Anda di halaman 1dari 10

BAB VI

SIEVE ANALYSIS

6.1. TUJUAN PERCOBAAN


Mengetahui ukuran batuan pasir sehingga dapat menentukan ukuran screen
atau penyaring yang digunakan untuk menjebak batuan pasir untuk tidak ikut
terproduksi bersama fluida.

6.2. TEORI DASAR


Tahap penyelesaian suatu sumur yang menembus formasi lepas
(Unconsolidated) tidak sesederhana seperti tahap penyelesaian dengan formasi
kompak (Consolidated) karena harus mempertimbangkan adanya pasir yang ikut
terproduksi. Seandainya pasir tersebut tidak terkontrol dapat menyebabkan
pengikisan dan penyumbatan pada peralatan produksi. Juga menyebabkan
penyumbatan pada dasar sumur. Produksi pasir lepas ini pada umumnya sensitif
terhadap laju produksi, apabila laju aliranya rendah pasir yang ikut terproduksi
sedikit.
Metode yang umum untuk menanggulangi masalah kepasiran meliputi
penggunaan slotted atau screen liner dan gravel packing. Metode penanggulangan
ini memerlukan pengetahuan tentang distribusi ukuran pasir agar dapat
ditentukan pemilihan ukuran screen dan gravel yang tepat.
Produksi pasir sangat erat kaitannya dengan kestabilan formasi yang
dipengaruhui oleh factor-faktor kecepatan aliran, sementasi batuan, kandungan
lempung formasi dan migrasi butir-butir halus formasi.
Pasir dari formasi yang tidak terkonsolidasi harus segera diatasi untuk
menghindari kerusakan-kerusakan yang lebih mahal seperti penurunan hasil
produksi akibat terendamnya pasir didalam sumur, kerusakan peralatan akibat
sifat pasir, kerusakan pada casing serta erosi. Dengan pengontrolan pasir yang
baik diharapakan efektivitas dan efisiensi peralatan produksi dapat dipelihara
dengan baik sehingga dapat mengoptimalkan hasil produksi.
Ikut terproduksinya pasir ada pada formasi yang kurang stabil
(unconsolidated formation) dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
a. Kecepatan aliran
b. Sementasi batuan
c. Kandungan lempung formasi
d. Migrasi butir-butir halus formasi
e. Kekuatan formasi
f. Laju aliran kritis
6.3. ALAT DAN BAHAN
6.3.1. Alat
1. Torison balance dan anak timbangan.
2. Mortar dan pastle.
3. Tyler sieve ASTM (16,20,40,50,140).

6.3.2. Bahan
1. Sampel core ( pasir)
6.3.3. Gambar Alat

Gambar 5.1. Tyler Sieve ASTM


5.4 PROSEDUR KERJA
Gambar 5.2. Timbangan Digital
6.4. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Menimbang pasir seberat 200 gram.
2. Menumbuk / menggerus pasir tersebut hingga halus.
3. Menyiapkan peralatan sieve analyse dengan terlebih dahulu membersihkan
dari bawah dengan sikat secara hati-hati.
4. Memasukkan pasir yang telah digerus kedalam sieve analyse dengan
ukuran pasir yang paling kasar berada dipaling atas dan yang paling halus
berada dipaling bawah.
5. Menutup penutup sieve analise dan mengencangkan tutupnya.
6. Mengatur timer pada angka 30 dan menggoncangkan pasir tersebut
adengan mengatur kecepatan goncangan.
7. Setelah 30 menit, goncangan dihentikan dan menimbang pasir pada tiap
sieve.
8. Menghitung berat kumulatif dengan cara menambahkan berat pasir tiap
sieve.
9. Membuat grafik antara opening diameter versus persen berat kumulatif
pada kertas semilog.
6.5. HASIL ANALISIS DAN PERHITUNGAN
6.5.1. Hasil Percobaan
Berat Sample = 200 gram
Tabel 6.1
US Sieve Opening Berat Berat % Berat
series No Diameter (mm) (gram) Cumulative (gram) Cumulative

