SIEVE ANALYSIS
53
54
abrasi dari pasir, kerusakan pada casingdan liner, serta erosi. Untuk membersihkan
endapan pasir dapat menggunakan macaroni tubing atau carawas over.
Agar produksi pasir dapat senantiasa terkontrol dengan baik, dapat digunakan
tiga metode yaitu: pengurangan drag force, mechanical method resin, dan
consolidated method. Dengan pengontrolan pasir yang baik diharapkan efektivitas
dan efesiensi peralatan produksi dapat dipelihara dengan baik sehingga dapat
mengoptimalkan hasil produksi.
Untuk menghitung distribusi ukuran pasir, digunakan lah koefisien
keseragaman butir pasir (sorting coefficient). Berdasarkan hasil percobaan
Schwartz diperoleh :
Opening diameter berat kumulatif 40%
Sorting Coefficient (SC)=
Opening diameter berat kumulatif 90%
𝑑40
Sorting Coefficient (SC) =
𝑑90
55
5.3.2 Bahan
• Serbuk core
56
Keterangan:
1. Tyler Sieve
2. Electric Sieve Shaker
Gambar 5.1.
Rangkaian Alat Sieve Analysis
Sumber : Laboratorium Analisa Inti Batuan
57
Gambar 5.2
Serbuk core
Sumber : https://www.youtube.com/LabCoreAnalysis
Gambar 5.3
Timbangan digital
Sumber : www.edonilab.com
58
5.5.2. Perhitungan
1. Menghitung % berat kumulatif.
• % berat kumulatif sieve no.16 = (0,6357 / Wtotal) x 100 %
= (0,6357/199,967) x 100%
= 0,317 %
• % berat kumulatif sieve no.20 = (7,0927 / Wtotal) x 100 %
= (7,0927/199,967) x100%
= 0,035 %
• % berat kumulatif sieve no.50 = (105,4577/ Wtotal) x 100 %
= (105,4577/199,967) x 100%
= 52,738 %
• % berat kumulatif sieve no.140 = (193,967/ Wtotal ) x 100 %
= (193,967/199,967) x 100%
= 96,872 %
60
5.6. PEMBAHASAN
Pada minggu ke-2 praktikum Analisa Inti Batuan (AIB) yaitu Sieve
Analysis. Tujuan dilakukannya percobaan ini yaitu untuk mengetahui distribusi
sortasi dari sampel batupasir dan menentukan klasifikasi butiran pasir berdasarkan
plot opening diameter vs berat kumulatif sehingga dapat ditentukan ukuran screen
liner dan gravel pack yang akan digunakan untuk menahan butiran pasir agar tidak
ikut terproduksi.
Sieve analysis adalah penentuan perentase berat butiran agregat yang lolos
dari satu sel sieve (saringan). Pentingnya dilakukan sieve analysis yaitu ketika tahap
penyelesaian suatu sumur yang menembus formasi lepas (unconsolidated) tidak
sesederhana seperti tahap penyelesaian suatu sumur yang menembus formasi
kompak (consolidated), karena harus mempertimbangkan adanya pasir yang ikut
terproduksi bersama fluida produksi. Seandainya pasir tersebut tidak dapat
dikontrol maka dapat menyebabkan pengikisan dan penyumbatan pada alat
produksi serta penyumbatan pada sumur.
Metode dalam penanggulangan kepasiran yaitu menggunakan screen liner
dengan cara memasang casing sampai puncak dari zona produktif kemudian liner
dipasang pada formasi produktif sehingga pasir tertahan oleh screen liner ,
penggunaan gravel pack metode ini digunakan apabila screen liner tidak mampu
menahan terproduksinya pasir dengan cara menginjeksikan gravel pada formasi
produktif di sekeliling casing dan di belakang gravel akan ditahan oleh screen ,
sand consolidation yaitu teknik menginjeksikan resin ke dalam formasi di mana
resin diharapkan dapat mengikat butir pasir, dan resin coated gravel pack yaitu
teknik dengan menginjeksikan resin pembungkus gravel ke dalam formasi dimana
resin diharapkan akan membentuk jaringan batu pasir sintetis yang sangat
permeabel
Percobaan ini menggunakan alat-alat diantaranya sieve shaker, timbangan
digital, wadah, dan gelas. Bahan yang digunakan yaitu sebuk core. Prinsip kerja
yang digunakan yaitu mengayak butiran pasir dan menimbang berat kumulatifnya
pada setiap ukuran mesh.
