Anda di halaman 1dari 15

30

BAB IV
PENGUKURAN PERMEABILITAS

4.1. Tujuan Percobaan


1. Untuk mengetahui cara pengukuran permeabilitas suatu sampel.
2. Untuk mengetahui besarnya permeabilitas dari suatu batuan.
3. Untuk mengetahui permeabilitas dapat menggunakan gas permeameter
4. Untuk mengetahui luas penampang pada core.
5. Untuk mengetahui hubungan permeabilitas terhadap perubahan
tekanan.

4.2. Teori Dasar


Permeabilitas adalah sifat-sifat fisik batuan reservoir untuk dapat
mengalirkan fluida melalui pori-pori yang saling berhubungan tanpa
merusak partikel pembentuk batuan tersebut. Di dalam reservoir fluida
yang mengalir biasanya lebih dari satu macam, sehingga permeabilitas
dapat dibagi menjadi:
 Permeabilitas Absolut
Adalah permeabilitas bila fluida yang mengalir dalam media
berpori terdiri hanya satu macam fluida.

 Permeabilitas Efektif
Adalah permeabilitas bila fluida yang mengalir dalam media
berpori lebih dari satu macam fluida (misal minyak, gas, air).

 Permeabilitas Relatif
Adalah perbandingan antara permeabilitas efektif dengan
permeabilitas absolut.
31

Tabel 4.1.Klasifikasi Permeabilitas

Kualitas Nilai Permeabilitas (darcy)


Sangat Buruk < 1 mD
Buruk 1 mD – 50 mD
Sedang 50 mD – 200 mD
Baik 200 mD – 500 mD
Sangat Baik > 500 mD

Satuan untuk permeabilitas adalah Darcy. Satu Darcy dapat


didefinisikan sebagai kemampuan batuan untuk mengalirkan fluida
sebanyak 1 cc pada luas penampang 1cm2 pada temperatur 1 derajat
celcius pada keadaan 1 atmospheric. Untuk lebih memahami tentang
permeabilitas dapat di lihat pada gambar 4.1.

Gambar 4.1.Model Permeabilitas

Gambar 4.2.Hubungan Ukuran Butiran dengan Permeabilitas


32

Gambar di atas memperlihatkan pengaruh besarnya ukuran butir


terhadap permeabilitas. Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa
ukuran butir yang besar dengan tingkat keseragaman yang bagus akan
memiliki permeabilitas yang besar dan sebaliknya.

Gambar 4.3. Diagram Percobaan Permeabilitas

Penentuan permeabilitas oleh Darcy pada Gambar 4.3 merupakan


percobaan dengan batuan berbentuk silinder untuk penampang A, panjang
L, dimana batu pasir silinder ini dijenuhi dengan 100% cairan dengan
viskositas µ. Kemudian dengan menutupi sekeliling batuan agar fluida
tidak mengalir melalui dinding tersebut, serta memberi tekanan masuk
sebesar P1 pada ujung sebelah kiri maka terjadi laju aliran sebesar q
(volume persatuan waktu), sedangkan P2 adalah tekanan keluar.
Dari percobaan ini dapat ditunjukkan bahwa q.µ.L/A.(P1-P2) adalah
konstan dan akan sama dengan harga permeabilitas batuan yang tidak
tergantung dari cairan, perbedaan tekanan dan dimensi batuan yang
digunakan. Berdasarkan persamaan diatas dapat ditentukan besarnya
permeabilitas absolut dengan anggapan-anggapan yang dipakai, yaitu:

q..L
k =
A( P1  P2 )
33

Setiap reservoir yang produktif paling sedikit didapatkan dua fasa


fluida pada aliran di dalam reservoirnya. Apabila fasa gas dan minyak
diproduksikan bersama-sama terdapat tiga fasa pada aliran fluida dalam
reservoir tersebut. Rumus-rumus yang berlaku untuk permeabilitas effektif
dan permeabilitas relatif pada fluida multi fasa bila aliran linier horizontal,
steady state dan incompressible, yaitu sebagai berikut:

qo . o .L q g . g .L q . .L
k o = ; kg = ; kw = w w
A( P1  P2 ) A( P1  P2 ) A( P1  P2 )

Permeabilitas relatif :
ko k k
kro = ; krg = g ; krw = w
k k k

Dimana :
qo,qg,qw = laju alir minyak/gas/air, cm3/sec
µo,µg,µw = viscositas minyak/gas/air, cp
ko,kg,kw = permeabilitas effektif minyak/gas/air, fraksi
kro, krg, krw = permeabilitas absolut, darcy

