Anda di halaman 1dari 12

92

PERCOBAAN VII
(EXPERIMENT VII)
PENENTUAN COULD POINT, CLOD POINT DAN POUR POINT
(DETERMINING OF CLOUD POINT, CLOD POINT AND POUR POINT)

7.1 TUJUAN PERCOBAAN


1. Menentukan Titik Kabut (Cloud point) untuk minyak mentah.
2. Menentukan Titik Tuang (Pour point) untuk minyak mentah.
3. Menentukan Titik Beku (Clod point) untuk minyak mentah.

7.2 TEORI DASAR


Pada perjalanan dari formasi menuju permukaan, minyak bumi mengalami
penurunan temperatur. Apabila hal ini tidak diwaspadai, maka akan terjadi
pembekuan minyak di dalam pipa, sehingga tidak bisa lagi untuk mengalir.
Penurunan temperature ini akan memyebabkan suatu masalah yang akan menjadi
besar akibatnya apabila tidak segera diatasi.
Harus diketahui dimana minyak mengalami perubahan temperature, agar
dapat mengetahui atau mengantisipasi dan mengambil tindakan yang terbaik agar
minyak dapat ditranspotasikan secara lancar dari formasi ke permukaan sesuai
dengan kebutuhan. Untuk mengatasi hal tersebut di atas, kita dapat mengambil
sample minyak formasi dan mengadakan uji coba untuk mengetahui titik kabut,
titik beku, dan titik tuang minyak tersebut.
Salah satu sifat hampir semua minyak adalah membeku menjadi semi fluida
atau massa solid yang sukar bergerak jika padanya terjadi penurunan temperature.
Test titik kabut umumnya dilakukan pada minyak yang dihasilkan dengan
destilasi. Test ini menentukan temperatur dimana Wax (lilin paraffin) mulai
mengkristal dan terpisah dari minyak membentuk semacam kabut tipis.
Test ini dilakukan untuk menentukan temperature dimana minyak tidak
dapat mengalir lagi. Besarnya Pour Point berbeda – beda untuk setiap tipe minyak
tergantung pada komposisi zat yang dikandungnya. Untuk melaksanakan test ini,
sample minyak ditempatkan pada botol yang dilengkapi thermometer. Kemudian
sample dan yar diletakkan pada mesin pendingin untuk diamati temperature dan
93

fluidanya. Untuk menentukan titik kabut, sample diamati pada tiap penurunan
temperature 2°F (-16.6667 °C) hingga terbentuk endapan (kabut). Sedangkan
untuk titik tuang, sample diamati pada tiap penurunan suhu 5 °F (-15 °C) hingga
minyak tidak mengalir lagi jika dituangkan.

7.3 ALAT & BAHAN


Alat :
 Water bath : 1 Unit
 Termometer : 1 Unit
 Tabung Reaksi : 4 Unit
 Corong : 1 Unit
 Stopwatch : 1 Unit
 Aluminium Foil : 1 Roll

Bahan :
 Crude Oil 100 ml
 Es Batu
 Garam

Thermometer Water Bath


94

Tabung Reaksi Corong

Stopwatch

Gambar 7.1. Alat-alat Percobaaan Penentuan Cloud Point, Clod Point


dan Pour Point

7.4. PROSEDUR PERCOBAAN


Penentuan Titik Kabut ( Cloud point ) dan Titik Beku ( Clod point )
a. Mengambil sample dan memasukkannya ke dalam tube sampai garis
batas.
b. Menyiapkan es batu kemudian menambahkan garam secukupnya untuk
agar es batu tidak cepat mencair.
c. Memasukkan thermometer ke dalam bath.
d. Mengamati temperature dan kondisi sample yang diteliti setiap 3 menit.
e. Mencatat pembacaan temperature ( dalam celcius atau Fahrenheit ) pada
saat terjadinya kabut atau disebut juga Cloud point.
95

f. Kemudian melanjutkannya sampai sample diyakini telah membeku atau


Clod point.

