Anda di halaman 1dari 12

PECOBAAN III

(EXPERIMENT III)

PENENTUAN FILTRASI UNTUK MUD CAKE DAN KADAR


MINYAK DALAM LUMPUR
(DETERMINIGN OF FILTRATION FOR MUD CAKE AND OIL
CONTENT IN MUD)

3.1 Tujuan Percobaan


1. Mempelajari pengaruh komposisi lumpur bor terhadap filtration loss dan
mud cake.
2. Mengenal dan memahami alat-alat dan prinsip kerja filter press.
3. Memahami pengaruh filtrat terhadap formation damage da pengaruh
mud cake terhadap proses pemboran.
4. Memahami cara menentukan kadar minyak dan padatan yang terdapat
pada lumpur pemboran (emulsi).

3.2 Teori Dasar


Ketika terjadi kontak antara lumpur pemboran dengan batuan porous,
batuan tersebut akan bertindak sebagai saringan yang memungkinkan fluida
dan partikel-partikel kecil melewatinya. Fluida yang hilang kedalam
batuan disebut “filtrate”, sedangkan lapisan partikel-partikel besar tertahan
dipermukaan batuan disebut “filter cake”. Proses filtrasi diatas hanya terjadi
apabila terdapat perbedaan tekanan positif kearah batuan. Pada dasarnya
ada dua jenis filtration yang terjadi selama operasi pemboran, yaitu static
filtration dan dynamic filtration. Static filtration terjadi jika lumpur berada
dalam keadaan diam dan dynamic filtration terjadi ketika lumpur
disirkulasikan.
Apabila filtration loss dan pembentukan mud cake, tidak dikontrol,
maka ia akan menimbulkan berbagai masalah, baik selama operasi
pemboran maupun dalam evaluasi formasi dan tahap produksi. Mud cake

38
yang tipis akan merupakan bantalan yang baik antara pipa pemboran dan
permukaan lubang bor. Mud cake yang tebal akan terjepit pipa pemboran
sehingga sulit diangkat dan diputar, sedangkan filtratnya akan menyusup ke
formasi dan dapat menimbulkan damage pada formasi.
Dalam percobaan ini akan dilakukan pengukuran volume filtration
loss dan tebal mud cake untuk static filtration. Standar prosedur yang
digunakan adalah APIRP 13B untuk LPLT (low pressure low temperature).
Lumpur ditempatkan dalam silinder standar yang bagian dasarnya
dilengkapi kertas saring dan diberi tekanan sebesar 100 psi dengan lama
waktu pengukuran 30 menit. Volume filtrate ditampung dengan gelas ukur
dengan cubic centimeter (cc).
Persamaan untuk volume filtrate yang dihasilkan dapat diturunkan dari
persamaan Darcy, persamaannya adalah sebagai berikut:
i
Cc

Vf = A
[ ( )
2k −1
Cm
μ
Δ Pt

(1)
] 2

......................................................

Dimana:
A : Filtration Area.
K : Permeabilitas Cake.
Cc : Volume fraksi solid dalam mud cake.
Cm: Volume fraksi solid dalam lumpur.
P : Tekanan filtrasi.
t : Waktu filtrasi = viskositas filtrat.
Pembentukan mud cake dan filtration loss adalah dua kejadian dalam
pemboran yang berhubungan erat, baik waktu, kejadiannya maupun sebab
dan akibatnya. Oleh sebab itu maka pengukurannya dilakukan secara
bersamaan.
Persamaan yang umum digunakan untuk static filtration loss adalah:

39
0,5
t2

Q2 = Q1 x
()
t1
......................................................................... (2)
Dimana :
Q1 : Fluid loss pada waktu t1.
Q2 : Fluid loss pada waktu t2.

3.3 Alat dan Bahan


3.3.1 Alat
1. Filter Press.
2. Mud mixer.
3. Gelas ukur 50 cc
4. Jangka Sorong.
5. Filter Paper.
6. Stop Watch.

3.3.2 Bahan:
1. Bentonite 22,5 gr.
2. Aquadest 350 cc.
3. Berbagai jenis fluid loss control agent (conditional)
4. Berbagai jenis bahan bakar liquid ( condotional)

Buret Mud Mixer

40
Retort Kit Gelas ukur

Stopwatch Timbangan Digital

Gambar 3.1. Peralatan Percobaan penentuan filtrasi untuk mud cake dan kadar minyak dalam
lumpur

