PERCOBAAN VII
(EXPERIMENT VII)
PENENTUAN COULD POINT, CLOD POINT DAN POUR POINT
(DETERMINING OF CLOUD POINT, CLOD POINT AND POUR POINT)
fluidanya. Untuk menentukan titik kabut, sample diamati pada tiap penurunan
temperature 2°F (-16.6667 °C) hingga terbentuk endapan (kabut). Sedangkan
untuk titik tuang, sample diamati pada tiap penurunan suhu 5 °F (-15 °C) hingga
minyak tidak mengalir lagi jika dituangkan.
Bahan :
Crude Oil 100 ml
Es Batu
Garam
Stopwatch
Tabel 7.2. Hasil Pengamatan Penentuan Cloud Point, Cold Point dan Pour
Point Pada Sample II
Waktu Temperature
Analisa
(menit)
°C °F °K °Re °Ra
Dari data hasil pengamatan Cloud point, Clod point dan Pour point maka
dapat diperoleh plot grafik sebagai berikut ini :
96
10
Temperatur
5
Cloud Point Temperatur Vs Waktu
2 (4 ml)
0
1 2 5
-5
-6
Cold Point
-10
15 Temperatur Vs Waktu
(6 ml)
10
8
5 Cold Point
0 Waktu (3 )menit)
1 2 5
7.6. PERHITUNGAN
A. Sample I
1. Titik embun (cloud point) = 7°C
9
o °F = ( 5 x °C) + 32
9
= ( 5 x 7) + 32
= 45 °F
4
o °Re = ( 5 x °C )
4
= ( 5 x 7)
= 6 °Re
o °K = °C + 273
= 7 + 273
= 280 °K
9
o °Ra = ( 5 x °C) + 491,67
9
=( x 7) + 491,67
5
= 504 °Ra
2. Titik beku (cold point) = 4°C
9
o °F = ( 5 x °C) + 32
9
= ( 5 x 4) + 32
= 39 °F
4
o °Re = ( 5 x °C )
4
= ( 5 x 4)
= 3°Re
o °K = °C + 273
= 4 + 273
= 277 °K
9
o °Ra = ( 5 x °C) + 491,67
9
= ( 5 x 4) + 491,67
98
= 499°Ra
3. Titik tuang (pour point) = 26°C
9
o °F = ( 5 x °C) + 32
9
= ( 5 x 26) + 32
= 79°F
4
o °Re = ( 5 x °C )
4
= ( 5 x 26)
= 21°Re
o °K = °C + 273
= 26 + 273
= 299°K
9
o °Ra = ( 5 x °C) + 491,67
9
= ( 5 x 26) + 491,67
= 538°Ra
B. Sample II
1. Titik embun (cloud point) = 9°C
9
o °F = ( 5 x °C) + 32
9
= ( 5 x 9) + 32
= 48°F
4
o °Re = ( 5 x °C )
4
= ( 5 x 9)
= 7°Re
o °K = °C + 273
= 9 + 273
= 282°K
9
o °Ra = ( 5 x °C) + 491,67
9
= ( 5 x 9) + 491,67
99
= 508°Ra
2. Titik beku (cold point) = 5°C
9
o °F = ( 5 x °C) + 32
9
= ( 5 x 5) + 32
= 41°F
4
o °Re = ( 5 x °C )
4
= ( 5 x 5)
= 4°Re
o °K = °C + 273
= 5 + 273
= 278°K
9
o °Ra = ( 5 x °C) + 491,67
9
= ( 5 x 5) + 491,67
= 500°Ra
3. Titik tuang (pour point) = 26°C
9
o °F = ( 5 x °C) + 32
9
= ( 5 x 26) + 32
= 79°F
4
o °Re = ( 5 x °C )
4
= ( 5 x 26)
= 21°Re
o °K = °C + 273
= 26 + 273
= 299°K
9
o °Ra = ( 5 x °C) + 491,67
9
= ( 5 x 26) + 491,67
= 538°Ra
100
7.7. PEMBAHASAN
Pada proses transportasi dari formasi menuju permukaan, minyak mentah
(crude oil) mengalami penurunan temperatur, apabila ini tidak diperhatikan akan
menyebabkan pembekuan minyak mentah didasar pipa sehingga tidak bisa
mengalir dengan sempurna. Dalam hal ini kita harus mengetahui kapan minyak
mentah bisaa mengalami pembekuan, agar dapat mengantisipasi dan berfikir
bagaimana cara terbaik agar minyak mentah mengalir dari formasi dengan lancar.
