Disusun oleh :
Mei Lina Hikmawati (5111420023)
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2023
DATA CAMPURAN AGREGAT HALUS DAN AGREGAT KASAR
2. Tujuan
B. DASAR TEORI
Gradasi atau susunan butir adalah distribusi dari ukuran agregat. Agregat
adalah butiran mineral yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam
campuran mortar (adukan) dan beton atau dapat didefinisikan sebagai bahan
yang dipakai sebagai pengisi dan dipakai bersama dengan bahan perekat dan
membentuk suatu massa yang keras dan padat menyatu yang disebut beton.
b. 1 set saringan diameter 1; 50; 38,1; 19; 9,5; 4,75; 2,36; 1,18; 0,6; 0,3;
0,15; pan
d. Stopwatch 1 buah
Gambar 3C. Stopwatch
e. Cawan 1 buah
Tidak
0.25 mm Antara 80 – 90% 72.21%
Memenuhi
E. KESIMPULAN
1. Modulus kehalusan butir agregat kasar = 7.14 tergolong tidak normal
karena butirannya teralu besar. Jika dilihat dari persyaratan agregat kasar
dalam SK SNI S-04-1989-F yaitu;
a) Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir keras dan tidak berpori;
b) Agregat kasar yang butirannya pipih hanya dapat digunakan jika butir-
butir pipihnya tidak melampaui 20% dari berat butir seluruhnya;
c) Butir-butir agregat kasar harus kekal, artinya tidak pecah atau hancur
oleh pengaruh cuaca;
d) Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% terhadap
berat keringnya. Jika kadar lumpur agregat kasar melampaui 1% maka
agregat harus dicuci terlebih dahulu sebelum digunakan;
e) Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak
beton seperti zat-zat yang reaktif terhadap alkali;
f) Nilai modulus kehalusan agregat kasar berada pada rentang 6.0 – 7.1
2. Modulus kehalusan butir agregat halus = 0.86 dari hasil pemeriksaan
tersebut modulus kehalusan belum memenuhi syarat SK SNI S-04-1989-F.
Modulus kehalusan butir agregat halus harus berada di antara 1.5 – 3.8.
Apabila diayak dengan susunan ayakan yang ditentukan harus masuk salah
satu daerah susunan butir menurut zona 1, 2, 3, atau 4 dan harus memenuhi
syarat sebagai berikut:
a) Sisa di atas ayakan 4,8 mm dengan maksimal 2% dari berat
b) Sisa di atas ayakan 1,2 mm dengan maksimal 10% dari berat
c) Sisa di atas ayakan 0,30 mm dengan maksimal 15% dari berat
Berdasarkan diagram gradasi agregat kasar, terlihat bahwa agregat
kasar pada percobaan tersebut terlalu banyak butiran yang terlalu besar
karena grafik distribusi butir agregat kasar berada di luar batas atas dan
bawah yang sudah ditentukan yaitu pada saringan berdiameter 2,36 mm
hingga 9,5 mm. Sedangkan berdasarkan diagram gradasi agregat halus,
terlihat bahwa agregat halus pada percobaan tersebut belum memenuhi
syarat gradasi normal yang sudah ditentukan yaitu pada sisa saringan
berdiameter 4.75 mm, 1.18 mm, dan 0.3 mm.
F. SARAN
Pada hasil analisa gradasi campuran ini dapat dilihat bahwa modulus
kehalusan gradasi agregat halus belum memenuhi syarat SK SNI S-04-
1989-F. Dan, modulus kehalusan gradasi agregat kasar belum sesuai dengan
SK SNI S-04-1989-F karena terlalu kasar sehingga hasil komposisi
campuran beton yang direncanakan belum sesuai standar. Oleh karena itu,
pada saat memilih agregat kasar diperlukan keahlian lebih agar hasilnya
sesuai.
G. REFERENSI
- SK SNI S-04-1989-F : Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A
(Bahan Bangunan Bukan Logam)