Agus Wahyudi
Perubahan keadaan zat murni
• Perubahan fasa diamati dari pengaruh tiga variabel : tekanan,
temperatur dan volume
• Perubahan keadaan suatu zat biasanya digambarkan melalui
suatu “diagram fasa” (phase diagram).
• Diagram fasa adalah grafik tekanan yang diplot terhadap
temperature yang memperlihatkan dalam keadaan bagimana
berbagai fasa itu terjadi.
Diagram fasa (Diagram P‐T) zat murni
Diagram Fasa
• Vapour Pressure (garis tekanan uap)
– Titik‐titik tekanan‐temperatur (P‐T) yang bahwa zat berupa
cairan dan gas dalam keadaan kesetimbangan.
– Titik P‐T diatas garis ini maka zat berupa fasa cair.
– Titik P‐T dibawah garis ini maka fasa adalah gas.
• Critical Point = Titik C (titik kiritis)
– Merupakan titik tertinggi pada garis tekanan uap.
– Menunjukkan titik temperatur kritis dan titik tekanan kritis.
– Temperatur kritis adalah temperatur tertinggi dimana gas
masih bisa dicairkan dengan menaikkan tekanan.
– Tekanan kritis adalah tekanan tertinggi dimana cairan dan gas
masih bisa berada bersama‐sama.
Titik Triple
• Titik T (titik triple) yaitu kondisi P dan T dimana fasa padat, cair
dan gas berada bersama‐sama dalam kedaan kesetimbangan.
• Garis dibawah titik triple adalah garis sublimasi. Pada garis ini
fasa padat dan gas berada bersama‐sama dalam keadaan
kesetimbangan.
• Teknik perminyakan jarang bekerja dengan hidrokarbon pada fasa
solid/padat namun tetap perlu dipelajari karena banyak
permasalahan yang timbul dengan adanya padatan seperti wax,
asphalt atau hydrat
• Garis 1‐2 adalah garis isoterm (temperatur sama)
• Garis 1’‐1 adalah garis isobar (tekanan sama)
• Pada kondisi P‐T yang terletak pada garis 3‐4 fasa zat tidak dapat
ditentukan apakah gas atau cair, hanya disebut fluida (critical
fluids).
• Perubahan dari konsisi A ke B akan terlihat perubahan fasa dari
liquid ke gas.
• Perubahan P&T yang mengikuti garis A‐E‐F‐G‐B (diatas titik kritis)
maka perubahan fasa akan sulit untuk didefinisikan dan disebut
sebagai fluida (fluid state)
Contoh Diagram Fasa Air
Perubahan Fasa Cair‐Gas
• Pada Proses isotermis
– Selama terjadi penurunan tekanan pada fasa cair maka
tekanan akan menurun dengan cepat sampai garis tekanan
uap (vapor pressure line).
– Fasa gas akan mulai terbentuk (bubble point pressure).
– Usaha untuk menurunkan tekanan akan menyebabkan naiknya
volume dari fase gas dengan tekanan tetap konstan.
– Sampai pada fasa liquid tidak ada lagi maka tekanan akan
menurun karena ekspansi fasa gas.
Pressure Volume Diagram (PV)
• Perubahan tekanan yang
besar hanya akan
mengakibatkan sedikit
perubahan volume fasa liquid
(kompresibilitas liquid kecil).
• Apabila tekanan gelembung
tercapai maka gas akan mulai
terbentuk (bubble point),
• Pb = molekul mulai
meninggalkan fasa liquid dan
ditandai terbentuk gelembung
gas kecil pertama kali.
Pressure Volume Diagram (PV)
• Selama sistem berekspansi
maka lebih banyak liquid yang
berubah menjadi fasa gas
pada tekanan konstan.
• Sampai pada tetes liquid
terakhir maka tekanan akan
mulai turun, titik ini disebut
titik embun (dew point).
Pressure Volume Diagram (PV)
Proses Isobarik
Tekanan Uap
• Untuk zat murni maka tekanan uap pada bubble point dan dew
point besarnya sama.
