(EXPERIMENT III)
40
41
yang tipis akan merupakan bantalan yang baik antara pipa pemboran dan
permukaan lubang bor. Mud cake yang tebal akan terjepit pipa pemboran
sehingga sulit diangkat dan diputar, sedangkan filtratnya akan menyusup ke
formasi dan dapat menimbulkan damage pada formasi.
Dalam percobaan ini akan dilakukan pengukuran volume filtration
loss dan tebal mud cake untuk static filtration. Standar prosedur yang
digunakan adalah APIRP 13B untuk LPLT (low pressure low temperature).
Lumpur ditempatkan dalam silinder standar yang bagian dasarnya
dilengkapi kertas saring dan diberi tekanan sebesar 100 psi dengan lama
waktu pengukuran 30 menit. Volume Filtrate ditampung dengan gelas ukur
dengan cubic centimeter (cc).
Persamaan untuk volume Filtrate yang dihasilkan dapat diturunkan
dari persamaan Darcy, persamaannya adalah sebagai berikut:
i
Cc
Vf = A
(1)
[ ( )
2k −1
Cm
μ
Δ Pt ] 2
....................................................................
Dimana:
A : Filtration Area.
K : Permeabilitas Cake.
Cc : Volume fraksi solid dalam mud cake.
Cm : Volume fraksi solid dalam lumpur.
P : Tekanan filtrasi.
t : waktu filtrasi = viskositas filtrat.
Q2 = Q1 x
()
t1
……………………………………
(2)
Dimana :
Q1 : Fluid loss pada waktu t1.
Q2 : Fluid loss pada waktu t2.
3.3.2 Bahan
1. Bentonite
2. Barite
3. Aquades
4. Berbagai jenis fluid loss control agen (conditional)
5. Berbagai jenis bahan bakar liquid (conditional)
43
Gelas ukur
44
Gambar 3.1. Alat Percobaan Penentuan Filtrasi untuk Mud Cake dan Kadar
Minyak dalam Lumpur
3.4 Prosedur Percobaan
3.4.1 Filtrasi dan Mud cake
1. Pembuatan Lumpur :
Membuat lumpur dasar
350 cc aquadest + 22,5 gr bentonite
Lumpur Dasar I : LD (Tidak menggunakan PAC-L)
Lumpur Dasar II : 1gr Spercene + LD
2. Mempersiapkan alat Filter Press dan segera memasang filter paper
serapat mungkin dan meletakan gelas ukur dibawah silinder untuk
menampung fluid Filtrate.
3. Menuangkan campuran lumpur ke dalam silinder dan segera
menutup rapat.
4. Kemudian mengalirkan udara dengan tekanan 100 psi.
5. Mencatat juga volume Filtrate sebagai fungsi dari waktu dengan
stopwatch. Dengan catatan waktu akhir saat filtrate tidak menetes
lagi ke dalam gelas ukur.
6. Menghentikan penekanan udara, membuang tekanan udara dalam
silinder (bleed off), dan sisa lumpur dalam silinder dituangkan
kembali kedalam mixercup.
7. Menenentukan tebal mud cake dengan menggunakan jangka
sorong.
Tabel 3.1.Hasil Pengamatan Percobaan Penentuan Filtrasi untuk Mud Cake dan
Kadar Minyak dalam Lumpur
No Kegiatan Hasil Pengamatan
1 Penentuan Filtrasi Sumber tekanan LPLT = 100 psia
Temperatur = 28 ℃
A. Sampel Lumpur standart
Volume Filtrat = 15,0 ml
B. Sampel Lumpur standar+Additive
Volume Filtrat = 11,2 ml
2 Penentuan Mud cake A. Sampel Lumpur standart
Tebal Mud Cake = 0.15 mm
pH Lumpur = 8,5
B. Sampel Lumpur standar+Additive
Tebal Mud Cake = 1.3 mm
pH Lumpur = 8,71
3 Penentuan Kadar Minyak Vtotal = 9,2 ml
dalam Lumpur Vair = 8.78 ml
Vminyak = 0.4 ml
% kadar minyak = 4,34 %
47
3.6 Perhitungan
Diketahui : Volume Total = 9.2 ml
Volume Air = 8.78 ml
Volume Minyak = 0.4 ml
Jawab :
Volume Minyak
a) % Volume Minyak = x 100 %
Volume Total
0.4 ml
= x 100%
9.2 ml
= 4.34%
Volume Minyak
b) % Volume Air = x 100 %
Volume Total
8.78 ml
= x 100%
9.2 ml
= 95.43 %
= 0.23 %
Gram padatan
h) SG Padatan rata - rata =
ml padatan
1.256
=
0.02
= 62.8
Gram padatan
i) % Berat Padatan = x 100%
ml padatan
1.256
= x 100%
0.02
= 62.5 %
4
= Reamur = x 28
5
= 22.4oR
9
= Fahrenheit = ( x 28 )+32
3
= 82.4of
= Rankine = 82.4OC + 460
= 542.4o Ra
3.7 Pembahasan
Pengontrolan densitas lumpur sangat penting dalam suatu operasi
pengeboran. Pengontrolan ini bertujuan untuk mengendalikan loss
circulation dan pembentukan mud cake yang berlebihan. Jika fluida lumpur
terlalu banyak hilang ke formasi maka hal pertama yang akan terjadi adalah
pembentukan mud cake yang terlalu tebal sehingga membuat lubang bor
menjadi sempit dan akhirnya pipa bor susah untuk diputar. Pada percobaan
ini kami melakukan percobaan tentang pembentukan mud cake dan
terjadinya filtrasi dengan menggunakan alat filter press, alat filter press yang
digunakan yaitu LPLT atau low pressure low temperature yang bertekanan
100 psi, Pertama kali kami menyiapkan bahan-bahan yang akan digunakan
sebagai sebagai percobaan dan ditimbang menggunakan timbangan digital,
bahan yang digunakan yaitu cmc 4.0 gram, bentonite 22.5 gram,crude oil 10
ml serta air 350 ml yang ditaruh kedalam gelas ukur.
