Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BETON

ANALISIS AYAKAN PASIR

Dosen pegampu:
Syahreza Alvan,ST.,M.SI.,IPM
Muhammad Qarinur,ST.,M.ENG

Disusun Oleh :

Kelompok 1:
1. Yosi Siona Siagian 5223111026
2. Lastri Deviana Naibaho 5223111031
3. Rachel Angel Samosir 5223311002
4. Maulana Saputra 5223311001
5. Muhammad Ferdiansyah 5222411008
6. Reovando Hutabalian 5222411013

FAKULTAS TEKNIK
PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
T.A 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga kami berhasil menyelesaikan laporan
" PENGUJIAN BETON" yaitu menguji ayakan pasir.
Ucapan terima kasih tidak lupa saya sampaikan kepada Bapak Syahreza
Alvan,ST.,M.SI.,IPM dan Bapak Muhammad Qarinur,ST.,M.Eng. selaku dosen mata
kuliah yang bersangkutan, dan semua pihak yang telah membantu sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas praktek pada mata kuliah ini.
Saya berharap makalah ini dapat menjadi sumber referensi untuk menambah
pengetahuan para pembaca makalah ini. Saya berharap juga saran agar penyusunan
makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi penulisannya, berhubung karena tidak ada
yang sempurna di dunia.

Medan,16 september 2022

Kelompok 1

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4

A. Latar Belakang (Teori)......................................................................................................4

B. Tujuan Praktikum..............................................................................................................4

BAB II ALAT DAN BAHAN...................................................................................................5

A. Alat....................................................................................................................................5

B. Bahan.................................................................................................................................6

BAB III PROSEDUR PERCOBAAN.......................................................................................7

BAB IV DATA HASIL PERCOBAAN....................................................................................9

BAB V ANALISIS DATA......................................................................................................11

BAB VI PENUTUP.................................................................................................................15

A. kesimpulan.......................................................................................................................15

B. Saran................................................................................................................................15

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang (Teori)

Keadaan gradsi suatu agregat sangat mempengaruhi kekuatan dan keekonomisan


suatu beton. Agregat dengan gradasi yang homogen dikatakan bergradasi jelek dan tidak
bisa dipakai sebagai campuran beton. Karena dengan perbutiran yang homogeny akan
banyak ruanng-ruang kosong atau celah diantara agregat tersebut. Ruang kosong ini
dengan sendirinya akan terisi olch semen, sehingga pemakaian semen akan berlebihan
dan pembiayaan menjadi tidak ekonomis juga ditinjau dari sifat semen yang menyusut
bila mengering sehingga partikel-partikel tidak terikat dengan baik yang mengakibatkan
timbulnya kerapuhan atau retak.
Jadi agregat yanga baik untuk beton adalah agregat dengan butiran yang bervariasi
karena ruang-ruang kosong antara partikel akan terisi oleh partikel yang lebih kecil dan
semen akan mengisi ruangan yang tidak terisi oleh ruangan yang lebih kecil, sehingga
pemakaian semen bisa lebih hemat dan yang lebih penting pengukatan partikel oleh
semen dapat berlangsung dengan baik.
Derajat kehalusan (kekerasan) suatu agregat ditentukan oleh modulus kehalusan
atau fineness modulus.
 Pasir Halus 2,20 FM 2,60
 Pasir Sedang 2,60 FM 2,90
 Pasir Kasar 2,90 FM 3.20

B. Tujuan Praktikum
1. Menentukan persentase analisis ayakan pada pasir.
2. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengujian Beton.
3. Menentukan gradasi /distribusi perbutiran pasir.
4. Mengetahui fineness modulus (kehalusan).

4
BAB II
ALAT DAN BAHAN

A. Alat
Alat yang digunakan dalam menentukan analisa ayakan pasir.
1. Timbangan.

2. Satu set ayakan nomor 4,8,16,30,50,100,&200.

3. Pan dan cover.

4. Shaker machine.

5
5. Kuas.

6. Sekop.

7. Wadah stenless.

B. Bahan
Pasir dengan berat mula mula 1000 gram/ sampel.

6
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

1. Ambil pasir yang telah kering oven.

2. Sediakan pasir sebanyak 2 sampel masing-masing sebanyak 1000 gr dengan

menggunakan sampel spliter.