• Beberapa ekspansi dapat dilakukan pada temperatur konstan
untuk membentuk grafik PV diagram.
• Persamaan Clasius Clapeyron menggambarkan tekanan uap dan
temperatur, dapat dibuat grafik yang merupakan garis lurus
ೡ
dengan slope
ோ
• Asumsi Lv konstan tidak selalu tepat, serta pada T dekat dengan
Tc nilai Vml tidak selalu valid
• Prsamaan Clasius Clapeyron hanya valid untuk range T tertentu
• Cara lain digunakan plot Cox Chart
ௗೡ ೡ
bila Vml diabaikan maka :
ௗ் ்ಾಸ
• Pada gas ideal : ௩ ெீ
ௗೡ ೡ ೡ
• Sehingga :
ௗ் ோ் మ
௩ଶ ௗೡ ೡ ்మ ௗ்
௩ଵ ೡ ோ ்భ ் మ
ೡమ ೡ ଵ ଵ
ೡభ ோ ்భ ்మ
Tekanan Uap n‐Hexane
Plot tekanan n‐hexane
sehingga didapat plot
berupa garis lurus
T (F) Pv
155.7 14.7
199.4 29.4
269.1 73.5
331.9 147.0
408.9 293.9
454.6 435.0
Cox Chart (n‐parafin & isoparafin)
PV Diagram
• Bubble point cruve dan
dew point curve bertemu
pada titik kritis.
• Dibawah garis bubble
point dan garis dew point
adalah area dua fasa,
• Sedangkan area diatas
garis tersebut adalah area
satu fasa.
• Diatas titik kritis (3 ‐ 4),
tidak menunjukkan
perubahan fasa yang
mencolok, ada ekspansi
tanpa perubahan fasa,
disebut super critical
fluid.
PVT Diagram 3 Dimensi
Larutan dua Komponen
• Disebut juga Binary system
• Perubahan keadaan larutan dua komponen berbeda dengan
perubahan keadaan zat murni.
• Perubahan keadaan larutan 2 komponen dipengaruhi oleh
perbandingan jumlah molekul kedua komponen penyusun larutan
• Tidak berupa garis tunggal, namun meliputi area dengan
kemunculan dua fasa yang berada bersama‐sama. Area ini
disebut saturation envelope/phase envelope/two phase region
• Area dua fasa ini dibatasi oleh dua garis : bubble point curve dan
dew point curve
• Titik kritis merupakan pertemuan antara bubble point curve dan
dew point curve
Larutan 2 komponen
Harga titik kritis &
bentuk diagram fasa
dipengaruhi komposisi
kedua zat penyususn
larutan.
• Metana dengan Etana pada terlihat bahwa luas kurva terbesar terjadi
pada komposisi 50% mol Metana dan 50% mol Etana (komponen yang
lebih berat) maka kurva semakin condong ke kanan
• Bentuk garis & kedudukan titik kritis dipengaruhi oleh selisih ukuran
molekul komponen penyusun larutan.
• Semakin besar selisihnya, semakin tinggi dan runcing bentuk garisnya.
Binary n‐Parafin
• Area dua fasa: Semakin
jauh selisih panjang rantai
karbon semakin besar area
titik kritis
Diagram fasa larutan dua komponen
• harga Pb dan Pd tidak sama,
selisihnya tergantung pada
temperatur.
• pada titik kritis harga
tekanan gelembung =
tekanan embun.
• Pc larutan lebih besar dari
Pc masing‐masing
komponen penyusunnya
• Tc larutan berada diantara
harga temperatur kritis
komponen penyusunnya.
• Criconderbar : tekanan paling tinggi dalam area dua fasa
• Cricondenterm : temperatur paling tinggi alam area dua fasa
• Retrograde condensation : penurunan tekanan menyebabkan
perbahan fasa dari gas ke liquid.