Definisi kuantitatif permeabilitas pertama-tama dikembangkan oleh


Henry Darcy (1856) dalam hubungan empiris dengan bentuk differensial
sebagai berikut:
k dP
V  
 dL
Dimana:
V = kecepatan aliran ( cm/sec )
 = viskositas fluida yang mengalir ( cp )
dP/dL = gradien tekanan dalam arah aliran ( atm/cm )
k = permeabilitas media berpori ( mD )
34

q p
Tanda negatif = -k menunjukkan bila ada penambahan
A l
tekanan dalam satu arah maka arah aliran akan berlawanan dengan arah
dari penambahan tekanan tersebut. Persamaan Darcy di atas tergantung
dari jenis aliran dan kondisinya. Beberapa anggapan yang dipakai untuk
persamaan tersebut adalah:
 Aliran linier horizontal dan steady state
 Fluida satu fasa yang homogen
 Fluida incompressible
 Viscositas fluida yang mengalir konstan
 Kondisi aliran isothermal

Cara penentuan permeabilitas adalah:


1. Dengan permeameter, suatu alat pengukur yang mempergunakan
gas.
2. Dengan penaksiran kehilangan sirkulasi dalam pemboran.
3. Dari kecepatan pemboran. Berdasarkan test produksi terhadap
penurunan tekanan dasar lubang (bottom-hole pressure-decline).

5.3 Peralatan dan Bahan


4.3.1. Peralatan
 core holder dan thermometer
 triple range flowmeter dengan selector valve
 selector valve ( flowmeter selection valve )
 Pressure gauge
 Gas inlet
 Gas outlet
35

4.3.2. Bahan yang digunakan


 Fresh core
 Gas

Gambar 4.4.Core holder

Gambar 4.5.Triple range flow meter

Gambar 4.6.Pressure Gauge


36

Gambar 4.7.Gas inlet

Gambar 4.8.Gas outlet

Gambar 4.9 Rangkaian Gas Permeameter


37

5.4 Prosedur Percobaan


4.4.1. Prosedur Gas Permeameter

1. Pastikan regulating valve tertutup, hubungkan saluran gas inlet.


2. Masukkan core pada core holder.
3. Putar flowmeter selector valve pada tanda “Large”.
4. Buka regulating valve, putar sampai pressure gauge menunjukkan
angka 0.25 atm.
5. Pilih range pembaca pada flowmeter antara 20 – 140 division.
6. Jika pembacaan pada flowmeter di bawah 20, putar selector valve
ke “Medium” dan naikkan tekanan sampai 0.5 atm.
7. Jika pembacaan pada flowmeter di bawah 20, putar selector valve
ke ”Small” dan naikkan tekanan sampai 1.0 atm.
8. Jika flowmeter tetap tidak naik dari angka 20, hentikan percobaan
dan periksa core pada core holder (tentukan kemungkinan-
kemungkinan yang terjadi).
9. Jika flowmeter menunjukkan angka di atas 140 pada ”lange” tebu,
maka permeabilitas core terlalu besar.
10. Percobaan kita hentikan atau coba naikkan panjang core atau
kurangi cross sectional area dari core.
11. Catat temperature, tekanan dan pembacaan flowmeter.
12. Ubah tekanan ke 0.25 atm dengan regulator.
13. Ulangi percobaan sebanyak 3 kali.
14. Perhitungan:
Rumus yang digunakan dalam percobaan ini adalah:

 g Qg L
k
A P

Dimana :
k = Permeabilitas, darcy
g= Viskositas gas yang digunakan (lihat grafik), cp
38

Qg = Flow rate rata-rata (cc/dt) pada tekanan rata-rata,


ditentukan dari grafik kalibrasi.
L = Panjang sampel, cm
A = Luas penampang dari sampel, cm2
P = Pressure gradient, atm (0.25 atm; 0.5 atm; 1 atm)

Catatan : Jika digunakan gas N2 maka Q = 1.0168 udara.


39

4.5. Hasil Analisa dan Perhitungan


Pengukuran Permeabilitas Absolut dengan Gas Permeameter.

 Keadaan 1
Diameter core = 7,6 cm
Panjang core (L) = 9,5 cm
Luas penampang core (A) = 21,423 cm2
Beda tekanan (  P) = 0,25 atm
Beda Tekanan (  P) = 0,25 atm
Flow reading = 5 cm
Laju aliran gas = 23,7 cc/detik
Viscositas gas (  g) = 0,01825 cp
Permeabilitas (k) = 0,649 Darcy

Perhitungan
1
A    D2
4
1
=  3,14  (7,6) 2
4
= 45,34 cm

𝜇𝑔𝑥 𝑞 𝑥 𝐿
𝑔
𝐾=
𝐴𝑥∆𝑝
0,01825𝑥23,7𝑥9,5
=
45,34𝑥0,25
= 0,36 Darcy
40

 Keadaan kedua
Diameter core = 7,6 cm
Panjang core (L) = 9,5 cm
Luas penampang core (A) = 45,34 cm2
Beda tekanan (  P) = 0,5 atm
Flow reading = 8 cm
Laju aliran gas = 41,8 cc/dtk
Viscositas gas (  g) = 0,01825 cp
Permeabilitas (k) = 0,16 darcy

