Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM HASIL ANALISA

PERHITUNGAN UJI GRADASI CAMPURAN


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Laboratorium Desain
Perkerasan Jalan yang diampu oleh :

Untoro Nugroho, S.T., M.T.


Farhan Sholahudin, S.ST., M.T.

Disusun oleh :
Mei Lina Hikmawati (5111420023)

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2023
DATA CAMPURAN AGREGAT HALUS DAN AGREGAT KASAR

PERCOBAAN ANALISA GRADASI CAMPURAN

A. Maksud dan Tujuan


1. Maksud
Pengujian ini dimaksudkan sebagai dasar penentuan komposisi agregat
halus dan agregat kasar yang baik sebagai komposisi campuran beton
yang sesuai dengan standar.

2. Tujuan

Dapat menggambarkan grafik analisa gradasi campuran dari data hasil


analisa saringan agregat kasar dan agregat halus.

B. DASAR TEORI
Gradasi atau susunan butir adalah distribusi dari ukuran agregat. Agregat
adalah butiran mineral yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam
campuran mortar (adukan) dan beton atau dapat didefinisikan sebagai bahan
yang dipakai sebagai pengisi dan dipakai bersama dengan bahan perekat dan
membentuk suatu massa yang keras dan padat menyatu yang disebut beton.

Gradasi agregat juga dapat diartikan sebagai pengelompokkan agregat


dengan ukuran yang berbeda sebagai persentase dari total agregat atau
persentase kumulatif butiran yang lebih kecil atau lebih besar dari masing -
masing seri dan bukan saringan.
C. ALAT – ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN
1. Alat – alat

b. 1 set saringan diameter 1; 50; 38,1; 19; 9,5; 4,75; 2,36; 1,18; 0,6; 0,3;
0,15; pan

Gambar 1c. Set Saringan

c. Mesin Ayakan 1 buah

Gambar 2c. Mesin Ayakan

d. Stopwatch 1 buah
Gambar 3C. Stopwatch

e. Cawan 1 buah

Gambar 4C. Cawan

f. Timbangan ketelitian 1 gram 1 buah

Gambar 5C. Timbangan ketelitian 1 gram


2. Bahan
- Agregrat Kasar (kerikil) 2 kg
- Agregrat Halus (Pasir) 2 kg

Gambar 2.1.C. Agregrat Kasar(Kerikil) dan Agregrat


Halus (Pasir)

D. HASIL PENGUJIAN DAN PENGOLAHAN DATA


Pada praktikum uji gradasi campuran ini dihasilkan dari hasil pengujian
gradasi agregat halus dan gradasi agregat kasar.
Tabel 1. Gradasi Campuran (Gradasi Agregat Halus dan Kasar)

Diameter Berat Komulatif Lolos


Ayakan Pasir Kerikil (2) x (P) (3) x (K) (4) + (5)
(mm) (%) (%)
1 2 3 4 5 6
50 100.00 100.000 35.0 65.0 100.0
38.1 100.00 100.000 35.0 65.0 100.0
19 100.00 75.570 35.0 49.1 84.1
9.5 95.99 8.270 33.6 5.4 39.0
4.75 88.98 0.640 31.1 0.4 31.6
2 77.39 0.488 27.1 0.3 27.4
1.18 65.79 0.478 23.0 0.3 23.3
0.6 47.13 0.465 16.5 0.3 16.8
0.3 27.79 0.313 9.7 0.2 9.9
0.15 13.93 0.265 4.9 0.2 5.0

Tabel 2. Sisa di atas Saringan Berdasarkan Percobaan (Agregat Halus)

Tertahan di atas Syarat PBI Hasil


Kesimpulan
Saringan 1971 Pemeriksaan

4 mm Min 2% berat 11.02% Memenuhi

1 mm Min 10% berat 34.21% Memenuhi

Tidak
0.25 mm Antara 80 – 90% 72.21%
Memenuhi

Tabel 3. Perhitungan Modulus Halus Butir (MHB)


Berat kumulatif
No tertahan
Kasar Halus
50 0.00 0.00
38.1 0.00 0.00
19 24.43 0.00
9.5 91.73 4.01
4.75 99.36 7.01
2 99.51 11.59
1.18 99.52 11.60
0.6 99.54 18.66
0.3 99.69 19.34
0.15 99.74 13.86
Jumlah 713.51 86.07
MHB 7.14 0.86