Air sebanyak 350 ml akan diaduk menggunakan mud mixer selama
35 detik, selanjutnya cmc dan bentonite akan ditambahkan ke dalam air pada
detik ke 10 dan 15, selang beberapa detik lalu masukkan crude oil. Hasil
dari campuran ini terdapat gumpalan dan endapan, hal ini mengindikasikan
bahwa cmc yang kami gunakan kurang bagus. Selanjutnya, kami
menyiapkan alat filter press, 2 filter paper digunakan untuk menyaring
diletakkan dibagian dasar tabung filter press, pengujian pada alat ini
dilakukan selama 30 menit dengan tekanan sebesar 100 psi, setelah itu kami
50
3.7 Discussion
LPLT or low pressure low temperature with a pressure of 100 psi, the first
time we prepared the materials to be used as experiments and weighed
using digital scales, the material used is cmc 4.0 gram, bentonite 22.5
grams, 10 ml crude oil and 350 ml water put into a measuring cup.
350 ml of water will be stirred using the mud mixer for 35 seconds,
then cmc and bentonite will be added to the water in the 10th and 15th
seconds, after a few seconds then enter the crude oil. The results of this
mixture are lumps and deposits, this indicates that the cmc we use is not
good. Next, we set up a filter press tool, 2 filter paper used to filter placed at
the bottom of the filter press tube, testing on this tool was carried out for 30
minutes with a pressure of 100 psi, after that we calculated the volume of
filtrate which was accommodated for 10 minutes. The results obtained are
the formation of mud cake with a thickness of 1.3 mm on the paper filter.
The mud cake that was formed was not perfect and thin due to 30 minutes of
testing time.
The next step is to determine the oil content using a retort kit, just
as before the water will be stirred in the mud mixer for 35 seconds, then add
bentonite and crude oil. The tube will be lubricated with grease and the
results of this mixture will be inserted into the mud chamber, the steel wall
is placed in the upper chamber where the function is only steam, then
connect to the condenser which functions to change the vapor phase into
liquid phase and one drop of wetting agent will be added to the glass
measure that has been placed under the condenser, the function of the
wetting agent is to make the boundary between oil and water look clearer.
The mud will be heated until no condensation occurs which is indicated by
the indicator light off, the oil volume obtained is 0.4 ml and the filtrate
produced more water dominant.
The field application of this experiment is specifically for a mud
engineer, because a mud engineer will be responsible for the process of
making drilling mud. The right sludge composition will facilitate the drilling
52
process, due to the vital function of the mud to maintain formation pressure
and circulation.
3.8 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas maka percobaan ini dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Komposisi lumpur harus dikontrol karena jika tidak dikontrol akan
berpengaruh terhadap filtration loss dimana sebagian cairan lumpur akan
masuk ke formasi dan hal ini akan menyebabkan rusaknya formasi,
sedangkan mud cake yang terlalu tebal akan menyebabkan penyempitan
lubang bor.
2. Prinsip kerja dari alat filter press yaitu lumpur yang ditempatkan
didalam silinder dan dibagian bawahnya dilengkapi kertas saringan akan
diberikan tekanan sebesar 100 psi hingga volume filtrat lumpur keluar.
3. Apabila filtrat terlalu banyak hilang kedalam formasi maka akan
merusak formasi dan menyebabkan clay swelling dimana permeabilitas
dari formasi akan berkurang, sedangkan mud cake yang terlalu tebal
akan menyebabkan penyempitan lubang bor sehingga pipa akan sulit
diangkat dan diputar.
4. Cara menentukan kadar minyak dan padatan lumpur yaitu dengan
menggunakan alat retort kit.
3.9 Tugas
1. Definisikan istilah berikut dengan jelas:
a. Mud Cake
b. Filtratin Loss
c. Fluid Loss
Jawab:
53
a. Mud cake adalah padatan yang menempel pada dinding lubang bor
yang terbentuk akibat adanya filtrasi terhadap lumpur yang
disirkulasikan oleh batuan berporous.
b. Filtration loss adalah kehilangan sebagian fasa cair (filtrat) lumpur
kedalam formasi permeable atau kedalam formasi poros.
c. fluid loss adalah suatu campuran padat-cair seperti lumpur berada
dalam kontak dengan media poros seperti dinding lubang bor dengan
adanya tekanan yang bekerja padanya maka akan terjadi perembesan
zat cair kedalam media poros tersebut atau bahasa singkatnya
kehilangan kemampuan mengalir dan berubah bentuk.
Jawab:
Jawab:
Jawab:
Jawab:
Low gravity solid yang tidak terlarut dalam fluida pemboran akan
menimbulkan bahaya untuk fluida pemboran karena akan merubah
properties atau sifat dari lumpur pemboran. Biasanya densitas ideal dari
fluida pemboran adalah 3.8 atau lebih, namun keberadaan low gravity
solid yang berlebihan akan membuat densitas lumpur turun dibawah 3.8.
Beberapa cara untuk meontrol low gravity solid yaitu dengan cara :