Perhitungan
1
A =   D2
4
1
=  3,14  (7,6cm) 2
4
= 45,34 cm2

𝜇𝑔𝑥 𝑞𝑔𝑥 𝐿
K=
𝐴𝑥∆𝑝
0,01825𝑥41,8𝑥9,5
=
45,34𝑥0,5

= 0,16 Darcy
41

 Pengukuran ketiga
Diameter core = 7,6 cm
Panjang core (L) = 9,5 cm
Luas penampang core (A) = 45,34 cm2
Beda tekanan (  P) = 1 atm
Flow reading = 11 cm
Laju aliran gas = 52,9 cc/dtk
Viscositas gas (  g) = 0,01825 cp
Permeabilitas (k) = 0,20 darcy

Perhitungan
1
A=   D2
4
1
=  3,14  (7,6cm) 2
4
= 45,34 cm2

𝜇𝑔𝑥 𝑞𝑔𝑥 𝐿
K=
𝐴𝑥∆𝑝
0,01825𝑥52,9𝑥9,5
=
45,34𝑥1

= 0,20 darcy
42

4.6. Pembahasan

Seperti yang telah kita ketahui permeabilitas dalam teknik reservoir


digunakan untuk mengetahui kemampuan suatu batuan untuk melewatkan
fluida melalui pori – pori yang saling berhubungan tanpa merusak partikel
pembentuk batuan tersebut. Permeabilitas berbanding lurus dengan
viskositas gas, laju aliran gas dan panjang core, dan juga berbanding
terbalik dengan luas penampang core dan beda tekanan yang bekerja pada
core. Ada tiga macam data yang diberikan dalam percobaan ini, dengan
flow reading, laju aliran gas serta beda tekanan yang berbeda – beda.
Seperti yang terlihat pada tabel dan grafik pada sub bab kesimpulan di
atas.

Tabel 4.2.Data permeabilitas absolute dan 1/  P

Data ke- 1 2 3
K 0,649 0,486 0,305
1/  P 4 2 1

Dari data-data antara permeabilitas (k) dan 1/ΔP pada tabel 4.2. di
atas, kemudian kita plotkan ke dalam suatu grafik menjadi seperti grafik
dibawah ini :

Grafik 4.1 k terhadap 1/ ΔP

1.6
1.4 4, 1.428
2, 1.481
1.2
Perbeability (k)

1
1, 0.939
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 1 2 3 4 5
1/ΔP
43

Pengukuran permeabilitas absolut di atas dengan menggunakan gas


permeameter pada gradien tekanan yang berbeda yaitu 0,25 atm, 0,5 atm,
dan 1 atm. Kemudian, hasil perhitungan permeabilitas yang didapat
diplotkan ke dalam grafik k terhadap 1/ΔP. Dari tabel dan grafik di atas,
dapat dilihat bahwa perjalanan grafik naik turun. Cara pembacaan grafik di
atas adalah dari kanan ke kiri. Pada grafik tampak bahwa permeabilitas
semakin lama semakin menurun, karena semakin besar gradien tekanan
maka permeabilitas absolut dari core akan semakin kecil. Hal ini
disebabkan karena semakin besar tekanan, maka pori-pori batuan akan
semakin kompak, sehingga akan memperkecil kemampuan batuan
reservoir untuk mengalirkan fluida (permeabilitasnya).

Jika diperhatikan hubungan antara permeabilitas (k) terhadap 1/Δ P


adalah berbanding lurus. Hal itu dapat kita lihat pada tabel dan grafik di
atas, semakin kecil nilai 1/ΔP semakin kecil juga nilai permeabilitasnya.
Lain halnya jika kita plotkan nilai permeabilitas (k) terhadap tekanannya
(P) ke dalam suatu grafik, maka arah penurunannya dari kiri ke kanan,
karena hubungan antara permeabilitas (k) dengan tekanan (P) adalah
berbanding terbalik. Semakin tinggi tekanan maka semakin rendah nilai
permeabilitasnya, dan begitu sebaliknya.
44

4.7. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat ditarik suatu
kesimpulan sebagai berikut:
1. Permeabilitas adalah kemampuan batuan untuk melewatkan fluida
tanpa merusak partikel penyusun batuan.
2. Satuan permeabilitas adalah darcy.
3. Dari permeabilitas kita dapat mengetahui sifat-sifat fisik batuan.
4. Di dalam reservoir fluida yang mengalir biasanya lebih dari satu
macam.
5. Permebilitas di pengaruhi oleh viskositas gas, laju aliran gas,panjang
core,luas penampang,dan beda tekanan.

Anda mungkin juga menyukai