Untuk itu, kita sangat perlu mengetahui berapa jumlah titik kabut, titik beku, dan
titik tuang dari suatu minyak mentah yang terproduksi.
Defenisi titik kabut, titik beku dan titik tuang adalah :
a. Titik kabut adalah temperatur dimana lilin parafin atau padatanlain mulai
mengkristal atau memisahkan diri dari larutan bila minyak didinginkan pada
kondisi tertentu.
b. Titik beku adalah temperatur terendah dimana minyak sudah tidak dapat
bergerak lagi atau mengalir lagi.
c. Titik tuang adalah temperatur terendah dimana minyak masih dapat dituang
atau mengalir bila minyak tersebut didinginkan dengan kondisi tertentu.
Titik kabut dan titik tuang berfungsi untuk mendeterminasi jumlah relatif
kandungan lilin pada crude oil, namun test ini tidak menyatakan jumlah
kandungan lilin secara absolute, begitu juga dengan kandungan materi solid
lainnya didalam minyak. Titik kabut sangat penting untuk minyak diesel HSO
(high speed diesel) untuk indikasi adanya penyumbatan lilin pada saringan
minyak halus (finer filter) sehingga mesin akan sulit beroperasi. Semakin rendah
titik kabut, maka semakin banyak kandungan lilnnya.
Titik pembekuan adalah sifat lilin yang pentingbagi banyak pemakai lilin
petroleum. Titik pembekuan digambarkan bahwa pengukuran suhu pada saat
sample menjadi dingin atau tertahan untuk mengalir. Pada saat suhu tersebut liln
dapat mendekati bentuk padat atau lilin semi-padat dan cukup lunak, bergantung
pada komposisi lilin petroleum yang diuji. Sifat pembekusn lilin petroleum adalah
suatu suhu pada saat lilin petroleum, jika dibiarkan dingin dibawah suhu tertentu
akan berhenti mengalir. Titik pembekuan diamati sebagai suhu dimana tetesan
101
7.8. KESIMPULAN
Cloud point, Cold point dan Pour point sangat berpengaruh pada kualitas
minyak. Apabila Cloud point dan Cold pointnya tinggi, maka minyak itu bagus,
begitu juga sebaliknya. Berbanding terbalik dengan Pour point, bila Pour point
tinggi, maka minyak tersebut kurang bagus karena butuh waktu yang lama untuk
dapat mengalir lagi, karena minyak mempunyai Viskositas yang besar.
Ada dua cara agar minyak memiliki temperatur yang konstan sehingga
mnyak dapat mengalir dengan lancar yaitu dengan ilmu kimia dan ilmu fisika.
7.9. TUGAS
1. Buatlah contoh real dari uji labor yang telah dilakukan dengan aplikasi
lapangan!
Jawab :
Pada saat uji labor telah diketahui berapa besar titik embun, titik beku dan
titik tuangnya. Kita bisa mengaplikasikannya dilapangan dengan
menggunakan pipa isolator yang berguna untuk menjaga temperatur agar
tetap konstan dan agar minyak tidak berada dalam titik embun maupun
titik beku diberikan alat pemanas didekat pipa minyak.
2. Jelaskan kegunaan pengukuran dari crude oil pada pour point!
Jawab :
Pour point berguna untuk mengetahui berapa besar suhu yang bisa
dijadikan sebagai patokan agar minyak tidak membeku dan bisa mengalir
dengan lancar. Seperti diketahui bahwa pour point adalah titik terendah
dimana minyak masih bisa mengalir.
3. Bagaimana hasil yang didapat dan perbedaan jika jenis minyak yang
digunakan merupakan heavy oil dan light oil?
Jika sample yang digunakan adalah heavy oil maka sample akan cepat
membeku karena banyak mengandung lilin parafin. Dan apabila
menggunakan light oil minyak tidak mudah membeku karen kandungan
lilin parafin lebih sedikit, dengan kata lain heavy oil dan light oil
103
memiliki titik tuang yang berbeda yaitu titik tuang pada heavy oil lebih
besar dibandingkan dengan light oil.
4. Jelaskan reaksi kimia yang terjadi pada saat proses pencampuran batu es
dengan garam!
Garam yang dicampurkan dalam es memungkinkan titik beku lebih
rendah dari pada ketika es hanya terdiri dari air. Garam menyebabkan
salju dan es tidak cepat mencair.