• Daerah retrograde condensation terjadi diantara temperature
kritis dan cricondenterm pada saturation envelope
• Kondisi retrograde condensation juga terjadi pada area antara
tenakan kritis dan cricondenbar, bila temperature berubah pada
tekanan tetap.
Capuran Metana‐Etana
Latihan Soal
• Tentukan Tc dan Pc pada campuran 50.02 % mol metana dan
49.98 % mol etana. Tentukan Pb dan Pd pada ‐20o F
– Berdasarkan diagram fasa campuran C1 50.02% : C2 49.98%,
garis 6 : Tc = 15 F, Pc = 975
– Pada ‐20o F => Pb = 842psia , Pd = 339 psia
• Tentukan cricondenbar dan cricondenterm dari campuran 50.02
% mol metana dan 49.98 % mol etana
– Cricondenterm 24o F, cricondenbar 975 psia
• Tentukan range temperatur terjadi retrograde condensation pada
campuran 50.02 % mol metana dan 49.98 % mol etana?
PV Diagram Larutan dua komponen
• Garis PV isotermis 2
komponen hampir sama
dengan zat murni
• perbedaan adanya
kenaikan tekanan dari
dew point ke bubble
point.
• Bubble point lebih banyak
dipengaruhi oleh
komponen yang mudah
menguap (volatile)
• dew point lebih
dipengaruhi oleh
komponen yang relatif
sukar menguap (less‐
volatile)
PV diagram untuk N‐Pentane dan N‐Heptane (52.4% N‐Heptane)
Contoh Soal
Pada campuran n‐pentane 47.6 % berat dan n‐heptane 52.4 % berat,
perkirakan specific volume dari campuran gas pada dew point dan
ubble point pada suhu 400 F.
• Jawab
Specific vol pada Pb = 332 psia dan 400 F = 0.036 cu ft/lb
Specific vol pada Pd = 275 psia dan 400 F = 0.249 cu ft/lb
Perubahan Keadaan HC Alam
• Semakin banyak dan kompleks molekul‐molekul larutan maka
perbedaan Pb dan Pd semakin besar.
• Minyak dan gas bumi yang merupakan suatu campuran dari
berbagai senyawa hidrokarbon, bahkan mengandung senyawa
non‐HC.
• Berdasarkan diagram fasanya dan perbandingan fas gas‐ cairnya
pada kondisi permukaan, fluida reservoir dapat diklasifikasikan
1. Minyak Bumi
a. Ordinary Black OIl
b. Low shrinkgae crude oil (Minyak Berat)
c. High shrinkage crude oil (Minyak Ringan)
2. Gas Bumi
a. Gas kondensat retrograd (Retrograde Condensate Gas)
b. Gas Basah ( wet gas)
c. Gas Kering (Dry Gas)
Ordinary Black Oil
Ciri‐ciri
• GOR 200 – 700 scf/STB
• Oil gravity 15 – 40 API
• Warna coklat hingga hijau tua
Keterangan
• Garis perubahan fasa (quaity line) mempunyai area yang sama
• Garis 1‐E‐F adalah garis penurunan tekanan reservoir pada saat
produksi
• Pada kondisi P dan T reservoir di titik 1, minyak dalam keadaan
tak‐jenuh (undersaturated) sehigga tidak ada fasa gas
• Bila P dan T reservoir berada pada titik E, gas mulai keluar dari
cairan sehingga minyak dikatakan jenuh (saturated)
• Pada titik G adalah konsisi P dan T separator di permukaan
• Garis separator dengan P dan T reservoir adalah garis produksi
Ordinary Black Oil
Minyak Berat
Minyak berat (Low Shrinkage Crude oil) minyak bumi yang
mengandung senyawa‐senyawa hidrokarbon berat lebih banyak
daripada senywa‐senyawa hidrokarbon ringan (fraksi ringan).
Umumnya minyak berat dicirikan oleh:
• Quality line mempunyai area yang sempit dan berada dekat
dengan garis dew point
• Temperatur reservoir berada dibawah temperatur kritis fluida
hidrokarbon‐nya (karena Tc reltif tinggi)
• Fluida hidrokarbon yang keluar dari separator terdiri atas 85%
cairan dan 15% gas.