3.4 Prosedur percobaan


3.4.1 Filtrasi dan Mud cake
1. Pembuatan Lumpur :
Membuat lumpur dasar
350 cc aquadest + 22,5 gr bentonite
Lumpur Dasar I : LD(Tidak menggunakan PAC-L)
Lumpur Dasar II : 1gr Spercene+LD

41
2. Mempersiapkan alat filter press dan segera memasang filter paper
serapat mungkin dan meletakan gelas ukur dibawah silinder untuk
menampung fluid filtrate.
3. Menuangkan campuran lumpur ke dalam silinder dan segera
menutup rapat. Kemudian mengalirkan udara dengan tekanan 100
psi
4. Segera mencatat volume filtrate sebagai fungsi dari waktu dengan
stopwatch. Interval pengamatan setiap 2 menit pada 20 menit
pertama, kemudian 5 menit untuk 10 menit selanjutnya. Mencatat
juga volume filtrate pada menit ke 7,5.
5. Menghentikan penekanan udara, membuang tekanan udara dalam
silinder (bleed off), dan menuangkan kembali sisa lumpur dalam
silinder ke dalam breaker.
6. Menenentukan tebal mud cake dengan menggunakan jangka
sorong yang terjadi dan mengukur pH-nya.

3.4.2 Penentuan Kadar Minyak dalam Lumpur


1. Mengambil himpunan retort keluar dari insulator block,
mengeluarkan mud chamber dari retort.
2. Mengisi upper chamber dengan steel wall.
3. Mengisi mud chamber dengan lumpur dan menempatkan kembali
tutupnya, membersihkan lelehan lumpurnya.
4. Menghubungkan mud chamber dengan upper chamber, kemudian
menempatkan kembali ke dalam insulator.
5. Menambahkan setetes wetting agent pada gelas ukur dan
menempatkan dibawah kondensator.
6. Memanaskan lumpur sampai tak terjadi kondensasi lagi yang
ditandai dengan matinya lampu indikator.

Hal-hal yang perlu dicatat selama pengujian berlangsung, adalah :


1. % volume minyak = ml minyak x 10.

42
2. % volume air = ml air x 10.
3. % volume padatan = 100 – (ml minyak + ml air) x 10.
4. gram minyak = ml minyak x 0,8.
5. gram lumpur = lb/gall lumpur x 1,2.
6. gram padatan = gram lumpur – (gram minyak + gram air).
7. ml padatan = 10 – (ml minyak + ml air).
8. SG padatan rata-rata = gram padatan /ml padatan.
9. %berat padatan = (gram padatan/gram lumpur) x 100 %.

3.5 Hasil Pengamatan


Tabel 3.1 Data Hasil Percobaan Penentuan Filtrasi untuk Mud cake dan Kadar Minyak dalam
lumpur
No Kegiatan Hasil Pemgamatan
1. Penentuan Filtrasi  Sumber Tekanan LPLT = 100 Psi
 Temperatur = 28⁰C
A. Sampel Lumpur Standart
 Volume Filtrat = 83 ml
B. Sampel LS additive
 Volume Filtrat = 8,7 ml
2. Penentuan Mud cake A. Sample Lumpur Standart
 Tebal Mud cake =
 pH Lumpur = 10
B. Sampel LS + additive
 Tebal Mud cake = 4,2 mm
 pH Lumpur = 14