63
Langkah kerja yang dilakukan pada praktikum kali ini dimulai dengan
melakukan penimbangan sampel seberat 200 gram. Kemudian dimasukkan
kedalam sieve. Dimana sieve disusun secara vertikal dan pada setiap series sieve
tersebut memiliki jumlah lubang yang berbeda. Misalnya, tertulis series nomor 40
maksudnya adalah terdapat 40 lubang dalam setiap inch2. Dimana ukuran saringan
lubang terbesar diletakkan paling atas, dan seterusnya. Ke bawah makin kecil
ukuran lubangnya. Kemudian sampel ditempatkan pada bagian teratas (ukuran
lubang screen terbesar). Lalu ditempatkan pada alat pengguncang dan
digoncangkan pada kekuatan tertentu selama 30 menit. Selanjutnya pasir akan
terpisah berdasarkan ukuran butirnya. Butiran pasir yang tertinggal pada masing-
masing ukuran saringan itu kemudian ditimbang dan ditentukan persen berat
kumulatifnya. Kemudian membuat grafik semilog antara opening diameter Vs %
berat kumulatif.
Pada percobaan, didapatkan harga persen berat kumulatif sieve no 16 yaitu
0,317%, sieve no 20 yaitu 0,035%, sieve no 50 yaitu 57,738%, sieve no 140 yaitu
96,872% dan sieve no 200 yaiti 100%. Selain itu dari hasil pembacaan garfik
hubungan antara opening diameter vs % berat kumulatif didapatkan D40 (opening
diameter pada berat kumulatif 40%) sebesar 0,13 mm dan harga D90 (opening
diameter pada berat kumulatif 90%) sebesar 0,41 mm.Perhitungan koefisien
keseragaman butir pasir (c) diperoleh dengan melakukan perbandingan antara D40
dengan D90. Dimana D40 dan D90 dipilih disebabkan karena berat kumulatif 40%
sudah dianggap mewakili setengahnya berat kumulatif untuk D40. Sedangkan D90
dipilih karena berat kumulatif 90% sudah dianggap mewakili berat kumulatif
keseluruhan atau 100%. Dimana 10% sisa dari berat kumulatif tersebut bisa
tertinggal di saringan pada saat percobaan dilakukan.
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai keseragaman butir pasir (c) sebesar
0,31 yang dimana berdasarkan klasifikasi Schwartz termasuk kedalam kategori
Seragam. Schwartz mengklasifikasikannya menjadi: C<3, merupakan pemilahan
yang seragam; 3<c<5, merupakan pemilahan yang sedang; C>5, merupakan
pemilahan yang buruk.
64
Aplikasi lapangan pada percobaan ini yaitu pada aspek reservoir, dapat
dijadikan acuan dalam memperkirakan besarnya porositas maupun permeabilitas,
sebab besar kecilnya porositas salah satunya dipengaruhi oleh sortasi (pemilahan
butir). Pada aspek pemboran, untuk pertimbangan dalam pemilihan ukuran gravel
pack ataupun screen liner. Selain itu juga untuk menganalisa apakah formasi yang
ditembus oleh mata bor (bit) tersebut kompak (consolidated) atau tidak kompak
(unconsolidated). Sedangkan dalam aspek produksi yaitu untuk menentukan laju
produksi yang tepat agar dpat mengurangi terjadinya masalah kepasiran.
65
5.7. KESIMPULAN
1. Tujuan dilakukannya percobaan sieve analysis yaitu untuk mengetahui
distribusi sortasi dari sampel batupasir dan menentukan klasifikasi butiran
pasir berdasarkan plot opening diameter vs berat kumulatif sehingga dapat
ditentukan ukuran screen liner dan gravel pack yang akan digunakan untuk
menahan butiran pasir agar tidak ikut terproduksi.
2. Sieve analysis adalah penentuan perentase berat butiran agregat yang lolos
dari satu sel sieve (saringan).
3. Metode dalam penanggulangan pasir yaitu penggunaan screen liner dan
gravel pack,sand consolidation dan resin coated gravel pack.
4. Percobaan ini menggunakan alat-alat diantaranya sieve shaker, timbangan
digital, wadah, dan gelas. Bahan yang digunakan yaitu sebuk core.
5. Prinsip kerja yang digunakan yaitu mengayak butiran pasir dan menimbang
berat kumulatifnya pada setiap ukuran mesh. Ukuran saringan lubang
terbesar diletakkan paling atas dan seterusnya hingga kebawah
6. Berdasarkan percobaan yang dilakukan didapatkan data kuantitatif
sebagai berikut:
• % berat kumulatif sieve no 16 = 0,317%
• % berat kumulatif sieve no 20 = 0,035%
• % berat kumulatif sieve no 50 = 52,738%
• % berat kumulatif sieve no 140 = 96,872%
• % berat kumulatif sieve no 200 = 100%
• C = 0,31
7. Hasil percobaan sieve analysis menunjukkan bahwa sampel core batupasir
yang digunakan memiliki pemilahan butiran yang seragam menurut
klasifikasi Schwartz.
8. Schwartz mengklasifikasikannya menjadi: C<3, merupakan pemilahan
yang seragam; 3<c<5, merupakan pemilahan yang sedang; C>5, merupakan
pemilahan yang buruk
9. Aplikasi lapangan pada percobaan ini yaitu pada aspek reservoir, dapat
dijadikan acuan dalam memperkirakan besarnya porositas maupun
66