• Likuid di separator mempunyai oil gravity kurang dari 35 API
• GOR produksi ± kurang ari 200 scf/STB
• Warna cairan hidrokarbon yang terproduksi hitam atau gelap
Diagram Fasa Minyak Berat
Volatile Crude Oil
• Minyak ringan/high shrinkage crude oil
• Quality line makin meyempit bila berada dekat dengan garis
bubble point dan makin lebar bila dekat dengan dew point
• Oil formation volume factor kurang 2 bbl/STB
• Gas‐oil ratio antara 2,000 hingga 3,200 scf/STB
• Oil gravitiy antara 45° dan 55° API
• liquid recovery pada kondisi separator rendah (titik G)
• Warna kehijauan sampai orange
Diagram Fasa
Near‐critical crude oil
• Bila temperatur reservoir dekat dengan temperatur kritis Tc maka
campuran hidrokrbon dinamakan Near‐critical crude oil.
• Perurunan tekanan yang kecil mengakibatkan penyusutan hingga
55%
• Oil formation volume factor lebih dari 2 bbl/STB
• Gas‐oil ratio ebih dari 3,000 scf/STB
• Oil gravitiy lebih ari 50° API
• Komposisi terdiri dari C7+ (12%‐20%), C2 – C6 (35%) dan sisanya
methane
Oil Shrinkage
Wet‐gas reservoir
• Fluida hodrokarbon yang ada dalam reservoir dominan
mengandung fraksi ringan(mol hodrokarbon kecil) disebut gas
basah.
• Cairan yang didapat dari gas basah disebut kondensat sedangkan
gas yang didapat gas alam (natural gas).
• Baik pada saat awal produksi ataupun akhir produksi fluida pada
reservoir dalam keadaan fasa gas.
• Gas oil ratios antara 60,000 dan 100,000 scf/STB
• Stock‐tank oil gravity lebih besar 60° API
• Warna likuid jernih seperti air
• Kondisi separator (pressure dan temperatur) berada pada aera
dua fasa
• T krikondenterm diagram fasanya < T reservir
• Fluida dari separator terdiri atas ±10% mol cairan dan ± 90 mol
fasa gas
Wet‐gas reservoir
Dry‐gas reservoir
• Gas kering terutama terdiri dari Metana dan hanya sedikit
mengadung etana serta kemungkinan propana +.
• Kondisi P dan T reservoir mupun P dan T separator berada pada
daerah fasa gas
• Luasan diagram fasa < luasan diagram fasa gas basah, tetapi garis
dew‐point‐nya lebih panjang daripada wet gas.
Ciri‐ciri gas kering
• Temperatur kritis Tc dan temperature krikondenterm Tct fluida
relatif sangat rendah (jauh dibawah temperatur reservoir)
• Sedikit sekali (hampir tidak ada) cairan yang diperoleh dari
separator produksi di permukaan.
• GOR prudksi biasanya > 100.000 scf/STB, inilahyang embedakan
dari gas basah.
Retrograde gas‐condensate reservoir
• Jika temperatur reservoir berada pada temperatur krtis Tc dan
cricondenterm Tct maka dinamakan retrograde gas condensate
• Perilaku fasa unik dimana penurunan tekanan akan menyebakan
terbentuknya likuid
• Fluida mengadung fraksi berat lebih sedikit dan fraksi ringan lebih
banyak daripada minyak ringan sehingga Tc fluida < Tc minyak
ringan.
Ciri‐ciri
• Gas‐oil ratios antara 8,000 hingga 70,000 scf/STB, biasanya akan
naik seiring waktu karena terproduksikannya komponen berat
• Condensate Oil ravity lebih besar dari 50 API
• Likuid warna bening
Retrograde gas‐condensate reservoir
Near‐critical gas‐condensate reservoir