16 1,19 0 0 0%
20 0,84 0,365 0,365 0,18 %
40 0,42 51 51,365 25,6825 %
60 0,25 82 133,365 66,6825 %
140 0,106 51,47 184,835 92,41%
Dasar - 14,53 - -
Berdasarkan grafik semilog, hubungan antara opening diameter Vs %
berat kumulatif. Dari hasil plot didapatkan
1. Opening diameter pada berat kumulatif 50% = D50 = 0,319 mm
2. Opening diameter pada berat kumulatif 40% = D40 = 0,360 mm
3. Opening diameter pada berat kumulatif 90% = D90 = 0,119 mm
Koefisien keseragaman butiran pasir (c) adalah : 3,025

6.5.1. Perhitungan
Berat komulatif
- Sieve Number 16
WK1 = W1 = 0 gram
- Sieve Number 20
WK2 = W1 + W2 = 0,365 gram
- Sieve Number 40
WK3 = W1 + W2 + W3= 51,365 gram
- Sieve Number 60
WK4 = W1 + W2 + W3 + W4 = 133,365 gram
- Sieve Number 140
WK5 = W1 + W2 + W3 + W4 + W5 = 184,835 gram
WKn
% Berat komulatif = x100%
Wtotal
- Sieve Number 16
WK 1 0
% WK1 = x100% = x100% =0%
Wtotal 200
- Sieve Number 20
WK 2 0,365
% WK2 = x100% = x100% = 0,18 %
Wtotal 200
- Sieve Number 40
WK 3 51,365
% WK3 = x100% = x100% = 25,6825 %
Wtotal 200
- Sieve Number 60
WK 4 133,365
% WK4 = x100% = x100% = 66,6825%
Wtotal 200
- Sieve Number 140
WK 5 184,835
% WK5 = x100% = x100% = 92,41%
Wtotal 200

Koefisien keseragaman butiran pasir (c) adalah


𝐷40 0,360
𝑐= = = 3,025
𝐷90 0,119
6.6. PEMBAHASAN
Dalam percobaan, pada prinsipnya hanya melakukan penimbangan sampel
seberat 200 gram. Kemudian dimasukkan kedalam sieve analisis dan
digoncangkan pada kekuatan tertentu selama 30 menit dan setelah itu sampel
yang telah disaring tersebut ditimbang kembali. Pasir yang didapat dari sieve
analisis dapat diklasifikasikan berdasarkan keseragaman besar butirannya.
Saringan tersebut disusun berdasarkan besar-kecilnya luas opening diameter
(1,19; 0,84 ; 0,42 ; 0,106 ) dimana semakin kebawah maka luas opening diameter
semakin kecil.
Dari hasil ukuran opening diameter dengan % berat kumulatif, maka kita
membuat grafik semilog antara opening diameter Vs % berat kumulatif sehingga
didapat grafik berbentuk huruf S.
Didalam percobaan ini mungkin dapat terjadi kesalahan yang diakibatkan
oleh kurang teliti dalam pengukuran timbangan yang kurang tepat, pasir yang
tertinggal dan hilang pada saat pembersihan, pengamatan yang kurang teliti.
Dalam kasus dilapangan, permasalahan terproduksinya pasir ini erat
hubungannya dengan laju alir kritis, yaitu suatu laju aliran fludia reservoir
maksimum dimana jika harga tersebut terlampaui maka pasir akan ikut
terproduksi, pasir dapat menyumbat pada dasar sumur sehingga dapat
menimbulkan kesulitan aliran dari fluida reservoir yang masuk kedalam lubang
sumur.
Dengan mengetahui tentang sieve analysis dapat kita aplikasikan di
lapangan yaitu untuk menetukan ukuran screen lineer dan gravel packing yang
akan digunakan untuk meminimalkan masalah kepasiran.
6.7. KESIMPULAN
1. Koefisien keseragaman butiran pasir adalah 3,025 dimana 3 < C < 5.maka
menurut Schwartz pemilihan yang sedang.
2. Sieve analisis berguna untuk mengatasi problem kepasiran, dimana kita
dapat mengetahui ukuran serta distribusi pasir sehingga dapat ditentukan
pemilihan screen dan gravel packing secara tepat.
3. Lubang screen dan gravel harus lebih kecil daripada ukuran pasir didalam
formasi, hal ini dimaksudkan agar pasir tidak ikut terproduksi.
4. Dengan adanya metode sieve analysis maka, masalah kepasiran dapat
ditangani sehingga aliran minyak dapat ditingkatkan atau paling tidak
dapat mempertahankan angka produksinya.

Anda mungkin juga menyukai