Penentuan Titik Tuang ( Pour point )


a. Setelah mendapatkan titik beku, mengeluarkan tube yang berisi sample
dari dalam bath pada kondisi sample masih beku.
b. Mendiamkan pada temperatur kamar.
c. Mengamati perubahan temperatur pada saat seluruh sample dapat
dituangkan. Melaporkan temperatur tersebut sebagai Pour point.

7.5. HASIL PENGAMATAN


Tabel 7.1. Hasil Pengamatan Penentuan Cloud Point, Cold Point dan Pour
Point Pada Sample I
Waktu Temperature
Analisa
(menit)
°C °F °K °Re °Ra

Titik embun (cloud point) 7 7 45 280 5 504

Titik beku (cold point) 13 4 39 277 3 499

Titik tuang (pour point) 19 26 79 299 21 538

Tabel 7.2. Hasil Pengamatan Penentuan Cloud Point, Cold Point dan Pour
Point Pada Sample II
Waktu Temperature
Analisa
(menit)
°C °F °K °Re °Ra

Titik embun (cloud point) 7 9 48 282 7 508

Titik beku (cold point) 13 5 41 278 4 500

Titik tuang (pour point) 19 26 79 299 21 538

Dari data hasil pengamatan Cloud point, Clod point dan Pour point maka
dapat diperoleh plot grafik sebagai berikut ini :
96

Temperatur Vs Waktu (4 ml)


15 Pour Point
14

10
Temperatur

5
Cloud Point Temperatur Vs Waktu
2 (4 ml)
0
1 2 5

-5
-6
Cold Point
-10

Grafik 7.1. Temperatur vs Waktu ( 4 ml )

Temperatur Vs Waktu (6 ml)


30 Pour Point
27
25
Cloud Point
20 20
Temperatur

15 Temperatur Vs Waktu
(6 ml)
10
8
5 Cold Point

0 Waktu (3 )menit)
1 2 5

Grafik 7.2. Temperatur vs Waktu ( 6 ml)


97

7.6. PERHITUNGAN
A. Sample I
1. Titik embun (cloud point) = 7°C
9
o °F = ( 5 x °C) + 32
9
= ( 5 x 7) + 32

= 45 °F
4
o °Re = ( 5 x °C )
4
= ( 5 x 7)

= 6 °Re
o °K = °C + 273
= 7 + 273
= 280 °K
9
o °Ra = ( 5 x °C) + 491,67
9
=( x 7) + 491,67
5

= 504 °Ra
2. Titik beku (cold point) = 4°C
9
o °F = ( 5 x °C) + 32
9
= ( 5 x 4) + 32

= 39 °F
4
o °Re = ( 5 x °C )
4
= ( 5 x 4)

= 3°Re
o °K = °C + 273
= 4 + 273
= 277 °K
9
o °Ra = ( 5 x °C) + 491,67
9
= ( 5 x 4) + 491,67
98

= 499°Ra
3. Titik tuang (pour point) = 26°C
9
o °F = ( 5 x °C) + 32
9
= ( 5 x 26) + 32

= 79°F
4
o °Re = ( 5 x °C )
4
= ( 5 x 26)

= 21°Re
o °K = °C + 273
= 26 + 273
= 299°K
9
o °Ra = ( 5 x °C) + 491,67
9
= ( 5 x 26) + 491,67

= 538°Ra
B. Sample II
1. Titik embun (cloud point) = 9°C
9
o °F = ( 5 x °C) + 32
9
= ( 5 x 9) + 32

= 48°F
4
o °Re = ( 5 x °C )
4
= ( 5 x 9)

= 7°Re
o °K = °C + 273
= 9 + 273
= 282°K
9
o °Ra = ( 5 x °C) + 491,67
9
= ( 5 x 9) + 491,67
99

= 508°Ra
2. Titik beku (cold point) = 5°C
9
o °F = ( 5 x °C) + 32
9
= ( 5 x 5) + 32

= 41°F
4
o °Re = ( 5 x °C )
4
= ( 5 x 5)