Gambar 1.Grafik Hasil Analisa Gradasi Campuran


Diameter Berat Komulatif Lolos
Ayakan Pasir Kerikil (2) x (P) (3) x (K) (4) + (5)
(mm) (%) (%)
1 2 3 4 5 6
50 100,00 100,000 35,0 65,0 100,0
38,1 100,00 100,000 35,0 65,0 100,0
19 100,00 75,570 35,0 49,1 84,1
9,5 95,99 8,270 33,6 5,4 39,0
4,75 88,98 0,640 31,1 0,4 31,6
2 77,39 0,488 27,1 0,3 27,4
1,18 65,79 0,478 23,0 0,3 23,3
0,6 47,13 0,465 16,5 0,3 16,8
0,3 27,79 0,313 9,7 0,2 9,9
0,15 13,93 0,265 4,9 0,2 5,0
Tabel 1. Gradasi Campuran (Gradasi Agregat Halus dan Kasar)

Keterangan: P = Persentase Pasir terhadap Kerikil (40%)

K = Persentase Kerikil terhadap Pasir (60%)

Dari grafik analisa distribusi campuran pada gradasi campuran,


memberikan hasil bahwa gradasi campuran terdapat diantara zona 2 dan
zona 3.

E. KESIMPULAN
1. Modulus kehalusan butir agregat kasar = 7.14 tergolong tidak normal
karena butirannya teralu besar. Jika dilihat dari persyaratan agregat kasar
dalam SK SNI S-04-1989-F yaitu;
a) Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir keras dan tidak berpori;
b) Agregat kasar yang butirannya pipih hanya dapat digunakan jika butir-
butir pipihnya tidak melampaui 20% dari berat butir seluruhnya;
c) Butir-butir agregat kasar harus kekal, artinya tidak pecah atau hancur
oleh pengaruh cuaca;
d) Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% terhadap
berat keringnya. Jika kadar lumpur agregat kasar melampaui 1% maka
agregat harus dicuci terlebih dahulu sebelum digunakan;
e) Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak
beton seperti zat-zat yang reaktif terhadap alkali;
f) Nilai modulus kehalusan agregat kasar berada pada rentang 6.0 – 7.1
2. Modulus kehalusan butir agregat halus = 0.86 dari hasil pemeriksaan
tersebut modulus kehalusan belum memenuhi syarat SK SNI S-04-1989-F.
Modulus kehalusan butir agregat halus harus berada di antara 1.5 – 3.8.
Apabila diayak dengan susunan ayakan yang ditentukan harus masuk salah
satu daerah susunan butir menurut zona 1, 2, 3, atau 4 dan harus memenuhi
syarat sebagai berikut:
a) Sisa di atas ayakan 4,8 mm dengan maksimal 2% dari berat
b) Sisa di atas ayakan 1,2 mm dengan maksimal 10% dari berat
c) Sisa di atas ayakan 0,30 mm dengan maksimal 15% dari berat
Berdasarkan diagram gradasi agregat kasar, terlihat bahwa agregat
kasar pada percobaan tersebut terlalu banyak butiran yang terlalu besar
karena grafik distribusi butir agregat kasar berada di luar batas atas dan
bawah yang sudah ditentukan yaitu pada saringan berdiameter 2,36 mm
hingga 9,5 mm. Sedangkan berdasarkan diagram gradasi agregat halus,
terlihat bahwa agregat halus pada percobaan tersebut belum memenuhi
syarat gradasi normal yang sudah ditentukan yaitu pada sisa saringan
berdiameter 4.75 mm, 1.18 mm, dan 0.3 mm.

F. SARAN
Pada hasil analisa gradasi campuran ini dapat dilihat bahwa modulus
kehalusan gradasi agregat halus belum memenuhi syarat SK SNI S-04-
1989-F. Dan, modulus kehalusan gradasi agregat kasar belum sesuai dengan
SK SNI S-04-1989-F karena terlalu kasar sehingga hasil komposisi
campuran beton yang direncanakan belum sesuai standar. Oleh karena itu,
pada saat memilih agregat kasar diperlukan keahlian lebih agar hasilnya
sesuai.
G. REFERENSI
- SK SNI S-04-1989-F : Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A
(Bahan Bangunan Bukan Logam)

Anda mungkin juga menyukai