3. Susun ayakan berturut-turut dari atas kebawah : No.200, No.100, No.50, No.30,
No.16, No.8, No.4 dan pan.

No.4

No.8

No.16

No.30

No.50

No.100

7
No.200

4. Tempatkan susunan ayakan tersebut diatas shieve sheker machine.

5. Masukkan sampel I ayakan yang paling atas lalu ditutup.

6. Mesin dihidupkan selama 5 (Lima) menit.


7. Timbang sampel yang tertahan pada masing-masing ayakan.
8. Lakukan sampel di atas untuk percobaan II.

BAB IV
DATA HASIL PERCOBAAN

8
Berikut ini adalah tabel hasil percobaan pada analisis ayakan pasir:
Berat fraksi tertahan
Ayakan Sampel 1 Sampel 2 Rata-Rata

No.4 24 12 18
No.8 32 32 32
No.16 50 58 54
No.30 78 80 79
No.50 106 112 109
No.100 130 136 133
No.200 60 52 56
Pan 20 18 19
Total 500 500 500

AYAKAN SAMPEL 1 SAMPEL 2


No.4

No.8

No.16

No.30

No.50

No.100

9
No.200

Pan

BAB V
ANALISIS DATA

A. PERHITUNGAN

 Untuk berat yang tertahan (tertinggal) pada ayakan

10
B=P/Qx100%

Dimana: B=% berat tertahan pada ayakan


P=Berat agregat pada ayakan
Q=Berat total smpel

 Dari sampel rata-rata kita memperoleh FM (fineness modulus) sebagai


berikut:

FM=∑% kumulatif tertahan/100

 (%) kumulatif tertahan ayakan

 (%) Kumulatif Tertahan = % great tertahan+% great tertahan berikutnya

 (%) Kumulatif Lolos Saringan 100 %-(%) Kumulatif Tertahan

1. TABEL PERHITUNGAN
Berat tertahan(gr) Kumulatif
Diameter Sampel Sampel Berat %Berat %Kumulatif %Kumulatif
Ayakan I II Total Bertahan
Tertahan Lulus
9.50(3/8-in) 0 0 0 0 0 100
4.75(No.4) 24 12 36 3,6 3,6 96,4
2.36(No.8) 32 32 62 6,4 10 90
1.18(No.16) 50 58 108 10,8 20,8 79,2
0.60(No.30) 78 80 158 15,8 36,6 63,4
0.30(No.50) 106 112 218 21,8 58,4 41,6
0.15(No.100) 130 136 266 26,6 85 15
0.075(No.200 60 52 112 11,2 96,2 3,8
)
Pan 20 18 38 3,8 0 0
Total 500 500 1000 1000 310,6 389,4
FM 3,106

2. TABEL HASIL ANALISIS SARINGAN AGREGAT

11
Ukuran lubang Berat Prasentase Presentase Kumulatif
Ayakan(mm) Bertahan berat
Kumulatif Lolos
(gr) tertahan(%)
saringan(%)
Tertahan(%)
(1) (2) (3) (4) (5)
4.75(No.4) 36 3,6 3,6 96,4
2.36(No.8) 62 6,4 10 90
1.18(No.16) 108 10,8 20,8 79,2
0.60(No.30) 158 15,8 36,6 63,4
0.30(No.50) 218 21,8 58,4 41,6
0.15(No.100) 266 26,6 85 15
0.075(No.200) 112 11,2 96,2 3,8
Pan 38 3,8 0 0
Jumlah 1000 1000 310,6 389,4
Angka kehalusan(FM) 3,106

FM=3,106

B. TABEL PENENTUAN ZONA


Lubang Persen Berat
Ayakan Butiran Yang Lewat
Ayakan
ZONA 1 ZONA 2 ZONA 3 ZONA 4
(mm)
10 100 100 100 100
4.8 90-100 90-100 90-100 90-100
2.4 60-95 60-95 60-95 60-95
1.2 30-70 30-70 30-70 30-70
0.6 15-34 15-34 15-34 15-34
0.3 5-20 5-20 5-20 5-20
0.15 0-10 0-10 0-10 0-10

12
13
14
BAB VI
PENUTUP

A. kesimpulan
Berdasarkan hasl pengujian analisa ayakan pasir diperoleh nilai fineness modulus
(FM) sebesar 3,106. Menurut aturan Peraturan Beton Indonesia (PBI) 1971, fineness
modulus (FM) pasir kasar diantaranya 2,90 < FM< 3,20. Maka dapat disimpulkan
bahwa material pengujian analisa ayakan pasir ini digolongkan ke dalam pasir kasar
zona 3.

B. Saran
Saran yang dapat diberikan pada pelaksanaan pemeriksaan analisa ayakan pasir
yaitu:

1. Pada saat pengayakan harus menggunakan pasir yang kering supaya proses
pengayakan nya berjalan dengan cepat.
2. Partikel besar (batu krikil kecil) jangan dimasukan ketika proses pengayakan.
3. Perlunya ditambahkan beberpa kelengkapan alat seperti kuas, sekop kecil,
wadah,dan ember didalam modul.
4. Sebaiknya prosedur praktikum dilakukan dengan baik dan benar agar agregat
tidak terbuang dan tertinggal saat dilakukan pengayakan.

15
16

Anda mungkin juga menyukai