3. Penentuan Kadar Minyak  Vtotal =


Dalam Lumpur  Vair =
 Vminyak =
 % Kadar Minyak =

43
3.6 Pembahasan
Batuan reservoir adalah wadah di bawah permukaan bumi yang
mengandung minyak dan gas, sedangkan bila berisi air disebut aquifer. Batu
pasir merupakan batuan yang penting pada reservoir maupun aquifer.
Sekitar 60% dari reservoir minyak terdiri atas batupasir dan 30% terdiri atas
batu gamping dan sisanya batuan lain. Porositas adalah kemampuan untuk
menyimpan, sedangkan permeabilitas atau kelulusan yaitu kemampuan
untuk melepaskan fluida tanpa merusak partikel pembentuk atau kerangka
batuan. [ CITATION MIr05 \l 1033 ]
Lumpur pemboran dapat didefinisikan sebagai semua jenis fluida
(cairan-cairan berbusa, gas dan bertekanan) yang dipergunakan untuk
membantu operasi pemboran dengan membersihkan dasar lubang dari serpih
bor dan mengangkatnya kepermukaan, dengan demikian pemboran dapat
berjalan dengan lancar. [ CITATION Cah15 \l 1033 ]
Filtration Loss adalah kehilangan sebagian fasa cair (filtrate) lumpur
yang masuk formasi permeable. Filtration Loss yang terlalu besar
berpengaruh jelek terhadap formasi maupun terhadap lumpurnya sendiri,
karena dapat menyebabkan terjadinya formation damage (pengurangan
permeabilitas efektif terhadap minyak/gas) dan lumpur akan kehilangan
banyak cairan. Mud cake sebaiknya tipis agar tidak memperkecil lubang bor.
Formation Damage didefinisikan sebagai perubahan besarnya
permeabilitas yang terjadi di sekitar lubang sumur. Penyebab utama
timbulnya kerusakan formasi pada sumur adalah adanya kontak antara
formasi dengan fluida dari luar, dimana fluida ini dapat berupa : fluida
injeksi, lumpur pemboran, fluida kerja ulang, fluida proses stimulasi
(treatment fluid), atau juga fluida formasi itu sendiri jika ternyata
karakteristik reservoir tersebut telah berubah. [ CITATION FIT15 \l 1033 ]
Pada percobaan ini menggunakan alat filter press dengan tiga sampel
yang berbeda. Sampel pertama yaitu lumpur standar dengan komposisi, 350
cc Aqades + 22.5 gr Bentonite + 2.5 gr Na , sampel kedua yaitu lumpur
standar ditambah 10 gr NaOh, sampel ketiga yaitu lumpur standar ditambah

44
10 gr CMC. Setelah semua sampel selesai dibuat, selanjutnya menyiapkan
alat filter press dan memasang filter paper dan meletakkan gelas ukur
dibawah silinder untuk menampung fluida filtrate. Kemudian mengalirkan
udara melalui compressor dengan sumber tekanan LPLT 100 psi dan
temperature 28⁰C selama 30 menit.
Setelah 30 menit, compressor dimatikan dan menuangkan kembali sisa
sampel kedalam mud mixer. Kemudian mencatat volume filtrate, dan volume
filtrate lumpur standar sebesar 83 ml dan volume filtrate lumpur
standar+CMC sebesar 8.7 ml. Lumpur standar memiliki Ph 10 dan lumpur
standar ditambah CMC 14. Terakhir, mengukur tebal Mud Cake lumpur
standard dan lumpur standar ditambah additive CMC, untuk Mud Cake pada
lumpur standar tidak dapat di ukur dikarenakan kesalahan praktikan pada
saat melakukan praktikum, untuk Mud Cake pada lumpur standar dengan
CMC tebal mudcake diukur menggunakan jangka sorong dengan tebal 4.2
mm.
Aplikasi lapangan pada percobaan ini adalah agar kita dapat mengetahui
pengaruh filtrate terhadap formation damage dan pengaruh mud cake
terhadap proses pemboran, karena semakin tebal mud cake maka semakin
tinggi formation damage.

3.5 Discussion
Reservoir rocks are containers beneath the surface of the earth that
contain oil and gas, whereas if they contain water, they are called
aquifers. Sandstone is an important rock in the reservoir and aquifer.
About 60% of the oil reservoir consists of sandstone and 30% consists of
limestone and the rest is other rock. Porosity is the ability to store, while
permeability or graduation is the ability to release fluid without damaging
the forming particles or rock skeletons. (M. Irham Nurdwiyanto, 2005)
Drilling muds can be defined as all types of fluids (foamy liquids,
gases and pressurized) that are used to assist drilling operations by