= 4°Re
o °K = °C + 273
= 5 + 273
= 278°K
9
o °Ra = ( 5 x °C) + 491,67
9
= ( 5 x 5) + 491,67

= 500°Ra
3. Titik tuang (pour point) = 26°C
9
o °F = ( 5 x °C) + 32
9
= ( 5 x 26) + 32

= 79°F
4
o °Re = ( 5 x °C )
4
= ( 5 x 26)

= 21°Re
o °K = °C + 273
= 26 + 273
= 299°K
9
o °Ra = ( 5 x °C) + 491,67
9
= ( 5 x 26) + 491,67

= 538°Ra
100

7.7. PEMBAHASAN
Pada proses transportasi dari formasi menuju permukaan, minyak mentah
(crude oil) mengalami penurunan temperatur, apabila ini tidak diperhatikan akan
menyebabkan pembekuan minyak mentah didasar pipa sehingga tidak bisa
mengalir dengan sempurna. Dalam hal ini kita harus mengetahui kapan minyak
mentah bisaa mengalami pembekuan, agar dapat mengantisipasi dan berfikir
bagaimana cara terbaik agar minyak mentah mengalir dari formasi dengan lancar.
Untuk itu, kita sangat perlu mengetahui berapa jumlah titik kabut, titik beku, dan
titik tuang dari suatu minyak mentah yang terproduksi.
Defenisi titik kabut, titik beku dan titik tuang adalah :
a. Titik kabut adalah temperatur dimana lilin parafin atau padatanlain mulai
mengkristal atau memisahkan diri dari larutan bila minyak didinginkan pada
kondisi tertentu.
b. Titik beku adalah temperatur terendah dimana minyak sudah tidak dapat
bergerak lagi atau mengalir lagi.
c. Titik tuang adalah temperatur terendah dimana minyak masih dapat dituang
atau mengalir bila minyak tersebut didinginkan dengan kondisi tertentu.
Titik kabut dan titik tuang berfungsi untuk mendeterminasi jumlah relatif
kandungan lilin pada crude oil, namun test ini tidak menyatakan jumlah
kandungan lilin secara absolute, begitu juga dengan kandungan materi solid
lainnya didalam minyak. Titik kabut sangat penting untuk minyak diesel HSO
(high speed diesel) untuk indikasi adanya penyumbatan lilin pada saringan
minyak halus (finer filter) sehingga mesin akan sulit beroperasi. Semakin rendah
titik kabut, maka semakin banyak kandungan lilnnya.
Titik pembekuan adalah sifat lilin yang pentingbagi banyak pemakai lilin
petroleum. Titik pembekuan digambarkan bahwa pengukuran suhu pada saat
sample menjadi dingin atau tertahan untuk mengalir. Pada saat suhu tersebut liln
dapat mendekati bentuk padat atau lilin semi-padat dan cukup lunak, bergantung
pada komposisi lilin petroleum yang diuji. Sifat pembekusn lilin petroleum adalah
suatu suhu pada saat lilin petroleum, jika dibiarkan dingin dibawah suhu tertentu
akan berhenti mengalir. Titik pembekuan diamati sebagai suhu dimana tetesan
101

