.00600625 0.04100625 0.052136111
F 0.0144 0.07425625 0.10725625 0.138136111
G 0.0064 0.05175625 0.09150625 0.107802778
H 0.0049 0.03150625 0.04100625 0.052136111
I 0.0324 6.25E-06 0.00075625 6.94444E-05
J 0.0441 0.02325625 0.01155625 0.005136111
K 0.0324 0.00050625 6.25E-06 0.000802778
L 0.0484 0.05880625 0.10080625 0.153402778
Total 0.3602 0.409625 0.624825 0.857166667
Tabel VII-5
Hasil Perhitungan (Tekanan Uap pada Suhu x – mean Tekanan Uap pada
Suhu x)2 pada Sampel Minyak B
(Tekanan Uap pada Suhu x – mean Tekanan Uap pada Suhu x)2
Plug (40C- (50C- (55C- (60C-
40CMean)^2 50CMean)^2 55CMean)^2 60CMean)^2
A 0.0144 0.007802778 0.009669444 0.006136111
B 0.0144 0.000136111 0.006136111 0.009669444
C 0.0004 0.007802778 0.006136111 0.031802778
D 0.0144 0.007802778 0.002669444 0.008402778
E 0.0144 0.007802778 0.009669444 0.011736111
F 0.0049 0.000136111 0.005136111 0.026136111
G 0.0049 0.035469444 0.009669444 0.011736111
H 0.0009 0.001002778 2.77778E-06 6.94444E-05
I 0.0676 0.010336111 0.000136111 6.94444E-05
J 0 0.026136111 0.023002778 0.040669444
K 0.0729 0.012469444 0.000469444 2.77778E-06
L 0.0064 0.012469444 0.020069444 0.017336111
Total 0.2156 0.129366667 0.092766667 0.163766667
7.6. PEMBAHASAN
Acara kedua percobaan kali ini adalah penentuan vapour pressure. Tujuan
dari percobaan ini adalah untuk menentukan besarnya tekanan uap (vapour
pressure) pada temperatur tertentu. Prinsip kerja dari percoban ini adalah
pemanasan, dimana sampel yang dipanaskan maka temperaturnya akan naik dan
tekanannya bertambah besar. Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini
adalah pressure gauge, chamber, cup, water bath, water bath thermometer,
temperature regulator, crude oil dan air.
Percobaan ini diawali dengan menyiapkan dua sampel minyak, sampel A
dan sampel B. Masing-masing sampel dituang kedalam cup sampai terisi penuh,
kemudian susun rangkaian peralatan vapour pressure. Water bath diisi air sampai
garis batas dan diletakkan dalam chumber bersama dengan cup berisi sampel.
Penambahan air ini bertujuan untuk meratakan panas saat dipanaskan bersamaan
dengan sampel. Hubungkan alat vapour pressure dengan sumber listrik lalu catat
tekanan uap pada suhu 40oC, 50oC, 55oC dan 60oC.Dari percobaan ini didapatkan
hasil pada sampel A berturut-turut adalah 14,8 psia; 15,15 psia; 15,6 psia dan 15,7
psia. Sedangkan untuk sampel B didapatkan hasil berturut-turut 14,7 psia; 14,9
psia; 15,15 psia dan 15,3 psia.
Dari grafik hasil percobaan ini terlihat bahwa tekanan uap sampel A lebih
besar dibandingkan dengan sampel B sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel
A jenis minyak yang lebih ringan daripada sampel B. Hal ini terjadi karena
minyak ringan lebih mudah menguap sehingga tekanan uapnya menjadi lebih
besar.
Aplikasi lapangan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui tekanan uap
dari suatu minyak mentah, sehingga dapat ditentukan desain storage tank yang
tepat untuk jenis minyak tertentu berdasarkan tekanan uapnya.
Jenis storage tank berdasarkan atapnya ada dua yaitu Fix Roof Tank dan
Flouting Roof Tank. Fix Roof Tank adalah tangka silinder dengan konfigurasi
atapnya bersatu dengan dinding shellnya dari bentuk roofnya dapat berbentuk
cone (kerucut) atau dome (kubah). Tank ini dapat digunakan untuk semua jenis
produk seperti crude oil, gasoline, benzene, dll. Flouting Roof Tank adalah tangka
jenis silinder yang mempunyai kontruksi yang berbeda dari Fix Roof Tank. Atap
pada flouting roof tidak menyatu dengan dinding (shell). Roof ini dapat bergerak
naik turun tergantung dari level fluida didalamnya. Tank ini biasanya digunakan
untuk menyimpan minyak mentah dan premium.
7.7. KESIMPULAN