45
cleaning the bottom of the hole from the drill shale and lifting it to the
surface, thus drilling can run smoothly. (Rosyidan Light, 2015)
Filtration Loss is the loss of part of the liquid phase (filtrate) sludge
that enters the permeable formation. Filtration Loss that is too large has a
bad effect on the formation and the mud itself, because it can cause
formation damage (reduction of effective permeability to oil / gas) and
mud will lose a lot of liquid. Mud cake should be thin so as not to
minimize the drill hole.
Damage Formation is defined as a change in the amount of
permeability that occurs around a wellbore. The main cause of formation
damage to wells is the contact between the formation with fluid from the
outside, where this fluid can be: injection fluid, drilling mud, rework work
fluid, stimulation process fluid (treatment fluid), or also the formation
fluid itself if it turns out to be characteristic the reservoir has changed.
(FITRIANTI, 2015)
In this experiment using a filter press with three different samples.
The first sample is standard mud with composition, 350 cc Aqades + 22.5
gr Bentonite + 2.5 g Na, the second sample is standard mud plus 10 g
NaOh, the third sample is standard mud plus 10 g CMC. After all samples
have been made, then prepare a filter press and install filter paper and
place the measuring cup under the cylinder to accommodate the filtrate
fluid. Then drain the air through the compressor with a LPLT 100 psi
pressure source and a temperature of 28 ° C for 30 minutes.
After 30 minutes, the compressor is turned off and poured the
remaining sample back into the mud mixer. Then record the filtrate
volume, and the standard mud filtrate volume of 83 ml and the standard
mud CMT filtrate volume of 8.7 ml. Standard mud has Ph 10 and standard
mud plus CMC 14. Finally, measuring the thickness of Mud Mud standard
mud and standard mud plus additive CMC, for Mud Cake on standard
mud cannot be measured due to practical errors during practicum, for

46
Mud Cake in mud Standard with CMC mudcake thickness is measured
using a calipers with a thickness of 4.2 mm.
Field application in this experiment is so that we can find out the effect
of filtrate on formation damage and the effect of mud cake on the drilling
process, because the thicker the mud cake, the higher the formation damage.

3.6 Kesimpulan
1. Komposisi lumpur standar dengan penambahan additive CMC meiliki
tebal Mud Cake 4.2 cm
2. Hasil pengamatan dengan filter press untuk lumpur standar yaitu: 83 ml
filtrate dan pH lumpur sebesar 10. Untuk lumpur standar +additive yaitu:
8.7 ml filtrate, pH 14.
3. Mud Cake yang tipis baik digunakan untuk bantalan pipa atau casing,
sedangkan Mud Cake yang tebal dapat menghambat proses pemboran dan
produksi

3.7 Tugas
1. Definisikan istilah-istilah berikut !
Jawab :
a. Mud cake : mud cake adalah lapisan padatan yang melekat pada
dinding lubang bor yang terbentuk dari lumpur pemboran.
b. Filtration loss : kehilangan sebagian fasa cair ( filtrat ) lumpur
kedalam formasi permeable atau poros.
c. Fluid Loss : hilangnya fluida kedalam formasi.
d. Loss Circulation : hilangnya semua atau sebagian lumpur dalam
sirkulsi dan masuk ke formasi.
2. Jelaskan dan sebutkan contoh dari :
a. Low Gravity Solid
b. High Gravity Solid
Jawab :

47
a. Low Gravity Solid : suatu jenis bor fluida yang memiliki kerapatan
lebih rendah dari pada barite yang digunakan untuk cairan
pengeboran.
b. High Gravity Solid : padatan padat seperti barite yang ditambahkan
kelumpur untuk meningkatkan kerapatannya.
3. Jelaskan mekanisme pembentukan mud cake beserta gambar !

Mud cake terbentuk akibat proses sirkulasi lumpur menembus


lapisan sekitar zona formasi produktif yang banyak terdapat batuan
beporos. Maka lumpur tersebut akan menghasilkan padatan. Padatan
tersebut terbentuk juga akibat adanya tekanan hidrostati lumpur dan
tekanan dari reservoir. Padatan tersebut akan menempel di dinding
formasi yang kita kenal dengan mud cake.
4. Jelaskan dampak filtration loss yang tinggi ataupun rendah. Dan
bagimana cara menaggulanginya?
Jawab :
Pengaruh nya adalah jika filtration tinggi dapat menyebabkan
terjadinya circulation dan dapat berpengaruh dalam pembentukan mud
cake. Dan akan menimbulka berbagai macam masalah seperti pada
operasi pemboran.
5. Bila anda seoramg engineer,bagaimana cara mengatasi low gravity
solid,jelaskan !
Jawab :

48
Dengan cara menambahkan zat addictive (untuk meningkatkan
gel strengh,viskositas yang dapat mengurangurangi besarnya filtration
loss dan mencegah kick.
6. Additive apa yang digunankan untuk loss circulation ?
Jawab :
a Bentonite
b Fofet treated lumpur
c Organic collo treate
d Emulsi minyak
e CMC
f lignosulfonat

49

Anda mungkin juga menyukai