sample berhenti mengalir temperatur diputar.titik pembekuan dapat juga


digunakan untuk menunjukan suhu terendah dimana lilin dapat membeku dan
menjadi padat. Penanganan minyak yang mempunyai titik beku yang tinggi akan
lebih mudah apabila dibandingkan dengan minyak yang mempunyai titk beku
yang rendah. Pada minyak yang mempunyai titik beku yang rendah apabila berada
dibawah temperatur normal maka akan cepat membeku dalam pipa apabila hanya
menggunakan pipa biasa, dan hal ini tentu saja akan merugikan karena
memungkinkan akan terjadinya penyumbatan-penyumbatan dalam pipa tersebut.
Mengatasi hal tersebut maka dipasang pemanas pada jarak tertentu agar minyak
tidak membekudalam pipa.
Titik kabut dan titik tuang dimaksudkan untuk memperkirakan jumlah lilin
yang terdapat dalam minyak. Semua minyak akan membeku jika didinginkan
pada suhu yang cukup rendah, maka pemeriksaan ini tidak menunjukan adanya
sejumlah lilin atau padatan lain dalam minyak. Ini berarti pada pemeriksaan
tersebut terlihat bahwa lilin akan meleleh diatas titik tuangnya sehingga dapat
dipisahkan dari minyak nya. Pada penentuan titik embun, titik beku dan titik tuang
ada kaitannya dengan temperatur terhadap viskositas dan densitas. Hubungan ini
sangat jelas antara temperatur terhadap viskositas maupun densitas. Kaitannya
adalah apabila temperatur rendah maka viskositasnya tinggi, sedangkan apabila
temperatur tinggi maka viskositasnya rendah. Apabila temperatur rendah maka
densitasnya tinggi, sedangkan apabila temperaturnya tinggi maka densitasnya
rendah. Ada dua cara agar minyak mentah memiliki temperatur konstan sehingga
minyak dapat dialirkan melalui pipa minyak menuju tangki dimana tempat
terakumulasinya minyak. Cara pertama adalah menggunakan ilmu kimia yaitu
memberikan parasol (parafinsolfen) saat minyak telah terakumulasi didalam
tangki. Sedangkan cara kedua adalah dengan menggunakan ilmu fisika yaitu
menggunakan pipa isolator. Pipa isolator ini bermanfaat untuk menjaga agar
temperatur suhu tetap konstan, sehingga minyak yang didalam pipa tersebut dapat
mengalir menuju tangki tempat terakumulasinya minyak.
102

7.8. KESIMPULAN
Cloud point, Cold point dan Pour point sangat berpengaruh pada kualitas
minyak. Apabila Cloud point dan Cold pointnya tinggi, maka minyak itu bagus,
begitu juga sebaliknya. Berbanding terbalik dengan Pour point, bila Pour point
tinggi, maka minyak tersebut kurang bagus karena butuh waktu yang lama untuk
dapat mengalir lagi, karena minyak mempunyai Viskositas yang besar.
Ada dua cara agar minyak memiliki temperatur yang konstan sehingga
mnyak dapat mengalir dengan lancar yaitu dengan ilmu kimia dan ilmu fisika.

7.9. TUGAS
1. Buatlah contoh real dari uji labor yang telah dilakukan dengan aplikasi
lapangan!
Jawab :
 Pada saat uji labor telah diketahui berapa besar titik embun, titik beku dan
titik tuangnya. Kita bisa mengaplikasikannya dilapangan dengan
menggunakan pipa isolator yang berguna untuk menjaga temperatur agar
tetap konstan dan agar minyak tidak berada dalam titik embun maupun
titik beku diberikan alat pemanas didekat pipa minyak.
2. Jelaskan kegunaan pengukuran dari crude oil pada pour point!
Jawab :
 Pour point berguna untuk mengetahui berapa besar suhu yang bisa
dijadikan sebagai patokan agar minyak tidak membeku dan bisa mengalir
dengan lancar. Seperti diketahui bahwa pour point adalah titik terendah
dimana minyak masih bisa mengalir.
3. Bagaimana hasil yang didapat dan perbedaan jika jenis minyak yang
digunakan merupakan heavy oil dan light oil?
 Jika sample yang digunakan adalah heavy oil maka sample akan cepat
membeku karena banyak mengandung lilin parafin. Dan apabila
menggunakan light oil minyak tidak mudah membeku karen kandungan
lilin parafin lebih sedikit, dengan kata lain heavy oil dan light oil
103

memiliki titik tuang yang berbeda yaitu titik tuang pada heavy oil lebih
besar dibandingkan dengan light oil.
4. Jelaskan reaksi kimia yang terjadi pada saat proses pencampuran batu es
dengan garam!
 Garam yang dicampurkan dalam es memungkinkan titik beku lebih
rendah dari pada ketika es hanya terdiri dari air. Garam menyebabkan
salju dan es tidak cepat mencair.

Anda mungkin juga menyukai